Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB IV PEMBAHASAN

Metode penambangan yang diterapkan oleh tambang PT Bukit Asam (Persero), Tbk adalah metode strip mine. Oleh karena itu tambang membentuk suatu cekungan yang luas. Aktivitas penambangan dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh cuaca. Salah satu pengaruh langsung tersebut yaitu hujan. Hujan dapat menghambat beroperasinya alat alat tambang, untuk itu perlu usaha untuk mengeluarkan air dari lokasi tambang. Usaha mengeluarkan air dari lokasi penambangan disebut juga dengan proses dewatering, dimana air yang telah masuk ke lokasi tambang dan terakumulasi di main sump yang merupakan tempat pengumpulan air sementara, yang kemudian akan dipompakan ke kolam pengendapan lumpur dan diteruskan ke sungai. IV.1. Perkiraan Curah Hujan dan Intensitas Hujan Data curah hujan didapat dari bagian Perencanaan Sipil dan Hidrologi PT.BA. Analisa ini dilakukan untuk 10 tahun terakhir mulai dari tahun 2001 sampai tahun 2010 yaitu curah hujan rata-rata bulanan (Lampiran A). Data tersebut merupakan data mentah yang belum bisa digunakan secara langsung untuk perencanaan tambang. Tetapi data tersebut perlu diolah terlebih dahulu dengan prinsip statistik. Pengolahan data curah hujan dimaksudkan untuk mendapatkan data curah hujan tiap bulannya dan intensitas curah hujan siap pakai untuk perencanaan. Metode yang digunakan dalam pengolahan data curah hujan adalah metode analisa Gumbel dan untuk pengolahan intensitas curah hujan digunakan rumus mononobe. Dari hasil perhitungan (Lampiran B) didapat perkiraan curah hujan rencana dan intensitas hujan untuk tahun 2012 Banko Pit III Barat (Tabel IV.1) adalah :

IV-1

IV-2

TABEL IV.1 PERKIRAAN CURAH HUJAN DAN INTENSITAS HUJAN UNTUK TAHUN 2012 Curah Hujan (mm) 487,08 518,50 467,97 436,98 265,20 114,12 151,71 202,80 217,13 316,49 444,28 494,05 Intensitas Hujan (mm/jam) 3,11 3,75 3,79 3,71 3,40 2,58 3,53 3,87 3,44 3,71 3,80 3,61

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Dalam perhitungan nilai curah hujan digunakan periode ulang 5 tahun untuk menjaga akibat adanya curah hujan ekstrem yang biasanya datang 5 tahun sekali. Curah hujan akan diolah lagi untuk menentukan intensitas curah hujan, nilai intensitas curah hujan akan digunakan dipersamaan rasional untuk menghitung debit air limpasan yang masuk setiap bulan ke lokasi tambang. IV.2. Catchment Area Daerah catchment area (tangkapan hujan) adalah luasnya permukaan yang apabila terjadinya hujan, maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju titik pengaliran. Penentuan catchment area diperlukan untuk mengetahui debit air yang masuk ke tambang. Luas

IV-3

catchment area (tangkapan hujan) tambang Banko Barat pit III Barat sampai akhir tahun 2012 adalah 76,2 Ha atau 0,762 km2 (Gambar 4.1), luas ini didapat dari satuan kerja Perencanaan Sipil dan Hidrologi. Keadaan tangkapan hujan berupa tanah gundul dengan kemiringan 15o sehingga koefisien limpasannya adalah 0,9. Air dari catchment area akan mengalir ke lokasi tambang dalam bentuk limpasan permukaan.

(sumber : Satuan Kerja Perencanaan Sipil dan Hidrologi)

GAMBAR 4.1 CATCHMENT AREA BARAT PIT III BANKO BARAT

IV-4

IV.3. Debit Air yang Masuk ke Lokasi Tambang Debit air yang masuk ke lokasi tambang dipengaruhi oleh debit air limpasan air hujan, debit air tanah dan evaporasi. Debit air yang masuk ke dalam lokasi tambang sebagai air limpasan di hitung dengan menggunakan persamaan rasional : Q = KuCiA Q = Debit limpasan hujan (m3/detik) Ku = 1 untuk U.S standar (0,28 untuk SI unit) A = Luas catchment area (km2) i = Intensitas curah hujan (mm/jam) C = Koefisien limpasan Setelah di dapat debit yang masuk ke tambang dalam satu detik lalu dikonversi ke dalam m3/jam kemudian dikalikan dengan jumlah ratarata jam hujan perbulan untuk mendapatkan jumlah debit air yang masuk ke tambang dalam satu bulan (Lampiran C). IV.3.1. Perhitungan Debit Air Tanah Debit air tanah diasumsikan 0,001 m3/detik sesuai dengan penelitian satuan kerja perencanaan sipil dan hidrologi PT Bukit Asam. Debit air tanah satu hari sama dengan 86,4 m3/hari dan debit air tanah rata-rata per bulan sama dengan 2.592 m3/bulan. IV.3.2. Perhitungan Evaporasi Air yang masuk ke dalam lokasi tambang akan mengalami proses penguapan (evaporasi). Dengan ea sebesar 16,9 mm/hg, ed sebesar 11,93 (Linsley Ray,1996) dan kecepatan angin 12 mil/hari, maka di dapat evaporasi sebagai berikut : E E E E = 0,35 (ea - ed) (1 + V/100) = 0,35 (16,9 11,93) (1 + 12/100) = 1,94 mm/hari = 8,1x 10-5 m/jam

IV-5

Volume evaporasi adalah evaporasi dikalikan dengan luas permukaan sump. Dengan asumsi luas permukaan sump setiap adalah 10.400 m2, maka besar evaporasi adalah : E = 8,1x 10-5 m/jam x 10.400 m2 E = 0,84 m3/jam E = 608 m3/bulan Total volume air yang masuk ke sump Pit-III Barat setiap bulan adalah volume air limpasan yang masuk ke sump perbulan ditambah dengan volume air tanah perbulan kemudian dikurangi besarnya evaporasi perbulan. TABEL IV.2 TOTAL VOLUME AIR YANG MASUK KE SUMP Volume Air Limpasan per Bulan (m3) 214.592,8 271.790 211.566,7 192.895,3 104.398,7 43.683,99 46.665,99 84.427,37 91.882,84 137.349,4 195.530 217.734,5 Volume Air Tanah (m3) 2.592 2.592 2.592 2.592 2.592 2.592 2.592 2.592 2.592 2.592 2.592 2.592 Volume Evaporasi (m3) 608 608 608 608 608 608 608 608 608 608 608 608 Total Volume Air yang Masuk ke Sump 216.576,77 273.773,97 213.550,67 194.879,27 106.382,67 45.667,96 48.649,96 86.411,34 93.866,81 139.333,37 197.513,97 219.718,47

Bulan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

IV.4. Head Pompa dan Debit Pompa Salah satu aspek untuk menentukan pompa yang akan digunakan untuk memompakan air yang masuk ke dalam sump Banko Pit- III Barat adalah besar debit aktual atau kapasitas pompa. Secara teoritis debit aktual pompa dapat dihitung ditentukan dengan menggunakan kurva karakteristik

IV-6

antara head total pompa dengan debit pompa sesuai dengan jenis dan tipe pompa. Hasil perhitungan (Lampiran D) head pompa adalah sebesar 101,26 Dengan head pompa di atas maka didapat debit aktual pompa berdasarkan kurva karakteristik pompa sesuai dengan jenis dan tipe pompa (Lampiran E). Debit pompa untuk beberapa jenis pompa dapat dilihat pada tabel IV.3. Pompa yang ada sekarang di tambang Pit-III Barat adalah 2 unit pompa jenis SULZER 385 NS (Engine). TABEL IV.3 DEBIT POMPA PADA HEAD POMPA 101,26 m SESUAI DENGAN JENIS POMPA No 1 3 4 Jenis Pompa SYKES HH 200I MFC Australia - 290 SULZER 385 NS Q (m3/menit) 3,9 9,8

Dari tabel IV.3 terlihat bahwa pada head 101,26 m, pompa Sulzer 385 NS memiliki debit paling besar, jika dibandingkan dengan 2 jenis pompa lainnya sehingga untuk perencanaan sistem penirisan tambang tahun 2012 pompa Sulzer 385 NS masih layak untuk dipergunakan. IV.5. Perhitungan Debit Pompa Harian Pada dasarnya pemompaan di PIT-III Barat bertujuan untuk menjaga volume air yang masuk ke dalam sump agar tidak melimpah keluar sehingga mengganggu proses penambangan. Level terdalam saat ini ada di level -5 mdpl dan level penambangan ada di level +1 mdpl dan +5 mdpl. Pemompaan bertujuan untuk mengeluarkan air dari dalam tambang keluar menuju kolam pengendapan lumpur setelah itu baru di alirkan ke sungai terdekat. Dalam perencanaan kemajuan tambang pada Pit III Barat sampai akhir tahun 2012 perluasan penambangan tidak mempengaruhi catchment area karena kemajuan penambangan tersebut masih berada didalam

IV-7

catchment area yang sekarang 76,2 ha atau 0,762 km2, begitu juga dengan kedalaman penambangan, berdasarkan data dari satuan kerja perencanaan jangka panjang sampai akhir tahun 2012 diperkirakan masih berada pada elevasi -5 mdpl. Pada tambang Pit-III barat, sump berada di elevasi -5 m dan outlet pompa berada di elevasi 60 m. Jarak antara sump dan outlet pompa adalah 290 m dan panjang pipa yang digunakan adalah 295 m. Pipa yang digunakan adalah pipa HDPE, penggunaan pipa HDPE karena lebih tahan dan elatis sehingga tidak perlu banyak pemasangan elbow, panjang pipa keluar terdiri dari 2 jenis pipa yaitu pipa HDPE 200 dan HDPE 400 mm, kedua pipa ini disambung dengan reducer, panjang pipa HDPE 200 mm adalah 65 m dan pipa HDPE 400 mm adalah 230 m, penggunaan dua jenis pipa berbeda memiliki tujuan agar air hasil pemompaan dari pipa jatuh tepat di dalam saluran tambang. Pada instalasi pemompaan, besarnya debit pompa dipengaruhi oleh besarnya head total dan gesekan yang dialami pipa pada waktu air mengalir beserta besarnya daya atau motor penggerak yang terdapat pada pompa. Sistem pemompaan air pada Pit III Banko Barat pada tahun 2011 menggunakan 2 unit pompa Sulzer 385 NS dengan hasil perhitungan (Lampiran D) head pompa adalah sebesar 101,26 m, effisiensi pompa adalah 76% dan effisiensi motor penggerak adalah 96% (berdasarkan handbook spesifikasi pompa sulzer), sehingga dapat dihitung besar daya yang dibutuhkan pompa untuk mengalirkan air dengan head pompa 101,26 m adalah sebesar 231,65 kW (lampiran E), dengan debit masing-masing pompa adalah sebesar 164 liter/detik atau 9,8 m3/menit, maka debit pompa perhari adalah : Debit 1 unit pompa per jam = 9,8 m3/menit x 60 = 588 m3/jam. Debit 2 unit pompa per jam = 588 m3/jam x 2 = 1.176 m3/jam Dengan asumsi waktu kerja pompa per hari 11 jam, maka :

IV-8

Debit 1 unit pompa per hari = 588 m3/jam x 11jam = 6.468 m3/hari Debit 2 unit pompa per hari = 1.760 m3/hari x 11 jam = 12.936 m3/hari. IV.6. Perencanaan Sistem Pemompaan Tujuan dari pemompaan di Pit-III barat adalah untuk menjaga agar elevasi air dipermukaan sump tidak sampai membanjiri areal

penambangan. Terlihat Tabel IV.4 rata - rata volume air di dalam sump per hari adalah sebesar 14.556,92 m3, namun untuk menjaga muka air cukup dipompakan setengah dari volume air yang masuk tersebut yaitu sebesar 7.278 m3. Jika dibandingkan dengan debit 2 unit pompa perhari nilai tersebut masih terlalu kecil, hal ini berarti bahwa secara teknis dua unit pompa sulzer 385 NS mampu mengeringkan sump dengan sangat cepat tanpa sempat membanjiri areal penambangan, namun secara ekonomis hal ini kurang menguntungkan. TABEL IV.4 RATA-RATA VOLUME AIR YANG MASUK PERHARI Volume Air Sump per Bulan(m3) 216.576,77 273.773,97 213.550,67 194.879,27 106.382,67 45.667,96 48.649,96 86.411,34 93.866,81 139.333,37 197.513,97 219.718,47 1.836.325,23 153.519,93 Jumlah Hari Hujan per Bulan (hari) 16 10 12 12 10 6 9 6 7 9 12 14 123 11 Volume Air Sump 1 Hari (m3) 13.566,85 27.426,68 17.836,96 16.281,01 10.687,55 7.693,47 5.460,31 14.484,03 13.479,95 15.536,24 16.500,57 15.729,38 174.683,00 14.556,92

Bulan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total Rata-rata

IV-9

Untuk perencanaan penirisan Pit-III barat tahun 2012 cukup digunakan 1 unit pompa Sulzer 385 NS, dengan menggunakan 1 unit pompa dengan debit sebesar 6.468 m3/hari dan untuk besaran debit yang sanggup dipompakan satu bulan nilai tersebut dikalikan dengan jumlah hari perbulan. Volume air yang tidak sanggup dipompakan pada akhir bulan akan terakumulasi dengan volume air perkiraan yang masuk di bulan berikutnya. Rencana pemompaan akan terbagi menjadi beberapa bagian :
- Pada bulan Januari hingga Mei pompa akan bekerja selama 11 jam per hari dengan debit pompa sebesar 6.468 m3/hari. - Pada bulan Juni volume genangan sebesar 67.695 m3 dan tidak perlu dilakukan pemompaan karena masih dapat ditampung sump. - Pada bulan Juli sampai September lama operasi pompa 5 jam perhari - Pada bulan Oktober curah hujan mulai tinggi sehingga lama operasi pompa menjadi 7 jam perhari dengan besar debit 4.116 m3 - Pada bulan Nopember dan Desember dimana curah hujan sudah sangat tinggi dan untuk jam operasi pompa adalah 11 jam/hari debit sebesar 6.468 m3

Di tabel IV.5 terlihat neraca air dalam perencanaan pemompaan dengan menggunakan 1 unit pompa Sulzer 385 NS. TABEL IV.5 RENCANA PEMOMPAAN DENGAN MENGGUNAKAN 1 UNIT POMPA SULZER 385 NS Bulan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Volume Genangan awal 0 16.069 102.271 115.313 116.153 22.027 67.695 25.205 20.477 26.143 37.881 41.355 Volume perkiraan 216.577 273.774 213.551 194.879 106.383 45.668 48.650 86.411 93.867 139.333 197.514 219.718 Volume Total 216.577 289.843 315.821 310.193 222.535 67.695 116.345 111.617 114.343 165.477 235.395 261.073 Volume air keluar 200.508 187.572 200.508 194.040 200.508 0 91.140 91.140 88.200 127.596 194.040 200.508 Volume air sisa 16.069 102.271 115.313 116.153 22.027 67.695 25.205 20.477 26.143 37.881 41.355 60.565 Volume main sump

120.000

IV-10

IV.7. Perencanaan Sump Perencanaan volume dimensi sump dibuat berdasarkan volume air harian tertinggi yang masuk ke sump. Rencana volume sump untuk tahun menggunakan volume genangan air yang tidak dapat dipompakan tertinggi yaitu sebesar 116.153 m3 (Tabel IV.4, sump berbentuk piramida terpancung dan diusahakan dapat menampung volume air maksimal (Gambar 4.2). Untuk menentukan volume digunakan rumus mencari volume prisma dan balok. Dengan metode trial dan error didapat dimensi sebagai berikut : a = 150 m b = 120 m c = 80 m d = 150 m e=6m V = 2(volume prisma) + volume balok = 2 ( luas alas x tinggi) + (panjang x lebar x tinggi) = 2 (( e x ( =2( = 120.000 m3 )) x d) + ( a x c x e) x 200 m) + (200 m x 80 m x 6 m)

GAMBAR 4.2 RENCANA DIMENSI VOLUME SUMP PIT- III BARAT TAHUN 2012

IV-11

IV.8. Kolam Pengendapan Lumpur (Settling Pond) Pembuatan kolam pengendapan lumpur bertujuan untuk

menampung air dari tambang yang mengandung material (lumpur) sebelum di alirkan ke perairan umum (sungai). Hal ini dilakukan agar patikel-partikel material halus yang tersuspensi didalam air diendapkan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke perairan umum, sehingga nantinya tercipta suatu penambangan yang berwawasan lingkungan. Dalam menentukan dimensi settling pond hal yang perlu diperhatikan adalah debit keluaran pompa dan spesifikasi alat berat untuk menguras settling pond. Persen padatan yang terdapat pada air yang dipompakan ditetapkan sebesar 3 %. Volume lumpur yang masuk ke dalam tambang juga berbeda tiap bulannya, dan juga terbagi menjadi beberapa bagian karena volume air yang dibuang berbeda tiap bulannya.
-

Volume lumpur pada bulan Januari sampai Mei = 3% x Debit Keluaran 1 hari x Jumlah hari pemompaan = 0,03 x 6468 m3 x 152 = 29.949 m3

Pada bulan Juni tidak ada pemompaan Volume lumpur pada bulan Juli sampai September = 3% x Debit Keluaran 1 hari x Jumlah hari pemompaan = 0,03 x 2940 m3 x 92 = 8.114 m3

Volume lumpur pada bulan Oktober = 3% x Debit keluaran 1 hari x Jumlah hari pemompaan = 0,03 x 4.116 m3 x 31 = 3.828 m3

Volume lumpur pada bulan November dan Desember = 3% x Debit keluaran 1 hari x Jumlah hari pemompaan = 0,03 x 6.468 m3 x 61 = 11.836 m3

IV-12

Total volume lumpur selama 1 tahun : = 24.949 m3 + 8.114 m3 + 3.828 m3 + 11.836 m3 = 53.273 m3 Pengurasan KPL dilakukan 2 kali dalam 1 tahun sehingga volume lumpur pada saat pengurasan adalah : Volume lumpur 1 kali pengurasan = = 26.636 m3 Volume KPL yang aman dan dapat menampung volume lumpur yang masuk ke dalam KPL adalah 1,5 kali volume lumpur saat pengurasan. Volume Kolam Pengendap Lumpur = 1,5 x 26.636 m3 = 39.954 m3 Maka volume total KPL adalah 39.954 m3, volume sebesar ini di bagi menjadi 6 buah KPL. Maka tiap KPL akan mendapat volume 6.659 m (Gambar 4.3). Untuk mendapatkan dimensi dari KPL digunakan cara trial dan error namun untuk kedalaman KPL harus disesuaikan dengan jangkauan alat gali lumpur, dalam hal ini digunakan backhoe PC 200 yang memiliki jangkauan boom 3 m. Volume = panjang x lebar x dalam = 55 m x 40 m x 3m = 6.600 m3

IV-13

(sumber : Satuan Kerja Perencanaan Sipil dan Hidrologi)

Gambar 4.3 Denah Kolam Pengendap Lumpur IV.9. Dimensi Saluran Tambang Saluran disini dimaksudkan untuk mengalirkan air dari pemompaan menuju ke saluran sekaligus tempat penetralan tahap pertama air. Penampang saluran tambang berbentuk trapezium (Gambar 4.4), hal ini dimaksudkan agar dapat mengalirkan debit air yang masuk. Selain itu bentuk penampang trapesium ini mudah dalam pembuatan dan perawatannya. Data-data yang diperlukan dalam perencanaan dimensi saluran adalah : 1. Harga koefisien manning Keadaan dasar saluran adalah batu-batu besar berukuran > 200 mm, sehingga nilai koefisien manning untuk saluran jenis ini adalah 0,033 (Tabel III.5). 2. Kemiringan dasar saluran adalah 1% untuk menghindar pengendapan lumpur pada saluran. 3. Debit air yang masuk ke saluran berasal debit pompa Debit air dari 1 unit pompa = 6.468 m3 /hari Diketahui : Bw = 0,5 m

IV-14

z = 1:1 y = 0,5 m S = 0,01 n = 0,033 f = 30% x y =0,3 x 0,5 = 0,15 Kemudian dicari harga-harga : 1. Luas penampang basah (A) =( = 0,5 m2 2. Keliling saluran basah (P) = = = 1,9 m 3. Lebar permukaan air (B) = + 2zy ( ) )

= (0,5 m + (1m . 0,5m))0,5m

= 0,5 + ( 2 x 1 x 0,5 ) = 1,5 m 4. Jari-jari hidrolis (R) = =


( )

= = 0,263 m 5. Debit aliran Saluran (Q) = = .0,5 m . m.

= 0,598 m3/detik = 43.068 m3/hari 6. Kecepatan aliran saluran ( V ) = = . R 2/3 . S1/2 . m.

= 1,24 m/detik

IV-15

7. Faktor Keamanan

= =
(

=
) ( )

= 0,078 < 0,25 (aliran subkritis) dari hasil perhitungan didapat dimensi saluran sebagai berikut : Bw = Lebar dasar saluran b. z = kemiringan dinding saluran c. S = kemiringan dasar saluran = 0,5 m = 0,5 m

a. y = tinggi antara dasar saluran dengan permukaan air =1:1 =1%

d. B = lebar permukaan saluran air = 1,5 m e. f = tinggi jagaan = 0,15

f. H = Kedalaman saluran ( y + f ) = 0,5 m + 0,15 m = 0,65 m Saluran ini (Gambar 4.4) dapat mengalirkan air sebanyak 43.068 m3/hari dengan kecepatan aliran 1,24 m/detik, dimensi saluran ini akan mampu menampung air yang berasal dari pemompaan yaitu sebesar 6.468 m3/hari.
B = 1,5 m

f = 0,15m z =1:1 m y = 0,5m H = 0,65 m

Bw = 0,5 m

GAMBAR 4.4 DIMENSI RENCANA SALURAN TAMBANG IV.10. Biaya Pemompaan Untuk perhitungan biaya pemompaan akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan biaya dari satu unit pompa karena dari hasil

IV-16

perhitungan terlihat bahwa satu unit pompa sulzer 385 NS mampu untuk mengeringkan sump. Dari hasil perhitungan didapat total biaya pemompaan air per meter kubik menggunakan 1 unit pompa Sulzer 385 NS adalah sebesar Rp 930,26/m3 (Lampiran F). Rencana ekonomis pemompaan merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan agar dapat diperkirakan berapa biaya yang dikeluarkan untuk memompakan air yang terdapat di dalam tambang yaitu dari sump ke KPL. Maka total biaya pemompaan pada tahun 2012 (Tabel IV.6) adalah Rp 1.687.157.481 TABEL IV.6 BIAYA PEMOMPAAN TAHUN 2012 PER BULAN Biaya Biaya Volume Air Pemompaan Pemompaan Bulan Terpompakan 1 Unit 1 bulan 1 bulan (m3) Pompa (Rupiah) 3 (Rp/m ) Jan 200.508 930,26 186.524.572 Peb 187.572 930,26 174.490.729 Mar 200.508 930,26 186.524.572 Apr 194.040 930,26 180.507.650 Mei 200.508 930,26 186.524.572 Jun 0 930,26 0 Jul 91.140 930,26 84.783.896 Agu 91.140 930,26 84.783.896 Sep 88.200 930,26 82.048.932 Okt 127.596 930,26 118.697.455 Nov 930,26 194.040 180.507.650 Des 930,26 200.508 186.524.572 Jumlah 1.775.760 1.651.918.498 IV.10.1. Biaya Pengapuran Tujuan pengapuran adalah untuk menetralkan air hasil pemompaan yang dilakukan di KPL sebelum dialirkan langsung ke sungai air tersebut harus dinetralkan dulu agar air tersebut tidak terlalu asam, pH standar sebelum dialirkan langsung ke sungai adalah 7. Pada saat penelitian pH air yang harus didapatkan adalah 7 dengan menggunakan sample air hasil pemompaan yang dimuat botol aqua 1500 ml, kemudian dilakukan

IV-17

pengujian dengan menambahkan kapur untuk membuat air netral. Debit pompa pompa bervariasi karena adanya perbedaan debit pemompaan tiap bulannya. Data penambahan kapur dapat dilihat pada table (Tabel IV.7), terlihat pada tabel untuk menetralkan air dari pH 6 menuju pH 7 yaitu 0,2 gram. TABEL IV.7 SAMPEL PENAMBAHAN KAPUR Berat Kapur (gram) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

No 1 2 3 4 5 6

pH 6,5 7 7,5 8 8,5 9

(sumber : Lab PT BA)

Maka jumlah kapur dan biaya yang dibutuhkan per hari untuk menetralkan air dari outlet pompa selama setahun adalah :
-

Jumlah pemakaian kapur pada bulan Januari sampai Mei Jumlah pemakaian kapur di KPL = =

gram

= 862.400 gram = 862,4 kg - Pada bulan Juni tidak ada pemompaan - Jumlah pemakaian kapur pada bulan Juli sampai September Jumlah pemakaian kapur di KPL = =

gram

= 392.000 gram = 392 kg

IV-18

- Jumlah pemakaian kapur pada bulan Oktober Jumlah pemakaian kapur di KPL = =

gram

= 548.800 gram = 548,8 kg - Jumlah pemakaian kapur pada bulan Nopember dan Desember Jumlah pemakaian kapur di KPL = =

gram

= 862.400 gram = 862,4 kg Total kapur yang dibutuhkan = 862,4 kg + 392 kg + 548,8 kg + 862,4 kg = 2.665,6 kg Harga Kapur per kg = Rp 1.000/kg

Kapur dapat bertahan maksimal selama 3 hari ( berdasarkan data pemberian kapur pit service yaitu 10 kali dalam sebulan ). Maka jumlah kapur dalam 1 bulan Total Kapur dalam 1 tahun =10x 2.665,6 kg = 26.656,6kg/bulan = 11 bulan x 11.298,6 kg/bulan = 293.216 kg Biaya Pengapuran dalam 1 tahun = 293.216 kg x Rp 1.000/kg = Rp 293.216.000/tahun IV.10.2. Biaya Pengurasan KPL Air yang dipompakan dari main sump memiliki persen padatan sebesar 3 % (data dari satuan kerja Perencanaan Sipil dan Hidrologi) , sehingga volume lumpur selama satu tahun adalah 53.273 m3. Pengurasan dilakukan dua kali dalam satu tahun, volume lumpur yang harus dikeluarkan adalah 26.636,4 m3, lumpur dengan volume tersebut akan terbagi ke dalam 6 kolam pengendap. Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya alat angkut dump truck dan biaya alat gali Backhoe PC 200

(Lampiran H). Volume Lumpur 1x pengurasan = 26.636,4 m3

IV-19

Cost alat angkut Dump Truck Cost Alat Gali backhoe PC 200 Biaya Pengurasan 1 kali KPL : Biaya operasi DT

= Rp 3.000,00/m = Rp 1.243,00/ m

= Volume 1 kali pengurasan X Cost alat angkut = 26.636,4 m3 X Rp 3.000,00/m = Rp 79.909.200

Biaya operasi backhoe

= Volume 1 kali pengurasan X Cost alat gali = 26.636,4 m3 X Rp 1.243,00/ m = Rp 33.109.045

Total Biaya 1x pengurasan

= Rp 79.909.200+ Rp 33.109.045 = Rp 113.018.245

Biaya pengurasan KPL 1 tahun = 2 x Total biaya 1 kali pengurasan = Rp 226.036.490/tahun IV.10.3. Biaya Saluran Panjang saluran adalah 5 meter dan lama pengerjaan pembuatan saluran adalah 2 jam, di dalam saluran terdapat rip-rap yang berfungsi mencegah erosi. Perhitungan biaya yang harus dikeluarkan meliputi biaya pembuatan saluran dan biaya pembuatan rip-rap. Setiap kemajuan 1 meter saluran Rip-rap memerlukan 4 m batu beku (data dari satuan kerja Perencanaan Sipil dan Hidrologi). Rip-rap dibuat dengan menggunakan alat gali Komatsu PC 200. Setiap 1 meter kemajuan rip-rap dikerjakan selama 1 jam (data pit service). Diketahui : Biaya operasi PC200/jam (lampiran H ) Lama pengerjaan Harga Batu/m3 = Rp 210.232,00/jam = 5 jam = Rp 120.000,00

Maka total biaya pembuatan biaya saluran adalah : Biaya pembuatan saluran = Rp 210.232,00/jam x 2 jam = Rp 420.464,00 Biaya Batu untuk Rip Rap = Rp 120.000,00 x 20m3

IV-20

= Rp 2.400.000,00 Biaya Pembuatan Rip Rap = Rp 210.232,00/jam x 5 jam = Rp 1.051.160,00 Total Biaya pembuatan Rip-Rap = Rp 2.400.000,00 + Rp1.051.160,00 + Rp 420.464,00 = Rp 3.871.624,00 IV.11. Total Rencana Biaya Penirisan Tambang Tahun 2012 Total keseluruhan rencana biaya penirisan tambang Banko Barat PitIII Barat meliputi biaya pemompaan, biaya pengapuran, biaya pengerukan KPL dan biaya pembuatan saluran. Total rencana biaya penirisan tambang Banko Barat PIT-III Barat adalah Rp Rp 2.187.727.546 (Tabel IV.8). TABEL IV.8 TOTAL RENCANA BIAYA PENIRISAN TAMBANG TAHUN 2012 Jenis Biaya Biaya Pemompaan Biaya Rp 1.651.918.498

Biaya Pengapuran Rp 293.216.000 Biaya Pengurasan KPL Rp 226.036.490 Biaya Saluran Rp 3.871.624 Total Rp 2.175.042.612

Вам также может понравиться