Вы находитесь на странице: 1из 4

A.

Pengertian
Demam reumatik adalah suatu penyakit peradangan serius yang dapat secara permanen
mempengaruhi struktur dan fungsi jantung, terutama katup-katup jantung golongan A dengan
gejala satu atau lebih gejala mayor yaitu poli artritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul
subkutan dan eritma marginatum. (Ngastiyah, 2005; 112)
B. Patofisiologi
Dalam reumatik dinyatakan sebagai penyakit autoimun. Streptokok diketahui dapat
menghasilan kurang lebih 20 produk ekstrasel diantaranya yang penting ialah streptolisin O,
streptolisin S, jialuronidase, streptokinase, difosforidin, dan masih ada beberapa lagi.
Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. DR diduga merupakan akibat
kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk kita. Kaplan mengemukakan
hipotesis tentang adanya reaksi silang antibodi terhadap streptokok dengan otot jantung yang
mempunyai susunan antigen mirip dengan streptokok. Inilah penyebab reaksi auto imun.
C. Etiologi
Demam rheumatik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan akibat interaksi individu,
penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran
nafas bagian atas oleh beta streptokokus hemolyticus golongan A.
Faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam rheumatik dan penyakit jantung
rheumatik terdapat pada individunya sendiri yaitu faktor genetik, jenis kelamin, golongan etnik,
ras, umur dan keadaan gizi. Sedangkan faktor-faktor lingkungan adalah keadaan sosial, ekonomi
yang buruk iklim dan geografi serta cuaca.
D. Manifestasi Klinis
Gejala demam rheumatik terdiri dari 4 stadium yaitu :
Stadium I
Stadium ini berupa adanya infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman beta hemolyticus
golongan A dengan keluhan demam batuk, sakit menelan. Kadang disertai muntah dan diare.
Pada pemeriksaan hasil terdapat eksudat dan tanda-tanda peradangan lainnya. Infeksi ini
biasanya berlangsung selama dua sampai empat hari dan dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan.
Stadium II
Disebut periode laten masa antara infeksi streptokoccus dengan permulaan gejala demam
rheumatik. Biasanya dalam waktu satu sampai tiga minggu, kecuali korea yang dapat timbul
dalam enam minggu atau beberapa bulan kemudian.
Stadium II
Adalah fase akut demam rheumatik. Gejala minor berupa gejala peradangan umum dengan
didapatkannya demam tidak begitu tinggi, lesu, lekas tersiggung, berat badan menurun,
anoreksia. Aemia dijumpai sebagai akibat tertekannya sistem eritropoletik, bertambahnya
volume plasma, memendeknya umur eritrosit dan adanya perdarahan dari hidung (epistakasis).
Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Baik pasien DR tanpa kelainan jantung maupun dengan kelainan
jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala kelaian. Tetapi pasien yang
dengan kelainannya, pada fase ini pasien DR / PJR dapat mengalami reaktivitas peyakitnya.
(Ngastiyah, 2005; 114)

E. Komplikasi
o Aritmia jantung
o Gagal jantung
o Parikarditis dengan efusi yang luas
o Pneumonitis rheumatic
o Emboli paru
o Infark
o Kelainan katup jantung. (Arif Mansjoer, 2000; 452)

F. Pemeriksaan Diagnostik
Ekokardiografi: untuk mendiagnosa perikarditis
Perikardiosentasis: untuk mendiagnosis perikarditis
Pemeriksaan foto toraks: untuk mendeteksi kardiomegali
Elektrokardiogram (EKG): bio atrioventrikuler (AV) dan pemanjangan segmen PR terdapat
pada karditis
Laju endap darah (LED): meningkat pada peradangan. (Cecily L. Betz & Linda A. Snowden,
2002; 432)

G. Penatalaksanaan
a) Istirahat
b) Eradikasi kuman streptokok
c) Penggunaan obat anti radang bergantung terdapatnya dan beratnya kardit
d) Pengobatan suportif berupa diet tinggi kalori dan protein serta vitamin (terutama vitamin C)
dan pengobatan terhadap komplikasi.



ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Lakukan pengkajian fisik rutin
Dapatkan riwayat kesehatan khususnya mengenai bukti-bukti infeksi streptokokus antesenden
Observasi adanya menifestasi demam reumatik
Demam ringan, biasanya memuncak di sore hari
Epitaksis tidak dapat dijelaskan
Nyeri abdomen
Kelemahan
Keletihan
Pucat
Kehilangan nafsu makan
Penurunan berat badan
(Donna L. Wong, 2003; 531)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri pada sendi b/d proses inflamasi
b. Kurangnya pengetahuan orang tua atau anak b/d pengobatan, pembatasan aktivitas
c. Resiko tinggi cedera b/d adanya organisme streptokokus

3. Perencanaan
DX I : Gangguan rasa nyaman nyeri pada sendi b/d proses inflamasi
Tujuan : Terpenuhinya rasa nyaman dan aman.
Kriteria hasil : Menyatakan nyeri hilang.
Intervensi Rasionalisasi
- Anjurkan klien untuk memberitahu
perawat dengan cepat bila terjadi nyeri.

- Kaji dan catat respos pasien.

- Tinggikan kepala tempat tidur bila klien
nafas pendek.
- Letakkan klien pada istirahat total
- Menurunkan TD, nyeri dan penurunan
demam dapat merangsang sistem saraf
simpatis.
- Memberikan inflamasi tentang kemajuan
penyakit
- Memudahkan pertukaran gas.

- Menurunkan kebutuhan oksigen untuk
meminimalkan resiko cedera

DX II : Kurangnya pengetahuan orang tua atau anak b/d pengobatan, pembatasan aktivitas.
Tujuan : Orang tua dapat memahami tentang regumen pengobatan dengan pembatasan
aktivitas.
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman tentang penyakit.
Intervensi Rasionalisasi
- Kaji tingkat pengetahuan klien atau
orang terdekat.
- Waspada terhadap tanda penginderaan.

- Berikan penguatan penjelasan faktor
resiko, pembatasan diet, obat dan gejala yang
memerlukan perhatian medis cepat.

- Berikan informasi dalam bentuk belajar
yang bervariasi
- Perlu untuk pengobatan instruksi
individu.

- Mekanisme perhatian alamiah seperti
marah, menolak, dapat belajar.
- Memberikan kesempatan pada pasien
untuk mencakup informasi dan mengasumsi
kontrol dalam program rehabilitasi.
- Penggunaan metode belajar yang
bermacam-macam meningkatkan
penyerapan materi

DX III : Resiko tinggi cedera b/d adanya organisme streptokokus.
Tujuan : klien (keluarga) mematuhi program terapeutik keomplikasi atau rasa tidak nyaman
yang dialami px minimal atau tidak ada.
Kriteria hasil : Anak dan keluarga mematuhi program terapeutik. Anak pulih dari penyakit
dengan komplikasi atau ketidaknyamanan yang minimal atau tidak ada.
Intervensi Rasionalisasi
- Tanyakan pada keluarga dan anak yang
lebih besar apakah anak pernah mengalami
reaksi alergi terhadap penisilin.
- Dorong istirahat dan nutrisi
yang adekuat.
- Beri kesempatan pada anak dan
keluarga
- untuk mengugkapkan perasaan.
- Jelaskan pada anak dan keluarga
ttentang pentingnya pengawasan terus-
menerus dan pengawasan kesehatan jangka
panjang
- Penisilin merupakan obat pilihan untuk
demam rematik.
- Untuk mendorong bertahan tubuh
alami.
- Untuk mempermudah koping yang
positif.
- Karena anak rentan terhadap
kekambuhan demam rematik.
- Untuk mengendalikan proses inflamasi
dan menurunkan demam serta
ketidaknyamanan

Вам также может понравиться