Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
100%
Keterangan:
B = berat sampel
100%
3.3. Waktu dan Tempat
Pembuatan dodol rumput laut dilakukan pada Hari Rabu Tanggal 3 Juli 2011 di
Laboratorium Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto. Analisis kadar air dan kadar abu dilakukan pada tanggal 26 Juli sampai 1
Agustus 2011 di Laboratorium Riset Universitas Jenderal Soedirman. Sedangkan
pengujian kandungan kalsium pada rumput laut dilakukan pada tanggal 11 Agustus
2011 sampai dengan 13 Agustus 2011 di Laboratorium Analitik Jurusan MIPA
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Kandungan Kalsium (Ca
+
)
Analisa kandungan kalsium dilakukan pada sampel Gracilaria sp., Eucheuma
cottonii dan dodol yang dibuat dari kedua rumput laut ini untuk mengetahui adakah
perbedaan kandungan kalsium sebelum dan sesudah diolah menjadi dodol. Analisis ini
menggunakan penetapan Ca dengan Metode Titrasi KMnO
4
menurut Apriyantono et al.
(1989) dengan prinsip kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat, endapan dilarutkan
dalam H
2
SO
4
encer panas dan dititrasi dengan KMnO
4
.
Tabel 4. Hasil analisis kandungan mineral Eucheuma cottonii, Gracilaria sp., dan dodol
dari rumput laut (% berat basah)
Sampel Kandungan
Kalsium %
(mg)
Kadar Abu
(%)
Kadar Air
(%)
Keterangan
Eucheuma
cottonii
0,28 25,67 15,21 Sampel Uji
Eucheuma
cottonii
3,30 46,19 10,55 Matanjun et al., 2008
Eucheuma
cottonii
2,8 - - Santoso et al., 2003
Gracilaria sp. 2,61 21,89 11,00 Sampel Uji
Gracilaria sp. - 22,7 - Norziah dan Ching,
2000
Gracilaria sp. - - 15 SNI, 1995
Gracilaria sp. 0,30 - - BPPP (1985)
Dodol Rumput
Laut
2,09 9,34 24,79 Sampel Uji
Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa kandungan kalsium pada sampel
Gracilaria sp. sebesar 2,61%, sampel Eucheuma cottonii memiliki kandungan yang
lebih kecil yaitu 0,28% dan kandungan kalsium dodol dari rumput laut sebesar 2,09%.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pengurangan kadar kalsium pada dodol yang terbuat
dari campuran kedua rumput laut tersebut. Jika kandungan Gracilaria sp. dan
Eucheuma cottonii digabungkan maka akan menghasilkan kandungan kalsium sebesar
2,89%, nilai ini berbeda 0,80% dengan hasil yang didapatkan.
21
Pengurangan tersebut diduga bukan disebabkan oleh proses pencucian. Hasil
penelitian Saksono (2002) menunjukkan bahwa pencucian, baik dengan menggunakan
larutan garam ataupun air bersih dapat menghilangkan Ca dan Mg yang terkandung
dalam garam. Namun, jumlah Mg yang hilang akibat pencucian akan lebih besar
dibandingkan dengan Ca. Hasil tersebut sesuai dengan kelarutan senyawa Mg yang
lebih besar dibandingkan senyawa-senyawa Ca. Diterangkan lebih lanjut bahwa untuk
senyawa-senyawa Ca, kelarutannya jauh lebih rendah dibandingkan senyawa Na dan
Mg, sehingga pencucian baik dengan air bersih maupun larutan garam tidak
berpengaruh banyak.
Hilangnya 0,80% kalsium pada dodol rumput laut diduga disebabkan oleh
proses pemasakan. Penelitian Sudrajat (2002) menghasilkan pengurangan lapisan kapur
(yang mengandung kalsium) pada teripang setelah dilakukan perebusan sebanyak tiga
kali. Menurut Palupi et al. (2007), zat gizi yang terkandung dalam bahan pangan akan
rusak pada sebagaian besar proses pengolahan karena sensitif terhadap pH, oksigen,
sinar dan panas atau kombinasi diantaranya. Pengolahan rumput laut menjadi dodol
padaa penelitian ini melalui dua proses pemasakan, yaitu perebusan untuk melembutkan
tekstur dan pemasakan saat pembuatan dodol. Sebagian besar produk makanan yang
mengandung kalsium tinggi umumnya tidak tahan terhadap pemanasan, dan jika
dilakukan pemanasan maka kalsium diduga akan terdesorpsi kembali (Palupi et al.,
2007).
4.2. Analisa Kadar Air
Air merupakan komponen yang penting dalam bahan makanan, karena air dapat
mempengaruhi tampilan, tekstur, dan cita rasa makanan. Kandungan air dalam bahan
pangan juga ikut menentukan daya terima, kesegaran dan daya tahan produk (Winarno,
1997). Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa kadar air tertinggi sebesar 24,79%
22
yaitu dodol dari rumput laut segar dan yang paling rendah sebesar 10,99% yaitu sampel
Gracilaria sp. Standar kadar air maksimum Eucheuma sp. menurut SNI (1995) adalah
35 %, sedangkan untuk rumput laut jenis Gracilaria sp. kadar air maksimumnya adalah
15%. Sehingga dapat dikatakan bahwa kadar air Eucheuma cottonii dan Gracilaria sp.
dalam penelitian ini sesuai dengan standar karena tidak melebihi nilai yang ditetapkan.
Mutu rumput laut yang baik dapat diusahakan dengan memperhatikan teknik
penanganan rumput laut sejak pemanenen, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan
(Suryaningrum, 2007).
Kadar air dodol menghasilkan angka 24,79%. Angka ini lebih tinggi menurut
Ismail dan Seow (1982) yang mengatakan bahwa dodol merupakan makanan tradisional
berbahan dasar tepung yang memiliki kadar air menengah 16,7-26,3%. Namun, menurut
Rahayu (2003) kadar air ini masih sesuai dengan standar dodol, yaitu sekitar 24,46%-
50,18%. Sedangkan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam Wulandari
(2007) produk dodol harus memenuhi persayaratan mutu dengan kadar air maksimal
20%. Jadi, kadar air dodol dalam penelitian ini dapat dikatakan terlalu tinggi
berdasarkan standar baku di Indonesia sehingga perlu adanya penambahan waktu
pemasakan dodol atau pengurangan jumlah air yang ditambahkan.
4.3. Analisis Kadar Abu
Abu merupakan ukuran dari komponen anorganik yang ada dalam suatu bahan
makanan. Kadar abu menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi
zat-zat yang menguap (Winarno 1997). Kandungan mineral yang cukup besar
diperlukan untuk keseimbangan osmosis dalam mempertahankan sistem biologinya.
Kadar abu rumput laut terutama terdiri dari garam natrium berasal dari air laut yang
menempel pada thallus rumput laut.
23
Hasil Tabel 2. menunjukkan bahwa kadar abu tertinggi adalah sampel Eucheuma
cottonii yaitu sebesar 25,67%, dan kadar abu yang terendah adalah sampel dodol dari
rumput laut yaitu sebesar 9,34%. Menurut Hirao (1971), kandungan abu pada rumput
laut berkisar antara 15-40 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai kadar abu rumput
laut yang diperoleh masih memenuhi standar mutu.
Kadar abu dodol menurut SNI 01-986-1992 dalam Wulandari (2007) adalah
maksimal 1,5%. Hasil kadar abu dodol dari rumput laut dalam penelitian ini adalah
9,34%, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai kadar abu ini terlalu besar atau tidak
sesuai dengan standar baku yang ditetapkan SNI. Hal ini mungkin disebabkan karena
kandungan bahan penyusun dodol yang menggunakan rumput laut sebagai bahan dasar,
sedangkan pada umumnya pengolahan dodol menggunakan santan kelapa sebagai bahan
dasar (Kusumah, 2002)
4.5. Uji Hedonik dan Mutu Hedonik
4.5.1 Rasa
a) Uji Hedonik Rasa
Rasa adalah suatu penilaian terhadap suatu yang dirasakan melalui indera
pengecap, yaitu lidah. Susunan syaraf yang terdapat pada lidah menyebabkan manusia
dapat merasakan rasa manis, asam, asin maupun pahit (Winarno, 1997). Berdasarkan
hasil analisis sensori uji hedonik untuk parameter rasa memiliki nilai rata-rata 4,45,
4,48, dan 5,05 (agak suka sampai sangat suka) dengan nilai rata-rata tertinggi 5,05 pada
sampel T1 yaitu dodol dari agar kertas, dan nilai rata-rata terendah 4,45 pada sampel T2
yaitu agar dari rumput laut segar. Sehingga, dapat dikatakan bahwa panelis lebih
memilih dodol yang terbuat dari agar kertas dibandingkan dodol dari rumput laut segar
dan dodol buatan pabrik. Namun, berdasarkan uji ANOVA untuk uji hedonik rasa
antara ketiga sampel menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata.
24
Grafik 1. Nilai rata-rata hasil uji hedonik rasa sampel dodol dari agar kertas (T1), dodol
dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar menunjukkan
standar deviasi.Huruf yang sama menandakan tidak berbeda nyata(P 0,05).
b) Mutu Hedonik Rasa
Analisis ini lebih memperjelas detail rasa yang didapat dari uji hedonik rasa.
Berdasarkan hasil analisis sensori uji mutu hedonik untuk parameter rasa memiliki nilai
rata-rata 4,65, 4,25, dan 4,25 yang berarti manis merata, rumput laut terasa pekat hingga
samar. Nilai rata-rata tertinggi 4,65 pada sampel T1 yaitu dodol dari agar kertas, dan
nilai rata-rata sama 4,25 pada sampel T2 dan T3 yaitu agar dari rumput laut segar dan
agar buatan pabrik. asil yang didapat menunjukkan bahwa dodol yang terbuat dari agar
kertas paling disukai. Namun, berdasarkan uji ANOVA untuk uji mutu hedonik rasa
antara ketiga sampel menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata.
Grafik 2. Nilai rata-rata hasil mutu hedonik rasa sampel dodol dari agar kertas (T1),
dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi.Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05)
5,05
1,050063
4,45
0,998683
4,85
1,268028
0
1
2
3
4
5
6
7
T1 T2 T3
N
i
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
U
j
i
H
e
d
o
n
i
k
Sampel
a
a
a
4,65 0,48936 4,25
0,8500696
4,25
0,910465
0
1
2
3
4
5
6
T1 T2 T3
N
i
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
a a
25
4.5.2. Tekstur
a) Uji Hedonik Tekstur
Tekstur adalah penilaian atau penginderaan yang dihasilkan melalui sentuhan
atau rabaan (Hudaya, 2008). Berdasarkan hasil analisis sensori uji hedonik untuk
parameter tekstur memiliki nilai rata-rata 4,55, 4,00, dan 5,10 (agak suka sampai sangat
suka) dengan nilai rata-rata tertinggi 5,10 pada sampel T3 yaitu dodol buatan pabrik,
dan nilai rata-rata terendah 4,00 pada sampel T2 yaitu agar dari rumput laut segar. Hasil
ini menunjukkan bahwa tekstur dodol yang dibuat oleh pabrik disukai para panelis. Uji
ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara ketiga sampel.
Grafik 3. Nilai rata-rata hasil uji hedonik tekstur sampel dodol dari agar kertas (T1),
dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi. Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05)
b) Mutu Hedonik Tekstur
Berdasarkan hasil analisis sensori uji mutu hedonik untuk parameter tekstur
memiliki nilai rata-rata 4,05, 4,30, dan 4,35 yang berarti agak lembut sampai lembut.
Nilai rata-rata tertinggi 4,35 pada sampel T3 yaitu dodol buatan pabrik, dan nilai rata-
rata terendah 4,05 pada sampel T1 yaitu dodol dari agar kertas. Hasil uji ini
menunjukkan bahwa dodol buatan pabrik lebih disukai panelis meskipun perbedaan
nilainya tidak terlalu berbeda. Namun, dodol dari agarkertas pada uji mutu hedonik ini
mendapat nilai yang lebih rendah daripada dodol dari rumput laut segar, berbeda dengan
4,55
1,234376
4 1,486784
5,1 1,252366
0
2
4
6
8
T1 T2 T3
N
i
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
ab
b
26
hasil uji hedonik di atas. Hal ini menunjukkan bahwa dodol dari agar kertas memiliki
tekstur yang lebih keras, namun lebih disukai oleh panelis dibandingkan dodol rumput
laut yang lebih lembek. Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata antara ketiga sampel.
Grafik 4. Nilai rata-rata hasil mutu hedonik tekstur sampel dodol dari agar kertas (T1),
dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi. Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05)
4.5.3. Tampilan
a) Uji Hedonik Tampilan
Tampilan adalah suatu penilaian yang berhubungan dengan penampilan fisik
dari suatu produk yang dapat dilihat secara visual melalui indera penglihatan (Hudaya,
2008). Berdasarkan hasil analisis sensori uji hedonik untuk parameter tampilan
memiliki nilai rata-rata 4,70, 4,50, dan 4,95 (agak suka sampai suka) dengan nilai rata-
rata tertinggi 4,95 pada sampel T3 yaitu dodol buatan pabrik, dan nilai rata-rata
terendah 4,50 pada sampel T2 yaitu agar dari rumput laut segar. Sehingga dapat
dikatakan bahwa secara visual, dodol buatan pabrik lebih disukai dibandingkan dengan
dodol dari rumput laut segar dan dodol dari agar kertas.
4,05 1,099043
4,3 0,656947
4,35 0,812728
0
1
2
3
4
5
6
T1 T2 T3
N
i
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
a
a
27
Grafik 5. Nilai rata-rata hasil uji hedonik tampilan sampel dodol dari agar kertas (T1),
dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi. Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05)
b) Mutu Hedonik Tampilan
Berdasarkan hasil analisis sensori uji mutu hedonik untuk parameter tampilan
memiliki nilai rata-rata 4,10, 3,75, dan 4,55 yang berarti kurang menarik, agak menarik,
dan menarik. Nilai rata-rata tertinggi 4,55 pada sampel T3 yaitu dodol buatan pabrik,
dan nilai rata-rata terendah 3,75 pada sampel T2 yaitu dodol dari rumput laut segar.
Hasil ini sama seperti uji hedonik tampilan yang menunjukkan bahwa dodol buatan
pabrik dinilai lebih menarik oleh para panelis. Uji ANOVA menunjukkan adanya
perbedaan yang nyata antara ketiga sampel.
Grafik 6. Nilai rata-rata hasil mutu hedonik tampilan sampel dodol dari agar kertas
(T1), dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi.Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05)
4,7
4,5
4,95
0
1
2
3
4
5
6
7
T1 T2 T3
N
i
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
a
a
4,1 0,640723
3,75
1,019546
4,55
0,686333
0
1
2
3
4
5
6
T1 T2 T3
N
i
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
ab
b
28
4.5.4. Aroma
a) Uji Hedonik Aroma
Aroma adalah suatu penilaian atau bau yang ditimbulkan oleh makanan yang
dapat membuat seseorang berselera untuk memakannya (Winarno, 1997). Berdasarkan
hasil analisis sensori uji hedonik untuk parameter aroma memiliki nilai rata-rata 4,85,
4,65, dan 5,20 (agak suka sampai sangat suka) dengan nilai rata-rata tertinggi 5,20 pada
sampel T3 yaitu dodol buatan pabrik, dan nilai rata-rata terendah 4,65 pada sampel T2
yaitu agar dari rumput laut segar.
Grafik 7. Nilai rata-rata hasil uji hedonik aroma sampel dodol dari agar kertas (T1),
dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi.Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05)
b) Mutu Hedonik Aroma
Berdasarkan hasil analisis sensori uji mutu hedonik untuk parameter aroma
memiliki nilai rata-rata 4,25, 4,20, dan 4,15 yang berarti khas dodol, tanpa bau
tambahan sampai khas dodol, segar, tanpa bau tambahan. Nilai rata-rata tertinggi 4,25
pada sampel T1 yaitu dodol dari agar kertas, dan nilai rata-rata terendah 4,15 pada
sampel T3 yaitu dodol buatan pabrik. Hasil ini berbeda dengan uji hedonik yang
menunjukkan dodol buatan pabrik bernilai paling tinggi. Uji mutu ini menunjukkan
dodol dari agar kertas mendapat nilai tertinggi yaitu 4,25 yang berarti aromanya khas
4,85
1,03999
4,65
1,225819
5,2
1,196486
0
2
4
6
8
T1 T2 T3
N
i
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
a
a
29
dodol, tanpa bau tambahan dan segar. Meskipun demikian, perbedaan nilai diantara
ketiganya tidak berbeda jauh.
Grafik 8. Nilai rata-rata hasil mutu hedonik aroma sampel dodol dari agar kertas (T1),
dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi.Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05)
4.5.5. Warna
a) Uji Hedonik Warna
Berdasarkan hasil analisis sensori uji hedonik untuk parameter warna memiliki
nilai rata-rata 4,75, 4,30, dan 5,45 (agak suka sampai sangat suka) dengan nilai rata-rata
tertinggi 5,45 pada sampel T3 yaitu dodol buatan pabrik, dan nilai rata-rata terendah
4,30 pada sampel T2 yaitu agar dari rumput laut segar. Hasil ini menunjukkan bahwa
warna dodol buatan pabrik lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan dodol dari
rumput laut dan dodol dari agar kertas. Uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata antara T1 dengan T2 dan T3.
4,25 0,638666 4,2 0,767772 4,15 0,812728
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
1 2 3
N
i
l
a
i
r
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
a a
30
Grafik 9. Nilai rata-rata hasil uji hedonik warna sampel dodol dari agar kertas (T1),
dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi.Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05)
b) Mutu Hedonik Warna
Berdasarkan hasil analisis sensori uji mutu hedonik untuk parameter warna
memiliki nilai rata-rata 3,55, 2,65, dan 4,25 yang berarti agak kusam sampai alami.
Nilai rata-rata tertinggi 4,25 pada sampel T3 yaitu dodol buatan pabrik, dan nilai rata-
rata terendah 2,65 pada sampel T2 yaitu dodol dari rumput laut segar. Hasil ini sama
dengan hasil uji hedonik terhadap warna. Dodol buatan pabrik memiliki warna yang
cerah sampai alami. Uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara T3
dengan T1 dan T2.
Grafik 10. Nilai rata-rata hasil mutu hedonik warna sampel dodol dari agar kertas (T1),
dodol dari rumput laut segar (T2) dan dodol buatan pabrik (T3). Bar
menunjukkan standar deviasi.Huruf yang sama menandakan tidak berbeda
nyata(P 0,05).
4,75
0,786398
4,3
1,174286
5,45
0,686333
0
2
4
6
8
T1 T2 T3
N
i
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
b
b
3,55 1,468081
2,65 1,225819
4,25 0,55012
0
1
2
3
4
5
6
T1 T2 T3
N
i
l
l
a
i
R
a
t
a
-
r
a
t
a
Sampel
a
a
b
31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Kandungan kalsium Gracilaria sp. sebelum dibuat menjadi dodol sebesar
2,61%, dan Eucheuma cottonii sebesar 0,28%. Setelah dibuat dodol, kandungan
kalsiumnya menjadi 2,09% yang berarti terjadi penurunan sebesar 0,28%.
2. Tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk dodol dari rumput laut segar ini
kurang mendapat respon yang baik terlihat dari rata-rata hasil yang paling
rendah dibandingkan dodol dari agar kertas dan dodol buatan pabrik.
5.2. Saran
Perlu adanya peningkatan rasa, tampilan, tekstur, aroma, dan warna agar dapat
diterima di masyarakat. Uji mikrobiologi dibutuhkan untuk mengetahui seberapa lama
ketahanan dodol dari rumput laut ini layak konsumsi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Z. 2004. Penentuan Kadar Unsur Kalsium (Ca
+
) pada Susu Sapi Murni dan Susu
di Pasaran dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Sains Kimia,
8(1): 26-28.
Anggadiredja JT, Zatnika A, Purwoto H, Istini S. 2006. Rumput Laut Pembudidayaan,
Pengolahan dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial. Penebar swadaya.
Jakarta.
Aslan, M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta.
Atmadja, W.S., A.Kadi, Sulistijo, R. Rachmat. 1996. Pengenalan Jenis-jenis Rumput
Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.
BPOM RI. 2006. Surat Keputusan KA. Badan POM RI No : HK.00.05.52.4040 Tentang
Kategori Pangan. BPOM. Jakarta.
BPPP. 1985. Lokakarya Bioteknologi Rumput Laut. 11-13 Desember. BPPP Jakarta.
Dhanalakshmi, V., Rebecca L.J., Revathi, G., Sharmila, S. 2010. Evaluation of Basic
Nutritional Parameters of Seaweeds in Coastal Tamilnadu. International Journal
of Biotechnology and Biochemistry. 6(6): 921-928.
Depkes. 2005. Satu dari Tiga wanita dan Satu dari Tiga Pria Memiliki Kecenderungan
Menderita Osteoporosis. http://www.depkes.go.id. (diakses tanggal 1 September
2012).
Ditjenkanbud (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya). 2005. Profil Rumput Laut
Indonesia. Direktorat Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
Felicia, Cosman. 2009. Osteoporosis : Panduan Lengkap Agar Tulang Anda Tetap
Sehat. PT Bentang Pustaka. Yogyakarta.
Fikawati, S. Syafiq, A., Puspasari, P. 2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Asupan Kalsium pada Remaja di Kota Bandung. Universa Medicina, 24(1): 24-
34.
Hardinsyah, Damayanthi E., Zulianti, W. 2008. Hubungan Konsumsi Susu dan Kalsium
dengan Densitas Tulang dan Tinggi Badan Remaja. Jurnal Gizi dan Pangan, 3(1):
43-48.
Hirao S. 1971. Seaweed in Utilization of Marine Products dalam: Osaka M, Hirao S,
Noguchi E, Suzuki T, Yokoseki M (editors). Overseas Technical Cooperation
Agency Goverment of Japan. Japan.
33
Hudaya, N.R. 2008. Pengaruh Penambahan Tepung Rumput Laut (Kappaphycus
alvarezii) untuk Peningkatan Kadar Iodium dan Serat Pangan pada Tahu
Sumedang. Skripsi. Departemen Teknologi Hasil Perairan. IPB. Bogor.
Ismail, N., Seow, C.C. 1982. Traditional Malaysia Intermediate Moisture Foods.
Priparation, Propeoitis and Improvement. Malaysia.
Klinikmedis. 2008. Peningkatan Usia Harapan Hidup.http://www.klinikmedis.com.
Komarawidjaja, W., Kurniawan, D.A. 2008. Tingkat Filtrasi Rumput Laut (Gracilaria
sp.) terhadap Kandungan Ortofosfat (P2O5). J.Tek.Ling, 9: 2.
Kusumah, F.C., Maheswari, R.R.A., wulandari, Z. 2002. Standardisasi Suhu Pemanasan
pada Proses Pengolahan Dodol Susu. Med. Pet. 25(3): 75-83.
Lane, N. 2001. Lebih Lengkap Tentang : Osteoporosis ; Petunjuk untuk Penderita dan
Langkah-langkah Penggunaan Bagi Keluarga. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Matanjun, P., S. Mohamed, N.M. Mustapha, K. Muhammad. 2009. Nutrient content of
Tropical Edible Seaweed, Eucheuma cottonii, Caulerpa lentillifera and
Sargassum polycystum. J Appl Phycol, 21: 75-80
Palupi, NS., Zakaria, FR., Prangdimurti, E. 2007. Pengaruh Pengolahan terhadap Nilai
Gizi Pangan. Modul e-Learning ENBP, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan-
Fateta-IPB. Bogor.
Pramesti, R., Nirwani. 2007. Organ Reproduksi Gracilaria gigas Harvey pada Fase
Karposporofit. Ilmu Kelautan, 12(2) : 93-96
Rahayu, N.S. 2003. Pengaruh Substitusi Bahan Dasar dan Pengembangan Proses
Terhadap Sifat-sifat Dodol. Proseding Seminar Nasional Penerapan Teknologi
Tepat Guna Dalam Mendukung Agribisnis.
Romimuhtarto, K., Sri Juwana. 1999. Biologi Laut. Puslitbang Oseanologi LIPI.
Jakarta.
Saksono, N. 2002. Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan
Stabilitas Yodium Garam Konsumsi. Makara, Teknologi, 6(1): 7-16.
SNI 01-2690. 1992. Rumput Laut Kering. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.
SNI. 1995. Dodol Standar Nasional Indonesia. Dewan Standarisasi Indonesia. Jakarta.
Sudrajat, Y. 2002. Teknik Penghilangan Lapisan Kapur pada Teripang Pasir
Menggunakan Enzim Papain. Buletin Teknik Pertanian, 7(2): 41-43.
Sugandi, D., Supriatin, T. 2008. Pengembangan Objek Wisata Pantai Santolo Kawasan
Wisata Pameungpeuk Garut Selatan. Artikel Untuk Jurnal.Bandung.
34
Suryaningrum, D. T. 2007. http://www.bbrp2b.dkp.go.id.(diakses tanggal 5 September
2012).
Tandra, Hans. 2009. Osteoporosis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Medika.
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wulandari, A. 2007. Kajian Penambahan Susu Kental Manis Terhadap Kualitas Dodol
Lidah Buaya. Prospect, 3(5): 41-46
35
LAMPIRAN
1. Perhitungan Analisis Kalsium
Kode Sampel
Berat Sampel (gr) Jumlah KMnO
4
yang dipakai (ml)
Kandungan Ca
+
(%)
SGG 0,50 7,7 2,61
SGE 1,38 3,1 0,28
DBSG 0,16 2,4 2,09
Keterangan:
SGG : sampel Gracilaria sp. segar yang utuh
SGE : sampel Eucheuma cottonii segar yang diblender kering
DBSG : sampel dodol dari rumput laut segar
% Ca = KMnO
4
(ml) x N KMnO
4
x 20,04 x Pengenceran X 100%
Berat sampel pada penetapan kadar abu (mg)
% Ca SGG = 7,7 ml X 0,01 X 20,04 X 5 X 100%
500
= 2,61
% Ca SGE = 3,1 ml X 0,01 X 20,04 X 5 X 100%
1379,90
= 0,28
% Ca DBSG = 2,4 ml X 0,01 X 20,04 X 5 X 100%
162,80
= 2,09
2. Perhitungan Kadar Air
Kode
Sampel
Bobot
Cawan
kosong
(gr)
Bobot
Sampel(gr)
Bobot
Sampel+cawan
sebelum dioven
105
0
C(gr)
Bobot Sampel
dan cawan
setelah dioven
105
0
C(gr)
Kadar air
(%)
SGE 1,8782 1,1396 3,0178 2,8445 15,20709021
SGG 1,9068 1,4355 3,3423 3,1844 10,99965169
DBSG 1,8683 1,5307 3,399 3,0195 24,79257856
Keterangan :
SGE : sampel Eucheuma cottonii segar yang diblender kering
SGG : sampel Gracilaria sp. segar yang utuh
DBSG : sampel dodol dari rumput laut segar
36
Kadar air (%) =
100%
Keterangan:
B = berat sampel
100%
Kadar Abu SGE = 1,8765 X 100%
8,573
= 21,88849%
37
Kadar Abu SGG = 1,9169 X100%
7,4676
= 25,66956%
Kadar Abu DBSG = 8,573 X100%
6,7986
= 9,337216%
38
4. Lembar Uji Hedonik
SCORE SHEET UJI ORGANOLEPTIK DODOL RUMPUT LAUT
Nama :
Pekerjaan :
UJI HEDONIK
Nyatakan tingkat kesukaan Anda terhadap bau, tampilan, tekstur dan rasa dari produk
yang diuji dengan memberikan tanda pada kolom dengan kode sesuai dengan produk
yang diuji
Spesifikasi
Nilai
1 2 3 4 5 6 7
Rasa
Tekstur
Tampilan
Aroma
Warna
Keterangan :
1= sangat tidak suka,
2= tidak suka,
3= agak tidak suka,
4= agak suka,
5=suka,
6= sangat suka dan
7= amat sangat suka
39
5. Lembar Uji Mutu Hedonik
UJI ORGANOLEPTIK
MUTU PRODUK
Berilah penilaian terhadap produk yang diuji tanpa membandingkan satu dan yang lainnya
Bacalah parameter spesifik dan sesuaikan dengan kode produk yang diuji
Berilah pada nilai yang dipilih sesuai dengan kode produk yang diuji
Spesifikasi Nilai
Kode Sampel
T1 T2 T3
Warna
Alami 5
Cerah 4
Agak cerah 3
Agak kusam 2
Kusam 1
Tampilan
Menarik 5
Agak menarik 4
Kurang menarik 3
Agak kotor dan kurang menarik 2
Kotor dan tidak menarik 1
Tekstur
Lembut 5
Agak lembut 4
Agak keras 3
Keras 2
Keras, kasar 1
Aroma
Khas dodol, segar, tanpa bau
tambahan
5
Khas dodol, tanpa bau tambahan 4
Khas dodol hilang, tidak segar, tanpa
bau tambahan
3
Bau tidak segar, tengik 2
Bau busuk dan tengik 1
Rasa
Manis merata, rumput laut terasa
samar
5
Manis merata, rumput laut terasa pekat 4
Manis tidak merata, rumput laut samar 3
Manis tidak merata, rumput laut terasa
pekat
2
Hanya terasa rumput lautnya saja 1
40
6. Data Organoleptik
Uji Organoleptik Uji Hedonik Dodol (Aroma)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 6 6 4
2. Eko S. W. 4 4 5
3. Taufik Ismail 5 5 5
4. Anggita K. 5 5 6
5. Rita Yunita 3 4 5
6. Nurjanah Ika S. 5 3 6
7. Nanik MT 5 5 6
8. Dwi Kristiarini 6 4 5
9. Imam Sugianto 4 6 6
10. Reza Lovian 5 4 5
11. Micky F. 7 7 7
12. Winda Y. 6 6 7
13. Yudhi Tejo Sasangko 4 4 4
14. Gigih Nur Akhmad 6 6 6
15. Nanang 4 5 5
16. Asrul Sahri 5 5 6
17. Masrur Amroni 4 3 4
18. Desy Nur Fadhilah 5 4 6
19. Ulya Rahmawati 3 2 2
20. Nur Aisyah W. 5 5 4
RATA-RATA 4,85 4,65 5,2
Uji Organoleptik Uji Hedonik Dodol (Rasa)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 5 4 3
2. Eko S. W. 5 5 4
3. Taufik Ismail 5 5 5
4. Anggita K. 5 3 4
5. Rita Yunita 3 4 5
6. Nurjanah Ika S. 5 4 6
7. Nanik MT 6 5 7
8. Dwi Kristiarini 6 5 5
9. Imam Sugianto 4 6 6
10. Reza Lovian 5 4 5
11. Micky F. 7 5 5
12. Winda Y. 7 5 7
13. Yudhi Tejo Sasangko 5 3 5
14. Gigih Nur Akhmad 6 6 6
15. Nanang 5 5 5
16. Asrul Sahri 5 4 3
17. Masrur Amroni 5 5 5
18. Desy Nur Fadhilah 4 4 5
19. Ulya Rahmawati 3 2 2
41
20. Nur Aisyah W. 5 5 4
RATA-RATA 5,05 4,45 4,85
Uji Organoleptik Uji Hedonik Dodol (Tampilan)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 4 4 4
2. Eko S. W. 5 5 5
3. Taufik Ismail 4 4 4
4. Anggita K. 5 5 5
5. Rita Yunita 5 5 4
6. Nurjanah Ika S. 4 4 5
7. Nanik MT 5 5 6
8. Dwi Kristiarini 5 5 5
9. Imam Sugianto 6 5 6
10. Reza Lovian 5 4 5
11. Micky F. 6 6 7
12. Winda Y. 7 6 6
13. Yudhi Tejo Sasangko 3 4 6
14. Gigih Nur Akhmad 6 6 6
15. Nanang 5 5 5
16. Asrul Sahri 5 5 5
17. Masrur Amroni 4 4 4
18. Desy Nur Fadhilah 4 2 5
19. Ulya Rahmawati 3 3 3
20. Nur Aisyah W. 3 3 3
RATA-RATA 4,7 4,5 4,95
Uji Organoleptik Uji Hedonik Dodol (Tekstur)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 6 6 6
2. Eko S. W. 5 4 5
3. Taufik Ismail 2 3 2
4. Anggita K. 3 1 6
5. Rita Yunita 3 4 6
6. Nurjanah Ika S. 6 3 6
7. Nanik MT 6 3 7
8. Dwi Kristiarini 4 3 5
9. Imam Sugianto 4 5 6
10. Reza Lovian 5 4 5
11. Micky F. 4 7 5
12. Winda Y. 6 5 6
13. Yudhi Tejo Sasangko 5 3 5
14. Gigih Nur Akhmad 6 6 6
15. Nanang 5 5 5
16. Asrul Sahri 5 5 6
42
17. Masrur Amroni 5 5 4
18. Desy Nur Fadhilah 5 2 5
19. Ulya Rahmawati 3 3 3
20. Nur Aisyah W. 3 3 3
RATA-RATA 4,55 4 5,1
Uji Organoleptik Uji Hedonik Dodol (Warna)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 5 5 6
2. Eko S. W. 5 5 5
3. Taufik Ismail 5 5 5
4. Anggita K. 4 5 5
5. Rita Yunita 4 4 5
6. Nurjanah Ika S. 5 4 6
7. Nanik MT 5 5 6
8. Dwi Kristiarini 5 5 6
9. Imam Sugianto 5 5 6
10. Reza Lovian 5 4 5
11. Micky F. 4 2 7
12. Winda Y. 6 5 6
13. Yudhi Tejo Sasangko 4 3 5
14.
15.
Gigih Nur Akhmad 6 6 6
Nanang 6 6 6
16. Asrul Sahri 5 5 5
17. Masrur Amroni 5 4 5
18. Desy Nur Fadhilah 4 2 5
19. Ulya Rahmawati 4 3 4
20. Nur Aisyah W. 3 3 5
RATA-RATA 4,75 4,3 5,45
Uji Organoleptik Mutu Produk Dodol (Rasa)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 5 5 4
2. Eko S. W. 5 5 5
3. Taufik Ismail 5 5 4
4. Anggita K. 5 5 5
5. Rita Yunita 5 3 4
6. Nurjanah Ika S. 4 3 5
7. Nanik MT 5 4 4
8. Dwi Kristiarini 4 4 4
9. Imam Sugianto 5 3 5
10. Reza Lovian 4 3 4
11. Micky F. 4 5 1
12. Winda Y. 5 5 5
13. Yudhi Tejo Sasangko 5 5 5
43
14. Gigih Nur Akhmad 5 5 4
15. Nanang 4 4 4
16. Asrul Sahri 4 4 4
17. Masrur Amroni 4 3 4
18. Desy Nur Fadhilah 5 4 4
19. Ulya Rahmawati 5 5 5
20. Nur Aisyah W. 5 5 5
RATA-RATA 4,65 4,25 4,25
Uji Organoleptik Mutu Produk Dodol (Tekstur)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 4 5 3
2. Eko S. W. 5 4 5
3. Taufik Ismail 3 4 5
4. Anggita K. 1 5 5
5. Rita Yunita 4 4 5
6. Nurjanah Ika S. 4 3 5
7. Nanik MT 5 5 5
8. Dwi Kristiarini 5 4 3
9. Imam Sugianto 5 4 5
10. Reza Lovian 3 4 5
11. Micky F. 3 5 4
12. Winda Y. 5 4 5
13. Yudhi Tejo Sasangko 5 4 3
14. Gigih Nur Akhmad 5 5 5
15. Nanang 4 4 4
16. Asrul Sahri 4 5 4
17. Masrur Amroni 5 5 4
18. Desy Nur Fadhilah 5 5 5
19. Ulya Rahmawati 3 4 3
20. Nur Aisyah W. 3 3 4
RATA-RATA 4,05 4,3 4,35
Uji Organoleptik Mutu Produk Dodol (Tampilan)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 5 5 5
2. Eko S. W. 4 4 5
3. Taufik Ismail 4 4 5
4. Anggita K. 5 5 5
5. Rita Yunita 4 3 4
6. Nurjanah Ika S. 4 3 5
7. Nanik MT 5 5 5
8. Dwi Kristiarini 4 4 3
9. Imam Sugianto 4 4 5
10. Reza Lovian 4 4 4
44
11. Micky F. 4 2 5
12. Winda Y. 4 4 4
13. Yudhi Tejo Sasangko 4 3 5
14. Gigih Nur Akhmad 5 5 5
15. Nanang 5 5 5
16. Asrul Sahri 4 4 5
17. Masrur Amroni 4 4 5
18. Desy Nur Fadhilah 3 3 4
19. Ulya Rahmawati 3 2 3
20. Nur Aisyah W. 3 2 4
RATA-RATA 4,1 3,75 4,55
Uji Organoleptik Mutu Produk Dodol (Aroma)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 5 5 3
2. Eko S. W. 4 4 4
3. Taufik Ismail 4 3 3
4. Anggita K. 5 5 5
5. Rita Yunita 4 4 3
6. Nurjanah Ika S. 4 3 5
7. Nanik MT 5 5 5
8. Dwi Kristiarini 5 5 5
9. Imam Sugianto 4 4 4
10. Reza Lovian 4 4 4
11. Micky F. 4 5 5
12. Winda Y. 4 4 4
13. Yudhi Tejo Sasangko 5 5 5
14. Gigih Nur Akhmad 5 5 5
15. Nanang 4 4 4
16. Asrul Sahri 4 4 4
17. Masrur Amroni 4 4 4
18. Desy Nur Fadhilah 5 5 5
19. Ulya Rahmawati 3 3 3
20. Nur Aisyah W. 3 3 3
RATA-RATA 4,25 4,2 4,15
Uji Organoleptik Mutu Produk Dodol (Warna)
No. Nama
Kode
T1 T2 T3
1. Riris Bintang D. 2 2 4
2. Eko S. W. 3 3 4
3. Taufik Ismail 3 4 5
4. Anggita K. 2 2 4
5. Rita Yunita 5 3 4
6. Nurjanah Ika S. 5 2 4
7. Nanik MT 5 2 4
45
8. Dwi Kristiarini 5 3 5
9. Imam Sugianto 2 2 4
10. Reza Lovian 5 4 5
11. Micky F. 1 1 5
12. Winda Y. 2 2 4
13. Yudhi Tejo Sasangko 3 2 4
14. Gigih Nur Akhmad 5 2 5
15. Nanang 5 5 5
16. Asrul Sahri 4 3 4
17. Masrur Amroni 5 4 4
18. Desy Nur Fadhilah 5 5 4
19. Ulya Rahmawati 2 1 4
20. Nur Aisyah W. 2 1 3
RATA-RATA 3,55 2,65 4,25
6. Hasil Uji Beda dan ANOVA menggunakan aplikasi MS-EXCEL
6.1. Hedonik rasa
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel 3,733333333 2 1,866667 1,510291 0,22955
Residual 70,45 57 1,235965
Total 74,18333333 59 1,257345
C.V. (%): 23,2419426133639
MULTIPLE COMPARISON TEST
1 5,05 a
3 4,85 a
2 4,45 a
6.2. Mutu hedonik rasa
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel 2,133333333 2 1,066667 1,785609 0,176947
Residual 34,05 57 0,597368
Total 36,18333333 59 0,613277
C.V. (%): 17,6326112316748
MULTIPLE COMPARISON
TEST
1 4,65 a
2 4,25 a
3 4,25 a
46
6.3. Hedonik tekstur
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel 12,1 2 6,05 3,422829 0,039463
**
Residual 101 57 1,767544
Total 113 59 1,912712
C.V. (%):
29,2195620889504
MULTIPLE COMPARISON
TEST
3 5,1 a
1 4,55 ab
2 4 B
6.4. Mutu Tekstur
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel 1,033333333 2 0,516667 0,673913 0,513724
Residual 43,7 57 0,766667
Total 44,73333333 59 0,758192
C.V. (%): 20,6833473016751
MULTIPLE COMPARISON TEST
3 4,35 a
2 4,3 a
1 4,05 a
6.5. Hedonik Tampilan
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel 2,033333333 2 1,016667 0,903352 0,410931
Residual 64,15 57 1,125439
Total 66,18333333 59 1,121751
C.V. (%):
22,4918779081447
MULTIPLE COMPARISON
TEST
3 4,95 a
1 4,7 a
2 4,5 a
6.6. Mutu Tampilan
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel 6,433333333 2 3,216667 5,023288 0,009788
**
Residual 36,5 57 0,640351
Total 42,93333333 59 0,727684
C.V. (%): 19,3601435853998
47
MULTIPLE COMPARISON TEST
3 4,55 a
1 4,1 ab
2 3,75 B
6.7. Hedonik Aroma
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel 3,1 2 1,55 1,157929 0,321414
Residual 76,3 57 1,338596
Total 79,4 59 1,345763
C.V. (%): 23,6117817959285
MULTIPLE COMPARISON
TEST
3 5,2 a
1 4,85 a
2 4,65 a
6.8. Mutu Aroma
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel 0,1 2 0,05 0,090476 0,913627
Residual 31,5 57 0,552632
Total 31,6 59 0,535593
C.V. (%):
17,6998081351197
MULTIPLE COMPARISON
TEST
1 4,25 a
2 4,2 a
3 4,15 a
6.9. Hedonik Warna
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel
13,4333333
3 2
6,71666
7
8,16311
3
0,00076
3 **
Residual 46,9 57
0,82280
7
Total
60,3333333
3 59
1,02259
9
C.V. (%): 18,7673194307468
48
MULTIPLE COMPARISON TEST
3 5,45 a
1 4,75 b
2 4,3 b
6.10. Mutu Warna
EFFECT SS DF MS F ProbF
Sampel
25,7333333
3 2
12,8666
7
9,74617
9
0,00022
9 **
Residual 75,25 57
1,32017
5
Total
100,983333
3 59
1,71158
2
C.V. (%): 32,9853266015311
MULTIPLE COMPARISON TEST
3 4,25 A
1 3,55 A
2 2,65 B
49
7. Dokumentasi
5.1. Sampling dan persiapan awal
Sampel Gracilaria sp. Sampel Eucheuma cottonii
Pencucian Penyortiran Penjemuran
5.2. Proses pembuatan dodol dari rumput laut segar
50
5.3. Uji Organoleptik
5.4. Analisis Kadar Air
51
5.5.Tanur (Analisis Kadar Abu)
Penimbangan awal oven 60
0
C selama 1 jam Timbang ulang
Tanur suhu 500
0
C selama 4 jam Dodol dipanaskan
dengan kompor
Timbang ulang Desikator
5.6. Proses Analisis Ca
Ditambah HCl pekat 10 ml dipanaskan di ruang asam
Pengambilan filtrat Penyaringan dengan aquades panas
52
Penyaringan dengan kertas Whatman 41/42
Titrasi
dengan KMnO
4
Pemanasan hingga 70
0
C Cuci dengan asam cuka
53
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirrohmanirrohim
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadhirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kerja praktek kali ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada Baginda Rasulullah SAW
beserta para Sahabat yang selalu istiqamah di jalan Allah SWT. Pada kesempatan kali
ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Arif Mahdiana, M.Si, selaku ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan (JPK),
serta selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberikan arahan dan
motivasi kepada penulis.
2. Ibu Dr. Maria Dyah Nur Meinita, M.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan dan masukan dalam pembuatan laporan kerja praktek ini.
3. Ibu Rose Dewi, S.Kel, M.Si yang membantu selama penelitian di lapangan.
4. Orangtua dan mertua saya yang senantiasa memberikan doa dan motivasi, kasih
sayang serta dukungan moril dan materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek ini.
5. Kepada suami saya, Radityo Wicaksono dan anak kami, Rafvan Adya Wicaksono
yang memberi spirit dan power tersendiri untuk saya dalam pelaksanaan penelitian
maupun penyusunan laporan, sehingga kerja praktek ini dapat berjalan dengan lancar
hingga terselesaikannya laporan ini.
6. Kepada Aghny Islami, Adi Lutfi Hanafi, Adam Nurhidayah dan Mas Rezky sebagai
partner yang sangat baik telah membantu penulis ketika pelaksanaan penelitian di
lapangan, serta Mas Cahyadi yang telah membantu dan mengajari penulis dalam
analisis data.
7. Teman-teman yang telah membantu selama persiapan sampai pelaksanaan penelitian
serta peyusunan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih
atas dukungannya, semoga Allah memberikan balasan yang terbaik untuk kalian
semua.
Penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan sedikit
tambahan pengetahuan dan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya.
Purwokerto, Februari 2013
Penulis
54
RIWAYAT HIDUP SINGKAT
Penulis bernama Resty Linuwih, seorang anak bungsu
dari tiga bersaudara. Lahir di Pemalang, pada 10
September 1991 dari pasangan Bapak Sya'ban Marzuki
dan Ibu Sulasmi Setiasih. Penulis memulai pendidikannya
di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal, dan
dilanjutkan ke SD Negeri 04 Petarukan. Lulus dari SD,
penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 01
Petarukan dan kemudian dilanjutkan ke SMA Negeri 01
Comal. Lulus dari SMA tahun 2009, penulis diterima di
Universitas Jenderal Soedirman, Jurusan Perikanan dan
Kelautan pada Program Studi Ilmu Kelautan.