Вы находитесь на странице: 1из 5

Ketorolac

.: Kemasan & No Reg :.


Ketorolac 10 mg injeksi (1 box berisi 6 ampul @ 1 mL), No. Reg. : GKL0808514843A1
Ketorolac 30 mg injeksi (1 box berisi 6 ampul @ 1 mL), No. Reg. : GKL0808514843B1

.: Farmakologi :.
Farmakodinamik
Ketorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non-narkotik. Obat ini merupakan obat anti-
inflamasi nonsteroid yang menunjukkan aktivitas antipiretik yang lemah dan anti-inflamasi.
Ketorolac tromethamine menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap sebagai
analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiat.
Uji Klinis
Beberapa penelitian telah meneliti efektivitas analgesik Ketorolac tromethamine intramuskular
pada dua model nyeri pasca bedah akut; bedah umum (ortopedik, ginekologik dan abdominal)
dan bedah mulut (pencabutan M3 yang mengalami impaksi). Penelitian ini merupakan uji yang
dirancang paralel, dosis tunggal primer, yang membandingkan Ketorolac tromethamine dengan
Meperidine (Phetidine) atau Morfin yang diberikan secara intramuskular. Pada tiap model,
pasien mengalami nyeri sedang hingga berat pada awal penelitian. Jika dibandingkan dengan
Meperidine 50 dan 100 mg, atau Morfin 6 dan 12 mg pada pasien yang mengalami nyeri pasca
bedah, Ketorolac tromethamine 10, 30 dan 90 mg menunjukkan pengurangan nyeri yang sama
dengan Meperidine 100 mg dan Morfin 12 mg. Onset aksi analgesiknya sebanding dengan
Morfin. Durasi analgesia Ketorolac tromethamine 30 mg dan 90 mg lebih lama daripada
narkotik. Berdasarkan pertimbangan efektivitas dan keamanan setelah dosis berulang, dosis 30
mg menunjukkan indeks terapetik yang terbaik. Suatu penelitian multisenter, multi-dosis (20
dosis selama 5 hari), pasca bedah (bedah umum) membandingkan Ketorolac tromethamine 30
mg dengan Morfin 6 dan 12 mg dimana tiap obat hanya diberikan bila perlu. Efek analgesik
keseluruhan dari Ketorolac tromethamine 30 mg berada di antara Morfin 6 mg dan 12 mg,
walaupun perbedaan antara Ketorolac tromethamine 30 mg dan Morfin 12 mg tidak bermakna
secara statistik. Tidak tampak adanya depresi napas setelah pemberian Ketorolac tromethamine
pada uji klinis kontrol. Ketorolac tromethamine tidak menyebabkan konstriksi. Pada pasien
pasca bedah, dibandingkan dengan plasebo : Ketorolac tromethamine tidak menyebabkan kantuk
dan dibandingkan dengan Morfin, Ketorolac lebih sedikit menyebabkan kantuk.
Farmakokinetik
Ketorolac tromethamine diserap dengan cepat dan lengkap setelah pemberian intramuskular
dengan konsentrasi puncak rata-rata dalam plasma sebesar 2,2 mcg/ml setelah 50 menit
pemberian dosis tunggal 30 mg. Waktu paruh terminal plasma 5,3 jam pada dewasa muda dan 7
jam pada orang lanjut usia (usia rata-rata 72 tahun). Lebih dari 99% Ketorolac terikat pada
konsentrasi yang beragam. Farmakokinetik Ketorolac pada manusia setelah pemberian secara
intramuskular dosis tunggal atau multipel adalah linear. Kadar steady state plasma dicapai
setelah diberikan dosis tiap 6 jam dalam sehari. Pada dosis jangka panjang tidak dijumpai
perubahan bersihan. Setelah pemberian dosis tunggal intravena, volume distribusinya rata-rata
0,25 L/kg. Ketorolac dan metabolitnya (konjugat dan metabolit para-hidroksi) ditemukan dalam
urin (rata-rata 91,4%) dan sisanya (rata-rata 6,1%) diekskresi dalam feses. Pemberian Ketorolac
secara parenteral tidak mengubah hemodinamik pasien.

.: Indikasi :.
Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang
sampai berat setelah prosedur bedah. Durasi total Ketorolac tidak boleh lebih dari lima hari.
Ketorolac secara parenteral dianjurkan diberikan segera setelah operasi. Harus diganti ke
analgesik alternatif sesegera mungkin, asalkan terapi Ketorolac tidak melebihi 5 hari. Ketorolac
tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai obat prabedah obstetri atau untuk analgesia obstetri
karena belum diadakan penelitian yang adekuat mengenai hal ini dan karena diketahui
mempunyai efek menghambat biosintesis prostaglandin atau kontraksi rahim dan sirkulasi fetus.

.: Kontra Indikasi :.
Pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi dengan obat ini, karena ada
kemungkinan sensitivitas silang.
Pasien yang menunjukkan manifestasi alergi serius akibat pemberian Asetosal atau obat
anti-inflamasi nonsteroid lain.
Pasien yang menderita ulkus peptikum aktif.
Penyakit serebrovaskular yang dicurigai maupun yang sudah pasti.
Diatesis hemoragik termasuk gangguan koagulasi.
Sindrom polip nasal lengkap atau parsial, angioedema atau bronkospasme.
Terapi bersamaan dengan ASA dan NSAID lain.
Hipovolemia akibat dehidrasi atau sebab lain.
Gangguan ginjal derajat sedang sampai berat (kreatinin serum >160 mmol/L).
Riwayat asma.
Pasien pasca operasi dengan risiko tinggi terjadi perdarahan atau hemostasis inkomplit,
pasien dengan antikoagulan termasuk Heparin dosis rendah (2.5005.000 unit setiap 12
jam).
Terapi bersamaan dengan Ospentyfilline, Probenecid atau garam lithium.
Selama kehamilan, persalinan, melahirkan atau laktasi.
Anak < 16 tahun.
Pasien yang mempunyai riwayat sindrom Steven-Johnson atau ruam vesikulobulosa.
Pemberian neuraksial (epidural atau intratekal).
Pemberian profilaksis sebelum bedah mayor atau intra-operatif jika hemostasis benar-
benar dibutuhkan karena tingginya risiko perdarahan.

.: Dosis :.
Ketorolac ampul ditujukan untuk pemberian injeksi intramuskular atau bolus intravena. Dosis
untuk bolus intravena harus diberikan selama minimal 15 detik. Ketorolac ampul tidak boleh
diberikan secara epidural atau spinal. Mulai timbulnya efek analgesia setelah pemberian IV
maupun IM serupa, kira-kira 30 menit, dengan maksimum analgesia tercapai dalam 1 hingga 2
jam. Durasi median analgesia umumnya 4 sampai 6 jam. Dosis sebaiknya disesuaikan dengan
keparahan nyeri dan respon pasien. Lamanya terapi : Pemberian dosis harian multipel yang terus-
menerus secara intramuskular dan intravena tidak boleh lebih dari 2 hari karena efek samping
dapat meningkat pada penggunaan jangka panjang.
Dewasa
Ampul : Dosis awal Ketorolac yang dianjurkan adalah 10 mg diikuti dengan 1030 mg tiap 4
sampai 6 jam bila diperlukan. Harus diberikan dosis efektif terendah. Dosis harian total tidak
boleh lebih dari 90 mg untuk orang dewasa dan 60 mg untuk orang lanjut usia, pasien gangguan
ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg. Lamanya terapi tidak boleh lebih dari 2
hari. Pada seluruh populasi, gunakan dosis efektif terendah dan sesingkat mungkin. Untuk pasien
yang diberi Ketorolac ampul, dosis harian total kombinasi tidak boleh lebih dari 90 mg (60 mg
untuk pasien lanjut usia, gangguan ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg).
Instruksi dosis khusus
Pasien lanjut usia
Ampul : Untuk pasien yang usianya lebih dari 65 tahun, dianjurkan memakai kisaran dosis
terendah: total dosis harian 60 mg tidak boleh dilampaui (lihat Perhatian).
Anak-anak : Keamanan dan efektivitasnya pada anak-anak belum ditetapkan. Oleh karena itu,
Ketorolac tidak boleh diberikan pada anak di bawah 16 tahun. Gangguan ginjal : Karena
Ketorolac tromethamine dan metabolitnya terutama diekskresi di ginjal, Ketorolac
dikontraindikasikan pada gangguan ginjal sedang sampai berat (kreatinin serum > 160 mmol/l);
pasien dengan gangguan ginjal ringan dapat menerima dosis yang lebih rendah (tidak lebih dari
60 mg/hari IV atau IM), dan harus dipantau ketat. Analgesik opioid (mis. Morfin, Phetidine)
dapat digunakan bersamaan, dan mungkin diperlukan untuk mendapatkan efek analgesik optimal
pada periode pasca bedah awal bilamana nyeri bertambah berat. Ketorolac tromethamine tidak
mengganggu ikatan opioid dan tidak mencetuskan depresi napas atau sedasi yang berkaitan
dengan opioid. Jika digunakan bersama dengan Ketorolac ampul, dosis harian opioid biasanya
kurang dari yang dibutuhkan secara normal. Namun efek samping opioid masih harus
dipertimbangkan, terutama pada kasus bedah dalam sehari.

.: Efek Samping :.
Efek samping di bawah ini terjadi pada uji klinis dengan Ketorolac IM 20 dosis dalam 5 hari.
Insiden antara 1 hingga 9% :
Saluran cerna : diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal, nausea.
Susunan Saraf Pusat : sakit kepala, pusing, mengantuk, berkeringat.

.: Peringatan dan Perhatian :.
Seperti obat analgesik anti-inflamasi nonsteroid lainnya, Ketorolac dapat menyebabkan iritasi,
ulkus, perforasi atau perdarahan gastrointestinal dengan atau tanpa gejala sebelumnya dan harus
diberikan dengan pengawasan ketat pada pasien yang mempunyai riwayat penyakit saluran
gastrointestinal. Ketorolac tidak dianjurkan untuk digunakan selama kehamilan, persalinan,
kelahiran, dan pada ibu menyusui.
Peringatan khusus mengenai inkompatibilitas:
Ketorolac ampul tidak boleh dicampur dalam volume kecil (mis. dalam spuit) dengan Morfin
sulfat, Phetidine hydrochloride, Promethazine hydrochloride atau Hydroxyzine hydrochloride
karena akan terjadi pengendapan Ketorolac tromethamine. Ketorolac ampul kompatibel dengan
larutan normal saline, 5% dekstrosa, Ringer, Ringer-laktat, atau larutan Plasmalyte.
Kompatibilitas dengan obat lain tidak diketahui.
Perhatian
Efek Renal : Sama seperti obat lainnya yang menghambat biosintesis prostaglandin, telah
dilaporkan adanya peningkatan urea nitrogen serum dan kreatinin serum pada uji klinis dengan
Ketorolac tromethamine.
Efek Hematologis : Ketorolac menghambat agregasi trombosit dan dapat memperpanjang waktu
perdarahan. Ketorolac tidak mempengaruhi hitung trombosit , waktu protrombin (PT) atau waktu
tromboplastin parsial (PTT). Pasien dengan gangguan koagulasi atau yang sedang diberi terapi
obat yang mengganggu hemostasis harus diawasi benar-benar saat diberikan Ketorolac.
Efek Hepar : Bisa terjadi peningkatan borderline satu atau lebih tes fungsi hati. Pasien dengan
gangguan fungsi hati akibat sirosis tidak mengalami perubahan bersihan Ketorolac yang
bermakna secara klinis. Ketorolac tromethamine tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai
medikasi prabedah, untuk mendukung anestesi atau analgesia obstetri. Belum ada data klinis
mengenai keamanan dan efektivitas pemberian bersama Ketorolac tromethamine dengan obat
anti-inflamasi nonsteroid lainnya. Ketorolac tidak dianjurkan digunakan secara rutin bersama
dengan obat anti-inflamasi nonsteroid lain, karena adanya kemungkinan efek samping tambahan.
Untuk pasien gangguan ginjal ringan : Fungsi ginjal harus dipantau pada pasien yang diberi
lebih dari dosis tunggal IM, terutama pada pasien tua.
Retensi cairan dan edema: Pernah dilaporkan terjadinya retensi cairan dan edema pada
penggunaan Ketorolac. Oleh karena itu, Ketorolac harus hati-hati diberikan pada pasien gagal
jantung, hipertensi atau kondisi serupa.

.: Interaksi Obat :.
Pemberian Ketorolac bersama dengan Methotrexate harus hati-hati karena beberapa obat
yang menghambat sintesis prostaglandin dilaporkan mengurangi bersihan Methotrexate,
sehingga memungkinkan peningkatan toksisitas Methotrexate.
Penggunaan bersama NSAID dengan Warfarin dihubungkan dengan perdarahan berat
yang kadang-kadang fatal. Mekanisme interaksi pastinya belum diketahui, namun
mungkin meliputi peningkatan perdarahan dari ulserasi gastrointestinal yang diinduksi
NSAID, atau efek tambahan antikoagulan oleh Warfarin dan penghambatan fungsi
trombosit oleh NSAID. Ketorolac harus digunakan secara kombinasi hanya jika benar-
benar perlu dan pasien tersebut harus dimonitor secara ketat.
ACE inhibitor karena Ketorolac dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal yang
dihubungkan dengan penggunaan ACE inhibitor, terutama pada pasien yang telah
mengalami deplesi volume.
Ketorolac mengurangi respon diuretik terhadap Furosemide kira-kira 20% pada orang
sehat normovolemik.
Penggunaan obat dengan aktivitas nefrotoksik harus dihindari bila sedang memakai
Ketorolac misalnya antibiotik aminoglikosida.
Pernah dilaporkan adanya kasus kejang sporadik selama penggunaan Ketorolac bersama
dengan obat-obat anti-epilepsi.
Pernah dilaporkan adanya halusinasi bila Ketorolac diberikan pada pasien yang sedang
menggunakan obat psikoaktif.
Anak-anak
Keamanan dan efektivitas pada anak belum ditetapkan.
Lanjut usia
Pasien di atas 65 tahun dapat mengalami efek samping yang lebih besar daripada pasien muda.
Risiko yang berkaitan dengan usia ini umum terdapat pada obat yang menghambat sintesis
prostaglandin. Seperti halnya dengan semua obat, pada pasien lanjut usia harus dipakai dosis
efektif yang terendah.
Penyalahgunaan dan ketergantungan fisik
Ketorolac tromethamine bukan merupakan agonis atau antagonis narkotik. Subjek tidak
memperlihatkan adanya gejala subjektif atau tanda objektif putus obat bila dosis intravena atau
intramuskular dihentikan tiba-tiba.

Вам также может понравиться