Sulfuric acid is one of the worlds largest-volume industrial chemicals.

The production of phosphate

fertilizer materials, especially wet-process phosphoric acid, is the major end-use market for
sulfuric acid, accounting for nearly 53% of total world consumption in 2008. The balance is
consumed in a wide variety of industrial and technical applications. Apparent world sulfuric acid
consumption increased by about 25% between 1990 and 2008. Socialist Asia is the major market,
accounting for about 28% of world consumption in 2008, followed by the United States, which
consumed about 19%. Africa accounted for 10%. The former USSR, Central and South America,
and Western Europe are also large users, each accounting for around 68% of world consumption.
Major declines have occurred in the former USSR, Western Europe, and Central and Eastern
Europe since the late 1980s. Major increases occurred in Socialist Asia, Africa, Southeast Asia,
Central and South America, Southwest Asia and the Middle East between 1990 and 2008.
The global sulfuric acid market experienced an unprecedented rise and fall in pricing between fall
2007 and spring 2009. Consumption of sulfuric acid for fertilizers fell steeply in the second half of
2008 due to the collapse in the global economy. The second half of 2009 is expected to experience
almost flat to slightly positive growth, anticipating the improvement in market conditions in 2010.
Trade is expected to fall globally, except for Southeast Asia, which would continue to depend on
imports. As of early spring 2009, the market is continuing to deteriorate as the supply shortage
situation has been replaced by product oversupply in almost all regions.
Previously negotiated contract prices do not reflect the actual market conditions as consumers look
for excess storage capacity since consumption has declined as a result of lack of demand. Contract
renegotiations are happening worldwide, even in cases where cargo is in transit to its destination.
In places such as China, smelters have reported selling at negative prices, as the oversupply
situation is forecast to persist in the near future. Prices have been falling as a result of reduced
demand and also the increasing availability of surplus sulfur. However, in Central and South
America, there are pockets where acid supply is still tight, because there is relatively less product
reaching the region and there are not that many local smelter capacities to satisfy demand.
The following pie chart shows world consumption of sulfuric acid:

Future growth for sulfuric acid is hard to predict and depends a lot on the fertilizer market.
Fertilizer demand is seen to be influenced by the ongoing global economic crisis, credit availability,
and dietary changes in the general population. It will also be influenced by the rate of increase in
biofuels production, especially corn-based fuels. Within this context, global demand for sulfuric
acid is projected to rise at an annual rate of about 1.4% in the next five years. Fertilizer demand
for sulfuric acid is forecast to grow at about 1.2% during 20082013. Several new phosphate
fertilizer plants are scheduled to be constructed over the forecast period, mostly in northern Africa,
the Middle East and China. Nonfertilizer sulfuric acid demand will mostly come from nickel
operations.



Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia terbesar - volume dunia industri. Produksi bahan
pupuk fosfat , terutama basah - proses asam fosfat , adalah pengguna akhir utama pasar untuk asam
sulfat , akuntansi selama hampir 53 % dari total konsumsi dunia pada tahun 2008 . Saldo tersebut
dikonsumsi dalam berbagai aplikasi industri dan teknis . Dunia konsumsi asam sulfat jelas meningkat
sekitar 25 % antara tahun 1990 dan 2008 . Asia sosialis adalah pasar utama , terhitung sekitar 28 %
dari konsumsi dunia pada tahun 2008 , diikuti oleh Amerika Serikat , yang mengkonsumsi sekitar 19
% . Afrika menyumbang 10 % . Bekas Uni Soviet , Amerika Tengah dan Selatan , dan Eropa Barat juga
pengguna yang besar , masing-masing akuntansi untuk sekitar 6-8 % dari konsumsi dunia .
Penurunan besar telah terjadi di bekas Uni Soviet , Eropa Barat , dan Eropa Tengah dan Timur sejak
akhir 1980-an . Peningkatan besar terjadi di Asia Sosialis , Afrika, Asia Tenggara , Amerika Tengah
dan Selatan , Asia Barat Daya dan Timur Tengah antara tahun 1990 dan 2008 .
, permintaan global untuk asam sulfat diproyeksikan meningkat pada tingkat tahunan sekitar 1,4%
dalam lima tahun ke depan. Kebutuhan pupuk untuk asam sulfat diperkirakan akan tumbuh sekitar
1,2% selama 2008-2013.

Pasar asam sulfat global yang mengalami kenaikan belum pernah terjadi sebelumnya dan penurunan
harga antara musim gugur 2007 dan musim semi 2009 . Konsumsi asam sulfat untuk pupuk turun
tajam pada semester kedua 2008 karena runtuhnya ekonomi global . Babak kedua tahun 2009
diperkirakan akan mengalami pertumbuhan hampir datar sedikit positif , mengantisipasi perbaikan
dalam kondisi pasar pada tahun 2010 . Perdagangan diperkirakan turun secara global , kecuali untuk
Asia Tenggara , yang akan terus bergantung pada impor . Pada awal musim semi 2009 , pasar terus
memburuk karena situasi kekurangan pasokan telah digantikan oleh kelebihan pasokan produk di
hampir semua daerah .

Harga kontrak sebelumnya dinegosiasikan tidak mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya
sebagai konsumen mencari kapasitas penyimpanan berlebih karena konsumsi telah menurun
sebagai akibat dari kurangnya permintaan . Renegosiasi kontrak yang terjadi di seluruh dunia ,
bahkan dalam kasus di mana kargo transit ke tujuannya . Di tempat-tempat seperti Cina , smelter
telah melaporkan jual dengan harga negatif , karena situasi kelebihan pasokan diperkirakan akan
bertahan dalam waktu dekat . Harga telah jatuh sebagai akibat dari penurunan permintaan dan juga
meningkatnya ketersediaan surplus belerang. Namun , di Amerika Tengah dan Selatan , ada kantong-
kantong di mana pasokan asam masih ketat , karena ada produk yang relatif kurang mencapai
wilayah dan tidak ada banyak kapasitas smelter lokal untuk memenuhi permintaan .
Pertumbuhan di masa depan untuk asam sulfat sulit untuk memprediksi dan banyak tergantung
pada pasar pupuk. Kebutuhan pupuk terlihat akan dipengaruhi oleh krisis ekonomi global yang
sedang berlangsung, ketersediaan kredit, dan perubahan pola makan pada populasi umum. Hal ini
juga akan dipengaruhi oleh laju peningkatan produksi biofuel, khususnya bahan bakar berbasis
jagung. Dalam konteks ini, permintaan global untuk asam sulfat diproyeksikan meningkat pada
tingkat tahunan sekitar 1,4% dalam lima tahun ke depan. Kebutuhan pupuk untuk asam sulfat
diperkirakan akan tumbuh sekitar 1,2% selama 2008-2013. Beberapa pabrik pupuk fosfat baru yang
dijadwalkan akan dibangun selama periode proyeksi, terutama di Afrika Utara, Timur Tengah dan
China. Nonfertilizer permintaan asam sulfat sebagian besar akan berasal dari operasi nikel.