Вы находитесь на странице: 1из 5

Patofisiologi Varisella Varissella dikatakan sebagai infeksi akut primer karena pada kontak pertama virusvarisella zoster dengan

manusia menyebabkan penyakit varisella zosteratau cacar air.Penderita dapat sembuh atau penderita sembuh dengan virus yang menjadi laten (tanpamanifestasi klinis) dalam ganglion dorsalis, jika kemudian terjadi reaktivitas maka virusvarisella zoster akan menyebabkan penyakit herpes zoster.Setelah VZV masuk melalui saluran pernapasan atas, atau setelah penderita berkontak dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksi mula-mula terjadipada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian menyebar dan terjadi viremia primer.Pada Viremia primer ini virus menyebar melalui peredaran darah dan system limfa ke hepar,dan berkumpul dalam monosit/makrofag, disana virus bereplikasi, pada kebanyakan kasusvirus dapat mengatasi pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia sekunder. Padaviremia sekunder virus berkumpul di dalam Limfosit T, kemudian virus menyebar ke kulitdan mukosa dan bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai dengan lesi varisela.Permulaan bentuk lesi mungkin infeksi dari kaliper endotel pada lapisan papil dermismenyebar ke sel epitel dermis, folikel kulit dan glandula sebasea, saat ini timbul demam danmalaise, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktubeberapa jam berubah menjadi vesikel (8-12 jam).Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratumkorneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam Gambaranvesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan air mata/embun tear drops. Cairan dalam vesikel kecil mula-mula jernih, kemudian vesikel berubah menjadi besar dan keruh akibat sebukan sel radang polimorfonuklear lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi absorpsi dari cairan dan lesimulai mengering dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu tergantung pada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsurangsurhilang. Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, salurankemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta, vesikel-vesikel akanpecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian sembuh dengan cepat. Karena lesi kulitterbatas terjadi pada jaringan epidermis dan tidak menembus membran basalis, makapenyembuhan kirakira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi.

PATOFISIOLOGI Varisella primer disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang merupakan herpes virus. Penyebaran dapat melalui sekresi lendir pernafasan ke saluran nafas, ataupun kontak dengan kulit penderita langsung. Infeksi paling awal terjadi pada konjungtiva atau mukosa saluran pernafasan bagian atas . Virus bereplikasi di kelenjar getah bening selama 2 4 hari dan disertai dengan penyebaran virus melalui darah setelah 4 6 hari inokulasi. Virus akan bereplikasi di hati, limpa, dan organ lainnnya. Penyebaran virus kedua melalui darah akan berakhir di kulit setelah 14 16 hari pemaparan virus, dan menyebabkan kelainan kulit. Beberapa kondisi berat yang mungkin terjadi adalah infeksi di otak, hati dan paruparu. Masa inkubasi virus selama 10 21 hari, penderita dapat menularkan sejak 1 2 hari

sebelum kelainan kulit timbul sampai lesi kulit mengering (5 6 hari dari awal lesi kulit pertama timbul ). Walaupun imunitas akan terbentuk setelah infeksi ini, dari beberapa laporan ditemukan adanya infeksi kembali dari virus yang sama. FREKUENSI Pada masa sebelum vaksinasi disbarluaskan insidensi pada tahun 1988 1994 didapatkan 95,5% orang dewasa 20 25 tahun, 98,8% usia 30 39 tahun, 99,6% usia > 40 tahun telah kebal terhadap virus ini. Sehingga pada tahun 2000 vaksinasi dilakukan untuk melindungi anak dengan usia 19 35 bulan, sehingga terjadi penurunan yang signifikan terhadap angka kejadian varisella di usia-usia tersebut. Varisella menyebar secara mendunia, tetapi pada masing-masing negara memiliki insidensi yang berbeda bergantung suhu, musim. Insidensi cacar air tidak memiliki predileksi usia dan paling sering terjadi pada anak-anak usia 3 6 tahun. MORTALITAS / MORBIDITAS Angka kesakitan diakibatkan oleh penyebaran virus dalam darah, infeksi otak dan selaputnya, adanya infeksi bakteri, dan infeksi paru-paru. Komplikasi lainnya berupa rendahnya jumlah trombosit, infeksi pada sendi, infeksi hati dan infeksi ginjal. Pada wanita hamil, infeksi varisela pada usia kehamilan 20 minggu akan menyebabkan kelainan kongenital pada bayi termasuk atrofi anggota gerak, abnormalitas saraf dan mata, dan juga retardasi mental. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita cacar air beberapa hari sebelum kelahiran atau 2 hari setelah lahir dapat menimbulkan disseminated varicella neonatorum. Lesi perdarahan di hati dan paru-paru merupakan potensi terjadinya kematian. KLINIS Timbulnya penderita cacar air biasanya disertai dengan adanya infeksi pada orangorang disekitarnya, bahkan pada satu daerah. Perlu di ketahui pula status imunisasi pada anak tersebut, atau cacar air sebelumnya. Gejala yang mungkin timbul berupa : Demam Kelemahan tubuh Mual Nyeri kepala Lesi kulit yang berbentuk bentolan berisi air, sangat gatal, yang biasanya berawal dari badan dan menyebar keluar (muka, kepala, anggota gerak). Lesi dapat juga terjadi di tenggorokan PEMERIKSAAN FISIK

Diagnosis ditegakkan dengan melihat lesi kulit yang khas, berupa : Lesi klasik berupa air mata berbentuk oval dengan kemerahan pada kulit bagian dasarnya. Lesi kulit timbul pada tubuh dan wajah, dengan diawali bentola kemerahan yang membesar selama 12 14 hari menjadi besar, berair, berisi nanah dan kering. Lesi biasanya terletak pada sentral tubuh atau anggota gerak bagian proksimal (lengan, paha) dan menyebar ke bawahnya tetapi tidak terlalu banyak. Lesi yang terdapat diseluruh tubuh terdiri atas lesi kulit yang tidak seragam (berbeda stadium erupsinya). Benjolan berair dapat timbul di mukosa (mulut, penis, vagina) membentuk luka yang tidak dalam. Suhu tubuh pasien akan meningkat sampai 39,5 C selama 3 6 hari setelah terbentuknya lesi kulit. Benjolan dapat berdarah. Penyebaran ke kulit lainnya dalam bentuk pengaktifan kembali. Dapat disertai dengan nyeri hati (perut atas kanan), dan disertai badan menjadi kuning. Pemeriksaan terhadap fungsi nafas, saraf pusat, sendi dan tulang karena memungkinkan terjadi infeksi pada organ-organ tersebut. PENYEBAB Human (alfa) herpesvirus 3 (V-Z virus), yang merupakan anggota dari herpes virus. Penyebaran virus ini melalui kontak langsung, penyebaran melalui udara, atau melalui plasenta. PENATALAKSANAAN Pasien harus diisolasikan dari orang lain, begitu juga untuk kebutuhan sehari-harinya. Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala seperti gatal (antihistamindifenhidramin), demam (parasetamol) diperlukan agar mengurangi tingkat berat penyakit. Pemberian obat antivirus berupa acyclovir per oral direkomendasikan dalam 48 jam awal pasien mengeluh gejala cacar air. Pemberian acyclovir per vena di rekomendasikan pada pasien dengan komplikasi berat, gangguan sistem imunitas dan bayi. Pemberian varicella-zooster immuno globulin (VZIG) diberikan kurang dari 96 jam setelah terpapar, yaitu pada : Wanita dengan kehamilan Anak dengan gangguan sistem pertahanan tubuh Bayi baru lahir dengan ibu tertular varicella dalam 5 hari sebelum melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan.

Bayi prematur usia 28 minggu atau lebih muda dengan orangtua tanpa riwayat cacar air sebelumnya. PROGNOSIS Prognosis untuk penderita cacar air tanpa adanya komplikasi sangat baik. Pada penderita dengan infeksi paru angka kematian hingga 10% pada penderita tanpa gangguan sistem pertahanan tubuh, dan angka kematian hingga 30% pada penderita dengan gangguan sistem pertahanan tubuh. Penyakit cacar air (varisela) bisasanya ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau makan, demam, dan gatal-gatal. Menurut dr. H.M. Vinci Ghazali, MBA, MM. dari Kids World, Jakarta, penyebab cacar aiar adalah virus varicellazoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita, atau melalui bendabenda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit penderita. Karena gejalanya seringkali tidak khas, khususnya pada fase awal sebelum muncul kelainan kulit (prodormal), banyak orang terkecoh dengan penyakit ini. Gejala tubuh lemas, demam, malas makan, mirip dengan gejala banyak penyakit lain seperti flu atau campak. Baru setelah muncul erupsi atau kelainan pada ku lit, gejala khas varisela mulai jelas, kata dokter yang akrab dipanggil Vinci ini menjelaskan. Pada gejala berikutnya, varicela menimbulkan erupsi (lesi/kerusakan) kulit. Lesi ini bentuknya mulai dari gambaran yang tidak khas, yang diikuti dengan melenting (vesicle). Kalau sudah melenting, dalam waktu rata-rata 24 jam, cairan di dalamnya mulai keruh, lantas 24 jam berikutnya mulai timbul rasa gatal. Jika vesicle ini digaruk, maka ia akan pecah dan terbuka. Akibatnya, kulit tidak lagi mempunyai perlindungan dan bisa kemasukan bakteri. Misalnya, jika mandi dengan air yang tidak bersih. Ini yang disebut infeksi sekunder akibat bakteri, tandas Vinci. Kalau infeksi seperti ini terjadi, berarti penyakit virus cacar air akan ditambah dengan penyakit bakteri kulit. Penyembuhannya pun tidak lagi primer dan biasanya akan mengakibatkan terbentuknya jaringan ikat (scar) yang akan meninggalkan bekas. Ini yang mungkin dulu menyebabkan orang tua melarang anaknya yang kena cacar air untuk mandi, lanjut Vinci TIGA MINGGU Erupsi atau munculnya kelainan kulit merupakan fase kedua gejala varisela. Begitu fase erupsi ini muncul, bisa dipastikan anak terkena cacar air. Biasanya, erupsi varisela dimulai dari sentrum, yaitu daerah tengah badan (perut), baru kemudian melebar ke samping. Itu sebabnya, seringkali bagian perut dan badan penderita mengalami erusi, tapi bagian mukanya

tidak. Jika pengobatan yang diberikan efektif dan kekebalan penderita tinggi, bisa jadi cuma badannya yang erupsi, lalu sembuh, jelas Vinci. Erupsi awal ditandai oleh semacam gambaran kemerahan (eritema), yang lama-lama di atasnya akan terbentuk vesicle. Kalau diperhatikan, vesicle ini rata, tidak ada lekukan di tengahnya (unumbilicated vesicle). Kalau ada lekukan di tengah vesicle, biasanya bukan cacar air, tambah Vinci. Jadi, jika terlihat ada vesicle, dan mulainya dari bagian tengah badan ke samping, didahului oleh gejala lemas, demam disertai napsu makan menurun, Maka kita sudah harus memikirkan kemungkinan anak terkena cacar air. Apalagi jika sekitar 2 minggu sebelumnya ada kontak dengan penderita cacar air. Penularan varisela sebetulnya sudah dimulai sebelum terjadinya fase erupsi, yaitu pada masa inkubasi. Nah, 24 jam sebelum erupsi sudah menulari. Selama itu, ia akan menulari terus. Jadi, jangan dianggap kalau sudah sembuh tidak menularkan. Menurut penelitian, sekitar 12 hari setelah sembuh, baru aman. Tapi agar lebih aman, sebaiknya 3 minggu setelah sembuh jangan melakukan kontak, supaya tidak tertular atau menularkan, kata Vinci.

Вам также может понравиться