Вы находитесь на странице: 1из 19

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan,
baik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk
tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem
ini maka kedua fungsi tersebut juga akan terganggu. Infeksi muskuloskeletal
merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari
sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya
bahkan membahayakan jiwa.
(1)
Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis akut
terutama ditemukan pada anak-anak. Tulang yang sering terkena ialah femur
bagian distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal
dan distal, serta vertebra.
(1)

Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang
danstruktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman
piogenik.
(3)
Staphylococcus adalah organisme yang bertanggung jawab untuk 90%
kasus osteomyelitis akut. Organisme lainnya termasuk Haemophilus
influenzae dansalmonella.
(6)

Pada masa anak-anak penyebab osteomyelitis yang sering terjadi
ialah Streptococcus, sedangkan pada orang dewasa ialah Staphylococcus.
(7)

Diagnosis infeksi tulang dan sendi biasanya dapat dibuat dari tanda-tanda
yang tampak pada pemeriksaan fisik. Pada lokasi perifer seperti efusi sendi dan
dan nyeri pada metafisis yang terlokalisir, dengan atau tanpa pembengkakan,
membuat diagnosis relatif mudah. Namun pada panggul, pinggul, tulang
belakang, tulang belikat dan bahu, penegakan diagnosis terjadinya infeksi sulit
untuk ditentukan. Sehingga, pemeriksaan penunjang, dalam hal ini, pencitraan
dapat memudahkan dan menegakkan diagnosis dari osteomielitis. Pemeriksaan
pencitraan radiaografi yang dapat dilakukan ialah foto polos,Computed
2

Tomography (CT) scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan radionuklir.
Pemeriksaan tersebut dapat memudahkan dokter dalam menegakkan diagnosis
osteomielitis.
(6)


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Osteomielitis (osteo-berasal dari kata Yunani yaitu osteon, berarti tulang,
myelo artinya sumsum, dan-itis berarti peradangan) secara sederhana berarti
infeksi tulang atau sumsum tulang.
(1\3)

Berdasarkan kamus kedokteran Dorland, osteomielitis ialah radang tulang
yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain
juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar
melalui tulang, melibatkan sum-sum, korteks, dan periosteum.
(1,4)



2.2 Patogenesis
Infeksi dapat terjadi secara :
1. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit, tenggorok.
2. Kontaminasi dari luar yaitu fraktur terbuka dan tindakan operasi pada tulang
3. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya.
(1)


Mikroorganisme memasuki tulang bisa dengan cara penyebarluasan secara
hematogen, bisa secara penyebaran dari fokus yang berdekatan dengan infeksi,
atau karena luka penetrasi. Trauma, iskemia, dan benda asing meningkatkan
kerentanan tulang akan terjadinya invasi mikroba pada lokasi yang terbuka
(terekspos) yang dapat mengikat bakteri dan menghambat pertahanan host.
4

Fagosit mencoba untuk menangani infeksi dan, dalam prosesnya, enzim
dilepaskan sehingga melisiskan tulang. Bakteri melarikan diri dari pertahanan host
dengan menempel kuat pada tulang yang rusak, dengan memasuki dan bertahan
dalam osteoblast, dan dengan melapisi tubuh dan lapisan yang mendasari tubuh
mereka sendiri dengan pelindung biofilm yang kaya polisakarida. Nanah
menyebar ke dalam saluran pembuluh darah, meningkatkan tekanan intraosseous
dan mempengaruhi aliran darah. Disebabkan infeksi yang tidak diobati sehingga
menjadi kronis, nekrosis iskemik tulang menghasilkan pemisahan fragmen
devaskularisasi yang besar (sequester). Ketika nanah menembus korteks,
subperiosteal atau membentuk abses pada jaringan lunak, dan peningkatan
periosteum akan menumpuk tulang baru (involucrum) sekitar sequester.
(3)

Mikroorganisme, infiltrasi neutrofil, dan kongesti atau tersumbatnya
pembuluh darah merupakan temuan histologis utama osteomielitis akut. Fitur
yang membedakan dari osteomielitis kronis, yaitu tulang yang nekrosis, dicirikan
oleh tidak adanya osteosit yang hidup. Terdapat sel mononuklear yang dominan
pada infeksi kronis, dan granulasi dan jaringan fibrosa menggantikan tulang yang
telah diserap kembali oleh osteoklas. Pada tahap kronis, organisme mungkin
terlalu sedikit untuk dilihat pada pewarnaan.
(3)





5

2.2.1 Infeksi Secara Hematogen
Jumlah infeksi secara hematogen terjadi ~ 20% dari kasus osteomielitis
dan terutama menyerang anak-anak, pada tulang panjang yang terinfeksi, dan
orang dewasa yang lebih tua dan pengguna narkoba secara intavena, dan pada
tulang belakang yang merupakan tempat yang paling umum terjadinya infeksi.
(3)

Infeksi sering hanya melibatkan satu tulang, paling sering tibia, femur,
atau humerus pada anak-anak dan pada badan vertebra pada pengguna narkoba
suntik dan orang dewasa yang lebih tua. Bakteri menetap pada metafisis yang
memiliki perfusi yang baik, jaringan sinusoid vena memperlambat aliran darah,
dan fenestrasi dalam kapiler memungkinkan organisme untuk melarikan diri
menuju ruang extravascular. Disebabkan terjadi perubahan anatomi vaskular
seiring dengan bertambahnya usia, infeksi pada tulang panjang secara hematogen
jarang terjadi pada orang dewasa dan, ketika itu terjadi, biasanya melibatkan
diafisis dari tulang.
(3)

Manifestasi klinisnya, anak dengan osteomielitis biasanya muncul secara
akut, dengan demam, menggigil, nyeri lokal, dan dalam banyak kasus terjadi
pembatasan gerak atau kesulitan menopang badan. Eritema dan bengkak
menunjukkan perluasan nanah melewati korteks. Selama masa bayi dan setelah
pubertas, infeksi dapat menyebar melalui epiphysis ke ruang sendi. Pada anak-
anak usia lain, perluasan infeksi melewati korteks menghasilkan keterlibatan sendi
jika metafisis intracapsular. Jadi, arthritis septik pada siku, bahu, dan pinggul
dapat mempersulit osteomielitis pada radius proksimal, humerus, dan femur,
masing-masing. Pada anak-anak, sumber bakteremia biasanya tidak jelas. Riwayat
yang sering diperoleh adalah adanya trauma tumpul yang terjadi baru-baru ini,
diduga, hasil dari kondisi ini terjadi hematoma intraosseous yang kecil atau
penyumbatan pembuluh darah yang mempengaruhi terjadinya infeksi. Orang
dewasa dengan osteomielitis hematogen dapat terjadi baik disebabkan predisposisi
dari infeksi tempat lain (misalnya, saluran pernafasan atau kemih, katup jantung,
atau sebuah situs kateter intravaskuler) atau bakteremia tanpa sumber yang
jelas.
(3)


6

Keadaan Infant Anak-Anak Orang Dewasa
Lokalisasi

Involucrum
Sekuestrasi
Keterlibatan Sendi
Abses Jaringan Lunak
Fraktur Patologis
Fistula
Metafisis dengan
ekstensi ke epifisis
Common
Common
Common
Common
Not Common
Not Common
Metafisis
Common
Common
Not Common
Common
Not Common
Variabel
Epifisis
Not Common
Not Common
Common
Not Common
Common*
Common
Tabel Osteomielitis hematogen dari tulang berbentuk pipa
(7)

* pada kasus yang tidak diobati

2.3 Klasifikasi Osteomielitis
Osteomielitis secara umum dapat dibagi menjadi jenis piogenik dan
nonpiogenik. Namun terdapat jenis pengklasifikasian lainnya, seperti berdasarkan
perjalanan klinis, yaitu osteomielitis sub akut, akut, atau kronis (aktif dan tidak
aktif), yang tergantung intensitas dari proses infeksi dan gejala yang terkait. Dari
sudut pandang patologi anatomi, osteomielitis dapat dibagi menjadi osteomielitis
bentuk diffuse dan lokal (focal), dengan yang kedua disebut sebagai abses
tulang.
(1)


2.3.1 Osteomielitis Akut
Biasanya osteomielitis akut disertai dengan gejala septikemia, seperti
febris, malaise dan anoreksia. Infeksi dapat pecah ke subperiosteum, kemudian
menembus subkutis dan menyebar menjadi selulitis, atau menjalar melalui rongga
subperiosteum ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis
melalui kanalis medularis. Penjalaran subperiosteal ke arah diafisis akan merusak
pembuluh darah yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang
disebut sekuester. Periosteum akan membentuk tulang baru yang menyelubungi
tulang mati tersebut. Tulang baru yang menyelimuti tulang mati tersebut
dinamakan involukrum.
(5)

7

Perubahan jaringan lunak dapat terjadi secara nyata, terutama pada bayi.
Pembengkakan, dengan edema dan timbunan lemak yang kabur dapat terlihat.
Osteoporosis dapat dilihat antara hari kesepuluh sampai empat belas dari onset
timbulnya penyakit. Pada anak-anak seringkali terjadi pada metafisis.
(1,7)

Involucrum dapat terlihat setelah tiga minggu dan terjadi lebih banyak
pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa. Tempat keluarnya dan
dekompresi pus yang terjadi dapat mencegah kompresi vaskuler dan terjadinya
infark, dan penyembuhan. CT yang konvensional tidak dapat mendeteksi
sekuester. Sekuester terlihat sebagai fragmen-fragmen dari tulang padat diantara
proses destruksi tulang lokal. Pengobatan dengan antibiotik dan/atau pembedahan,
memberi pengaruh pada perjalanan penyakitnya dengan pembentukan tulang baru
yang dapat ditemukan.
(1,7)

Dengan terapi yang adekuat pada bayi dan anak-anak, harapan untuk
kembali normal besar kecuali terjadi kerusakan pada lempeng epifisis dan epifisis,
sehingga pertumbuhan tulang yang abnormal dapat terjadi. Pada orang dewasa,
pengaruhnya tulang sering menyisakan daerah sklerotik dan bentuk yang ireguler.
Gambaran radiografi tidak pernah bias kembali normal pada kasus yang terlambat
diketahui.
(1,7)


2.3.2 Osteomielitis Kronis
Panjangnya gejala klinis, periode diam (quiescence) yang panjang, dan
eksaserbasi berulang merupakan ciri khas dari osteomielitis kronis. Saluran sinus
antara tulang dan kulit dapat menghasilkan material yang purulent dan kadang-
kadang membuat potongan-potongan tulang yang nekrotik. Peningkatan produksi
material yang purulent, nyeri, atau bengkak sebagai tanda suatu eksaserbasi,
disertai dengan peningkatan kadarC reactive protein (CRP) dan ESR. Demam
jarang terjadi kecuali bila obstruksi dari saluran sinus menyebabkan infeksi
jaringan lunak. Komplikasi akhir yang jarang ialah fraktur patologis, karsinoma
sel skuamosa pada saluran sinus, dan amiloidosis.
(3)



8

2.4 Pencitraan
2.4.1 Gambaran Foto Polos Radiologis
Pada osteomielitis gambaran foto polos radiologi yang dapat ditemukan
adalah hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen),
sequester dan involucrum. Namun gambaran-gambaran tersebut terhantung dari
perjalanan penyakitnya. Tanda-tanda awal gambaran radiografi dari infeksi tulang
ialah edema jaringan lunak dan hilangnya bidang fasia. Ini biasanya ditemui
dalam waktu 24 hingga 48 jam dari onset infeksi. Perubahan paling awal pada
tulang adalah bukti adanya lesi litik destruktif, biasanya dalam waktu 7 sampai 10
hari setelah terjadinya infeksi
(1)

Gambar Osteomielitis Akut

9

2.4.2 CT (Computed Tomography) Scan
Deteksi osteomielitis ketika masih dalam tahap akut dini sangat penting
untuk meningkatkan probabilitas kesembuhan dan menurunkan morbiditas.
Disebabkan kurang sensitif dibandingkan MRI untuk osteomielitis akut, CT
merupakan pemeriksaan terbaik untuk membimbing aspirasi atau biopsi, jika
secara klinis diperlukan, untuk memastikan osteomielitis atau untuk dilakukannya
uji kultur dan sensitivitas antibiotik organisme. CT juga berguna dalam
pemeriksaan penunjang terhadap infeksi pasca operasi saat instrumen ortopedi
yang luas dapat menghambat MRI.
(1,6)

Gambaran CT dari osteomielitis tergantung stage-nya, yaitu akut, subakut
atau kronis. Pada osteomielitis akut, edema sumsum tulang adalah kelainan yang
ditemukan pertama kali pada pencitraan. Selanjutnya, peningkatan periosteal
dapat terjadi, yang kasusnya lebih sering pada anak-anak dibandingkan pada
orang dewasa, dengan bagian akhir yaitu pembentukan tulang subperiosteal yang
baru. Abses subperiosteal juga dapat terjadi. Unenhanced CT (CT scan yang tidak
ditingkatkan) kurang sensitif dibandingkan MRI dalam mendeteksi awal
peradangan periosteal dari osteomielitis yang terjadi pada model hewan
percobaan.
(1,6)


CT Scan Osteomielitis Kronik
Osteomielitis subakut lebih terlokalisasi. Contohnya adalah abses Brodie
(Brodie's abscess), merupakan abses piogenik yang dikelilingi oleh daerah
sklerosis dan meningkatnya jaringan granulasi. Osteomielitis kronis ditandai
10

dengan tulang yang nekrotik. Fragmen dari fokus tulang yang nekrotik atau
sequestrum dikelilingi oleh jaringan granulasi atau oleh involucrum dari
pembentukan periosteal tulang yang tebal dan baru. CT menunjukkan gambaran
sequestrum sebagai fragmen terisolasi yang dipisahkan dari tulang kortikal, yang
bebas di dalam rongga medula atau saluran sinus.Gambaran CT dari osteomielitis
kronis biasanya akan memperlihatkan sklerosis yang signifikan, kelainan tulang
dan resorpsi dengan bekas luka jaringan lunak sekitar atau jaringan granulasi.
(1,6)

Perubahan sumsum tulang pada osteomielitis tidak spesifik, karena dapat
terlihat juga pada neoplasma, trauma, beberapa anemia, dan gangguan sumsum
tulang primer lainnya seperti myelofibrosis. Perbandingan dengan sisi
kontralateralnya dapat membantu untuk melihat apakah proses pada sumsum
tersebut adalah sistemik atau hanya unilateral saja. Gas dalam saluran medula
secara konsisten terjadi pada osteomielitis, tetapi jarang. Hal ini dapat dilihat pada
temuan radiografi sebelum kehancuran atau pembentukan tulang baru. Gas pada
jaringan lunak yang bukan disebabkan trauma adalah ciri dari infeksi.
(1,6)

Perubahan diabetes neuropatik sering dibedakan dari osteomielitis dan
arthritis septik oleh CT. Dalam menilai osteomielitis pada diabetic foot, MRI
dengan sinyal normal pada sumsum tulang memiliki nilai prediksi negatif yang
lebih tinggi daripada CT normal. MR juga lebih sensitif untuk abses kecil dan
untuk jaringan lunak yang nonviable, terutama jika gadolinium diberikan. MR
kadang-kadang dapat membedakan antara kronis, neuropatik osteoarthropathy
yang stabil dan osteomielitis, ketika CT tidak bisa.
(1,6)


2.4.3 Magnetic Resonance I maging (MRI)
MRI menunjukan osteomielitis seawal seperti pemeriksaan
scan radioisotope, dan jika ada, merupakan pilihan utama dalam mendiagnosis
infeksi musculoskeletal. Dengan menggunakan weightings, atau penguatan
paramagnetic, perubahan yang terjadi pada tulang dan edema jaringan lunak dapat
diketahui sejak awal, seperti terjadinya iskemia dan kerusakan dari kortex.
Perluasan jaringan lunak dari pus dan abses paraosseus dapat terlihat. Nekrosis
sentral dalam abses dapat diketahui. Gambaran dapat didapat dari berbagai
sudut.
(1,7)

Weighting yang sering digunakan ialah T
1
, T
2
, dan fat supresseion.
Sumsum tulang tampak jelas pada sinyal T
1
, sedangkan korteks yang padat, yang
memiliki cairan yang sedikit, memiliki sinyal yang lebih rendah.edema dan
perubahan inflamasi meningkatkan sinyal secara dramatis pada T
2
-weightening
dan khususnya short tau inversion recovery (STIR) sequences.
(1,7)

Jaringan yang keras secara umum lebih baik ditunjukan oleh CT namun
perubahan jaringan lunak lebih baik terlihat menggunakan MRI. Ketika terjadi
11

perubahan kepadatan pada infeksi sumsum tulang, hal tersebut dapat diperiksa
menggunakan CT, namun MRI lebih baik dalam menunjukkan perluasan
patologis tulang dan jaringan lunak sekitarnya dan sangat sensitive seperti
pemeriksaan scan radioisotop. Kelebihan terakhir yaitu MRI dapat menunjukkan
focus infeksi diluar dari yang diperkirakan.
(1,7)


2.4.4 Scaning Menggunakan Radionuclide
Scintigraphy skeletal pada orang yang diduga memiliki infeksi tulang
harus didahului oleh pemeriksaan foto polos. Pada pemeriksaan terhadap foto
polos tidak dapat terlihat sampai 10-14 hari infeksi, namun pada infeksi TBC
perubahan dapat muncul pada presentasi pertama. Menggunakan scintigraphy,
diagnosis dapat ditegakan pada 48 jam setelah onset penyakit, bahkan jika tanda-
tanda klinis penyakit samar-samar. Pengobatan awal yang agresif dapat mencegah
kerusakan tulang yang berat.
(1,7)

Teknik standar menggunakan technetium 99m-labelled
phosphate dan phosphate. Tambahan dari radionuclide pada tulang berhubungan
dengan aliran darah pergantin tulang yang local. Hal ini membuat gambaran dua
jenis yang terpisah yang didapatkan pada osteomielitis, yaitu:
(1,7)

1. Gambaran kelompok darah dari daerah yang nyeri segera setelah
penyuntikan. Hal ini menunjukkan peningkatan radioaktif local, jika positif,
pada daerah yang mengandung banyak darah.
2. Gambaran scintigraphy skeletal tertunda setelah 3-4 jam. Saat ini radionuclide
telah diabsorbsi menjadi kristal-kristal tulang. Hal ini memberikan gambaran
skeletal dengan penekanan lokal pada daerah peningkatan aliran darah dan
pergantian tulang. Hal ini juga yang membedakan antara osteomielitis dan
selulitis.
(1,7)

Dengan menggunakan teknik ini dapat dikatakan bahwa selain lebih
sensitif dalam mendeteksi adanya fokal infeksi, juga pemeriksaan ini hampir
akurat memberikan hasil positif atau negatif. Namun tidak spesifik karena tumor
dan infeksi memberikan gambaran yang hampir sama.
Ambilan technetium terbatas jika pembuluh darah tersumbat karena proses infeksi
oleh tamponade atau thrombus, meskipun , pada neonatus, sampai 30% scan dapat
negatif disebabkan hal tersebut.
(1,7)



12

2.5 Bentuk Osteomielitis Lainnya

Abses Brodie
Lesi ini, awalnya dijelaskan oleh Brodie pada tahun 1832, merupakan
suatu osteomielitis lokal bentuk subakut, umumnya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus. Insiden tertinggi (sekitar 40%) adalah pada dekade
kedua. Lebih dari 75% kasus terjadi pada pasien laki-laki. Onsetnya sering diam-
diam (tidak diketahui), dan manifestasi sistemik umumnya ringan atau tidak ada.
Abses, yang biasanya terjadi pada metafisis tibia atau femur, bentuknya biasanya
memanjang, dengan marjin baik dibatasi maupun dikelilingi oleh daerah sklerosis
yang reaktif.
(6), (1)
Seringnya, tidak ada sequester , namun saluran yang radiolusen
dapat dilihat membentang dari lesi menuju ke lempeng pertumbuhan. Suatu abses
tulang dapat melewati lempeng epifisis, tetapi jarang berkembang, menetap,
terlokalisasi dan kavitas dapat secara bertahap terisi jaringan granulasi di
epifisis.
(6)


Abses Brodie


Osteomielitis Sklerosing Garre
Pada kelainan ini yang menonjol adalah sklerosis tulang dengan tanda-
tanda destruksi yang tidak nyata.
(1)
Jenis ini jarang ditemukan.
(1,7)
Bersifat kronis,
dan biasanya hanya 1 tulang yang terkena dengan pelebaran tulang yang bersifat
fusiform. Diagnosis diferensial yang penting adalah osteoid osteoma.
(1)

13

2.6 Osteomielitis Pada Neonatus Dan Bayi
Osteomielitis pada neonatus dan bayi seringkali hanya dengan gejala klinis
yang ringan, dapat mengenai satu atau banyak tulang dan mudah meluas ke sendi
di dekatnya. Biasanya lebih sering terjadi pada bayi dengan 'risiko tinggi' seperti
prematur, berat badan kurang. Tindakan-tindakan seperti resusitasi, venaseksi,
kateterisasi, dan infus, secara po-tensial dapat merupakan penyebab infeksi.
Kuman penyebab paling sering adalah streptococcus.
(1)

Osteomielitis dan artritis septik pada bayi biasanya disertai destruksi yang
luas dari tulang, tulang rawan, dan jaringan lunak sekitarnya. Pada neonatus ada
hubungan antara pembuluh darah epifisis dengan pernbuluh darah metafisis, yang
disebut pembuluh darah transfiseal, hubungan ini menyebabkan mudahnya infeksi
meluas dari metafisis ke epifisis dan sendi. Kadang-kadang osteomielitis pada
bayi juga dapat mengenai tulang lain seperti maksila, vertebra, tengkorak, iga, dan
pelvis.
(1)

Tanda paling dini yang dapat ditemukan pada foto roentgen ialah
pembengkakan jaringan lunak dekat tulang yang terlihat kira kira 3 hari setelah
infeksi. Demineralisasi tulang terlihat kira-kira 7 hari setelah infeksi dan
disebabkan hiperemia dan destruksi trabekula. Destruksi korteks dan sebagai
akibatnya pembentukan tulang subperiosteal terlihat pada kira-kira 2 minggu
setelah infeksi.
(1)

2.7 Osteomielitis pada tulang lain

Tengkorak
Biasanya osteomielitis pada tulang tengkorak terjadi sebagai akibat perluasan
infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis.
(1),(1,7)
Proses destruksi bisa setempat
atau difus. Reaksi periosteal biasanya tidak ada atau sedikit sekali.
(1)




14

Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau ekstraksi gigi. Namun,
infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan fraktur pada mulut.
(1),(1,7)
Infeksi
terjadi melalui kanal pulpa merupakan yang paling sering dan diikuti hygiene oral
yang buruk dan kerusakan gigi.
(1,7)


Pelvis
Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada bagian sayap
tulang ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Sendi sakroiliaka jarang
terjadi. Pada foto terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur,
biasanya dengan sekwester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi.
Secara klinis sering disertai abses dan fistula.
(1)

Bedanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat, dan
pada tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam diagnosis diferensial
perlu dipikirkan kemungkinan keganasan.
(1,6)

Osteitis pubis merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis pubis
yang merupakan komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih atau ,
jarang akibat operasi pelvis lainnya.
(1,7)


Kaki
Luka tusuk pada kaki sering terjadi pada anak-anak dan pada masyarakat yang
berjalan kaki tanpa alas kaki. Infeksi jaringan lunak dapat mengarah kepada
terjadinya osteomielitis, sering disertai dengan kerusakan sendi.
(1,7)
Osteomielitis
15

secara radiografis diidentifikasi oleh adanya pembengkakan jaringan lunak,
daerah radioluscen atau daerah destruktif dalam tulang itu sendiri, atau reaksi
periosteal focal.
(7)


Osteomielitis Pada Tulang Belakang
Vertebra adalah tempat yang paling umum pada orang dewasa terjadi
osteomielitis secara hematogen. Organisme mencapai badan vertebra yang
memiliki perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang dan menyebar dengan
cepat dari ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian ke badan vertebra. Sumber
bakteremia termasuk dari saluran kemih (terutama di kalangan pria di atas usia
50), abses gigi, infeksi jaringan lunak, dan suntikan IV yang terkontaminasi, tapi
sumber bakteremia tersebut tidak tampak pada lebih dari setengah pasien.
Diabetes mellitus yang membutuhkan suntikan insulin, suatu prosedur invasif
medis baru-baru ini, hemodialisa, dan penggunaan narkoba suntikan membawa
peningkatan risiko infeksi tulang belakang. Banyak pasien memiliki riwayat
penyakit sendi degeneratif yang melibatkan tulang belakang, dan beberapa
melaporkan terjadinya trauma yang mendahului onset dari infeksi. Luka tembus
dan prosedur bedah yang melibatkan tulang belakang dapat menyebabkan
osteomielitis vertebral nonhematogeno atau infeksi lokal pada diskus vertebra.
(3)

Osteomielitis pada vertebrae jarang terjadi, hanya 10% dari seluruh infeksi
tulang (Epstein, 1976), dan dapat muncul pada seluruh usia.
(1,7)
Kuman penyebab
terbanyak ialah Staphylococcus aureus dan Eschericia coli.
(1,5)
Pasien yang
menderita penyakit ini sering memiliki riwayat infeksi kulit atau pelvis.
Penyebaran infeksi biasanya menuju badan vertebra daripada bagian yang lainnya,
dan pada bagian yang mengandung banyak darah. Badan vertebrae memiliki
banyak pembuluh darah, khususnya di bawah end plate dimana terdapat sinusoid
yang besar dengan aliran pelan sehingga berpotensi untuk terjadi infeksi.
Osteomielitis spinal lebih banyak terjadi pada regio lumbalis daripada regio cervix
dan sacrum.
(1,7)

Kelainan ini lebih sulit untuk didiagnosis. Gejala umumnya lebih ringan
dibandingkan osteomielitis akut. Biasanya ada demam, rasa sakit pada tulang dan
spasme otot.
(1)
Pada anak, anak akan mengeluh nyeri punggung dan pada
pemeriksaan didapat spasme hebat otot erektor trunkus sehingga mirip gejala
rangsangan meningeal, seperti nyeri pada elevasi kaki lurus atau fleksi leher dan
anak tidak mau atau tidak mampu membungkuk.
(1,5)
Proses lebih sering mengenai
korpus vertebra dan dapat timbul sebagai komplikasi infeksi saluran kencing dan
operasi panggul.
(1)

16

Pada stadium awal tanda-tanda destruksi tulang yang menonjol,
selanjutnya terjadi pembentukan tulang baru yang terlihat sebagai sklerosis. Lesi
dapat bermula di bagian sentral atau tepi korpus vertebra.
(1)

Pada lesi yang bermula di tepi korpus vertebra, diskus cepat mengalami
destruksi dan sela diskus akan menyempit.
(1)
Penyempitan sendi antar diskus
(antar korpus) vertebra dapat dilihat setelah penyakit berjalan lebih dari 2 (dua)
minggu.
(1,5)
Dapat tirnbul abses paravertebral yang terlih'at sebagai bayangan
berdensitas jaringan lunak sekitar lesi. Di daerah torakal, abses ini lebih mudah
dilihat karena terdapat kontras paru-paru. Di daerah lumbal lebih sukar untuk
dilihat, tanda yang penting adalah bayangan psoas menjadi kabur.
(1)

Untuk membedakan penyakit ini dengan spondilitis tuberkulosis, sukar;
biasanya pada osteomielitis akan terlihat sklerosis, destruksi diskus kurang, dan
sering timbul penulangan antara vertebra yang terkena proses dengan vertebra di
dekatnya (bony bridging).
(1,6)

2.9 Penatalaksanaan
Antibiotik harus diberikan hanya setelah didapatkan hasil
kultur.
(3),(4)
Penggunaan obat bakterisida telah direkomendasikan, meskipun data
yang menunjang masih kurang. Antibiotik harus diberikan pada dosis tinggi,
dengan demikian, untuk sebagian besar obat, administrasi secara parenteral
diperlukan. Terapi empiris dipandu oleh temuan pada pewarnaan Gram dari
spesimen tulang atau abses atau antibiotik dipilih untuk menutupi kemungkinan
besar patogen; terapi seperti biasanya biasanya harus mencakup obat dosis tinggi
yang aktif terhadap S. aureus (seperti oxacillin, nafcillin, cefazolin , atau
vankomisin) atau-jika organisme gram-negatif yang mungkin terlibat maka dapat
digunakan sefalosporin generasi ketiga, aminoglikosida, atau sebuah
fluorokuinolon. Terapi empiris juga harus meliputi obat yang aktif terhadap
bakteri anaerob dalam penentuan suatu ulkus dekubitus atau infeksi kaki
diabetes.
(3)

Outpatient parenteral antimicrobial therapy (OPAT) atau terapi
antimikroba parenteral rawat jalan yang sesuai untuk pasien dapat membuat
pasien termotivasi dan stabil, dan hal ini merupakan kemajuan penting dalam
manajemen pengobatan osteomielitis. Antibiotik yang memerlukan dosis yang
jarang, seperti ceftriaxone, ertapenem, daptomycin, dan vankomisin, dapat
memfasilitasi terapi rumah, tapi pilihan antibiotik ini memiliki spektrum aktivitas
yang terlalu luas.
(3)

Setelah pemberian terapi parenteral selama 5-10 hari dan setelah terjadi
resolusi dari tanda-tanda infeksi aktif, antibiotik oral telah sukses digunakan pada
anak-anak dengan osteomielitis hematogen. Dosis penisilin atau sefalosporin oral
17

yang diperlukan untuk pengobatan osteomielitis pediatrik adalah dosis tinggi, dan
orang dewasa mungkin tidak mentolerir dosis seperti juga pada anak-anak.
Dengan pengecualian dari fluoroquinolon, rifampisin, dan linezolid, beberapa data
mendukung penggunaan antibiotik oral untuk orang dewasa dengan osteomielitis.
Untuk pengobatan infeksi karena Enterobacteriaceae, oral fluorokuinolon telah
berhasil seperti pemberian antibiotik -lactam secara IV. Perhatian harus
dilakukan dalam penggunaan fluoroquinolones sebagai agen tunggal untuk
pengobatan infeksi karena resistensi S. aureus atau P. aeruginosa dapat
berkembang selama terapi.
(3)

Dapat dilakukan secara bedah melalui drainase dan mengeluarkan tulang
mati (sequestrum) tetapi sering terjadi kekambuhan.
(1,5)


2.10 Diferensial Diagnosis
Biasanya, gambaran radiografi osteomyelitis sangat karakteristik dan
diagnosis mudah dibuat sesuai dengan riwayat klinis, dan pemeriksaan radiologis
tambahan seperti skintigrafi, CT, dan MRI jarang diperlukan. Namun demikian,
osteomyelitis dapat juga meniru kondisi lainnya. Khususnya dalam bentuk akut,
osteomielitis mungkin menyerupai histiocytosis sel Langerhans atau sarkoma
Ewing. Perubahan jaringan lunak pada masing-masing kondisi, bagaimanapun,
adalah khas dan berbeda. Pada osteomyelitis, pembengkakan jaringan lunak
adalah diffuse, dengan hilangnysa fasia, sedangkan histiocytosis sel Langerhans ,
tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak yang signifikan atau massa.
Perluasan dari sarkoma Ewing ke dalam jaringan lunak muncul sebagai massa
jaringan lunak yang jelas dengan fasia tetap ada. Durasi gejala pasien juga
memainkan peranan penting diagnostik. Tumor seperti sarkoma Ewing
membutuhkan waktu 4-6 bulan untuk menghancurkan tulang pada
tingkat/keadaan yang sama dengan osteomyelitis yang membutuhkan waktu hanya
dalam 4 sampai 6 minggu, dan histiocytosis sel Langerhans membutuhkan waktu
hanya 7 sampai 10 hari saja. Meskipun keadaan yang berbeda ini, namun pola
kerusakan tulang secara radiografi, reaksi periosteal, dan lokasi dalam tulang
mungkin sangat mirip pada tiga kondisi ini.
(1,6,7)







18

BAB III
KESIMPULAN

Osteomielitis adalah infeksi tulang atau sumsum tulang. Osteomielitis
dapat meyerang orang pada semua usia. Pemeriksaan penunjang atau pencitraan
yang dapat dilakukan adalah foto polos, CT scan, MRI, dan Radioisotop bone
scan, yang memiliki keunggulan masing-masing. Pada pemeriksaan foto polos
radiologi akan kita dapatkan hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang
(radiolusen), sequester dan involucrum. Pada CT scan pun akan didapatkan
gambaran serupa, namun gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari
segala arah dan CT scan adalah pemeriksaan terbaik untuk biopsy guiding.
Jaringan yang keras secara umum lebih baik ditunjukan oleh CT scan. Gambaran
MRI lebih jelas menunjukkan perluasan patologis tulang dan jaringan lunak
sekitarnya. Sedangkan pemeriksaan scan radioisotop sensitif untuk osteomielitis
disebabkan sifat radioisotop pada bone scan akan memperlihatkan daerah
kerusakan sel tulang atau gambaran kehitaman yang memusat pada daerah sel-sel
yang rusak, namun tidak spesifik, karena kerusakan sel tidak hanya ditunjukan
oleh osteomielitis saja.
Gambaran radiografi foto polos osteomyelitis sangat khas dan diagnosis
dapat mudah dibuat disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga pemeriksaan
radiologis tambahan lainnya seperti skintigrafi, CT, dan MRI jarang diperlukan.
19

DAFTAR PUSTAKA



1.Radiologi Diagnostik, sjahriar rasad, dkk, Fakultas KedokteranUniversitas
Indonesia, Jakarta, 2007.
2.Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Prof.Chairuddin Rasjad,MD.,Ph.D.
3.Sutton, David.Text book of Radiology and imaging. Volume 2.Seventh edition.
4.Kamus kedokteran Dorland
5.Imaging.consult.com
6.Emedicine.medscape.com
7.www.medscape.com

Вам также может понравиться

  • Apa Itu Infeksi
    Apa Itu Infeksi
    Документ1 страница
    Apa Itu Infeksi
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Aplot 2
    Aplot 2
    Документ2 страницы
    Aplot 2
    Wil Lopo
    Оценок пока нет
  • BAB I1 Tetanus
    BAB I1 Tetanus
    Документ23 страницы
    BAB I1 Tetanus
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Analisis Kasus BST Anak Dodo
    Analisis Kasus BST Anak Dodo
    Документ2 страницы
    Analisis Kasus BST Anak Dodo
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Cover Lapsus Ranty PT
    Cover Lapsus Ranty PT
    Документ4 страницы
    Cover Lapsus Ranty PT
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Документ13 страниц
    Lamp Iran
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Bab Ii PT Ranty
    Bab Ii PT Ranty
    Документ20 страниц
    Bab Ii PT Ranty
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Judul Skripsi
    Judul Skripsi
    Документ1 страница
    Judul Skripsi
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Analisa Kasus
    Analisa Kasus
    Документ2 страницы
    Analisa Kasus
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • COVER Referat Radiologi
    COVER Referat Radiologi
    Документ4 страницы
    COVER Referat Radiologi
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Analisa Kasus BST
    Analisa Kasus BST
    Документ5 страниц
    Analisa Kasus BST
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Referat
    Referat
    Документ19 страниц
    Referat
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ6 страниц
    Jurnal
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • JRA
    JRA
    Документ15 страниц
    JRA
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Case Anak
    Case Anak
    Документ35 страниц
    Case Anak
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka Ta
    Daftar Pustaka Ta
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka Ta
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • LI
    LI
    Документ3 страницы
    LI
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Skenario Tn. Fatris
    Skenario Tn. Fatris
    Документ21 страница
    Skenario Tn. Fatris
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Tugas Karangan Tik
    Tugas Karangan Tik
    Документ5 страниц
    Tugas Karangan Tik
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ2 страницы
    Bab I
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Kemungkinan Penyebab Kematian Tn. Fatris
    Kemungkinan Penyebab Kematian Tn. Fatris
    Документ1 страница
    Kemungkinan Penyebab Kematian Tn. Fatris
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi Bedah
    Daftar Isi Bedah
    Документ1 страница
    Daftar Isi Bedah
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • BAB I1fnl Plasenta Prei
    BAB I1fnl Plasenta Prei
    Документ39 страниц
    BAB I1fnl Plasenta Prei
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Self Learning Skenario TN
    Self Learning Skenario TN
    Документ2 страницы
    Self Learning Skenario TN
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Tabel 4
    Tabel 4
    Документ2 страницы
    Tabel 4
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Bab III Case HHD
    Bab III Case HHD
    Документ19 страниц
    Bab III Case HHD
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет
  • Isi Lapsus Obgyn RSMP
    Isi Lapsus Obgyn RSMP
    Документ24 страницы
    Isi Lapsus Obgyn RSMP
    Vidro Alif Gunawan
    Оценок пока нет