Вы находитесь на странице: 1из 50

BAB I.

Pendahuluan

Flavonoid adalah golongan fenol alam yang tersebar luas dalam
tumbuhan. Menurut perkiraan , kira-kira 2% dari seluruh karbon yang
difotosintesis oleh tumbuhan atau sekitar 1.000.000.000 ton per tahun diubah
menjadi flavonoid atau senyaa yang berkaitan dengannya. !iduga flavonoid
sudah ada di alam ini telah "ukup lama, yang terdapat pada ganggang hijau lebih
1 milyar tahun silam. #idak ada senyaa yang begitu menyolok seperti flavonoid
yang memberi keindahan dan kesemarakan pada bunga dan buah-buahan di
alam, misalnya flavin memberi arna kuning atau jingga, antosianin arna
merah, ungu atau biru dan se"ara biologis dia memainkan peranan penting
dalam proses penyerbukan pada tanaman oleh serangga. $ada mulanya para
ahli tertarik pada antosian, yang merupakan pigmen tumbuhan flavonoid.
%emudian diketahui pula baha dalam buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-
bijian mengandung berbagai jenis senyaa flavonoid. !isamping sebagai
pigmen tumbuhan, flavonoid diketahui pula berperan dalam pertumbuhan,
pertahanan diri dari serangan hama dan penyakit, tabir surya, dan sinyal kimia
untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. &agi manusia golongan senyaa
ini memberi manfaat yang "ukup banyak seperti, antioksidan, antiinflamasi,
immunostimulan, antikanker, antivirus dan antimikroba.. #anin yang termasuk
golongan senyaa ini telah lama digunakan sebagai penyamak kulit dan
pearna kain. &erbagai komoditi penting seperti teh, "oklat dan anggur, mutunya
sangat ditentukan oleh arna maupun rasa yang berasal dari flavonoid yang
terdapat didalamnya.
'stilah flavonid yang diberikan untuk senyaa-senyaa fenol ini berasal
dari kata flavon, yakni nama dari salah satu jenis flavonoid yang terbesar
jumlahnya dan juga la(im ditemukan .
Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga pastilah
ditemukan pada setiaap telaah ekstrak tumbuhan. )leh karena itu, para ilmuan
perlu kiranya untuk mengetahui "ara mengenal, mengisolasi, dan
mengidentifikasi bahan alam tersebut dalam berbagai bentuk.
I.1 Kerangka dasar
Flavonoid merupakan senyaa dengan kerangka dasar mempunyai 1*
atom +, dua "in"in ben(en yang terikat pada suatu rantai propana sehingga
susunannya adalah +, - +. - +,. /usunan ini akan menghasilkan tiga jenis
struktur, yaitu 0 1,. - diaril propane atau flavonoid, 1,2 - diaril propane atau
isoflavonoid dan 1,1 - diaril propane atau neoflavonoid
+
1
+
2
+
.

+
1
+
2
+
.
+
1
+
2
+
.
FLAVONOID ISOFLAVONOID NOFLAVONOID
+ontoh 0
1. Flavonoid
)
)
)
)
)1
)1
1)
)1
)
)
)+1
.
)
FLAVON K!"S#IN K"AN$IN
2. Isoflavonoid
)
)
)1
1)
1) )+1
.
)
)1
1
.
+)
)
)
+1
2
)
)
)
)
)
)+1
.
)+1
.
F"I"IN
P#"OKA"PIN "O#NON
3. Neoflavonoid
)
1)
1
.
+) )
) )
)1
) 1
.
+) )
)
)
DALB"%IN B"A&ILIN KALOFILOID
%edua "in"in aromatik 2ben(en3 yang dihubungkan oleh satuan tiga
karbon dapat atau tidak dapat membentuk "in"in ketiga. 4ntuk memudahkan
maka "in"in pertama ben(en diberi indeks 5, "in"in ben(en kedua indeks & dan
"in"in yang dapat terbentuk "in"in +
)
)
A
B
'
1
2
.
6
10
*
,
7
8
9
1:
2:
.:
6:
*:
,:
)1
)
A
B
,:
*:
6:
.:
2:
2
.
6
*
1)
)1
1
,
/enyaa flavonoid terdiri atas beberapa jenis, bergantung dari tingkat
oksidasi dari rantai propane dari sitem 1,. diaril propane. !alam hal ini flavan
mempunyai tingkat oksidasi yang terendah sehingga senyaa ini dianggap
sebagai senyaa induk dalam tatanama senyaa-senyaa turunan flavon.
)
FLAVAN
I.( Asal usul Biogene)ik
/pekulasi aal mengenai biosintesis flavonoid dijelaskan oleh ;obinson
219.,3 mengatakan baha kerangka +, - +. - +,. dari flavonoid berkaitan
dengan kerangka +, - +. dari fenilpropana yang mempunyai gugus fungsi
oksigen pada para, para dan meta atau dua meta dan satu para pada "in"in
aromatik. 5kan tetapi, senyaa-senyaa fenilpropana, seperti asam amino fenil-
alanin dan tirosin, bukannya dianggap sebagai senyaa yang menurunkan
flavonoid melainkan hanya sebagai senyaa yang bertalian belaka.
$ola biosintesis flavonoid pertama kali diusulkan oleh Bir*h, yang
menjelaskan baha tahap pertama biosintesis flavonoid suatu unit +, - +.
berkombinasi dengan . unit +2 menghasilkan unit +, - +. - 2+2<+2<+23.
&erdasarkan atas usul tersebut maka biosintesis dari flavonoid melalui 2 jalur
bisosintesis yaitu poliketida 2asam asetat atau mevalonat3 dalam membentuk
"in"in 5 berkondensasi . molekul unit asetat, sedang "in"in & dan tiga atom
karbon dari rantai propana berasal dari jalur fenilpropana 2shikimat3.
/elanjutnya, sebagai akibat dari berbagai perubahan yang disebabkan
oleh en(im, ketiga atom karbon dari rantai propana dapat menghasilkan berbagai
gugus fungsi, seperti ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil dan
sebagainya.
Pokok+,okok -iosin)esis flavonoid
)1
)
1)
)1
)
)
1)
)1
FLAVANON K.ALKON
$embentukan flavonoid dimulai dengan memperpanjang unit
fenilpropanoid 2+, - +.3 yang berasal dari turunan sinamat seperti asam p-
kumarat, kadang-kadang asam kafeat, asam ferulat atau asam sinapat.
$er"obaan menunjukkan baha khalkon dan isomer flavanon yang sebanding
juga berperan sebagai senyaa antara dalam biosintesis berbagai jenis
flavanoid lainnya
)
)1
)1
1)
)
)1
)1
)1
1)
)
)
)1
)1
1)
)
)
1
=)>
)
)1
)1
1)
)
)1
) a
)1
)1
1)
)
1
<)1
-
1
b
a
+
Flavanon Khalkon
Flavanonol
)
)1
)1
1)
)
)1
)
)1
)1
1)
)
)1
)
)1
)1
1)
)
)1
a
-1
<
-1
<
1
=)>
b
Flavon Auron Flavonol
)
)1
1)
)
1
1
)
)
)1
1)
)
)1



Isoflavon


Ka)ekin

An)osianidin
1ubungan &iogenetik &erbagai jenis Flavonoid 2?riseba"h3
&iosintesis 5ntosianidin dan %atekin 21aslam)
I./ Fungsi flavonoid ,ada )u0-uhan
1. Fungsi ,en1er-ukan. Flavonoid termasuk pigmen yang penting pada
tumbuhan. @arna jingga, merah, biru dan ungu pada bunga dan buah pada
umumnya disebabkan oleh flavonoid. @arna pada bunga adalah salah satu
faktor yang menarik lebah, kupu-kupu, burung dan hean lainnya untuk
melakukan penyerbukan. &urung akan lebih menyukai arna merah, sedang
lebah lebih menyukai arna biru dan juga dapat melihat di daerah ultraviolet.
(. Fungsi ,enga)ur )u0-uh. Flavonoid se"ara tidak langsung berperan
sebagai (at pengatur tumbuh melalui sistem IAA 2'ndole 5"eti" 5"id3 - IAA
Oxidase. /e"ara in vitro, senyaa flavonoid kuersetin dapat menghambat en(im
'55 - )Aidae, yang berarti kuersetin se"ara tidak langsung dapat meningkatkan
pertumbuhan.
/enyaa flavonoid dapat pula berfungsi sebagai 2feeding deterrent
maupun feeding stimulant. %andungan tanin yang tinggi pada buah muda
merupakan 2feeding deterrent yang menyebabkan kera maupun manusia tidak
bernafsu untuk memakan buah sebelum masak. /edang senyaa morin dan
isokuersetrin yang terdapat dalam daun murbei 2Morus alba B3, merupakan
feeding stimulant bagi ulat sutera 2Bombyx mori).
/. &a) alelo,a)i. !alam berinteraksi dengan lingkungannya, tumbuhan
menggunakan sinyal berupa senyaa kimia.$ada tahun 198,, se"ara hampir
bersamaan, para ahli dari berbagai laboratorium di dunia melaporkan baha
simbiosis antara tumbuhan polong-polongan dengan bakteri marga Rhizobium
dipi"u oleh sinyal kimia berupa senyaa flavonoid yang dikeluarkan oleh akar
tumbuhan. /ejak tahun 1982, ahli ekologi sudah mengetahui tumbuhan CSpotted
knapweeds 2Centaurea maculosa Bam.3 mengeluarkan senyaa alelopati yang
dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya, baru tahun 2001
diketahui baha senyaa tersebut adalah 2-3 - katekin, suatu senyaa flavonoid
golongan flavan yang sekarang diteliti untuk dikembangkan menjadi herbisida
alam.
3. #a-ir sur1a. ;usaknya o(on di lapisan stratosfir, terutama di daerah
dekat %utub /elatan, menyebabkan tumbuhan mengalami "ekaman sinar
ultraviolet & 24D&3. $enelitian pada sejenis semanggi di /elandia &aru
memperlihatkan baha tumbuhan tersebut mempunyai toleransi yang tinggi
terhadap sinar 4D&, adaptasi ini disebabkan dengan peningkatan kadar
flavonoid dari tumbuhan.
BAB II. ks)raksi dan Isolasi
II.1 ks)raksi
5glikon flavonoid adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia
senyaa fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. 1arus
diingat, bila dibiarkan dalam larutan basa dengan oksigen banyak yang akan
terurai karena mengandung banyak oksigen yang tidak tersulih atau suatu gula.
/enyaa flavonoid merupakan senyaa polar, kepolaran ini akan
berbeda-beda terhadap berbagai pelarut sehingga harus diperhatikan dengan
menggunakan pelarut yang sesuai kepolaran flavonoid yang akan diekstraksi.
4mumnya flavonoid larut dalam pelarut-pelarut polar seperti etanol, metanol,
butanol, aseton, dimetil sulfoksida, dimetilformamida, air dan lain-lain. !alam
bentuk glikosida karena adanya gula yang terikat pada flavonoid menyebabkan
mudah larut dalam air, dan dengan demikian "ampuran pelarut diatas dengan air
merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosidanya. /ebaliknya, aglikon yang
kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol yang
termodifikasi, "enderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan
kloroform.
&ahan segar merupakan bahan aal yang ideal untuk menganalisis
flavonoid, alaupun bahan yang kering dan tersimpan lama mungkin masih
tetap memberikan hasil yang baik. &ila menggunakan bahan tumbuhan segar,
setelah "uplikan dipilih untuk dianalisis maka sisanya dianjurkan agar segara
se"epatnya dikeringkan untuk men"egah kerja dari en(im.
/etelah menimbang sebagian bahan tumbuhan yang telah digiling,
ekstraksi paling baik dilakukan dalam dua tahapE pertama dengan pelarut
metanol-air 29 0 13 dan kedua dengan metanol-air 21 0 13. Fkstrak kemudian
di"ampur dan diuapkan hingga volumenya menjadi sepertiga volume aal, atau
hampir semua metanol menguap. Fkstrak yang diperoleh dapat dibabaskan dari
senyaa yang kepolarannya rendah seperti lemak, terpena, klorofil, Aantofil
dengan ekstraksi 2dalam "orong pisah3 menggunakan pelarut heksan atau
kloroform. Fkstraksi harus dilakukan beberapa kali dan lapisan air mengandung
sebagian besar flavonoid, selanjutnya dikeringkan pada tekanan rendah
2rotapavor3.
$emilihan pelarut tidak hanya tergantung pada kandungan (at aktif yang
diselidiki, tetapi tergantung juga pada bagian mana substansi tersebut berada.
&ila flavonoid terdapat dalam vakuola sel, umumnya bersifat hidrofilik, maka
penyarian dilakukan dengan menggunakan air ataupun pelarut-pelarut alkoholik.
Gika flavonoidnya terdapat dalam kloroplas maka diperlukan pelarut-pelarut
nonpolar sebelum menyarian alkoholik.
Fkstraksi flavonoid seperti yang dijelaskan di atas tidak "o"ok untuk
antosianin atau flavonoid yang kepolarannya rendah. 4ntuk antosian, daun segar
atau bunga jangan dikeringkan tetapi segera digerus dengan He)1 yang
mengandung 1% 1+l pekat. Fkstraksi segera terjadi yang ditandai dengan
adanya perubahan arna larutan, kromatografi atau analisis spektroskopi
ekstrak dapat segera dilakukan untu men"egah hidrolsisi glikosida. 4ntuk
simplisia yang mengandung flavonoid dengan kepolaran yang lebih rendah lagi
dapat langsung diisolasi dengan merendam heksana atau eter selama beberapa
menit, perlu diingat baha ekstrak yang diperoleh juga mengandung lemak dan
lilin.
II.( Isolasi
Metode terbaik untuk mengisolasi atau memisahkan "ampuran flavonoid
antara lain dengan kromatografi kertas 2%%t3 dan kromatografi lapis tipis 2%B#3.
Gika menggunakan metode %%t, kertas yang disarankan adalah kertas @hatman
.MM 26, A *7 "m3 atau yang setara. %ertas dibuat seperti gambar di baah.
Fkstrak ditotolkan kira-kira 8 "m dari tepi lipatan pertama dan . "m dari lipatan
kedua dengan garis tengah . "m yang berpusat pada satu titik. $engeringan
ber"ak dibantu dengan pengering rambut. Fkstrak yang ditotolkan dapat
digunakan se"ara umum yaitu dari sejumlah ekstrak yang diperoleh dari *0 -
100 mg bahan tumbuhan kering. Flusi pertama dapat digunakan pengembang
beralkohol, misalnya &55 2n-&utanol, 5sam asetat, 5ir I &5@3 6010* atau #&5
2t-&u)101)5"012)3 .0101. %ertas diangkat dan dikeringkan di lemari asam,
bagian kromatogram yang dilipat 2a3 digunting. /elanjutnya eluen kedua
menggunakan pengembang, biasanya berupa larutan dalam air seperti asam
asetat 1*%. 4ntuk antosianin disarankan pengembang setara , biasanya &55
atau &uJ1+l dan kedua 1+l 1%.
Flavonoid tidak nampak pada kertas kromatogram, ke"uali antosian 2ber"ak
jingga sampai lembayung yang menjadi biru dengan uap ammonia3, khalkon,
auron dan ,-hidroksi flavanol kuning3. %arena alasan tersebut, untuk mendeteksi
ber"ak, kromatogram diperiksa dengan sinar 4D 2.,, nm dan 2*6 nm3 dan
dapat diperjelas dengan uap ammonia.
. "m
8 "m
arah aliran pengembang
pertama
arah aliran
pengembang
pertama
biarkan * "m
2a3
2b3
2"3 2d3
4ntuk isolasi flavonoid skala besar dapat dilakukan dengan kromatografi
kolom. $ada dasarnya, "ara ini meliputi penempatan "ampuran flavonoid
2berupa larutan3 di atas kolom yang berisi serbuk penjerap 2seperti selulosa,
silika, atau poliamida3, dilanjutkan dengan elusi beruntun setiap komponen
memakai pelarut yang sesuai. %olom hanya berupa tabung ka"a yang dilengkapi
dengan keran pada salah satu ujungnya dengan ukuran garis tengah berbanding
panjang kolom 1010 atau 10.0.
Mengemas kolom dilakukan dengan hati-hati agar dihasilkan kolom yang
homogen. Gika kolom tidak memiliki ka"a masir, maka dapat diganakan ka"a ol
atau kapas, sumbat ini direndam dengan pengelusi yang tingginya kira-kira 10
"m. %emasan kolom dibuat bubur dengan pelarut yang sama, lalu dituang
dengan hati-hati ke dalam kolom tanpa terputus-putus agar tidak terbentuk
lapisan. %emasan dibiarkan turun dan kelebihan pelarut dibiarkan turun. Gika
fase diam poliamida yang digunakan maka dianjurkan untuk mengembangkan
dulu satu jam.
/elanjutnya larutan "uplikan ditempat di atas kemasan sedemikian rupa
sehingga berupa satu pita, usahakan menggunakan pelarut sesedikit mungkin
untuk memperoleh hasil yang baik. &iarkan larutan "uplikan meresap ke dalam
kemasan dengan membuka sedikit keran dan setelah "uplikan terbuka, keran
ditutup dan ditambahkan perlahan-lahan "airan pengelusi dan dibiarkan kembali
meresap ke dalam kemasan.
Memilih kemasan kolom dapat disesuaikan dengan flavonoid yang akan
diisolasi sebagai berikut E
1. Selulosa. 'deal untuk pemisahan antara glikosida atau glikosida
dengan aglikon dan aglikon yang kurang polar, selulosa mikrokristal 2Mer"k,
Ma"herey K Hagel dan @hatman +F-11
(. Silika. &aik untuk aglikon yang kurang polar, misalnya isoflavon,
flavanon, metil flavon dan falavonol. /ebaiknya di"u"i lebih dahulu dengan asam
klorida pekat untuk menghilangkan sesepora besi yang dapat membuat flavonoid
terikat kuat pada kemasan. %iselgel ,0, 70 - 2.0 mesh 2mer"k3.
;adas kromatografi kolom
/. Polia0ida. +o"ok untuk memisahkan flavonoid dan glikosida. 1arus
di"u"i terlebih dahulu dengan matanol dan air untuk menghilangkan poliamida
yang larut 2dapat mengotori3. $oly"lar 5# ?eneral 5niline and Film +orporation3,
$olypon"o ,,! $olymer +orporation3 dan $olyamida 2@oelm3.
3. %el se,hade4 5dere) %6. !igunakan untuk memisahkan "ampuran,
terutama berdasarkan atas ukuran molekul 2mengunakan pelarut air3, molekul
besar akan terelusi lebih dahulu. /angat berguna untuk memisahkan
poliglikosida yang berbeda bobot molekulnya. &ila pengelusinya adalah pelarut
organik, gel sephadeA deret ? berprilaku seperti selulosa, tetapi kapasitasnya
lebih besar. ?el harus dikembang terlebih dahulu selama 12 jam dengan eluen.
Genis niaga ?-10 2untuk bobot molekul 0 - 7003 dan ?-2* 2untuk bobot molekul
100 - 1*003
7. %el se,hade4 5L.+(86. !iran"ang untuk menggunakan pelarut organik,
dan dapat digunakan dua "ara. &ahan ini menghasilkan eluen tanpa sisa, sangat
"o"ok untuk pemurnian akhir aglikon flavonoid dan glikosida yang telah diisolasi
dari kertas, selulosa, silika, atau poliamida. 4mumnya pelarut yang "o"ok adalah
Me)1, alaupun pada aalnya diperluka air untuk melarutkan flavonoid, disini
gel perlu juga di"u"i dengan Me)1.
II./ Karak)erisasi dan Iden)ifikasi
/e"ara umum golongan senyaa biasanya dapat ditentukan dengan uji
arna, penentuan kelarutan, bilangan ;f dan "iri spe"trum ultraviolet.
Gika tidak ter"ampur dengan pigmen lain, flavonoid dapat dideteksi
dengan uap ammonia dan akan memberikan arna spesifik untuk masin-masing
golongan. Falavon dan flavonol akan memberikan arna kuning sampai kuning
kemerahan. 5ntosianin berarna merah biru sedang flavononol menimbulkan
arna orange atau "oklat. @arna merah dan lembayung yang terjadi mendadak
dalam suasana asam disebabkan adanya khalkon atau auron.
Flavonoid menjadi kuning terang atau jingga dalam larutan basa dan
dapat dideteksi jika bagian tumbuhan tanarna diuapi amonia.#imbulnya arna
ini karena adanya pembentukan garam dan terbentuknya struktur kuinoid pada
"in"in & seperti berikut 0
)
)
)1
)
)
)
-
)
)
-
)
)1
-
$embentukan struktur kuinoid dari flavonoid dengan basa
5danya gugus fenol pada flavonoid memberikan reaksi positif dengan
pereaksi untuk fenol, misalnya dengan besi 2'''3 klorida dan pereaksi asam sulfat
akan memberi arna spesifik. %arena reaksi tidak spesifik, maka tidak dapat
digunakan membedakan masing-masing golongan dan harus diikuti oleh uji
arna lainnya.
Flavonoid yang memliki gugus hidroksil berkedudukan orto akan
memberikan arna kuning intensif jika bereaksi dengan asam borat dan larutan
natrium asetat, seperti rekasi berikut.
)
)
)1
1)
)1
)
)
1)
)
&
)
)1
1)
Ha)5", 1
.
&)
.
)1
-
%ompleks flavonoid dengan asam borat dan natrium asetat
/elain pada kedudukan orto, gugus hidroksi dengan kedudukan lain
diduga juga dapat membentuk ikatan dengan "ampuran asam sitrat dan asam
borat, pada pemanasan dan dikenal dengan pereaksi sitroborat, /ampai saat ini
mekanisme reaksi yang terjadi antara flavonoid dengan pereaksi sitroborat
belum dapat diketahui se"ara pasti. @arna fluoresensi yang terbentuk adalah
fluoresensi kuning,kuning kehijauan dengan sinar 4D .,, nm.
$ereaksi aluminium klorida dapat membentuk kompleks dengan flavonoid
menimbulkan arna kuning. %ompleks dari flavonoiv dengan gugus hidroksil
berkedudukan orto tidak stabil dengan asam dan akan terurai kembali. 5kan
tetapi flavonoid dengan gugus hidroksil yang berkedudukan dekat gugus karbonil
akan stabil dengan penambahan asam.
)
)
)1
1)
)1
)
)
1)
)
5l
)
5l+l
.
1+l
)
)
)1
1)
)1
) 1)
)1
)1
)1
)
5l
)
+l
+l
) 1)
)
5l
)
)
5l
)
+l
+l
5l+l
.
1+l
+l
+l
$embentukan kompleks antara flavonoid dengan aluminium klorida leat
dua ma"am gugus yang berbeda yaitu gugus hidroksil yang berkedudukan orto
dan gugus hidroksil yang berkedudukan dekat dengan gugus karbonil, dapat
digunakan sebagai dasar penetapan adanya gugus hidroksil pada kedudukan
tertentu dalam molekul flavonoid.
Ba(imnya identifikasi flavonoid diaali dengan reaksi arna
menggunakan pereaksi-pereaksi, seperti natrium hidroksida, asam sulfat, besi
2'''3 klorida, logam magnesium dan asam klorida. %elarutan dari flavonoid
menjadi dasar dalam ekstraksi dan pemisahan se"ara kromatografi, sifat-sifatnya
dengan pereaksi-pereaksi tertentu menjadi dasar analisis spektrofotometri 4D-
tampak.
"eaksi 9arna flavonoid
?olongan
Flavonoid
@arna
Barutan natrium
1idroksida
5sam sulfat
pekat
MagnesiumJ
asam klorida
Hatrium amalgam
asam
%halkon
!ihidrokhalkon
5uron
Flavanon
Flavon
Flavanol
Flavanonol
Gingga sampai
merah
#ak berarna
MerahJviolet
%uning J jingga,
dipanas merah
%uning
%uning J jingga
%uning berubah
Gingga sampai
merah
#ak berarna J
kuning
MerahJviolet
Gingga
%uning J jingga
berpendar
%uning J jingga
berpendar
%uning J merah
#ak berarna
#ak berarna
#ak berarna
Merah J violet
atau biru
%uning J merah
Merah J violet
Merah J violet
%uning pu"at
#ak berarna
%uning pu"at
Merah
Merah
%uning J merah
%uning J"oklat
Beukoantosianin
5ntosianin J
5ntosianidin
'soflavon
'soflavanon
"oklat
%uning
&iru J violet
%uning
%uning
Merah J violet
%uning J jingga
%uning
%uning
Diolet
Merah lalu
memu"at
%uning
#ak berarna
Diolet
%uning J jingga
Merah muda J
violet
Merah
II.3 .idrolisis
/enyaa flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan tinggi, seperti
bunga, daun, ranting, buah, kayu, kulit, kayu dan akar. 5kan tetapi, senyaa
flavanoid tertentu biasanya terkonsentrasi pada suatu jaringan tertentu, misalnya
antosianidin adalah (at arna dari bunga, buah dan daun.
/ebagian besar flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosida, oleh
karena itu ada baiknya diketahui baha se"ara umum, suatu glikosida adalah
kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan melalui
ikatan glikosida. 'katan glikosida pada prinsipnya terbentuk apabila gugus
hidoksil dari alkohol beradisi ke gugus karbonil dari gula, sama seperti adisi
alkohol ke aldehida yang dikatalis oleh adanya asam menghasilkan asetal.
+
;
;
+
;:
) 1
+
;
)1
1
);:
+
;
);:
1
);:
+
+ 1
2
)
Aldehida Alkohol .e0iase)al Ase)al
;:-)1
1
<
+
)1
)1
)1
)1
+1
2
)1
)
)1
)1
)1
+1
2
)1
1
)
)1 )
)1
)1
)1
+1
2
)1
);:
%lukosa %lukosa %lukosida
5ran)ai )er-uka6 5siklik he0iase)al6
;:)1
1
<
$ada hidrolisis, glikosida terurai kembali atas komponen-komponennya
menghasilkan gula dan alkohol yang sebanding, alkohol yang dihasilkan disebut
aglikon. &iasanya, sisa gula dari glikosida flavonoid alam adalah glukosa,
rhamnosa, galaktosa dan gentiobiosa, sehingga glikosida tersebut masing-
masing disebut glukosida, rhamnosida, galaktosida dan gentiobiosida.
Flavonoid dapat ditemukan sebagai mono, di atau tri-glikosida, dimana
satu, dua atau tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula.
$oliglikosida larut dalam air dan hanya sedikit larut dalam pelarut-pelarut organik
seperti eter, ben(en, kloroform dan aseton.
4ntuk membedakan aglikon dan gula yang terikat sebagai glikosida, perlu
dilakukan hidrolisis dapat dengan asam, en(im atau basa.
1. .idrolisis dengan asa0. &iasanya digunakan dengan asam klorida,
gugus gula yang terikat pada aglikon biasanya berupa ikatan )-glikosida atau
+-glikosida. 'katan +-glikosida, sangat tahan terhadap pengaruh asam, sehingga
dapat dibedakan antara +-glikosida dengan )-glikosida dengan melihat aktu
atau lama hidrolsisinya.
/elain ke"epatan hidrolisis dengan asam dari glikosida, juga dipengaruhi
oleh posisi ikatan gula pada inti flavonoid. ?ula yang berikatan pada posisi . dari
flavonoid akan lebih mudah dihidrolisis dibanding pada posisi 7, sedang paling
mudah dihidrolisis adalah pada posisi *. Flavonol .-rhamnosifuranosida kurang
stabil sehingga hidrolsis lebih "epat dibanding flavonol .-rhamnopiranosida yang
relatif lebih stabil.
Cara baku menhidrolisis !"likosida# Barutan glikosida flavonoid 21mg3
dihidrolisis dengan * ml 1+l 2H 0 Me)1 21013 dalam labu alas bulat 2* ml,
kemudian drefluks selama ,0 menit. 4apkan dengan rotavapour, sisanya
kemudian dilarutkan dengan Me)1 0 12) 21013 sesedikit mungkin. /elanjutnya
dikromatografi kertas atau %B#-selulosa, 1*% asam asetat, hasil 0
- jika telah terjadi hidrolsisi, ;f akan menjadi lebih ke"il, flavonoid tersebut
adalah suatu )-glikosida, kemungkinan ke"il juga sebagai bisulfat atau
+-glikosida yang ter-)-glikosida.
- Gika tidak terjadi hidrolisis, glikosida tersebut kemungkinan adalah +-
glikosida atau suatu glukoronida
- Gika terjadi hidrolisis sebagian, glikosida tersebut mungkin glukuronida
(. .idrolsis dengan en:i0. 1idrolisis dengan en(im, berguna untuk
menentukan sifat ikatan antara gula dan flavonoid 2yaitu L atau M). "ara ini
hanya memutuskan monosakarida khas dari flavonoid )-glikosida. /elanjutnya
dianalisis dengan %B#, atau %?+ untuk mengetahui hasil hidrolosis,
" $"lukosidase 2emulsin3, menghidrolsisi M-!-gluksodia dan Ailosida,
tetapi tidak menghidrolsisi antosianidin glikosida.
" $"alaktosidase, menghidrolsisi M-!-galaktosida
" $"likuronidase, menghidrolsisi M-!-glukuronidase
" %ektinase, menghidrolsis L-!-poligalakturonida dan L-B-rhamnosida
" &ntosianase, menghidrolsisi sebagian besar antosianidin glikosida
" Rhamnodiastase, memutuskan sebagian besar oligosakarida se"ara
utuh dari glikisda, terdapat dalam Rhamnus 'ranula
" (akadiastase, menghidrolsisi naringenin 7-)-neohesperidosida.
/. .idrolsis dengan -asa. Garang digunakan untuk menghidrolisis
gliksodia flavonoid, tetapi digunakan untuk memutuskan gula se"ara selektif dari
gugus hidroksil pada posisi 7 atau 6N serta .-hidroksil. %eselektifan ini kebalikan
dari hidrolisis dengan asam. 1idrolsis dengan basa akan melepaskan disakarida
dari 7 - hidroksil asal ikatan antara glukosida bukan 21----23. ;utinosida akan
terhidrolisis, tetapi 7-)-apiol 21----23 gluksida dan 7-)-neohesperidosida tidak
terhidrolsis. !ijaga agar tidak ada kontak dengan udara, sebab banyak flavonoid
akan terurai dalam suasana basa jika terdapat oksigen. %ebanyakan 7 - dan 6N -
) - gliksida dapat dipe"ah dalam aktu .0 enit, beberapa glikosida lain
memerlukan aktu dua jam. $emutusan gula yang terikat pada posisi 6N se"ara
selektif tanpa mengganggu gula yang terikat pada posisi 7.
Cara# Barutan glikosida 210 - .0 mg3 dalam 10 ml %)1 0,*% direfluks di
atas tangas air selama .0 menit dalam lingkungan H2. Hetralkan dengan 1+l 2H
dan selanjutnya dikromatografi kertas dengan eluen 1)5" 1*% untuk
mengisolasi flavonoidnya.
BAB III. S,ek)rosko,i !l)raviole) Flavonoid
III.1 S,ek)rosko,i !l)raviole) flavonoid. Flavonoid mempunyai sistem aromatik
terkonyugasi, oleh karena itu mempunyai pita serapan di daerah ultraviolet dan
ultraviolet nampak 24D-4D Dis3. /pektra dari flavon dan flavonol memperlihatkan
dua pun"ak utama pada daerah 260 - 600 nm. !ua pun"ak utama ini biasanya
memperlihatkan pita ' 2.00 - .80 nm3 dan pita '' 2260 - 280 nm3. $ita '
menunjukkan absorbsi yang sesuai untuk "in"in & sinamoil, sedang pita ''
berhubungan absobsi "in"in ben(oil.
)
)
5
&
/'H5M)'B
&FHO)'B
%erangka senyaa flavonoid dengan "in"in ben(oil dan sinamoil
'soflavon, falavanon dan dihidroflavonol memberikan spektra ultraviolet
yang mirip satu sama lain, oleh karena masing-masing senyaa ini tidak
mempunyai sistem konyugasi sinamoil dengan "in"in &. Barutan isoflavon dalam
metanol memberikan spektra ultraviolet dengan pun"ak '' pada daerah 2*0 nm -
270 nm dan pun"ak ' pada daerah .00 nm - ..0 nm. /edang flavanon dan
dihidroflavanon keduanya memberikan pun"ak '' pada daerah 270 nm - 290 nm
dan pun"ak ' pada daerah .20 nm - ..0 nm.
$eran gugus hidroksil pada "in"in 5 pada flavon dan flavonol
menghasilkan menghasilkan pergeseran batokromik yang nyata pada pita '' dan
sedikit pada pita '. Metilasi dan glikosilasi juga berefek pada absorpsi pada
flavon dan flavonol. Gika gugus ., *, dan 6N - )1 pada flavon dan flavonol
termetilasi dan terglikosilasi terjadi pergeseran hipsokromik terutama pita '.
$ergeseran yang terjadi terbesar 12 - 17 nm, bisa men"apai 22 - 2* nm pada
flavon yang tidak mempunyai gugus * - )1.
$ita '' merupakan serapan dari "in"in 5 bagian ben(oil, dan pita '
merupakan serapan dari "in"in & bagian sinamoil. 'ntesitas dari masing-masing
serapan tergantung pada panjangnya sistem konyugasi serta adanya subtitusi
terutama pada kedudukan atom +. dan +*. /ebagai "ontoh senyaa flavon yang
mempunyai sistem sinamoil mengandung sistem konyugasi lebih panjang
daripada sistem ben(oil, intensitas pun"ak ' lebih ke"il dari intensitas pun"ak ''.
Flavon, flavonol yang tersubtitusi oksigen hanya pada "in"in 5, dalam metanol
"enderung memberikan spektra yang nyata pada pita '' dan lemah pada pita ',
tetapi jika "in"in & yang tersubtitusi oksigen, pita ' akan kelihatan lebih nyata.
$enambahan pereaksi geser atau pereaksi diagnostik, adanya
hidroksilasi, glikolasi, metilasi dan asetilasi dapat mengubah karakter resapan
dari senyaa flavonoid. !engan melihat perubahan-perubahan ini maka dapat
digunakan untuk memperkirakan struktur flavonoid.
1. fek hidroksilasi. $enambahan gugus hidroksil pada "in"in 5 pada
flavon atau flavonol menghasilkan pergeseran batokromik yang nyata pada pita
resapan ' atau pita resapan '' pada spektra flavonoid. 5pabila gugus hidroksil
tidak ada pada flavon atau flavonol, panjang gelombang maksimal mun"ul pada
panjang gelombang yang lebih pendek dibanding jika ada gugus * - )1 ,
sedang subtitusi gugus hidroksil pada posisi ., * dan 6 mempunyai sedikit efek
atau tidak sama sekali pada spektra 4D. $ita absorpsi ' isoflavon mempunyai
intensitas yang lemah, sedangkan pita '' intensitas kuat. $ita absirbsi '' dari
isoflavon biasanya antara 26* - 270 nm dan relatif tidak mempunyai efek pada
"in"in & dengan adanya hidroksilasi.
(. fek na)riu0 0e)oksida. Hatrium metoksida merupakan basa kuat
yang dapat mengiionisasi semua gugus dalam flavonoid. !egradasi atau
pengurangan kekuatan spektra setelah aktu tertentu merupakan petunjuk yang
baik akan adanya gugus yang peka terhadap basa. /pektra isoflavon yang
mempunyai gugus hidroksi pada "in"in 5 akan memperlihatkan pergeseran
batokromik baik pada pita ' maupun pita ''. $un"ak pada spektra 4D senyaa .N
- 6N dihidroksi isoflavon akan mengalami penurunan intensitas beberapa menit
setelah penambahan natrium metoksida. 5danya perbedaan ke"epatan
dekomposisi 6N monohidroksi isoflavon dapat digunakan untuk menentukan
baha dekomposisi yang berjalan "epat menunjukkan adanya .N - 6N dihidroksi
isoflavon. $enambahan natrium metoksida pada flavon dan flavonol dalam
metanol umumnya menghasilkan pergeseran batokromik untuk semua pita
serapan. @alaupnun demikian pergeseran batokromik yang besar pada serapa
pita ' sekitar 60 - ,* nm tanpa penurunan intensitas, menunjukkan adanya
gugus 6N - )1 bebas. !an flavonol yang tidak mempunyai gugus 6N - )1 bebas
juga memberikan pergeseran pada pita serapan ', dengan penurunan intensitas.
!alam hal ini pergeseran batokromik disebabkan adanya gugus . - )1 bebas.
Gika suatu flavonol mempunyai . dan 6N - )1 bebas, maka spektra dengan
natrium metoksida akan mengalami dekomposisi. $engganti natrium metoksida
yang baik ialah laruan Ha)1 2M dalam air.
/. fek na)riu0 ase)a). Hatrium asetat merupakan basa lemah dan
hanya akan mengionisasi gugus yang sifat keasamannya tinggi, khususnya
untuk mendeteksi adanya gugus 7 - )1 bebas. Hatrium asetat hanya dapat
mengionisasi isoflavon khusus pada gugus 7 - )1. ?ugus .N atau 6N - )1 pada
flavonol. )leh sebab itu interpretasi terhadap pergeseran spektra isoflavon untuk
penambahan natrium asetat menjadi sederhana. 5danya 7 - )1 isoflavon
menyebabkan pergeseran batokromik , - 20 nm pada pita '' setelah
penambahan natrium asetat. 5danya natrium asetat dan asam borat akan
membentuk kompleks dengan gugus orto hidroksil paa "in"in & menunjukkan
pergeseran batokromik pada pita serapan ' sebesar 12 - .0 nm. ?ugus orto
hidroksil pada "in"in 5 juga dapat dideteksi dengan efek natrium asetat dan
asam borat. 5danya pergesaran batokromik sebesar * - 10 nm pada pita ''
menunjukkan adanya gugus orto hidroksi pada posisi +, dan +7 atau +7 dan +8.
3. fek alu0iniu0 klorida. $ereaksi ini dapat membentuk kompleks
tahan asam antara gugus hidroksi dan keton yang bertetangga dan membentuk
kompleks tidak tahan asam dengan gugus orto - hidroksi, perekasi ini dapat
digunakan untuk mendetekasi kedua gugus tersebut. 5danya gugus .N, 6N -
dihidroksil pada isoflavon atau flavanon dan dihidroflavonol tidak dapat dideteksi
dengan 5l+l. karena "in"in & mempunyai sedikit atau tidak ada konyugasi
dengan kromofor utama. Gika isoflavon, flavanon 2dan mungkin dihidroflavonol3
mengandung gugus-gugus orto - hidroksil pada posisi ,, 7 atau 7, 8 maka
spektra 5l+l. menunjuikkan pergeseran batokromik 2biasanya pada pita '
maupun pita ''3 dengan membandingkan terhadap spektra 5l+l. J 1+l. $ita
serapa '' spektra 4D dari semua * - )1 isoflavon dapat dideteksi dengan
penambahan 5l+l. atau 1+l, ke"uali 2 - karboksil *, 7 - dihidroksil isoflavon.
5danya gugus tersebut ditandai dengan pergeseran batokromik pada pita '' 10 -
16 nm 2relatif terhadap spektra metanol3. /pektra isoflavon yang tidak
mempunyai gugus * - )1 bebas tidak berefek setelah penamabahan 5l+l. J
1+l. $ada flavon dan flavonol, adanya gugus orto - hidroksil pada "in"in & dapat
diketahui jika penambahan asam terhadap spektra 5l+l. menghasilkan
pergeseran hipsokromik sebesar .0 - 60 nm pada pita ' 2atau pita 'a jika terdiri
dari dua pun"ak3. !engan adanya pergeseran batokromik pada pita 'a 2dalam
5l+l. J 1+l3 dibandingkan dengan pita ' 2dalam metanol3 sebesar .* - ** nm,
menunjukkan adanya * - )1 flavon atau flavonol . - )1 tersubtitusi.
Pereaksi %eser NaO;e
Pereaksi %eser NaOA* Pereaksi %eser Al'l/ < .'l
) 1)
)
= > .ID"OKSIFLAVON
Da)a kro0a)ografi
!V++++++++++++ Fluoresensi kuning ,u*a)
!V<N./++++++ Fluoresensi kuning )erang
"f 8,?@ 5#BA6, 8,(@ 5.OA*6
Da)a s,e*)ra !V 5A0aks n06
;eO. ++++++++++++++ (7(,(B?,/8=
NaO;e ++++++++++++ (BB,/8=,/7@
Al'l/ ++++++++++++++++ (3@,/8=
Al'l/ < .'l ++++++++ (71,/8=,/7?
NaOA* +++++++++++++ (=7,/7@
NaOA* < ./BO3 ++ (77 sh,(=8 sh,/8@
) 1)
)
)1
)1
/C, 3C + DI.ID"OKSIFLAVON
Da)a kro0a)ografi
!V++++++++++++ Fluoresensi -iru )erang
!V<N./++++++ Fluoresensi kuning+hiDau
"f 8,== 5#BA6, 8,1? 5.OA*6
Da)a s,e*)ra !V 5A0aks n06
;eO. ++++++++++++++ (3(,/8?sh,/38
NaO;e ++++++++++++ (3@sh,(=?sh,/8(,383
Al'l/ ++++++++++++++++ (3?sh,(=/sh,/83,/=?,3B?sh
Al'l/ < .'l ++++++++ (3(,/1(sh,/3(
NaOA* +++++++++++++ /87,/3?,388
NaOA* < ./BO3 > /8B,/B7
) 1)
) )1
K"ISIN
Da)a kro0a)ografi
!V++++++++++++ !ngu gela,
!V<N./++++++ !ngu gela,
"f 8,@8 5#BA6, 8,1B 5.OA*6
Da)a s,e*)ra !V 5A0aks n06
;eO. ++++++++++++++ (3=sh,(B?,/1/
NaO;e ++++++++++++ (??,(B/sh,(==,/B1
Al'l/ ++++++++++++++++ (7(,(=@,//8,/?8
Al'l/ < .'l ++++++++ (71,(?8,/(B,/?1
NaOA* +++++++++++++ (=7,/7@
NaOA* < ./BO3 > (B@,/17
) )
) )1
rhamnoglusil
/C,3C,=+#"I.ID"OKSIFLAVON
=+8+".A;NO%L!KOSIDAK"ISIN
Da)a kro0a)ografi
!V++++++++++++ Fluoresensi -iru )erang
!V<N./++++++ Fluoresensi kuning+hiDau
"f 8,(B 5#BA6, 8,/? 5.OA*6
Da)a s,e*)ra !V 5A0aks n06
;eO. ++++++++++++++ (3=sh,(77sh,/87,/31
NaO;e ++++++++++++ (@/, 387
Al'l/ ++++++++++++++++ (33sh,(7?sh,/8B,/?8
Al'l/ < .'l ++++++++ (3=sh,(7=sh,/8B,/31
NaOA* +++++++++++++ (=7sh,(@@,/78,381
NaOA* < ./BO3 > (7=sh,/B7
) 1)
) )1
1)
BAIKALIN
Da)a kro0a)ografi
!V++++++++++++ !ngu gela,
!V<N./++++++ !ngu gela,
"f 8,=? 5#BA6, 8,1@ 5.OA*6
Da)a s,e*)ra !V 5A0aks n06
;eO. ++++++++++++++ (3=sh,(=3,/(/
NaO;e ++++++++++++ (7=,/BB,318sh5de*6
Al'l/ ++++++++++++++++ (3=,(=(,(?3sh,/=7
Al'l/ < .'l ++++++++ (77sh,(?(,(@(sh,/3B
NaOA* +++++++++++++ (7=,/B8,387sh5de*6
NaOA* < ./BO3 > (B(sh,(==,///
) 1)
) )1
1)
)1
)1
L!#OLIN
Da)a kro0a)ografi
!V++++++++++++ !ngu gela,
!V<N./++++++ Kuning
"f 8,== 5#BA6, 8,8? 5.OA*6
Da)a s,e*)ra !V 5A0aks n06
;eO. ++++++++++++++ (3(sh,(7/,(B=,(@1sh,/3@
NaO;e ++++++++++++ (BBsh,/(@sh,381
Al'l/ ++++++++++++++++ (=3,/88sh,/(?,3(B
Al'l/ < .'l ++++++++ (BBsh,(=7,(@3,sh,/77,/?7
NaOA* +++++++++++++ (B@,/(Bsh,/?3
NaOA* < ./BO3 > (7@,/81sh,/=8,3/8sh
) 1)
) )1
1)
)+1
.
)1
K"ISO"IOL
Da)a kro0a)ografi
!V++++++++++++ !ngu gela,
!V<N./++++++ Kuning+.I$A!
"f 8,?8 5#BA6, 8,87 5.OA*6
Da)a s,e*)ra !V 5A0aks n06
;eO. ++++++++++++++ (31,(3@S.,(B@,/3=
NaO;e ++++++++++++ (73,(=7S.,/(@S.,387
Al'l/ ++++++++++++++++ (B(,(=3,(@B,/BBsh,/@8
Al'l/ < .'l ++++++++ (7@,(=B,(@3,/7/,/?B
NaOA* +++++++++++++ (=1,/(1,/@B
NaOA* < ./BO3 > (B?,/3@
Penafsiran s,ek)ru0 !V dengan ,ena0-ahan NaO;e
5Karkha0, 1@??6
Genis flavonoid $ergeseran yang tampak
$ita ' $ita ''
$etunjuk penafsiran
Flavon
Flavonol
%ekuatan menurun terus 2artinya
penguraian3
.,6N-)1,! -di)1 pada "in"in 5E
pada "in"in & .-)1 yang
berdampingan
Mantap < 6* sampai ,* nm
%ekuatan menurun
6N-)1
Mantap < 6* sampai ,* nm
%ekuatan menurun
.-)1. #ak ada 6N-)1 bebas
$ita baru 2bandingkan dengan Me)13,
.20 - .2* nm
7-)1
'soflavon #ak ada pergeseran #ak ada )1 pada "in"in 5
Flavanon
!ihidroflavonol
%ekuatan menurun dengan
berjalannya aktu
!-di)1 pada "in"in 5
2penurunan lambat0 ! -di)1
pada "in"in & isoflavon3
&ergeser dari k.280 nm ke
k..2* nm, kekuatan naik
tetapi ke ..0-.60 nm
Falvanon dan dihidroflavonol
dengan *, 7-)1
7-)1, tanpa *-)1 bebas
%hakon
5uron
<80 sampai 9* nm
2kekuatan naik3
< ,0 sampai 70 nm
6N-)1 2auron3
,-)1 tanpa oksigenasi pada 6N
2kekuatan naik3
$ergeseran lebih ke"il
2auron3
,-)1 dengan oksigenasi pada 6N
2auron3
< ,0 sampai 100 nm
2kekuatan naik3
2tanpa kenaikan kekuatan3
< 60 sampai *0 nm
6 - )1 2khalkon3
2-)1 atau 6N-)1 dan tapa
6-)1
6N-)1 22N-)1 atau 6-); juga
ada3
5ntosianidin
5ntosianin
/emuanya terurai ke"uali .-
deoksiantosianidin
Hihil
Penafsiran s,ek)ru0 !V dengan ,ena0-ahan NaOA*
5Karkha0, 1@??6
Genis flavonoid $ergeseran yang tampak
$ita ' $ita ''
$etunjuk penafsiran
Flavon
Flavonol
'soflavonol
< * sampai 20 nm 2berku-
rang bila ada oksigenasi
pada , atau 83
7-)1
%ekuatan berkurang dengan bertambahnya
aktu
?ugus yang peka terhadap basa,
mis. ,,7 atau 7,8 atau .,6N-di)1
Mantap < 6* sampai ,* nm
%ekuatan menurun
.-)1. #ak ada 6N-)1 bebas
$ita baru 2bandingkan dengan Me)13,
.20 - .2* nm
7-)1
Flavanon
!ihidroflavonol
<.* nm
<,0nm
7-)1 2dengan *-)13
7-)1 2dengan tanpa *-)13
%ekuatan berkurang dengan bertanbahnya
aktu
?ugus yang peka terhadap basa,
mis.,7 atau 7,8-di)1
%hakon
5uron
$ergeseran batokromik atau bahu pada
panjang gelombang yang lebih panjang
6N dan J atau 6-)1 2khalkon3
6N dan J atau ,-)1 2auron3
Penafsiran s,ek)ru0 !V dengan NaOA* < ./ BO/ 5Karkha0, 1@??6
Genis flavonoid $ergeseran yang tampak
$ita ' $ita ''
$etunjuk penafsiran
Flavon
Flavonol
5uron
%halkon
<12 21mpai ., nm
2nisbi terhadap spektrum Me)13
$ergeseran lebih ke"il
!-di)1 pada "in"in &
)-di)1 pada "in"in 5 2,,7 atau
7,83
'soflavon
Flavanon
!ihidroflavonol
<10 sampai 1* nm 2nisbi
terhadap spektrum Me)13
)-di)1 pada "in"in 5 2,,7 atau
7,83
Penafsiran s,ek)ru0 !V dengan ,ena0-ahan Al'l/ dan Al'l/ <.'l
5;arkha0, 1@??6
Genis flavonoid $ergeseran yang tampak
$ita ' $ita ''
$etunjuk penafsiran
Flavon dan
Flavonol
25l+l. J 1+l3
25l+l.3
<.* sampai ** nm
<17 sampai 20 nm
#ak berubah
*-)1
*-)1 denganm gugus oksigenasi
pada ,
Mungkin *-)1 dengan gugus
prenil pada ,
<*0 sampai ,0 nm Mungkin .-)1 2dengan atau
tanpa *-)13
$ergeseran 5l+l. J 1+l
#ambah .0 sampai 60 nm
!"di)1 pada "in"in &
$ergeseran 5l+l. J 1+l
#ambah 20 sampai 2* nm
!"di)1 pada "in"in 5 2tambahan
$ada pergeseran !"di)1 pada
"in"in &3
'soflavon,
Flavanon, dan
!ihidroflavonol
25l+l. J 1+l3
<10 sampai 16 nm
< 20 sampai 2, nm
*-)1 2isoflavon3
*-)1 2flavon, dihidroflavonol
25l+l.3 $ergeseran 5l+l. J 1+l,
tambah 11 sampai .0 nm
!"di)1 pada "in"in 5 2,,7 dan
7,83
$ergeseran 5l+l. J 1+l,
tambah .0 sampai .8 nm
2peka terhadap Ha)5"3
!ihidroflavonol tanpa *-)1
2tambahan pada sembarang
pergeseran !-di)13
5uron
%halkon
25l+l. J 1+l3
<68 sampai ,6 nm
< 60 nm
2N-)1 2khalkon3
2N-)1 2khalkon3 dengan
oksigenasi pada .N
25l+l.3 <,0 sampai 70 nm
$ergeseran 5l+l. J 1+l
#ambah 60 sampai 70 nm
6-)1 2auron3
!"di)1 pada "in"in &
$enambahan lebih ke"il Mungkin !"di)1 pada "in"in 5
5ntosianidin
5ntosianin
25l+l.3
<2* sampai .* nm
2pada p1 2-63
!"di)1
$ergeseran lebih besar &anyak !"di)1 atau !"di)1 2.-
deoksi antosianidin3
III.( Pene)a,an kadar flavonoid
$rinsip kerja0 Flavonoid ditetapkan kadarnya sebagai aglikon dengan
terlebih dahulu dilakukan hidrolsisi dan selanjutnya dilakukan pengukuran
spektrometri dengan pereaksi geser 5l+l. dengan penambahan
heksametilentetramina pada panjang gelombang maksimum.
Cara ker)a # /ejumlah ekstrak yang setara dengan 200 mg simplisia
dimasukkan ke dalam labu alas bulat. #ambahkan 1.0 ml larutan 0,*% bJv
heksametilentetramina, 20.0 ml aseton dan 2.0 ml larutan 2*% 1+l dalam air.
;efluks selama .0 menit. +ampuran hasil hidrolisis disaring menggunakan
kapas ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambah 20 ml aseton, didihkan sebentar,
lakukan dua kali dan filtrat dikumpulkan, "ukupkan volumenya hingga 100.0 ml,
ko"ok hingga rata. 20 ml filtrat dimasukkan dalam "orong pisah dan ditambahkan
20 12), selanjutnya diekstraksi aglikon pertama dengan 1* ml etil asetat.
%emudian dua kali dengan 10 ml etil asetat, lapisan etil asetat dikumpulkan ke
dalam labu tentukur *0.0 ml, "ukupkan volume hingga *0.0 ml. Bakukan
pengukukuran spektrometri.
Spektrometri # /ebanyak 10 ml larutan fraksi etil asetat ke dalam labu
tentukur 2*.0 ml, tambah 1 ml larutan 2 g 5l+l. dalam 100 ml larutan asam
asetat glasial *% dalam metanol. #ambahkan se"ukupnya larutan asam asetat
glasial *% vJv dalam metanol hingga 2*.0 ml. 1asil reaksi siap diukur pada
panjang gelombang maksimum. $erhitungan kadar menggunakan bahan standar
glikosida flavonoid 2hipetoksida, rutin, hesperidin3, gunakan kurva baku dan nilai
kadar dihitung sebagai bahan standar tersebut.
SK;A PN#APAN KADA" FLAVONOID #O#AL
< 1.0 ml lar 0,*% bJv heksametilentetramin
< 20.0 ml aseton
< 2.0 ml lar 1+l 2*%
- ;efluks selama .0N
- /aring menggunakan kapas


5d kan dengan
< 20 ml aseton
- !idihkan sebentar
- $erlakuan 2A


- Masuk ke dalam "orong pisah
< 20 ml 12) ko"ok dengan
- 1* ml etil asetat
- 2 A 10 ml etil asetat
!alam labu ukur *0 ml
5dkan dengan etil asetat




- $ipet 10 ml, masuk dalam labu ukur 2* ml
- < 1 ml 5l+l. 2% dalam asam asetat galsial *% vJv
- ad volume dengan asam asetat gla"ial *% vJv dalam
metanol
- !iamkan .0N
- 4kur panjang gelombang maksimum
- &uat kurva baku untuk memperoleh persamaan
Sa0,el eks)rak
/etara dengan 200 mg
simplisia
La-u ukur 188 0l 5mpas
5mpas Fil)ra)
(8 0l
Fil)ra) *a0,ur
Bapisan air
78 0l laru)an e)il
ase)a)
garis linier dan bandingkan dengan sampel

'on)oh E
1. Pe0-ua)an laru)an -aku
;utin ditimbang se"ara saksama sebanyak 0,011. g, dimasukkan ke
dalam labutentukur 10 ml dan dien"erkan dengan etanol 9,% hingga tanda
digunakan sebagai larutan stok. /elanjutnya dibuat berbagai konsentrasi dengan
0,2 ml 5l+l. dan asam asetat glasial masing-masingE
a. 2 ml larutan stok rutin 20,11.% bJv3 dien"erkan dalam labutentukur 10
ml dengan 0,2 ml 5l+l. dan asam asetat glasial hingga tanda
20,022,%3
b. 1 ml larutan rutin 0,022, % bJv3 dien"erkan dalam labutentukur *ml
dengan 0,2 ml 5l+l. dan asam asetat glasial hingga tanda 20,006*2%3
c. . ml larutan rutin 0,022, % bJv3 dien"erkan dalam labutentukur *ml
dengan 0,2 ml 5l+l. dan asam asetat glasial hingga tanda 20,00,78%3
d. 2 ml larutan rutin 0,022, % bJv3 dien"erkan dalam labutentukur *ml
dengan 0,2 ml 5l+l. dan asam asetat glasial hingga tanda 20,00906%3
e. . ml larutan rutin 0,022, % bJv3 dien"erkan dalam labutentukur *ml
dengan 0,2 ml 5l+l. dan asam asetat glasial hingga tanda 20,01.*,%3
4kur absorban spektrokooi 4D.
(. Pene)a,an kadar flavonoid )o)al
/ebanyak *0 mg ekstrak daun paliasa, dimasukkan ke dalam labu alas
bukat. #ambahkan heksamin 12,,* mg, 20 ml aseton dan 2.0 ml 1+l,
F G - H aI
kemudian direfluks selama .0 menit, dinginkan. /elanjutnya disaring
dengan kapas ke dalam labutentukur 100 ml, ampas di"u"i dua kali,
setiap kali dengan 20 ml aseton dan didihkan sebentar. Filtratnya
dimasukkan ke dalam labutentukur yang berisi filtrat pertama, "ukupkan
volumenya dengan aseton. $ipet 20 ml larutan dan masukka ke dalam
"orong pisah dan ditambah dengan 20 ml air serta 1* ml etilasetat,
diko"ok beberapa saat. Bapisan etil asetat 2lapisan atas3 ditampung ke
dalam labutentukur *0 ml, lapisan baah diko"ok kembali sebanyak dua
kali masing-masing dengan 10 ml etil asetat. Bapisan etil asetat
dipisahkan dimasukkan ke dalam labutentukur yang telash berisi lapisan
utama, "ukupkan volumenya hingga tanda dengan etil asetat. $ipet
dengan pipet volume sebanya 6 ml, masukkan dalam labutentukur * ml,
tambahkan 0,2 ml 5l+l. dan asam asetat glasial hingga tanda, ukur
absorban.
Perhi)ungan
$ersamaan garis regresi linier dari kurva baku
P I 227,*6 Q < 0,097,
P - 0,097,
Q I
227,54
Gika absorban 0,..0 nm, maka kadar flavonoid 0
0,..0 - 0,097,
Q I I 0,001021.*9 %
227,*6
%adar flavonoid total dalam 6 ml I * J 6 A 0,001021.*9 %
I 0,00127,,99 %
I 0,0127,,99 mgJml
&erat flavonoid total dalam *0 ml larutan etil asetat 0
I *0 ml A 0,0127,,99 mgJml
I 0,,.8.69* mg R 20 ml filtrat aseton
&erat flavonoid total dari ekstrak yang dihidrolisis
I 100 J 20 A 0,,.8.69* mg
I .,1917676 mg
$adi kadar flavonoid dala0 eks)rak daun ,aliasa E
G /,1@1=3=3 0g < 181 0g 4 188 J
G /,1B J
S,ek)rogra0 !V ru)in dala0 0e)anol
S,ek)rogra0 !V ru)in H ,ereaksi
Alu0iniu0 klorida dala0 0e)anol
S,ek)rogra0 !V ru)in H ,ereaksi alu0iniu0 klorida,
Asa0 klorida dala0 0e)anol
Kurva -aku ru)in dan a-sor-ansi eks)rak daun ,aliasa
DAF#A" P!S#AKA
5nonim, 198,, Merck Index, Fighth Fdition, Mer"k K +),'n",;ahay, M.G.,4./.5
!irektorat Genderal $engaasan )bat dan Makanan. 198,, Sediaan Galenik.
!epartemen %esehatan ;.'. Gakarta
!irektorat $engaasan )bat #radisonal, 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat, !irektorat Genderal $engaasan )bat dan
Makanan, !epartemen %esehatan ;'., +etakan $ertama, Gakarta
?andjar,'.?., 1991, imia Analisis Instrumental , Fakultas Farmasi, 4niversitas
?adjah Mada, Pogyakarta, 18 - 19
1arborne, G.&. 1987. Met!de "it!kimia, $enentuan +ara Modern Menganalisis
#umbuhan. #erbitan %edua. $enerbit '#&, &andung, 6-1*, 67-89, ,9-100
1arborne, G.&., Mabry, #.G., 197*, The "la#!n!ids, +hapman and 1all, Bondon.
1eyne, %. 1987. Tumbuhan $erguna Ind!nesia. Gilid ' - 'D. #erjemahan oleh
&adan $enelitian dan $engembangan %ehutanan. Payasan /arana @arna
Gaya, Gakarta.
'kan, ;,. 197,. %atural Pr!ducts. 5 Baboratory ?uide. /e"ond $rinting.
5"ademi" $ress, Gerusalem.
Mabry, #.G., et*al*, 1970, The S&stematic Identificati!n !f "la#!n!id, /pringer
Derlag, He Pork-1eidelberg &erlin, . -.*, 1,* - 171

Markham, %.;., 1988, 'ara Mengidentifikasi "la#!n!id, diterjemahkan oleh
%osasih $admainata, $enerbit '#&, &andung, 1 - ,*
$ramono, /., 1989, %emisahan +lavonoid, Fakultas $as"a /arjana, 4niversitas
?adjah Mada, Pogyakarta, 1 - 19
;obinson, #., 199*, ,andunan !ranik (umbuhan (ini, diterjemahkan oleh
/arjono %isman dab /lamet 'brahim, +etakan '', ?adjah Mada 4niversity
$ress, Pogyakarta, .6* - .67
/amuelsson, ?. 1999* (rug !f %atural Origin. 5 #eAtbook of $harma"ognosy,
6
th
resived edition. /eden, 6,-67

/astrohamidjojo, 1., 1991, S)ektr!sk!)i* Fdisi kedua, $enerbit Biberty,
Pogyakarta, 1 - 11, 1. - 2*
4ntoro, $., 1990, Pemeriksaan andungan "la#!n!id Eri!b!tr&a +a)!nic,
!isertasi, '#&, &andung, 1*
@orld 1eath )rgani(ation, 1998, ,ualit& '!ntr!l Meth!ds f!r Medicinal Plant
Materials, ?eneva

Вам также может понравиться