Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. (Vaugan,2010) Penyebab konjungtivitis berma am!ma am, salah satunya yang paling umum yaitu karena in"eksi bakteri. #ejala klinis yang ditimbulkan dapat berupa sekret mukopurulen dan purulen, kemosis konjungtiva, edema klopak, kadang!kadang disertai keratitis dan ble"aritis. Penyebab konjungtivitis bakeri ini pun beragam, dan salah satunya disebabkan oleh in"eksi bakteri gonokokokus. ($lyas,201%) Konjungtivitis gonore merupakan radang konjugtiva hiperakut dan hebat yang disertai dengan sekret purulen. (Vaughan,2010) #onokokus merupakan kuman yang sangat patogen, virulen, dan bersi"at invasi" sehingga reaksi radang terhadap kuman ini sangat berat. &i klinik kita akan melihat penyakit ini dalam bentuk oftalmia neonatorum (bayi berusia 1!% hari), konjungtivitis gonore infantum (usia lebih dari 10 hari) dan konjungtivitis gonore adultorum. 'erutama mengenai golongan muda dan bayi yang ditularkan ibunya. ($lyas,201%) Pada kasus ini, organisme penyebabnya dapat diidenti"ikasi dengan pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan gram atau giemsa. Pemeriksaan ini kan menampilkan banyak neutrophil polimor"onuklear. Kerokan konjungtiva untuk pemeriksaan mikroskopik dan biakan disarankan untuk semua kasus dan diharuskan jika penyakitnya purulen, bermembran, atau berpseudomembran. (Vaughan,2010). Pengobatan yang dapat diberikan berupa antibiotika sistemik yang sesuai. Pengobatan dihentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan % kali berturut!turut negative. ($lyas,201%)
1.2 Tujuan (dapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis mengenai kasus trauma pada mata serta mengetahui se ara terperin i langkah!langkah diagnosis dan terapi pasien tersebut. )ehingga penulis dapat mengetahui langkah a*al penanganan pada kasus konjungtivitis pada mata.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai dengan sekret purulen. Konjungtivis gonore disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae. #onokokus merupakan kuman yang sangat patogen, virulen, dan bersi"at invasi" sehingga reaksi radang terhadap kuman ini sangat berat ($llyas 201%). N. gonorrhoea merupakan bakteri diplokokus gram negati" berbentuk biji kopi dengan lebar 0,+,m, panjang 1,-,m, dan bersi"at tahan asam. $n"eksi umumnya menghasilkan nanah yang akut yang mangarah ke invasi jaringan, yang diikuti dengan in"lamasi kronis dan "ibrosis ('apsal 2001).
2.2 Stru tur K!njun"ti#a 2.2.1 Anat!$i !njun"ti#a Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus. ( Voughan 2010 ) Konjungtiva terdiri dari tiga bagian yaitu ( Voughan 2010 ). 1. Konjungtiva palpebralis atau konjungtiva tarsalis yang melapisi
permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat pada tarsus. &i tepi superior dan in"erior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada "orni es superior dan in"erior) dan membungkus jaringan episklera dan menjadi konjungtiva bulbaris. 2. Konjungtiva bulbaris yang melekat longgar ke septum orbitale di "orni es
dan melipat berkali!kali. Pelipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. Ke uali di limbus (tempat kapsul 'enon dan konjungtiva menyatu sejauh % mm), konjungtiva bulbaris melekat longgar ke kapsul 'enon dan struktur di ba*ahnya.
%.
dengan konjungtiva bulbi. &uktus!duktus kelenjar lakrimalis bermuara ke "orniks temporal superior.
2.2.2 Hist!l!"i !njun"ti#a /apisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat, super"isial dan basal. /apisan epitel konjungtiva di dekat limbus, di atas karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel!sel epitel skuamosa. )el!sel epitel super"isial mengandung sel!sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. 0ukus diperlukan untuk dispersi lapisan air mata se ara merata di seluruh prekornea. (Voughan, 2010) )troma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (super"isial) dan satu lapisan "ibrosa (pro"unda). /apisan adenoid mengandung jaringan lim"oid dan di beberapa tempat dapat mengandung struktur sema am "olikel tanpa sentrum germinativum. /apisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau % bulan. 1al ini menjelaskan kenapa konjungtivitis inklusi pada neonatus bersi"at papiler bukan "olikuler dan mengapa kemudian menjadi "olikuler. /apisan "ibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. 1al ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva. /apisan "ibrosa tersusun longgar pada bola mata. Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan 2ol"ring), yang struktur dan "ungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma konjungtiva. )ebagian besar kelenjar terletak di tepi atas tarsus atas. ( Voughan, 2010 )
2.2.% &as ularisasi' aliran li$fe' dan (ersarafan (rteri!arteri konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis bebas dan bersama dengan banyak vena konjungtiva yang umumnya mengikuti pola arterinya membentuk jaring! jaring vaskuler konjungtiva yang sangat banyak. (Voughan, 2010 )
Pembuluh lim"e konjungtiva tersusun dalam lapisan super"isial dan lapisan pro"unda dan bersambung dengan pembuluh lim"e kelopak mata hingga membentuk pleksus lim"atikus. Konjungtiva menerima persara"an dari per abangan (o"talmik) pertama nervus V. )ara" ini hanya relati" sedikit mempunyai serat nyeri. (Voughan, 2010)
2.% Pat!fisi!l!"i Konjungtivitis gonore adalah penyakit menular seksual yang dapat ditularkan se ara langsung dari transmisi genital!mata, kontak genital!tangan! mata, atau tansmisi ibu!neonatus selama persalinan.. $ritasi pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva berdilatasi. $ritasi yang terjadi ketika mata terin"eksi menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air mata. )el darah putih dan mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai discharge yang tebal kuning kehijauan. Perjalanan penyakit pada orang de*asa se ara umum, terdiri atas % stadium ($lyas, 201% 4 2ijana,155%) . 1. $n"iltrati" 2. )upurati" atau purulenta %. Konvalesen (penyembuhan)
1.
)tadium $n"iltrati". 6erlangsung %73 hari, ditemukan kelopak dan konjungtiva yang
kaku disertai rasa sakit pada perabaan. Kelopak mata membengkak dan kaku sehingga sukar dibuka. 'erdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior sedang konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan menebal. Pada orang de*asa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol. Pada orang de*asa terdapat perasaan sakit pada mata yang dapat disertai dengan tanda!tanda in"eksi umum.
2.
)tadium supurati" atau purulenta 6erlangsug 2!% minggu. #ejala!gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra
masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang. 6le"arospasme masih ada. )ekret ampur darah, keluar terus menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensi "ibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak. 9leh karena itu harus hati! hati bila membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa. %. )tadium Konvalesen (penyembuhan) 6erlangsung 2!% minggu. #ejala!gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak in"iltrati". Konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik. )ekret jauh berkurang. ($lyas,201% 4 *ijana,155%).
2.) *a$+aran Klinis Konjungtivitis yang disebabkan oleh N.gonorrhea ditandai oleh eksudat purulen yang banyak. 6iasanya keluhan konjungtivitis adalah iritasi dan kemerahan kedua mata, kelopak mata menempel sehingga mengakibatkan sulit dibuka di pagi hari, keluar kotoran pus kekuningan, kadang!kadang kelopak mata bengkak. 'anda klinis yang ditemukan seperti in"lamasi konjungtiva bilateral, injeksi konjungtiva, sekret purulen, dan edema palpebra. Konjungtivitis gonore dapat terjadi pada neonatus dengan tanda khas mun ulnya sekret konjungtiva purulen pada kedua mata % 7 8 hari setelah persalinan per vaginam. )etiap konjungtivitis berat dengan banyak eksudat perlu segera diperiksa se ara laboratorium dan segera diobati. :ika ditunda, mungkin terjadi kerusakan kornea atau gangguan penglihatan, atau kongjungtiva dapat menjadi gerbang masuk N Gonorrhoeae dan N Meningitidis, yang menimbulkan sepsis atau meningitis. (Voughan, 2010)
2., Dia"n!sis ;ntuk menegakkan diagnosa konjungtivitis gonore didasarakan pada anamnesis, pemeriksaan "isik dan pemeriksaan penunjang yang tepat. Pada pasien dengan konjungtivis gonore memiliki keluhan berupa mata merah, keluar kotoran pus kekuningan yang terjadi dalam 1 atau 2 hari, kelopak mata bengkak, dan menempel susah dibuka saat pagi hari, gatal dan terasa seperti ada sensasi benda asing pada mata. 6erdasarkan pemeriksaan "isik ditemukan tanda sesuai mani"estasi klinis konjungtivitis gonore dapat berupa edema palpebra, palpebra saling melekat saat baru bangun, hiperemi konjungtiva sering pada ke dua mata dan se ret purulen adanya papil pada kelopak mata. &ari pemeriksaan penunjang dilakukan s*ab pada konjungtiva kemudian dilakukan penge atan gram untuk menemukan organisme penyebab konjungtivitis. &apat ditemukan adanya diplokokus e<tra maupun intrasesular apabila etiologinya =eisseria gonorrhoe. 6ila pada anak didapatkan gonokokus (>), maka kedua orang tua harus diperiksa. :ika pada orang tuanya ditemukan gonokokus, maka harus segera diobati.
2.- Dia"n!sis Bandin" &iagnosis banding untuk keluhan mata merah karena konjungtivitis antara lain uveitis akut, glaukoma akut dan keratitis?trauma kornea. ;ntuk penyebabnya dapat dibedakan antara konjungtivitis bakteri dengan konjungtivitis yang disebabkan selain bakteri yaitu virus, konjungtivitis alergi, dan konjungtivitis hlamidia.
Ta+el 2. Dia"n!sis Bandin" .ata .erah Per+edaan $nsiden )ekret Visus Aasa )akit $njeksi konjungtiva Kornea K!njun"ti#itis )angat ;mum =ormal 'idak ada &i"use konjungtiva :ernih (da ber ak KP 6era*an? keruh ;kuran pupil =ormal Ae"lek pupil =ormal pada ahaya 'ekanan bola =ormal mata 'es Bouresin =ormal )mear 'erapi mata (da penyebab dasar antibiotika =egatip kuman 'idak kuman (tropine )teroid =egatip ada 'idak kuman , Carpin 2 D Positip lesi ada Positi" (ntibotika pada in"eksi? ulkus pada =ormal 'inggi =ormal 0iosis Kurang 0idriasis 'idak ada =orma?ke ill =ormal 6er ak? keruh U#eitis A ut ;mum (gak kabur )edang Perikorneal *lau !$a A ut 'idak umum 'idak ada )angat kabut )angat sakit Perikornea )edang! banyak 'idak ada Kerati!tis Tru$a 0 uli ;mum )erous? nanah 6iasanya kabur )edang! berat Perikornea /
Ta+el %. Dia"n!sis Bandin" K!njun"ti#itis Berdasar an Tanda Klinis Tanda Klinis Ba teri 1*!n!re2 &iral Aler"i 3hla$4dial
:elas
)edang
Aingan sedang
sampai)edang
>> E
E E
>> !
E !
Purulen, mukopurulen
6erair
Aopy?berair
0ukopurulen
Papil Bolikel
E !
! > E ! >>
E >> ! > E
2.5 Pen6e"ahan dan (en"!+atan Pen egahan dengan membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan larutan borosi dan memberikan salep kloram"enikol. 0anagemen pengobatan konjungtivitis gonore dengan membersihkan sekret dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus) atau dengan garam "isiologik setiap F jam. Kemudian diberi salep penisilin setiap F jam. Peni illin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin # 10.000!20.000 unit?ml setiap 1 menit sampai %0 menit kemudian salep diberikan setiap 8 menit sampai %0 menit. &isusul pemberian salep penisilin setiap 1 jam sampai % hari ($lyas, 201%). (ntibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus yakni pemberian e"triakson 1g $0 (tapsal 2001). Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan % kali berturut!turut negati".
2.7 Pr!"n!sis
5
Konjungtivitis bakteri gonore bila tidak dapat diobati dapat berakibat per"orasi kornea dan mengakibatkan endo"talmitis dan pano"talmis sehingga terjadi kebutaan total. ($lyas, 201%)
.! .! . $slam . :a*a
%.2 Ana$nesa &ilakukan hetero anamnesis terhadap ibu pasien. &ari hasil anamnesis di dapat keluhan utama yaitu kedua mata merah sejak usia 8 hari disertai dengan kotoran
Ai*ayat Penyakit )ekarang Pasien datang ke Poliklinik 0ata A);P )anglah diantar oleh ibu pasien. 0elalui hetero anamnesis didapat keluhan mata merah dan keluar sekret sejak 8 hari yang lalu sebelum ke Poliklinik 0ata A);P )anglah.0ata merah didahului oleh keluarnya banyak kotoran dari mata. Kotoran dikatakan keluar se ara terus menerus tetapi lebih banyak pada pagi hari saat baru bangun dari tidur, sehingga pasien sulit untuk membuka mata.
Ai*ayat Penyakit &ahulu dan Pengobatan Pada saat lahir kondisi tubuh pasien ber*arna kuning dan pasien pernah melakukan "ototerapi, mata pasien ditutup menggunakan kasa. Pada kunjungan sebelumnya pasien telah mendapat terapi polygran 3<1 ods dan gentamy in eye oinment %<1 ods
Ai*ayat )osial
11
$bu dari pasien bekerja sebagai pega*ai hotel dan ayah bekerja sebagai pega*ai properti
%.% Pe$eri saan 9isi %.%.1 Pe$eri saan fisi u$u$ Kesadaran 'ekanan darah =adi 'emperatur aksila . baik .! .! .!
%.%.2 Pe$eri saan 9isi Khusus 1L! al (ada .ata2 9kuli &ekstra (9&) Visus Ae"raksi?Pin 1ole )upra ilia 0adarosis )ikatriks Palpebra superior Gdema 1iperemi Gnteropion Gkteropion 6enjolan Palpebra in"erior Gdema 1iperemi 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak (da 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada Bollo*ing /ight (>) 'idak dilakukan 9kuli )inistra (9)) Bollo*ing /ight (>) 'idak dilakukan
12
Pungtum lakrimalis Pungsi 6enjolan Konjungtiva palpebra superior )ekret mata 1iperemi Bolikel Papil )ikatriks 6enjolan /ain!lain Konjungtiva palpebra in"erior )ekret mata 1ipermi Bolikel Papil )ikatriks 6enjolan /ain!lain (da (0ukopurulen) (da (da (da 'idak ada 'idak ada (da (0ukopurulen) (da (da (da 'idak ada 'idak ada (da (0ukopurulen) (da (da (da 'idak ada 'idak ada (da (0ukopurulen) (da (da (da 'idak ada 'idak ada 'idak dilakukan 'idak ada 'idak dilakukan 'idak ada
1%
1iperemi 1. 2. Konjungtiva )ilier (da (CV$) 'idak ada (da (CV$) 'idak ada
Perdarahan konjungtiva Pterigium Pingue ulae )klera 2arna Pigmentasi /imbus (rkus senilis
di
'idak ada
'idak ada
Kornea 9dem $n"iltrat ;lkus )ikatriks Keratik presi"itat Kamera okuli anterior Kejernihan Kedalaman $ris 2arna Koloboma Coklat 'idak ada Coklat 'idak ada :ernih &alam :ernih &alam 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada 'idak ada
13
)inekia anterior )inekia posterior Pupil 6entuk Aegularitas Ae"leks ahaya langsung Ae"leks ahaya konsensuil /ensa Kejernihan &islokasi?subluksasi
%.) 8esu$e Pasien laki!laki, 12 hari dikeluhkan kedua mata merah dan mengeluarkan kotoran pada kedua mata, lebih banyak pada pagi hari sejak 8 hari sebelum ke Poli 0ata di antar ibunya. Kelopak kedua mata menempel dan sulit dibuka terutama di pagi hari saat bangun tidur. Pemeriksaan "isik umum ditemukan dalam batas normal.
Pemeriksaan lokal . 9& Bollo*ing /ight (>) =ormal )ekret (>) CV$ (>) :ernih =ormal Pemeriksaan Visus Palpebra Konjungtiva Kornea 6ilik 0ata &epan 9) Bollo*ing /ight (>) =ormal )ekret (>) CV$ (>) :ernih =ormal
18
%.5 Usulan Pe$eri saan Pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan gram dan giemsa.
%.7 Tera(i ! Polygran eye drop 8 < 1 9&) !#entami in Gye oinment % < 9&) !Kontrol % 1ari ! 9) Gye toilet
%.: Pr!"n!sis Prognosis dubius et bonam jika diagnosis dan penanganan dilakukan se ara epat dan tepat.
1-
&alam proses penggalian data mengenai keluhan pasien, dilakukuan heteroanamnesis terhadap ibu pasien. Pada anamesis ini dapat ditemukan bah*a keluhan utama pasien yaitu terdapat kotoran di kedua mata yang lengket, yang a*alnya ditemukan pada pagi hari ketika bangun tidur, dan ditemukan pula mata yang merah di kedua mata ketika dilakukan pemeriksaan. ;sia pasien ketika mengalami gangguan ini yaitu 8 hari. Pasien dilaporkan lahir ukup bulan, menangis spontan, berat badan ukup, dan menerima asi eksklusi". =amun ketika ditanyakan lebih lanjut lagi pada ibu pasien, dikatakan bah*a ketika a*al kelahiran pasien mengalami gejala kuning diseluruh tubuh, sehingga dira*at di rumah sakit untuk dilakukan "oto terapi. Boto terapi ini dilakukan dengan menutup kedua mata pasien menggunakan kasa, namun tidak diketahui proses penggantian kasa tersebut. &ikatakan oleh ibu pasien, tidak lama setelah proses "oto terapi tersebut pasien ditemukan mengalami keluhan kotoran mata yang lengket
1@
tersebut. 6elum dipastikan apakah ini merupakan salah satu penyebab. ;ntuk ri*ayat keluarga, terutama penyakit yang dialami orang tua sebelumnya, ibu pasien menjelaskan pernah mengalami keputihan. $ni berhubungan erat dengan teori bah*a penyakit ini kemungkinan besar ditularkan oleh ibu le*at jalan lahir. 0engenai gejala klinis yang ditunjukkan, gejala klinis yang ditunjukkan pasien yaitu se ret purulent kedua mata yang lengket ketika bangun tidur. ;ntuk keluhan lain yang sesuai teori, tidak ditemukan adanya pembengkakan konjungtiva. ;ntuk pemeriksaan yang dapat dilakukan, se ret pasien diambil dan diperiksa menggunakan pulasan atau pe*arnaan gram guna ditemukan jenis bakteri yang spesi"ik sehingga penggunaan antibiotik relevan dapat segera diberikan. ;ntuk pengobatan atau terapi yang diberikan kepada pasien sebelum hasil laboratorium selesai, dapat dimulai pemberian antibiotik spektrum luas. Pada pasien diberikan polygran 8 < 1 hari dan gentamisin % < 1 hari 2.8mg?kg 66. Penanganan lain yang dilakuan terhadap pasien yaitu dilakukan pebersihan terhadap kotoran matanya, dan pasien disarankan untuk konsul % hari kemudian. ;ntuk prognosis penyakit, umumnya jika dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang segera, prognosisnya umumnya baik. =amun jika ditunda, bisa mun ul penyulit sperti kerusakan kornea atau kehilangan mata, atau konjuntiva dapat menjadi gerbang masuknya N gonorrheae atau N meningitides, yang mendahului sepsis atau meningitis. (Vaughan, 2010). Pada pasien ini sendiri, saat ini telah dikon"irmasi oleh ibu pasien bah*a keadaan mata pasien telah lebih membaik, sekret yang dihasilkan mulai berkurang.
1+
Konjungtivitis gonore adalah suatu proses in"lamasi pada konjungtiva yang disebabkan oleh in"eksi bakteri N. Gonorrhea. Konjungtivitis gonore terjadi akibat pertumbuhan dan in"iltrasi bakteri pada permukaan epitelial konjungtiva. Konjungtivitis gonore adalah penyakit menular seksual yang dapat ditularkan se ara langsung dari transmisi genital!mata, kontak genital!tangan! mata, atau tansmisi ibu!neonatus selama persalinan. 6iasanya keluhan konjungtivitis adalah iritasi dan kemerahan kedua mata, kelopak mata menempel sehingga mengakibatkan sulit dibuka di pagi hari, keluar kotoran pus kekuningan, kadang!kadang kelopak mata bengkak. 'anda klinis yang ditemukan seperti in"lamasi konjungtiva bilateral, injeksi konjungtiva, sekret purulen, dan edema palpebra. Konjungtivitis gonore dapat terjadi pada neonatus
15
dengan tanda khas mun ulnya sekret konjungtiva purulen pada kedua mata % 7 8 hari setelah persalinan per vaginam. Penanganan konjungtivitis gonore adalah dengan membersihkan sekret (eye toilet), pemberian antibiotika topikal dan antibiotika sistemik Konjungtivitis bakteri gonore bila tidak dapat diobati dapat berakibat per"orasi kornea dan mengakibatkan endo"talmitis dan pano"talmis sehingga terjadi kebutaan total.
DA9TA8 PUSTAKA $lyas )1, editor. $n. $lmu penyakit mata . mata merah dengan pengihatan normal. 3rd ed. :akarta, 6alai Penerbit BK;$4 2008. KatHung, 6ertram # et al. 6asi 0 #ra* 1ill. )an Bransis o, 200-. 'apsall :. (ntimi robial resistan e in =eisseria gonorrhoeae. &alam and Clini al Pharma ology. 10th edition.
.219?C&)?C)A?&A)?2001.%42001. Voughan &#, (sbury ', Gva PA. 9"talmologi ;mum (#eneral 9phthalmology). Gd. 1@. 2idya 0edika, :akarta . 2010. 2ijana,=. $lmu Penyakit 0ata. (badi 'egal, :akarta. 155%.
20