Вы находитесь на странице: 1из 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang sifatnya
unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.
Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu
kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih
banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka sedikit demi
sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari
bentuan kepada orang lain.
Pandanganpandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila
menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan
diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Kurang
memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga intervensi
perawatan yang tidak tetap !"useno, #$$%&.
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan. 'ekanisme
koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan.
Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur
mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur (arat, ketika klien tidak
berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka
akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.
Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan asuhan
keperawatan. "ebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang mengalami
kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita. Ketika
merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien
kelurgaperawat berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian.
Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat
mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian !Potter ) Perry, #$$*&.
1.2 Permasalahan
+dapun permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah bagaimana asuhan
keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka disfungsional.
1.3 Tujuan Penulisan
Askep death n dying, loss n grief Page 1
+dapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah,
-. .ujuan umum
'engetahui konsep kehilangan dan berduka.
'engetahui asuhan keperawatan pada kehila.ngan dan berduka disfungsional
-. .ujuan khusus
'engetahui jenisjenis kehilangan.
'enjelaskan konsep dan teori dari proses berduka.
'engetahui faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan.
Askep death n dying, loss n grief Page 2
BAB II
LANDASAN TE!I
+. Proses 'enua.
-. Pengertian
Proses 'enua 'enurut /01.+1.212D3", -44%. 'enua !menjadi tua& adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita..
Proses menua merupakan proses yang terus menerus !berlanjut& secara alamiah. Dimulai sejak
lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Proses 'enua 'enurut Deskripansi. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak
sama cepatnya. +dakalanya orang belum tergolong lanjut usia !masih muda& tetapi
kekurangankekurangan yang menyolok.
-. Perubahan "istem .ubuh Lansia menurut 1ugroho, #$$$ Perubahan 5isik
a. "el.
Pada lansia, jumlah akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar.
/airan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang.
Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati juga ikut berkurang.
6umlah sel otak akan menurun.'ekanisme perbaikan sel akan terganggu, dan otak
menjadi atropi.
b."istem Persarafan.
7atarata berkurangnya syaraf neucortical sebesar - per detik !Pakkenberg dkk, #$$8&.
Hubungan persarafan cepat menurun.
Lambat dalam merespon baik dari gerakan maupun jarak waktu, khusus dengan stres.
'engecilnya saraf panca indra, serta menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.
8. "istem Pendengaran.
9angguan pada pendengaran !presbiakusis&.'embran timpani atropi.
.erjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan keratin.
Askep death n dying, loss n grief Page 3
Pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres.
%. "istem Penglihatan
.imbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respon terhadap sinar.
Kornea lebih berbentuk seperti bola !sferis&.
Lensa lebih suram !keruh& dapat menyebabkan katarak.
'eningkatnya ambang.
Pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit
untuk melihat dalam keadaan gelap.
Hilangnya daya akomodasi.
'enurunnya lapang pandang dan menurunnya daya untuk membedakan antara warna
biru dengan hijau pada skala pemeriksa.
*. "istem Kardiovaskular
3lastisitas dinding aorta menurun.
Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
Kemampuan jantung memompa darah menurun -: setiap tahun sesudah berumur #$
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi.
.ekanan darah meningkat di akibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer.
;. "istem Pengaturan "uhu .ubuh.
"uhu tubuh menurun !hipotermia& secara fisiologis <8*$/, hal ini diakibatkan oleh
metabolisme yang menurun.
Keterbatasan reflek menggigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
=. "istem Pernapasan.
0tototot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
'enurunnya aktifitas dari silia.
Askep death n dying, loss n grief Page 4
Paruparu kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat.
'enarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalaman
bernapas menurun.
>kuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri
menurun menjadi =* mm Hg, kemampuan untuk batuk berkurang, dan penurunan
kekuatan otot pernapasan.
?. "istem 9astrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan
3sofagus melebar.
"ensitifitas akan rasa lapar menurun.
Produksi asam lambung dan waktu penggosongan lambung menurun.
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
5ungsi absorbsi menurun.
Hati !liver& semakin mengecil dan menurunnya tempat menyimpan.
"erta berkurangnya suplai aliran darah.
4. "istem 9enitourinaria
9injal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun hingga *$:,
fungsi tubulus berkurang !berakibat pada penurunan kemampuan ginjal untuk
mengonsentrasikan urine, berat jenis urine menurun, protein uria biasanya <-&, (lood
>rea 1itrogen !(>1& meningkat hingga #- mg:, nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat.
0tototot kandung kemih !vesika urinaria& melemah kapasitasnya menurun hingga #$$
ml dan menyebabkan rekurensi buang air kecil meningkat, kandung kemih dikosongkan
sehingga meningkatkan retensi urine.
Pria dengan usia ;* tahun keatas sebagian besar mengalami pembesaran prostat
hingga <=*: dari besar normalnya.
-$. "istem 3ndokrin
Askep death n dying, loss n grief Page 5
'enurunnya produksi +/.H, ."H, 5"H, dan LH, aktifitas tiroid, basal metabolik rate !('7&,
daya pertukaran gas, produksi aldosteron, serta sekresi hormon kelamin seperti progesteron,
estrogen, dan testosteron.
--. "istem 2ntegumen
Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
Permukaan kulit kasar dan bersisik.
'enurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.
Kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu.
7ambut dalam hidung dan telinga menebal.
(erkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi.
Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh
secara berlebihan dan seperti tanduk.
Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
-#. "istem 'uskuloskeletal
.ulang kehilangan kepadatan !density& dan semakin rapuh.
Kifosis.
Persendian membesar dan menjadi kuku.
.endon mengkerut dan mengalami sklerosis.
+tropi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otototot kram dan
menjadi tremor.
Peru"ahan #ental
-. 5aktorfaktor yang mempengaruhi perubahan mental,
Pertamatama perubahan fisik, khususnya organ perasa
Kesehatan umum
.ingkat pendidikan
Askep death n dying, loss n grief Page 6
Keturunan !Hereditas&
Lingkungan
#. Kenangan ! 'emory& berjamjam sampai berharihari yang lalu mencakup beberapa
perubahano Kenangan jangka panjang $-$ menit, kenangan buruko Kenangan jangka
pendek atau seketika
8. 2@ !2ntellegentia @uantion&
.idak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
(erkurangnnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor, terjadi perubahan
pada daya membayangkan karena tekanantekanan dari faktor waktu.
Peru"ahan Psik$s$sial
- Pensiun
1ilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas yang dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan.
(ila seseorang pensiun !purna tugas&, ia akan mengalami kehilangankehilangan, antara
lain,
Kehilangan finansial !income berkurang&
Kehilangan status !dulu mempunyai jabatanAposisi yang cukup tinggi, lengkap dengan
segala fasilitasnya&.
Kehilangan temanAkenalan atau relasi
Kehilangan pekerjaan kegiatan.
(eberapa kondisi faktual di kalangan para pensiunan di 2ndonesia, disarikan dari Kontjoro #$$#
dalam Dharmodjo, -4?* adalah sbb,
Penurunan kondisi kesehatan ternyata tidak disebabkan secara langsung oleh
pensiunan, melainkan oleh problematika kesehatan yang telah dialami sebelumnya.
.idak jarang masa pensiun malahan dapat meningkatkan kesehatan, misalnya saja
akibat berkurangnya beban tekanan hidup yang harus dihadapi.
Kalangan masyarakat mulai memandang masa pensiun sebagai masa yang berkesan
dan menarik.
Askep death n dying, loss n grief Page 7
Pada masa pensiun, kemungkinan untuk bersantai berkurang, karena waktu yang ada
cenderung tersita untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Kepuasan perkawinan tidak secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi pensiun.
+kan ada banyak waktu dan kesempatan bersama keluarga pasangan.
Penempatan ke rumah jompo, meninggalnya pasangan, mengidap penyakit serius, serta
adanya cacat biasanya menyebabkan perubahan gaya hidup yang drastis pada mereka
yang pensiun.
# 'erasakan atau sadar akan kematian !sense of awarness of mortality&
8 Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
% 3konomi akibat pemberhentian dari jabatan !economic depriviation& 'eningkatnya biaya
hidup pada penghasilan yang sulit bertambahnya biaya pengobatan.
* Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
; 9angguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.
= 9angguan giBi akibat kehilangan jabatan.
? 7angkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan temanteman dan keluarga
4 Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, perubahan
konsep diri.
Perkem"angan S%iritual&
+gama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya !'aslow,-4=4&
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dalam berpikir dan
bertindak dalam seharihari !'urray dan Centner,-4=$&
Perkembangan spiritual pada usia =$ tahun menurut 5olwer -4=?, >niversaliBing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara
memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.
'NSEP 'EPE!A(ATAN DEATH )* D+IN, LSS ) ,!IE-
Askep death n dying, loss n grief Page 8
A. 'ehilangan
1. De.inisi kehilangan.
Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan
adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang
berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau
mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak
diharapkanAdiduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
!Lambert dan Lambert,-4?*,h.8*&. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah
dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. "ejak lahir individu sudah
mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam
bentuk yang berbeda.
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.
Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
5aktorfaktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan, tergantung,
a. +rti dari kehilangan
b. "osial budaya
c. kepercayaan A spiritual
d. Peran seks
e. "tatus social ekonomi
f. kondisi fisik dan psikologi individu
2. Ti%e 'ehilangan
Kehilangan dibagi dalam # tipe yaitu,
a. +ktual atau nyata.
Askep death n dying, loss n grief Page 9
'udah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi, kematian orang
yang sangat berarti A di cintai.
b. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnyaD seseorang
yang berhenti bekerja A PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan
kebebasannya menjadi menurun.
3. /enis0jenis 'ehilangan
.erdapat * katagori kehilangan, yaitu,
a. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang berarti
adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari tipetioe
kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang.
Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang dicintai. Karena
keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada,
kematian pasangan suamiAistri atau anak biasanya membawa dampak emosional
yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
b. Kehilangan yang ada pada diri sendiri !loss of self&
(entuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau anggapan tentang mental
seseorang. +nggapan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri,
kemampuan fisik dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan
dari aspek diri mungkin sementara atau menetap, sebagian atau komplit. (eberapa
aspek lain yang dapat hilang dari seseorang misalnya kehilangan pendengaran,
ingatan, usia muda, fungsi tubuh
.
c. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri atau bersamasama,
perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang
terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.
Askep death n dying, loss n grief Page 10
d. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal
termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau
bergantian secara permanen. 'isalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki
tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru.
e. Kehilangan kehidupanA meninggal
"eseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada
kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya.
"ebagian orang berespon berbeda tentang kematian.
1. !entang !es%$n 'ehilangan
Denial EFG +nger EFG (ergaining EEG Depresi EEG +cceptance
a. 5ase denial
7eaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan
HerbalisasiDI itu tidak mungkinI, J saya tidak percaya itu terjadi I.
Perubahan fisikD letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak
jantung cepat, menangis, gelisah.5ase anger A marah
'ulai sadar akan kenyataan
'arah diproyeksikan pada orang lain
7eaksi fisikD muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
Perilaku agresif.
b. 5ase bergaining A tawar menawar.
HerbalisasiD J kenapa harus terjadi pada saya K J kalau saja yang sakit bukan saya J
seandainya saya hatihati J.
Askep death n dying, loss n grief Page 11
c. 5ase depresi
'enunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
9ejala D menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
d. 5ase acceptance
Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
Herbalisasi DI apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuhI, J yah,
akhirnya saya harus operasi J
B. Ber2uka
1. De.inisi "er2uka
(erduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan
lainlain.
(erduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. 1+1D+
merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka
disfungsional.
(erduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu
dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang,
hubunganAkedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya
kehilangan. .ipe ini masih dalam batas normal.
(erduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang
responnya dibesarbesarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial,
hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. .ipe ini kadangkadang menjurus ke
tipikal, abnormal, atau kesalahanAkekacauan.
2. Te$ri 2ari Pr$ses Ber2uka
Askep death n dying, loss n grief Page 12
.idak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses berduka. Konsep
dan teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi
kebutuhan emosional klien dan keluarganya dan juga rencana intervensi untuk
membantu mereka memahami kesedihan mereka dan mengatasinya. Peran perawat
adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka, mengenali pengaruh
berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam bentuk empati.
c. .eori 3ngels
'enurut 3ngel !-4;%& proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat
diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.
5ase 2 !shock dan tidak percaya&
seorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk
malas, atau pergi tanpa tujuan. 7eaksi secara fisik termasuk pingsan, diaporesis,
mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan.
5ase 22 !berkembangnya kesadaran&
"eseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyataAakut dan mungkin
mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan
kekosongan jiwa tibatiba terjadi.
5ase 222 !restitusi&
(erusaha mencoba untuk sepakatAdamai dengan perasaan yang hampaAkosong,
karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima perhatian yang baru dari
seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.
5ase 2H
'enekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap almarhum.
(isa merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di
masa lalu terhadap almarhum.
5ase H
Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahuiAdisadari. "ehingga
pada fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima kondisinya.
Kesadaran baru telah berkembang.
Askep death n dying, loss n grief Page 13
d. .eori Kubler7oss
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler7oss !-4;4& adalah berorientasi
pada perilaku dan menyangkut * tahap, yaitu sebagai berikut,
Penyangkalan !Denial&
2ndividu bertindak seperti seolah tidak terjadi apaapa dan dapat menolak untuk
mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti J.idak, tidak
mungkin seperti itu,I atau J.idak akan terjadi pada sayaLI umum dilontarkan
klien.
Kemarahan !+nger&
2ndividu mempertahankan kehilangan dan mungkin Jbertindak lebihI pada setiap
orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Pada fase ini
orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan marah. Hal ini
merupakan koping individu untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan
menifestasi dari kecemasannya menghadapi kehilangan.
Penawaran !(argaining&
2ndividu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas
untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari pendapat
orang lain.
Depresi !Depression&
.erjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna
kehilangan tersebut. .ahap depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya
melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.
Penerimaan !+cceptance&
7eaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler7oss
mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi
kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.
e. .eori 'artocchio
'artocchio !-4?*& menggambarkan * fase kesedihan yang mempunyai
lingkup yang tumpang tindih dan tidak dapat diharapkan. Durasi kesedihan
Askep death n dying, loss n grief Page 14
bervariasi dan bergantung pada faktor yang mempengaruhi respon kesedihan itu
sendiri. 7eaksi yang terus menerus dari kesedihan biasanya reda dalam ;-# bulan
dan berduka yang mendalam mungkin berlanjut sampai 8* tahun.
f. .eori 7ando
7ando !-448& mendefinisikan respon berduka menjadi 8 katagori,
Penghindaran. Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.
Konfrontasi. Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien
secara berulangulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka
paling dalam dan dirasakan paling akut.
+komodasi. Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut
dan mulai memasuki kembali secara emosional dan sosial dunia seharihari
dimana klien belajar untuk menjalani hidup dengan kehidupan mereka.
PE!BANDIN,AN E#PAT TE!I P!SES BE!DU'A
EN,EL 314516 'UBLE!0!SS
314546
#A!T77HI
314896
!AND 314416
"hock dan tidak percaya 'enyangkal "hock and disbelief Penghindaran
(erkembangnya kesadaran 'arah Mearning and
protest
7estitusi .awarmenawar +nguish,
disorganiBation and
despair
Konfrontasi
2dealiBation Depresi 2dentification in
bereavement
7eorganiBation A the out
come
Penerimaan 7eorganiBation and
restitution
akomodasi
/. Kematian dan 'enjelang +jal
Penuaan dihubungkan dengan kehilangan fisik, psikologis dan sosiologis mayor serta
penurunan kemampuan untuk beradaptasi dan mengompensasi stressor. Lansia dapat
kehilangan rasa pengendalian karena faktorfaktor seperti penurunan fisik, perubahan status
dan peran, sikap budaya yang negatif, pemberitaan media massa yang negatif, dan menjadi
korban kejahatan. Kehilangan seseorang yang dicintai dapat meningkatkan rasa kerentanan
Askep death n dying, loss n grief Page 15
pada lansia, menyebabkan ketakutan dan kecemasan untuk menghadapi kenyataan,
kematiannya sendiri dan menurunkan sumbersumber koping.
Kematian Pasangan merupakan salah satu kehilangan yang paling berat yang dapat dialami
seseorang adalah kematian pasangan. 'asa menjanda atau menduda dapat secara serius
mempengaruhi status finansial lansia, jaringan sosial, serta kesehatan fisik dan mental. 6ika
kehilangan pasangan terjadi di usia lanjut, individu tersebut mempunyai risiko yang lebih besar
mengalami depresi, cemas dan penyalagunaan Bat daripada orang yang lebih muda karena
penurunan fleksibilitas, insiden yang lebih tinggi mengalami penyakit kronis dan kerusakan
jaringan dukungan sosial. Lansia pria bahkan mempunyai resiko yang lebih besar mengalami
gangguan fisik dan mental dibandingkan lansia wanita.
"elain kehilangan pasangan hidup, masalah yang belum terselesaikan dapat terus diingat
sampai bertahuntahun setelah kematian pasangan, pernikahan yang berumur panjang belum
tentu sebuah pernikahan yang bahagia. Perasaan bersalah yang belum hilang yang
berhubungan dengan ketidaksetiaan, penganiayaan fisik atau penyalagunaan Bat atau masalah
finansial setelah masa menjanda atau menduda adalah beberapa contoh dari masalahmasalah
yang dapat memburuk dan menyebabkan penyakit yang serius kadang kala berlangsung
sampai -$ tahun setelah kematian pasangan. Keluarga dan khusus pemberi asuhan pasangan
tersebut dapat belum terselesaikan.
Kematian anak yang sudah dewasa. +nak yang sudah dewasa adalah bagian penting dari
jaringan dukungan sosial lansia kematian anak yang sudah dewasa dapat membuat lansia lebih
berduka daripada kematian pasangan karena orang tua mengharapkan anak mereka hidup
lebih lama daripada mereka dan menjadi penyokong usia.
Pengaruh kematian terhadap keluarga klien lansia.
-. (ersikap kritis terhadap cara perawatan.
#. Keluarga dapat menerima kondisinya.
8. .erputusnya komunikasi terhadap orang yang menjelang maut.
%. Penyesalan keluarga dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak dapat mengatasi
rasa sedih.
*. Pengalihan tanggung jawab dan beban ekonomi.
;. Keluarga menolak diagnosis.
=. 'empersoalkan kemampuan tim kesehatan.
-. Pertimbangan Khusus
Askep death n dying, loss n grief Page 16
Pastikan pasien menyadari akan layanan konseling, kelompok pendukung dan sumber
lain tersedia untuk membantunya mengatasi kehilangan pasangan.
7ujuk pasien yang harus menghadapi kehilangan anak yang sudah dewasa ke sumber
komunitas yang tepat seperti interfaith, rohaniawan atau ahli terapi dukacita.
'otivasi pasien mengungkapkan secara verbal ketakutan dan kekhawatirannya mengenal
kematian sendiri. Persiapan akan kematian dapat menjadi pengalaman positif dan tugas
perkembangan yang utama pada masa dewasa.
#. Konsep Perawatan Paliatif
a. Pengertian
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif untuk meringankan beban penderita,
terutama yang tidak mungkin disembuhkan. .indakan aktif tersebut di atas artinya
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain serta memperbaiki aspek
psikologis, sosial dan spiritual.
Perawatan paliatif adalah pelayanan aktif dan menyeluruh yang dilakukan oleh satu
tim dari berbagai disiplin ilmu. .im paliatif terdiri atas tim terintegrasi, antara lain dokter,
perawat, psikolog, ahli fisioterapi, pekerja sosial medis, ahli giBi, rohaniawan dan relawan.
Keberhasilan keperawatan paliatif bergantung pada kerja sama yang efektif dan
pendekatan interdisiplin antara dokter, perawat, pekerja sosial medis, rohaniawan atau
pemuka agama, relawan dan anggota pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan.
.im harus mampu mengupayakan dan menjamin agar pasien lanjut usia mendapat
pelayanan seutuhnya yang mencakup biopsikososiokultural dan spiritual. +rtinya, tidak
ada anggota tim yang menjadi primadona. Pemimpin tim dibantu anggotanya harus
berusaha keras untuk mencapai tujuan perawatan. Kerjasama yang erat antara anggota
tim perawatan paliatif dengan keluarga pasien dirasakan sebagai kebutuhan utama yang
saling mendukung kelancaran perawatan paliatif.
Dukungan keluarga saat masa sulit sangat penting yaitu,
Pada saat perawatan
Pada saat mendekati kematian
Askep death n dying, loss n grief Page 17
Pada saat kematian
Pada saat masa duka
Perawatan tim paliatif merupakan perawatan yang cukup kompleks. Pendekatan
holistik !menyeluruh& terhadap lanjut usia dengan mengikutsertakan keluarga lanjut usia
akan menyentuh faktor fisiki, psikis, sosial, spiritual dan budaya pasien. Keberhasilan
program tidak dapat dijamin tanpa kemantapan dokter dan tim paliatif dalam kualitas ilmu,
kualitas karya dan kualitas perilaku serta pertimbangan etika dalam pelaksanaannya.
Perawatan paliatif perlu dan harus memperhatikan serta mengacu kutipan Dame /ecely
"aunders J Mou matter because are you, you matter to the last moment of your life, and
we will do all we can, not only to help you die peacefully, but to life until you dieI
b. .ujuan Perawatan Paliatif,
'encapai kualitas hidup maksimal bagi si sakit !lanjut usia& dan perawatan tim paliatif
'eringankan, bukan menyembuhkan.
'eningkatkan kualitas hidup dengan menumbuhkan semangat dan motivasi.
'engurangi beban penderitaan lanjut usia.
c. Prinsip Pemberian Perawatan Paliatif
adalah memberi perawatan paripurna kepada klien lanjut usia dengan pengawasan dari
tim professional.
Dalam memberikan perawatan paliatif, tim tersebut harus berpijak pada pola dasar yang
digariskan oleh NH0 yaitu,
'eningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal.
.idak mempercepat dan menunda kematian lansia
'enghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.
'enjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
(erusaha agar lanjut usia yang sakit tetap sakit sampai akhir hayatnya.
(erusaha mambantu mengatasi suasana duka cita keluarga klien lanjut usia.
d. Kekhususan .im Paliatif,
Profesi setiap anggota tim telah dikenal cakupan dan lingkup kerjanya.
Para profesional ini bergabung dalam satu kelompok kerja.
Askep death n dying, loss n grief Page 18
"ecara bersama, mereka manyusun dan merancang tujuan akhir perawatan,
melakukan langkah tujuan pendek.
(ila perlu, kepemimpinan dapat terbagi di antara anggota tim, bergantung pada kondisi
yang paling diperlukan oleh pasien lanjut tua.
.im adalah motor penggerak semua kegiatan pasien.
Proses interaksi adalah kunci keberhasilan.
f. Kekhususan Pasien Lanjut >sia
Lanjut usia menghadapai kondisi yang penyakitnya tidak dapat disembuhkan. +rtinya,
terapi yang diberikan hanya bersifat simptomatis atau paliatif !bukan kuratif&.
Lanjut usia cenderung mengalami kelemahan dan kerapuhan, baik fisik maupun
mental.
dengan demikian, kemungkinan pasien lanjut usia tidak mampu menghadapi stres fisik
dan mental yang timbul dari luar atau dari lingkungannya.
Lanjut usia berada diambang kematian yang terutama akan menimbulkan ketakutan
dan kegelisahan, yang sudah tentu perlu mendapat simpati dan dukungan mental atau
spiritual.
bila proses kematian berlangsung lama !memakan waktu panjang&, faktor etika dapat
menjadi masalah yang harus diatasi.
g. Peran Hospis dalam membantu kematian yang bermartabat,
"ecara praktis +lmoger,#$$$ sebagai berikut,
Dengarkan dengan saksama semua keluhan penderit
(antu penderita untuk menyembuhkan penyakitnya atau setidaknya untuk mengetahui
nyerinya yang banyak terjadi pada stasium akhir. 7ingankan pula semua Oketidak
nyamananO penderita diakhir hayatnya.
Hendaknya petugas responsif atas rasa cemas serta sedih dari penderita dan
berusaha untuk meringankannya.
.unjukkan kepekaan kita serta coba pahami Oketerbatasan dan kekurangan fisikO yang
menyertai penderita yang sakit berat.
>sahakan penderita sebagai manusia OutuhO dan perlakukan sesuai prinsip tersebut.
6angan perlakuka ia sebagai OanakanakO apalagi sebagai Openghuni tempat tidur yang
menghabiskan danaO.
"angat sulit menentukan waktu kapan tepatnya penderita akan meninggal oleh
Askep death n dying, loss n grief Page 19
karenanya yang terpenting adalah mengenali gejalagejala yang memberatkan
penderita tersebut.
/ristoperPs Hospice, London !dikutip oleh "unarto,#$$#& hal tersebut dinyatakan sebagai
.otal Pain yang terdiri dariD
- 1yeri 5isik dan gejala somatik, misalnya anoreksia, nausea, vomitus singultus,
konstipasi, diare, pruritus, batuk, sesak nafas, astenia dan kakeksia.
# 1yeri Psikologis, antara lain rasa takut, agresif, keputusasaan dan depresi oleh karena
penderita telah dihadapkan pada diagnosa yang fatal
8 1yeri "osiologis, antara lain rasa terisolasi di masyarakat, berhenti dari jabatan profesi
yang berkaitan dengan pekerjaan, merasa terpisah dan berada di 7umah "akit,
masalah finansial.
% 1yeri "piritual, antara lain rasa takut yang berkaitan dengan eksistensi manusia dan
hubungannya dengan .uhan.
BAB III
ASUHAN 'EPE!A(ATAN PADA LANSIA
DEN,AN #ASALAH DEATH ) D+IN,* LSS ) ,!IE-
A. Asuhan ke%era:atan %a2a lansia 2engan kehilangan;"er2uka
1. PEN,'A/IAN
5actor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah,
9enetic
2ndividu yang dilahirkan dan dibesarkan didalam keluarga yang mempumyai riwayat
depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan.
Kesehatan jasmani
Askep death n dying, loss n grief Page 20
2ndividu dengan keaadaan fisik sehat,pola hidup yang teratur,cenderung mempunyai
kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami ganguan fisik.
Kesehatan mental
2ndividu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi
yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,selalu dibayangi oleh masa
depan yang suram,biasanya sangat peka dalam mengahadapi situasi kehilangan.
Pengalaman kehilangan dimasa lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kanakkanak
akan mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa
dewasa !stuartsundeen,-44-&.
"truktur kepribadian.
2ndividu dengan konsep yang negative,perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi
5aktor presipitasi
"tress yang dapat menimbullkan perasaan kehilangan dapat berubah stess
nyata,atapun imjinasi individu seperti,kehiangan sifat biopsikososial antara lain
meliputi,kehilangan kesehatan,kehilangan fungsi seksualitas,kehilangan peran dalam
keluarga,kehilangan posisi dimasyarakat,kehilangan milik peibadi seperti, kehilangan
harta benda atau orang yang dicintai,kehilangan kewarganegaraan,dan sebagainya.
Perilaku
2ndividu dalam proses berduka sering menunjukan perilaku seperti,menagis atau
tidak mampu menangis,marahmarah,putus asa,kadangkadang ada tanda Ftanda
bunuh diri atau ingin membunuh orang lain.juga sering berganti tempat mencari
informasi yang tidak menyokong diagnosanya.
'ekanisme koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antaralain,denial,
represi, intelektualilsasi, regresi, disosiasi, supresi, dan proyeksi yang digunakan
untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat menyakitkan.regresi dan
disosiasi sering ditemkan pada pasien depresi yang dalam.dalam keadaan patologis
makanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak tepat.
Data yang didapatkan, antara lain,
- Perasaan sedih, menangis.
- Perasaan putus asa, kesepian
- 'engingkari kehilangan
- Kesulitan mengekspresikan perasaan
- Konsentrasi menurun
Askep death n dying, loss n grief Page 21
- Kemarahan yang berlebihan
- .idak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
- 'erenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.
- 7eaksi emosional yang lambat.
- +danya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas.
Perasaan takut. Kebanyakan pasien merasa takut terhadap rasa nyeri yang tidak
terkendalikan yang begitu sering diasosiasikan dengan keadaan sakit terminal,
terutama apabila keadaan itu disebabkan oleh penyakit yang ganas. Perawat harus
menggunakan pertimbangan yang sehat apabila sedang merawat orang sakit
terminal. Perawat harus mengendalikan rasa nyeri pasian dengan cara yang tepat.
Perasaan takut yang muncul mungkin takut terhadap rasa nyeri, walaupun secara
teori, nyeri tersebut dapat diatasi dengan obat penghilang rasa nyeri, seperti aspirin,
dehidrokodein dan dektomoramid. +pabila oaring berbicara tentang perasaan takut
mereka terhadsap maut, respon mereka secara tipikal mencakup perasaan takut
tentang hal yang tidak jelas, takut meninggalkan orang yang dicintai, kehilangan
martabat, urusan yang belum selesai dsb.

Kematian merupakan berhentinya kehidupan. "emua orang akan mengalami
kematian tersebut. Dalam menghadapi kematian ini, pada umumnya orang merasa
takut dan cemas. Ketakutan dan kecemasan terhadap kematian ini dapat membuat
pasien tegang dan stress.
3mosi. 3mosi pasien yang muncul pada tahap menjelang kematian, antara lain
mencela dan mudah marah.
.anda Hital.tekanan darah. 'ekanisme fisiologis yang mengaturnya berkaitan satu
sama lain. "etiap perubahan yang berlainan dengan keadaan yang normal dianggap
sebagai indikasi yang penting untuk mengenali keadaan kesehatan seseorang.
Kesadaran. Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai awas waspada yang
merupakan ekspresi tentang apa yang dilihat, didengar, dialami dan perasaan
keseimbangan, nyeri, suhu, raba, getar, gerak, gerak tekan dan sikap, bersifat
adekuat.
5ungsi .ubuh..ubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ. "etiap organ
memiliki fungsi khusus.
2. DIA,NSA 'EPE!A(ATAN
a. Potensi proses berduka yang tidak terselesaikan sehubungan dengan kematian.
b. 5iksasi berduka pada fase depresi sehubungan dengan amputasi kaki kiri.
c. Potensi respon berduka yang berkepanjangan sehubungan dengan proses berduka
sebelumnya yang tidak tuntas.
Askep death n dying, loss n grief Page 22
d. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menerima
kematian seseorang yang disayangi.
3. INTE!<ENSI 'EPE!A(ATAN
.ujuan jangka panjang, agar individu berperan aktif melalui proses berduka yang tuntas.
.ujuan jangka pendek, pasien mampu,
-. 'engungkapkan perasaan duka
#. 'enjelaskan makna kehilangan atau orang atau objek
8. 'embagi rasa dengan orang yang berarti
%. 'enerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai
*. 'embina hubungan baru yang bermakna dengan objek atau orang yang baru
;. 'emberikan bantuan loneliness, ketakutan dan depresi
=. 'embantu pasien menerima kehilangan
Kriteria Hasil
-. Klien leluasa mengekspresikan perasaan, kebutuhan dan ketakutannya
#. Klien menerima bantuan dan menggunakan sumber yang ada
8. Keluarga menerima berdukanya.
%. Klien tidak merasakan kesepian karena ditinggal orang yang berarti.
Prinsip tindakan keperawatan pada pasien dengan respon kehilangan
-. (ina dan jalin hubungan saling percaya,dengan cara,
'endengarkan pasien berbicara
'emberi dorongan agar pasien mau mengungkapkan perasaany
'enjawab pertanyaan pasien secara langsung,menunjukan sikap menerima
empati
#. Diskusikan dengan klien dalam mempresepsikan suatu kejadian yang menyakitakan
dengan pemberian makna positif dan mengambil hikmahnya.
8. 2dentifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka
(ersama pasien mendiskusikan hubungan pasien dengan orang atau objek yang
pergi atau hilang
'enggali pola hubungan pasien dengan orang yang berarti
%. Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka
(ersama pasien mengingat kembali cara mengatasi perasaan berduka dimasa lalu
'emperkuat dukungan serta kekuatan yang dimiliki pasien dan keluarga
'engenali dan menghargai social,budaya,agama,serta kepercayaan yang dianut
oleh pasien dan keluarga dalam mengatasi perasaan kehilangan.
*. (eri dukungan tehadap respon kehilangan pasien
'emberi gambaran tentang cara mengunkapkan perasaan yanga bisa diterima
'enguatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti
Askep death n dying, loss n grief Page 23
;. .ingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga
'enjelaskan manfaat hubungan dengan orang lain
'enguatkan dorongan keluarga atau orang yang berarti bagi pasien
=. .entukan kondisi pasien sesuai dengan fase berikut,
a. 5ase pengingkaran
'emberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaanya
'enunjukan sikap menerima,ikhlas dan mendorong pasien untukn berbagi rasa
'emberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang
sakit,pengobatan dan kematian
b. 5ase marah
'engiBinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marahnya secara
verbal tanpa melawan dengan rasa kemarahan
c. 5ase tawar menawar
'embantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya
d. 5ase depresi
'engidentifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri pasien
'embantu pasien mengurangi rasa bersalah
e. 5ase penerimaan
'embantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dielakan
Prinsip keperawatan pada orang tua dengan respon kehilangan (kematian anak)
- 'enyediakan sarana ibadah,termasuk pemuka agama.
# 'enganjurkan pasien untuk memegangAmelihat jenaBah anaknya.
8 'enyiapkan perangkat kenangan.
% 'enganjurkan pasien untuk mengikuti program lanjutan bila diperlukan.
* 'enjelaskan kepada pasienA.keluarga cirriciri respon yang patologis serta tempat
mereka minata bantuan bila diperlukan.
1. E<ALUASI
- +pakah pasien sudah dapat mengungkapkan perasaannya secara optimisK
# +pakah pasien dapat menjelaskan makna kehilangan tersebut terhadap
kehidupannyaK
8 +pakah pasien dapat menjelaskan makna kehilangan tersebut terhadap
kehidupannnyaK
% +pakah pasien menunjukan tandatanda penerimaannyaK
* +pakah pasien sudah dapat menilai hubungan baru dengan orang lainK
; (erpartisipasi dalam aktifitas perawatan.
= 'engungkapkan perasaan marah, berduka cita dan kehilangan secara verbal.
? .ercapainya hubungan open terbuka dengan orangorang yang mendukung.
Askep death n dying, loss n grief Page 24
B. Asuhan ke%era:atan %a2a klien terminal
1. PEN,'A/IAN
Pengkajian pada klien yang sakit terminal, meliputi ,
a. Pengkajian .ingkat Kesadaran
/losed +wareness, suatu keadaan dimana klien dan keluarga tidak sadar akan
kemungkinan kematian, tidak dapat mengerti mengapa klien sakit dan mereka
yakin akan sembuh.
'utual Pretense, suatu kondisi dimana klien, keluarga dan tenaga kesehatan
telah mengetahui prognosis penyakit dalam keadaan terminal, namun mereka
berusaha untuk tidak membicarakan atau menyinggung tentang penyakitnya.
0pen +wareness, suatu keadaan dimana klien dan orang sekitarnya mengetahui
akan adanya kematian dan merasa tenang untuk mendiskusikannya walaupun itu
dirasakan sulit, pada keadaan ini klien diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam menentukan saat terakhirnya.
Pengkajian yang harus dilakukan dari tingkat kesadaran ini, adalah ,
Kaji apakah klien dan keluarga sadar bahwa klien dalam keadaan terminalK
Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien dan keluarga dalam tingkatan closed
awareness, mutual pretense, open awarenessK
Kaji dalam tahap manakah pada proses kematian tersebutK
Kaji support sistem klien, misalnya keluarga atau orang terdekatK
+pakah klien masih mengekspresikan sesuatu yang belum diselesaikan, finansial,
emosional, legalK
+pakah koping yang positif pada klienK
b. Pengkajian .anda F .anda Klinis 'enjelang Kematian
.anda klinis menjelang kematian, adalah ,
Kehilangan tonus otot, sehingga terjadi ,
- 7elaksasi otot muka, sehingga dagu menjadi turun.
- Kesulitan dalam berbicara, proses menelan, hilangnya reflek menelan.
- 9erakan tubuh yang terbatas !tidak mampu bergerak&.
- Penurunan kegiatan 92 .ract seperti nausea, vomiting, perut kembung,
konstipasi.
- Penurunan kontrol spinkter urinari dan rectal.
Kelambatan dalam sirkulasi, berupa ,
- Kemunduran dalam sensasi.
- "ianosis pada daerah ekstrimitas.
- Kulit dingin, mulamula daerah kaki, tangan, telinga dan kemudian hidung.
Perubahan F perubahan tanda F tanda vital berupa ,
- 1adi lambat dan lemah !saat ajal nadi cepat dan kecil&.
- Penurunan tekanan darah !saat ajal tekanan darah sangat rendah&.Pernafasan
cepat, dangkal, tidak teratur atau pernafasan dengan mulut.
9angguan sensori berupa ,
Askep death n dying, loss n grief Page 25
- Penglihatan kabur !saat ajal pupil melebar&.
- 9angguan dalam penciuman dan perabaan.
c. Pengkajian .anda F .anda Klinis "aat +jal
Pupil melebar, tidak mampu bergerak, kehilangan refleks F refleks, nadi cepat dan
kecil, pernafasan cheyne stokes dan ngorok, tekanan darah sangat rendah, mata
dapat tertutup dan agak terbuka.
d. Pengkajian .anda F .anda 'ati "ecara Klinis
.idak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total, tidak adanya gerakan
dari otot khususnya pernafasan, tidak ada refleks, gambaran mendatar pada 3K9.
e. Pengkajian 2ndividu atau +nggota Keluarga Pada "aat KlienDengan Dying
7eaksi kehilangan, ditandai dengan dada merasa tertekan, bernafas pendek dan
rasa tercekik.
5aktor yang mempengaruhi terhadap reaksi kehilangan ,
- +rti dari kehilangan yang tergantung kepada persepsi individu tentang
pengalaman kehilangan.
- >mur berpengaruh terhadap tingkat pengertian dan reaksi terhadap kehilangan
serta kematian.
- Kultur pada setiap sukuAbangsa terhadap kehilangan berbedabeda.
- Keyakinan spiritual, anggota keluarga dengan sakaratul maut melakukan praktek
spiritual dengan tata cara yang dilakukan sesua2 dengan agama dan
keyakinannya.
- Peranan seks, untuk lakilaki diharapkan kuat dan tidak memperlihatkan
kesedihan dan perempauan dianggap wajar atau dibolehkan untuk
mengekspresikan perasaannya atau kesedihannya !menangis& sepanjang tidak
mengganggu lingkungan sekitar !menangis dengan meraung F raung atau
merusak&.
- "tatus sosial ekonomi, berpengaruh terhadap sistem penunjang, sehingga akan
berpengaruh pula terhadap rekasi kehilanga akibat adanya kematian
f. Pengkajian .erhadap 7eaksi Kematian dan Kehilangan !(erduka /ita&
Karakteristik dari duka cita ,
- 2ndividu mengalami kesedihan dan merupakan reaksi dari shock dan
keyakinannya terhadap kehilangannya.
- 'erasa hampa dan sedih.
- +da rasa ketidak nyamanan, misalnya rasa tercekik dan tertekan pada daerah
dada.
- 'embayangkan yang telah meninggal, merasa berdosa.
- +da kecenderungan mudah marah.
.ingkatan dari duka cita ,
Askep death n dying, loss n grief Page 26
- "hock dan ketidak yakinan, karena salah satu anggota keluarga akan meninggal,
bahkan menolak seolaholah masih hidup.
- (erkembangnya kesadaran akan kehilangan dengan perilaku sedih, marah pada
diri sendiri atau pada orang lain.
- Pemulihan, dimana individu sudah dapat menerima dan mau mengikuti upacara
keagamaan berhubungan dengan kematian.
- 'engatasi kehilangan yaitu dengan cara mengisi kegiatan sehari F hari atau
berdiskusi dengan orang lain mengenai permasalahannya.
- 2dealisasi, dimana individu menyesal karena kurang memperhatikan almarhum
selama masih hidup dan berusaha menekan segala kejelekan dari almarhum.
- Keberhasilan, tergantung dari seberapa jauh menilai dari obyek yang hilang,
tingkat ketergantungan kepada orang lain, tingkat hubungan sosial dengan orang
lain dan banyaknya pengalaman kesedihan yang pernah dialami.
2. DIA,NSA 'EPE!A(ATAN DAN INTE!<ENSI 3!EN7ANA TINDA'AN
'EPE!A(ATAN6
-. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan terakumulasinya sekret di
tenggorokan, ditandai dengan frekuensi nafas yang cepat, kadang F kadang
terdapat sianosis
.ujuan ,
Pola nafas efektif
2ntervensi ,
- Kaji pola nafas klien.
- 0bservasi tanda F tanda vital setiap - jam !.D, nadi, respirasi&.
- Lakukan suction bilamana perlu.
- Kolaborasi dalam pemberian oksigen dan obat ekspectoran.
#. 'erasa kehilangan harapan hidup dan terisolasi dari lingkungan sosial
berhubungan dengan kondisi sakit terminal
.ujuan ,
Klien merasa tenang menghadapi sakaratul maut sehubungan dengan sakit
terminal
2ntervensi ,
- Dengarkan dengan penuh empati setiap pertanyaan dan berikan respon jika
d2butuhkan klien dan gali perasaan klien.
- (erikan klien harapan untuk dapat bertahan hidup.
- (antu klien menerima keadaannya sehubungan dengan ajal yang akan
menjelang.
- >sahakan klien untuk dapat berkomunikasi dan selalu ada teman di dekatnya.
- Perhatikan kenyamanan fisik klien.
Askep death n dying, loss n grief Page 27
8. Kehilangan harga diri berhubungan dengan penurunan dan kehilangan fungsi
.ujuan ,
'empertahankan rasa aman, tenteram, percaya diri, harga diri dan martabat klien
2ntervensi ,
- 9ali perasaan klien sehubungan dengan kehilangan.
- Perhatikan penampilan klien saat bertemu dengan orang lain.
- (antu dan penuhi kebutuhan dasar klien antara lain hygiene, eliminasi.
- +njurkan keluarga dan teman dekat untuk saling berkunjung dan melakukan hal
F hal yang disenangi klien.
- (eri klien support dan biarkan klien memutuskan sesuatu untuk dirinya, misalnya
dalam hal perawatan.
%. Depresi berhubungan dengan kesedihan tentang dirinya dalam keadaan terminal
.ujuan ,
'engurangi rasa takut, depresi dan kesepian
2ntervensi ,
- (antu klien untuk mengungkapkan perasaan sedih, marah dan lain F lain.
- Perhatikan empati sebagai wujud bahwa perawat turut merasakan apa yang
dirasakan klien.
- (antu klien untuk mengidentifikasi sumber koping, misalnya dari teman dekat,
keluarga ataupun keyakinan klien.
- (erikan klien waktu dan kesempatan untuk mencerminkan arti penderitaan,
kematian dan sekarat.
- 9unakan sentuhan ketika klien menunjukkan tingkah laku sedih, takut ataupun
depresi, yakinkan bahwa perawat selalu siap membantu.
- Lakukan hubungan interpersonal yang baik dan berkomunikasi tentag
pengalaman F pengalaman klien yang menyenangkan.
*. /emas berhubungan dengan kemungkinan sembuh yang tidak pasti, ditandai
dengan klien selalu bertanya tentang penyakitnya, adakah perubahan atau tidak
!fisik&, raut muka klien yang cemas
.ujuan ,
Klien tidak cemas lagi dan klien memiliki suatu harapan serta semangat hidup
2ntervensi ,
- Kaji tingkat kecemasan klien.
- 6elaskan kepada klien tentang penyakitnya.
- .etap mitivasi !beri dukungan& kepada klien agar tidak kehilangan harapan hidup
dengan tetap mengikuti dan mematuhi petunjuk perawatan dan pengobatan.
- +njurkan kepada klien untuk tetap berserah diri kepada .uhan.
- Datangkan seorang klien yang lain yang memiliki penyakit yang sama dengan
klien.
Askep death n dying, loss n grief Page 28
- +jarkan kepada klien dalam melakukan teknik distraksi, misal dengan
mendengarkan musik kesukaan klien atau dengan teknik relaksasi, misal dengan
menarik nafas dalam.
- (eritahukan kepada klien mengenai perkembangan penyakitnya.
- 2kut sertakan klien dalam rencana perawatan dan pengobatan.
;. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak menerima akan kematian,
ditandai dengan klien yang selalu mengeluh tentang keadaan dirinya, menyalahkan
.uhan atas penyakit yang dideritanya, menghindari kontak sosial dengan
keluargaAteman, marah terhadap orang lain maupun perawat
.ujuan ,
Koping individu positif
2ntervensi ,
- 9ali koping individu yang positif yang pernah dilakukan oleh klien.
- 6elaskan kepada klien bahwa setiap manusia itu pasti akan mengalami suatu
kematian dan itu telah ditentukan oleh .uhan.
- +njurkan kepada klien untuk tetap berserah diri kepada .uhan.
- Perawat maupun keluarga haruslah tetap mendampingi klien dan mendengarkan
segala keluhan dengan rasa empati dan penuh perhatian.
- Hindari barang F barang yang mungkin dapat membahayakan klien.
- .etap memotivasi klien agar tidak kehilangan harapan untuk hidup.
- Kaji keinginan klien mengenai harapa untuk hidupAkeinginan sebelum menjelang
ajal.
- (antu klien dalam mengekspresikan perasaannya.
=. Distress spiritual berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dalam
melaksanakan alternatif ibadah sholat dalam keadaan sakit ditandai dengan klien
merasa lemah dan tidak berdaya dalam melakukan ibadah sholat
.ujuan ,
Kebutuhan spiritual dapat terpenuhi yaitu dapat melakukan sholat dalam keadaan
sakit
2ntervensi ,
- Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai ibadah sholat.
- +jarkan pada klien cara sholat dalam keadaan berbaring.
- +jarkan tata cara tayamum.
- +jarkan kepada klien untuk berBikir.
- Datangkan seorang ahli agama.
?. 2nefektif koping keluarga berhubungan dengan kehilangan
.ujuan ,
'embantu individu menangani kesedihan secara efektif
2ntervensi ,
- 'otivasi keluarga untuk menverbalisasikan perasaan F perasaan antara lain ,
sedih, marah dan lain F lain.
Askep death n dying, loss n grief Page 29
- (eri pengertian dan klarifikasi terhadap perasaan F perasaan anggota keluarga.
- Dukung keluarga untuk tetap melakukan aktivitas sehari F hari yang dapat
dilakukan.
- (antu keluarga agar mempunyai pengaharapan yang realistis.
- (erikan rasa empati dan rasa aman dan tenteram dengan cara duduk disamping
keluarga, mendengarkan keluhan dengan tetap menghormati klien serta
keluarga.
- (erikan kesempatan pada keluarga untuk melakukan upacara keagamaan
menjelang saat kematian.
Diagnosa yang 'ungkin 'uncul (erhubungan Dengan Penyakit ,
9angguan Konsep Diri !peran& berhubungan dengan pathologis penyakit dan
kelemahan
+noreQia dan nausea berhubungan dengan pemberian obat kemoterapi
2ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Konstipasi berhubungan dengan pemberian obat penurun rasa sakit
3. E<ALUASI
.erhadap Klien
- Klien bebas dari rasa sakit.
- Klien dapat berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan baik pada tahap
perencanaan maupun pelaksanaannya.
- Klien dapat mengekspresikan perasaannya !marah, sedih dan kehilangan&.
- Klien dapat berkomunikasi dengan keluarga, perawat dan tim kesehatan lainnya.
.erhadap keluargaKeluarga dapat mengekspresikan perasaannya.
- Keluarga dapat mengutarakan pengalaman F pengalaman emosionalnya.
- Keluarga dapat melakukan kegiatan yang bisa dilakukan.
- Keluarga dapat membentuk hubungan baru dengan orang lain.
BAB I<
PENUTUP
+. K3"2'P>L+1
Kehilangan adalah suatu keadaan 2ndividu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya
ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Askep death n dying, loss n grief Page 30
Grieving merupakan respon individu atau reaksi emosi dari kehilangan dan terjadi
karena kehilangan seperti , kehilangan hak, kehilangan hak hidup, menuju kematian
.ipe dari kehilangan dipengaruhi tingkat distress.
Kehilangan dapat dirasakan oleh semua orang, baik itu anakanak, remaja, maupun
dewasa.
+da beberapa factor yang mempengaruhi setiap individu dalam merespon kehilangan,
antara lain, karakteristik personal termasuk usia, jenis kelamin, setatus social ekonomi,
yang hilang, karakteristik kehilangan, keyakinan cultural, dan spiritual, system
pendukung, dan potensi pencapaian tujuan mempengaruhi respon terhadap kehilangan.
5aktor pendukung terjadinya kehilangan dan berduka, antara lain, genetik, kesehatan
mental dan jasmani, dan pengalaman masa lalu.
"edangkan faktor pencetus dari kehilangan dan berduka, antara lain, stress, perilaku,
dan mekanisme koping individu.
(erduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang
responnya dibesarbesarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial,
hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. .ipe ini kadangkadang menjurus ke
tipikal, abnormal, atau kesalahanAkekacauan.
Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka,
mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam
bentuk empati.
(. "+7+1
Dengan adanya pembahasan mengenai +suhan Keperawatan 6iwa pada klien death
) dying, loss ) grief diharapkan pada semua calon perawat maupun perawat dapat
memahami tentang +suhan Keperawatan 6iwa pada klien kehilangan dan berduka. Dimana
nantinya perawat akan mengaplikasikan apa yang dipelajari ini dalam praktek
keperawatannya. 0leh karena itu sangat perlu untuk kita semua caloncalon perawat masa
depan memahami hal tersebut.
Askep death n dying, loss n grief Page 31

Вам также может понравиться