Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Candida albicans merupakan bagian dari bentuk candida yakni salah satu jenis
mikroorganisme atau mikroflora oral yang berupa jamur yang terdapat di dalam rongga mulut.
Adapun macam dari Candida tersebut antara lain Candida albicans , candida tropikalis, candida
glabrata, candida krusei, candida parapilosis. Dari kelima spesies candida tersebut Candida
albicans merupakan spesies yang paling umum menyebabkan infeksi di rongga mulut
(Nolte,1982).
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans (C.P. Robin) Berkhout 1923
Sinonim : Candida stellatoidea dan Oidium albicans
Habitat dan Transmisi
Candida albicans merupakan flora normal pada kavitasoral, gastrointestinal tract, saluran
genital wanita, dan kadang-kadang pada kulit.Oleh karena itu, infeksinya biasanya endogen,
walaupun cross-infection mungkin saja terjadi, misalnya dari ibu ke bayi.
Morfologi
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua
bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan
menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Berbentuk spherical atau oval
dengan ukuran 3-5x5-10. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang
mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan
ukuran 2-5 x 3-6 hingga 2-5,5 x 5-28 .
Struktur Candida albicans terdiri dari dinding sel,sitoplasma nukleus,membran golgi, dan
endoplasmic retikuler. Dinding sel terdiri dari beberapa lapis dan dibentuk oleh mannoprotein,
gulkan, gulkan chitin.(Farlane M,2002).
Daur Hidup
Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang
membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk
bulat atau lonjong di sekitar septum. Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang
berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 . Morfologi koloni C. albicans pada medium
padat agar Sabouraud Dekstrosa, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit
cembung, halus, licin dan kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah
tua. Umur biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau
asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, Candida
albicans tumbuh di dasar tabung.
Candida albicans dapat dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuannya melakukan
proses fermentasi dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhkan karbohidrat sebagai sumber
karbon. Pada proses fermentasi, jamur ini menunjukkan hasil terbentuknya gas dan asam pada
glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan gas
pada laktosa. Pada proses asimilasi menunjukkan adanya pertumbuhan pada glukosa, maltosa
dan sukrosa namun tidak menunjukkan pertumbuhan pada laktosa.
Patologi dan Gejala Klinis
Candidiasis adalah suatu infeksi pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh jamur Candida.
Terjadinya candidiasis dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama pengguna protesa,
serostomia, penggunaan radio therapy, obat-obatan sitotoksis, konsentrasi gula dalam darah
(diabetes),penggunaan antibiotik atau kortikosteroid, penyakit keganasan (neoplasma),
kehamilan,defisiensi nutrisi, penyakit kelainan darah dan penderita Immunosupresi (AIDS)
sehingga pada penggunaan protesa menyebabkan kurangnya pembersihan oleh saliva dan
pengelupasan epitel. Hal ini menyebabkan perubahan pada mukosa.(Silverman S,2001)
Pertumbuhan Candida lebih subur bila disertai kortikosteroid, antibiotik, kadar glikosa tinggi,
dan imunodefisiensi (Jawetz et al,1996).
Pada manusia, Candida albicans sering ditemukan di dalam mulut (contohnya menyebabkan
Pseudomembranous candidiasi, feses, kulit dan di bawah kuku orang sehat. Candida albicans
dapat membentuk blastospora dan hifa, baik dalam biakan maupun dalam tubuh. Bentuk
blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan. Sesudah terjadi lesi, dibentuk
hifa yang melakukan invasi. Dengan proses tersebut terjadilah reaksi radang. Pada kandidosis
akut biasanya hanya terdapat blastospora, sedang pada yang menahun didapatkan miselium.
Kelainan jaringan yang disebabkan oleh Candida albicans dapat berupa peradangan, abses
kecil atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak terkena adalah
ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks dan medula dengan terbentuknya
abses kecil-kecil berwarna keputihan.
Alat dalam lainnya yang juga dapat terkena adalah hati, paru-paru, limpa dan kelenjar gondok.
Mata dan otak sangat jarang terinfeksi. Kandidosis jantung berupa proliferasi pada katup-katup
atau granuloma pada dinding pembuluh darah koroner atau miokardium. Pada saluran
pencernaan tampak nekrosis atau ulkus yang kadang-kadang sangat kecil sehingga sering tidak
terlihat pada pemeriksaan. Manifestasi klinik infeksi Candida albicans bervariasi tergantung
dari organ yang diinfeksinya.
Diagnosis
Pemerikasaan langsung dengan menggunakan garam faal, isolasi jamur dengan media khusus,
atau biopsi.
a. Superfisialis
-Kulit dan kuku : Kerukan kulit atau kuku yang aktif diberi KOH 10% dan dilakukan
fiksasi isolasi bakteri
-Vagina dan orofaring : Mengusapkan kapas lidi pada lesi dan larutan garam faal diberi
KOH 10% dan dengan cara isolasi
b. Sistemik
-Biopsi Jaringan
-Pemeriksaan darah
-Sputum
-Urin
Pengobatan
1. Superfisialis : Larutan gentian violet 10%, derivatazol, pulien (nistatin dan amfoterisin-B)
2. Sistemik
-Derivatazol : itrakonazol, flukonazol, dan amfoterisin-B
-Antipiretik : antihistamin 2mg
Epidemiologi
Candida albicans dapat ditemukan di mana-mana sebagai mikroorganisme yang menetap di
dalam saluran yang berhubungan dengan lingkungan luar manusia (rektum, rongga mulut dan
vagina). Prevalensi infeksi Candida albicans pada manusia dihubungkan dengan kekebalan
tubuh yang menurun, sehingga invasi dapat terjadi. Meningkatnya prevalensi infeksi Candida
albicans dihubungkan dengan kelompok penderita dengan gangguan sistem imunitas seperti
pada penderita AIDS, penderita yang menjalani transplantasi organ dan kemoterapi
antimaligna.
Selain itu makin meningkatnya tindakan invasif, seperti penggunaan kateter dan jarum infus
sering dihubungkan dengan terjadinya invasi Candida albicans ke dalam jaringan. Edward
(1990) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari 344.610 kasus infeksi nosokomial yang
ditemukan, 27.200 kasus (7,9 %) disebabkan oleh jamur dan 21.488 kasus (79%) disebabkan
oleh spesies Candida. Peneliti lain (Odds dkk. 1990) mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita
AIDS, sekitar 44,8 % nya adalah penderita kandidosis.
Banyak studi epidemiologi melaporkan bahwa terjadinya kasus-kasus kandidosis tidak
dipengaruhi oleh iklim dan geografis. Hal itu menunjukkan bahwa Candida albicans sebagai
penyebab kandidosis dapat ditemukan di berbagai Negara.
Daftar Pustaka
Louise B. Hauley. 2003. Mikroorganisme Penyakit Infeksi. Jakarta : Hipokrates
Siregar. 2004. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC
Jainkittvong,el al. 2007. Candidiasis in OLP Patient Under going Topical Steroid Therapy.
Triple O.
MC Farlane et al. 2002. Essential of Microbiology for dental Student. Oxfort: New York.
Nolte.A.W . 1982. Oral Microbiology,4 ed. The C.V Mosby Co,St Louis:London.
Jawetz, Melnick, 1996, Mikrobiologi Kedokteran, edisi 20. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta
Scully C, Oral and Maxillofacial Medicine The Basis of Diagnosis and Treatment, Edinburgh:
Wright, 2004