Вы находитесь на странице: 1из 36

METODE PELAKSANAAN

REHABILITASI PUSKESMAS WAJAK




1. Latar Belakang
Mengikuti pengadaan barang/jasa pemerintah pada Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Wajak
sesuai Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.
2. Maksud dan Tujuan
2.1 Menjadi penyedia jasa pekerjaan konstruksi pada Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas
Wajak.
2.2 Memperoleh pengalaman kerja sebagai penyedia jasa konstruksi pada kegiatan
Rehabilitasi Puskesmas Wajak.
2.3 Berperan aktif dalam kegiatan jasa konstruksi di Indonesia pada umumnya dan Provinsi
Jawa Timur pada khususnya.
2.4 Turut berpartisipasi dalam program pembangunan di Indonesia.
3. Lokasi
Lokasi Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Wajak berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
4. Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertuang dalam Kontrak
(RKS, Gambar, dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan).
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi:
4.1 REHAB GEDUNG BELAKANG LAMA LANTAI 2, Terdiri dari:
4.1.1 Pekerjaan Persiapan
4.1.2 Pekerjaan Pasangan Plesteran dan Lantai
4.1.3 Pekerjaan Beton
4.1.4 Pekerjaan Plafond / Langit-Langit
4.1.5 Pekerjaan Pengecatan
4.1.6 Pekerjaan Instalasi Listrik
4.2 REHAB GEDUNG INDUK DEPAN DAN SAMPING LANTAI 1, Terdiri dari :
4.2.1 Pekerjaan Persiapan
4.2.2 Pekerjaan Tanah
4.2.3 Pekerjaan Pasangan
4.2.4 Pekerjaan Plesteran dan Lantai
4.2.5 Pekerjaan Beton
4.2.6 Pekerjaan Besi dan Alumunium
4.2.7 Pekerjaan Penggantung dan Kaca
4.2.8 Pekerjaan Pengecatan
4.2.9 Pekerjaan Instalasi Listrik
4.2.10 Pekerjaan Instalasi Air
4.3 REHAB GEDUNG INDUK DEPAN DAN SAMPING LANTAI 2, Terdiri dari :
4.3.1 Pekerjaan Pasangan
4.3.2 Pekerjaan Plesteran dan Lantai
4.3.3 Pekerjaan Beton
PENDAHULUAN A.

4.3.4 Pekerjaan Atap dan Plafond
4.3.5 Pekerjaan Besi dan Alumunium
4.3.6 Pekerjaan Penggantung dan Kaca
4.3.7 Pekerjaan Pengecatan
4.3.8 Pekerjaan Instalasi Listrik
4.3.9 Pekerjaan Instalasi Air


Tata cara pelaksanaan pekerjaan pada awal hingga akhir pekerjaan meliputi :
1. Metode Pra Pembangunan
a. Pemeriksaan Gambar-gambar untuk pelaksanaan keabsahan dan kelengkapannya
b. Pembuatan gambar shop drawing sebagai dasar pelaksanaan yang mengacu pada gambar-
gambar induk yang berlaku
c. Pembersihan lapangan dan peralatan tanah
d. Pembenahan jalan masuk
e. Penyempurnaan bangunan untuk kantor proyek, gedung, pos jaga, dll.
f. Penentuan BM dan elevasi awal
g. Pemeriksaan/ pengadaan air untuk kerja
h. Pemasangan alat pendukung yang lain untuk memudahkan dan mempercepat pelaksanaan
pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan
i. Fabrikasi besi dan bekisting untuk sub struktur dapat dimulai sendiri.
2. Alat, Bahan, Dan Tenaga Pembangunan
a. Kontraktor harus menyediakan semua yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
b. Adanya perubahan merk bahan atau alat yang telah ditentukan, hanya diperkenankan
dengan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana dan Pemberi Tugas, dan Kontraktor
dapat membuktikan bahwa bahan pengganti tersebut benar-benar setara dengan ketentuan-
ketentuan semula
c. Direksi Lapangan berhak untuk menolak setiap peralatan, bahan-bahan, dan tenaga
pembangunan yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan, tercantum dalam kontrak
d. Tidak tersedianya peralatan/bahan yang memenuhi persyaratan tidak dapat dijadikan alasan
keterlambatan pekerjaan
e. Direksi Lapangan berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
kontrak, dan berhak menuntut penggantian atau perbaikan yang harus dilaksanakan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat peringatan terhadap hal yang
dimaksud. Demikian pula bahan yang ditolak harus dikeluarkan dalam waktu 7 (tujuh) hari
dari tempat pekerjaan
f. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang telah ditentukan
di atas maka Pemberi Tugas berhak menentukan bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan
atau pengeluaran bahan dikeluarkan oleh orang lain atas biaya Kontraktor. Barang-barang
yang hilang karenanya, akibatnya ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya.
3. Contoh bahan
a. Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan, minimal harus dari jenis
dan mutu yang sesuai dengan kontrak
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN B.

b. Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang akan digunakan harus diajukan kepada
Direksi Lapangan untuk disetujui
c. Bilamana Direksi Lapangan menganggap perlu, Kontraktor harus menyediakan Surat
Keterangan yang menjamin bahwa bahan-bahan yang akan digunakan memenuhi standart.
4. Pengujian Bahan dan alat
a. Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang pada bangunan,
sebelum diperlukan, dibeli atau dikirim jika perlu harus diuji atau ditest, diperiksa dan
dinyatakan lulus dengan hasil yang baik oleh laboratorium yang diakui
b. Segala pembiayaan ongkos-ongkos pengujian bahan / alat menjadi beban Kontraktor
sepenuhnya
c. Pemasangan dan penggunaan bahan / alat yang tidak sesuai dengan persyaratan, petunjuk
dan perintah Direksi Lapangan atau contoh yang telah disetujui, maka bahan / alat tersebut
akan ditolak, dibongkar dan harus dikeluarkan atas perintah Direksi Lapaangan dengan
segala resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
5. Laporan
a. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 2 (dua) yang isinya
1. Taraf kemajuan pekerjaan
2. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan-peralatan yang didatangkan / dipakai / ditolak
3. Jumlah tenaga kerja menurut jenis keahlian / jabatannya
4. Keadaan cuaca / hujan
5. Penugasan-penugasan atau perintah-perintah Direksi Lapangan
6. Pekerjaan tambah-kurang dan sebagainya
7. Berdasarkan standart formulir yang telah ditentukan, Laporan harian harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Lapangan. Aslinya diberikan kepada Direksi Lapangan, salinan
untuk Kontraktor
b. Berdasarkan laporan hasil harian tersebut harus dibuat laporan bulanan juga menurut
standart formulir yang telah ditentukan
1. 1 (satu) set laporan bulanan dikirim kepada Direksi atau Pemberi Tugas
2. 1 (satu) set laporan bulanan dikirim kepada Direksi Lapangan
3. 1 (satu) set laporan bulanan harus selalu berada di tempat pekerjaan
c. Kelalaian Kontraktor dalam menyampaikan laporan-laporan tersebut dapat dikenakan
sanksi berupa penundaan pembayaran
d. Hasil-hasil laporan bulanan dibuatkan bagan kemajuan pekerjaan, untuk dapat
diperbandingkan dengan jadwal pelaksanaan (Rencana Kerja) yang telah diajukan pada
saat permulaan pekerjaan
e. Di samping itu, Kontraktor wajib menyampaikan keteranganketerangan lainnya secara
tertulis tentang pengaturan pelaksaaan pekerjaan, peralatan konstruksi, administrasi
pelaksanaan dan sebagainya, dalam bentuk rencana kerja bulanan dan setiap diminta oleh
Direksi Lapangan
6. Rapat-rapat Rutin
a. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala sekali seminggu dan setiap dianggap perlu,
dipimpin oleh Direksi Lapangan. Dalam rapat tersebut bicarakan hal-hal yang menyangkut
jalannya pekerjaan, baik mengenai bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca,
peristiwa-peristiwa khusus dan lain-lain
b. Risalah rapat dibuat oleh Direksi Lapangan disampaikan dan disahkan pada rapat berikut
7. Gambar Kerja, As Built Drawing dan Foto-Foto
a. Gambar Kerja

Gambar kerja adalah gambar, diagram-diagram, daftar bengkokan besi, detail gambar, time
schedule, schedule bahan, dan personalia, brosur dan data-data lainnya yang disiapkan oleh
Kontraktor atau Sub-Kontraktor yang memberikan penjelasan pekerjaan untuk
terlaksananya pekerjaan pembangunan dengan sebaik-baiknya, dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap gambar
kerja kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa, gambar tersebut harus disertai
perhitungan dan catatan seperlunya untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan
2. Setiap pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai sebelum Direksi Lapangan
mempelajari dan menyetujui ataupun mengoreksi gambar kerja yang bersangkutan
3. Perbaikan yang tertera pada gambar kerja harus dianggap sebagai perubahan yang
diperlukan agar memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan tidak dapat dijadikan dasar
pekerjaan tambahan. Kontraktor tidak dapat menuntut akan kerusakan atau
perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai akibat membuat perbaikan gambar
kerja. Direksi Lapangan hanya mempelajari gambar kerja dilihat dari rencana umum
saja Kontraktor tetap bertanggung jawab akan adanya kesalahan yang terdapat di dalam
gambar kerja
b. As Build Drawing
Apabila terpaksa dilakukan perbedaan antara gambar-gambar dengan pelaksanaannya
(dengan persetujuan Direksi Lapangan), maka segera setelah pelaksanaan bagian pekerjaan
tersebut, Kontraktor harus membuat (As Built Drawing) termasuk gambar-gambar
detailnya. As Built Drawing ini juga harus dibuat untuk semua pekerjaan plumbing dan
mekanikalelektrikal. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Direksi sebanyak 2 (dua)
set berikut dengan gambar aslinya. Persyaratan ini mengikat untuk dikeluarkannya Berita
Acara Penyerahan
c. Foto-foto
Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan dengan
kemajuan tahap pekerjaan, detail-detail yang akan ditutup, adanya bencana dan sebagainya


1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Mengadakan pengamanan lokasi dari segala gangguan
a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor perlu membuat pagar
pengaman yang terbuat dari seng. Pagar ini dipasang melingkari area proyek dengan
menutup lokasi pekerjaan dan memberikan ruang gerak yang cukup bagi
pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan rutin, seperti pekerja dan sirkulasi material
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan tiang patok dari kayu mengelilingi lokasi proyek
dan ditutup dengan seng setinggi 2 meter mengelilingi lokasi
URAIAN PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG UTAMA C.


Gambar 1.1 Pagar Proyek


1.2 Kantor dan Gudang Pemborong
a. Kantor sementara merupakan bangunan sementara dengan konstruksi utama rangka
kayu atau balok, kap dari rangka, papan penutup atap dari seng gelombang. Lantai
dari beton tumbuk. Jika tidak ditentukan, luas kantor sekurang-kurangnya 3 x 4 m
dengan dilengkapai meja tulis dna kursi, meja rapat dan kursi, papan tulis, bahan dan
alat tulis, juga disediakan safety helmet untuk para pengelola proyek.

b. Gudang digunakan sebagai tempat penyimpanan material bangunan yang
memerlukan perlindungan di tempat khusus dari kelembaban udara seperti semen,
kapur, bahan finishing, peralatan kerja sederhana, bahan elektrikal dan plumbing
serta bahan lain yang terkait dengan pelaksanaan. Khusus untuk tempat simpan
bahan-bahan seperti pasir, kerikil, sebaiknya dibuatkan kotak simpan di pagar dengan
dinding papan sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

Gambar 1.2 Gudang Material



1.3 Jalan Masuk Proyek
Jalan masuk berfungsi untuk jalur lalu lintas kendaraan proyek, dan di perhitungkan
sehingga stagnasi dan kemacetan dapat terhindarkan, jalan kerja di buat dengan
menggunakan perkerasan sirtu (jika diperlukan) karena mempertimbangkan stabilitas
tanah di lingkungan proyek.

1.4 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

a. Pemasangan Bouwplank berdasarkan ukuran dan tata letak ruangan di gambar
denah dan di tandai dengan cat warna terang pada papan bouwplank.
b. Alat ukur yang digunakan adalah theodolith atau prisma ukur untuk menentukan
letak sudut-sudut bangunan dan pita ukur 30 meter untuk mengukur panjang dan as-
as bangunan.
c. Bahan untuk bouwplank
a) Papan meranti 2/20 cm + pancang
b) Kayu meranti 5/7 cm untuk tiang bouwplang
c) Paku-paku
d) Cat meni untuk tanda perletakan as-as.
d. Pemasangan bouwplang harus kuat, dengan mempergunakan papan meranti 2/20 cm
dan tiang meranti 5/7 yang di pancang kuat--kuat pada tanah. Semua titik as
(sumbu-sumbu) dinding tembok dan sebagainya harus diberi tanda dengan cat
dan tarnpak jelas, serta tidak mudah berubah-ubah.
e. Bouwplang merupakan pedoman letak tinggi lantai bangunan dengan permukaan
tanah yang merupakan elevasi + 0.00 m bangunan.
f. Hasil pengukuran bouwplang harus dibuat Berita Acara pengukuran vang
disetujui olek Direksi.
g. Pada bagian dalam bouwplang, dimana bangunan didirikan, tidak diijinkan
untuk menumpuk tanah, batu kali dan bahan lainnya

1.5 Membersihkan Lapangan dan Peralatan
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi
pembangunan serta peralatan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembanguna.
b. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga
tidak merusak struktur tanah

1.6 Pasang Papan Nama Proyek
a. Papan Nama Proyek dibuat dengan maksud dan tujuan agar masyarakat umum
mengetahui informasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Papan Nama proyek berisi Kegiatan Pekerjaan, Pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, dan
lain-lainnya disesuaikan dengan tulisan serta ukuran sebagaimana yang tercantum
dalam RKS, Aanvulling serta gambar.
b. Tempat pemasangan papan nama proyek dikoordinasikan dengan pengawas, serta
owner. Penempatan pemasangan biasa dipilih tempat yang mudah dilihat oleh
khalayak ramai.


2. Pekerjaan Tanah
a. Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai
bangunan, penggalian pondasi, pemadatan lapis demi lapis, sehingga leveling sesuai
dengan gambar rencana.
b. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :


2.1 Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam
gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
b. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-
patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar
kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan
pasir urug.
d. Bilamana tidak dinyatakan lain oleh Pengawas, maka penggalian untuk pondasi
harus mempunyai lebar yang cukup (minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi)
untuk dapat memasang maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan,
serta pembersihan.
e. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok disamping galian timbunan
kembali.
f. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap
segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.
g. Tebing galian harus dirawat untuk menghindarkan dari longsoran. Untuk itu
kontraktor harus membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama masa
penggalian.
h. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, air bersih dan kabel-kabel yang masih
berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat.

2.2 Urugan kembali
a. Urugan tanah kembali dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai dilakukan.
b. Pekerjaan ini merupakan pengurugan kembali tanah gailan pondasi yang ada disisi
pondasi sehingga tidak ada sisa galian.

2.3 Urugan Pasir
a. Pasir yang digunakan harus atas persetujuan direksi teknis. Pasir yang dipilih bebas
dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah. Ketebalan pasir urug sesuai
dengan gambar atau RKS
b. Bila tidak tercantum dalam gambar detail, maka pada bagian bawah pasangan lantai
diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar dan petunjuk
pengawas
c. Dibawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis silty clay
yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta batuan yang telah
di pecahkan dengan ukuran pecahan maksimal 15 cm
d. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak lebih
tebal dari 15 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui


3. Pekerjaan Pasangan
3.1 Pasangan Bata Merah Tebal bata, 1 Pc : 3 Ps
a. Bahan-bahan

1) Bata yang digunakan memenuhi ketentuan dalam NI 10, ukuran 5 x 11 x 23 cm.
Bata harus sempurna. Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya
tajam serta ukurannya sama besar
2) Semen Portland memnuhi NI-8
3) Pasir memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
4) Air memenuhi PUBBI-1982 pasal 9
b. Pelaksanaan
1) Sebelum pengiriman batu bata, Kontraktor harus memberikan contoh batu bata
untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Bila mana pada pengiriman batu bata
tidak sama dengan contohnya atau terdapat penyimpangan, maka batu bata akan
ditolak
2) Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung
udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk las-
lasaan
3) Adukan untuk pasangan tebal 1 bata dan tebal bata adalah 1 PC : 4 PS
4) Kontraktor akan mengerjakan pengukuran bangunan (uizet) secara teliti dan
sesuai gambar setelah dinding dipasang. Dalam satu hari pemasangan batu bata
tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu) meter dan pengakhiran pemasangan pada
satu hari harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegek bergigi untuk
menghindari retaknya dinding dikemudian hari, semua pasangan harus rata
(horisontal) dan tiap-tiap kali diukur rata lantai dengan menggunakan benang.
5) Pada semua pasangan bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan
sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk las-
lasan di bawah sudut / tepi
6) Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna
kecuali tiap-tiap pertemuan di mana ada tiang-tiang beton merupakan bingkai
7) Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya, diikuti dengan
cor kolom praktis
8) Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan
Kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung yang digunakan untuk
menutup pasangan serta keadaannya harus basah, selain karung goni juga dapat
digunakan karung bagor atau lainnya untuk menutup pasangan tersebut
9) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi stek-stek besi beton 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih
dahulu ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
10) Pasangan batu bata merah untuk dinding (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu) finish adalah 25 cm.
11) Bilamana dibutuhkan adanya pasangan terbuka (telanjang) maka siarnya harus
dikerok sedalam 1,2 cm sehingga adukan akan cukup mengikat plesteran yang
dipasang
12) Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan
bata hendaknya ditinggal dan sampai rangka kusen selesai dan dipasang ditempat
yang tepat dan benar
13) Lubang-lubang untuk listrik / pipa:
Dimana diperlukan pasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada dinding,
maka harus dibuat pahatan

Pemasangan pipa listrik / air dilakukan sebelum dinding diplester


4. Pekerjaan Plesteran
4.1 Plesteran tebal 15 mm
a. Lingkup Pekerjaan
Adapun yang termasuk dalam lingkup pekerjaan plesteran ini adalah sebagai berikut:
1) Plesteran 1 PC : 3 Ps t = 15 mm
2) Plesteran 1 PC : 6 Ps t = 15 mm

b. Bahan-bahan
1) Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membatu dan dalam sak tertutup seperti disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah
merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan yaitu merk
yang disetujui pengawas.
2) Pasir pasang
Pasir yang dipakai harus bersih, kasar, tajam, bebas dari tanah liat lumpur, atau
campuran lain.
3) Air harus bersih, jernih, bebas dari bahan merusak seperti minyak dan unsure
organic lainnya.

c. Syarat adukan
1) Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air sampai
mencapai hasil kekentalan yang sempurna.
2) Sebelum plesteran dilaksanakan terlebih dahulu harus membuat kepala plesteran
sehari sebelum plesteran dimulai agar tidak bergelombang
3) Kontraktor harus membuat contoh plesteran dari tiap macam plesteran sesuai
yang diminta direksi, sehingga jenis / macam pekerjaan dapat dicapai
4) Dinding bata di atas plafond yang tidak terlihat di beraben

d. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
1) Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, batu bata yang akan diplester terlebih
dahulu disiram air sampai merata semua. Batu bata yang akan diplester selalu
basah begitu juga plesteran yang akan diaci
2) Untuk permukaan beton yang diplester, diplester harus disiapkan dulu dengan
pekerjaan pendahuluan berurutan sebagai berikut :
o Permukaan dibuat kasar dengan betel untuk mendapatkan daya ikat yang kuat
antara permukaan beton dengan plesteran. Bilamana perlu permukaan beton
yang telah dikasarkan diberi bahan additive, misalnya Calbon
o Dibasahi dengan air sampai jenuh, tunggu sampai aliran air berhenti.
o Disaput air semen (PC)
3) Seluruh permukaan pasangan dinding batu bata yang tampak harus
menghalkan permukaan yang halus dan rata dengan diplester hingga
menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam gambar rencana.
4) Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang tersbut di
bawah ini harus selesai terlebih dahulu :

o Siar-siar pasangan batu bata sudah merupaka alur hasil kerukan.
o Seluruh jaringan perpipaan yang tertanan didalamnya telah terpasang
sempurna.
o Pasangan telah mengering
o Konstruksi yang menaunginya telah terpasang
5) Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama
dengan spesi pasangan dindingnya.
6) Pasangan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan ( 20 mm) dan diratakan
dengan roskam kayu/besi atau alumunium dengan panjang minimal 1.5 m.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan minimal 2 cm,
tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tapi harus dilakukan secara
bertahap.
8) Jika ketebalan plester pada permukaan beton lebih dari 3 cm sebagai akibat
kesalahan pengecoran dan sebagainya, maka plesteran tersebut harus dilapis
dengan kawat ayam.
9) Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata dan
halus.
10) Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
Hindarkan benda maupun bahan yang dapat merusak permukaan acian.
11) Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah sisa bagian dinding yang
mengalami pembongkaran, pemotongan atau perbaikan.

4.2 Pekerjaan Benangan
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Benangan pada setiap bagian gedung sesuai yang tertera pada gambar.

b. Bahan-bahan
1) Semen Portland (PC)
Semen Portland harus menggunakan Semen Gresik atau merk lain yang dan
yang digunakan harus satu jenis merk pabrik.
2) Pasir pasang
Pasir yang dipakai harus bersih, kasar, tajam, bebas dari tanah liat lumpur, atau
campuran lain.

c. Syarat-syarat pelaksanaan :
1) Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus
menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus, dan rapi sehingga
mnghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok seperti yang dimaksud pada
gambar rancangan pelaksanaan.
2) Mortar untuk pekerjaan bengan ini adalah campuran 1 pc : 2 ps yang
diaduk hingga benar-benar homogen
3) Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (PC)
4) Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus
dan rata.


5. Pekerjaan Lantai dan Dinding
5.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan penutup antara lain:
a. Pasang lantai keramik KM ukuran 20x20 cm
b. Pasang lantai kermaik ukuran 40 x 40 cm
c. Pasang lantai kermaik ukuran 30 x 30 cm
d. Pasang dinding keramik ukuran 20x25 cm

5.2 Pekerjaan keramik
a. Bahan
1) Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri yang bermutu
baik ex. Mulia atau setara.
2) Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus
seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.
3) Spesifikasi bahan :
Toleransi Maximum ukuran rata-rata ubin dari ukuran seharusnya 0,30%
Toleransi Ketebalan mximum 4,00 % tebal
Toleransi Kesikuan tiap sudut, ke luar/ke dalam sisi 0,40 % sisi
Toleransi Kesikuan tiap sisi, ke luar/ke dalam 0,30 % sisi
Kekuatan Lentur rata-rata 250 kg/cm2
Kekerasan Glasur 5 skala Mohr
Ketahanan terhadap Asam/Basa (5 %)Tidak berubah
4) Bahan pengisi siar dari grout semen berwarna/IBAGROUT/TILE GROUT.
Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail.
5) Bahan pengisian siar dari adukan spesi 1 PC : 3 pasir ditambah perekat /IBAFIX.
6) Pengendalian mutu dari seluruh pekerjaan ini harus memenuhi peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
7) Semen portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982
pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982
pasal 9.
b. Ketentuan Umum
1) Bahan lantai yang dipasang harus telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, baik sikunya, sama warnanya, tidak ada bagian yang
gompal, retak atau cacat lainnya dan telah mendapatkan persetujuan Direksi
2) Setelah terpasang jarak antara masing-masing unit harus sama dan membentuk
garis lurus yang saling tegak lurus. Bidang permukaan lantai harus rata, waterpass,
tidak ada bagian yang bergelombang dan semua unit terpasang dengan adukan
yang padat tanpa rongga
3) Pemotongan unit hanya diperbolehkan dengan mesin potong dan dihaluskan
dengan gurinda
4) Selama masa pengerasan 3 24 jam setelah bahan lantai dipasang, bidang lantai
tidak boleh dipergunakan, diinjak atau diberi beban apapun
5) Bahan-bahan yang dapat merusak unit lantai seperti minyak residu, teak oil dan
lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai
6) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, bekas adukan harus segera dibersihkan dari
lantai atas keramik yang terpasang

7) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus member contoh kepada Direksi
untuk persetujuan
8) Padaarea yang bergetar atau area yang luas perlu diberi naad untuk
pemuaian/penyusutan (Expansion Joint).
9) Pemasangan mengambil keramik dari dus-dus yangberbeda, dibuka lalu
dibentangkan dan dicampur. Ini penting, terutama untuk tipe-tipe keramik yang
mempunyai tone warna relatif kontrassehingga akan menghasilkan pembagian
tone yang rata.
10) Diperhatikanadanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

c. Pekerjaan Lantai Keramik
1) Keramik yang digunakan adalah keramik 30x30 cm, sedangkan untuk lantai kamar
mandi digunakan ukuran 20x20 cm ex. Mulia
2) Bahan lantai yang dipasang harus telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, baik sikunya, sama warnanya, tidak ada bagian yang
gompal, retak atau cacat lainnya dan telah mendapatkan persetujuan Direksi
3) Setelah terpasang jarak antara masing-masing unit harus sama dan membentuk
garis lurus yang saling tegak lurus. Bidang permukaan lantai harus rata, waterpass,
tidak ada bagian yang bergelombang dan semua unit terpasang dengan adukan
yang padat tanpa rongga
4) Pemotongan unit hanya diperbolehkan dengan mesin potong dan dihaluskan
dengan gurinda
5) Adukan pengikat yang digunakan adalah adukan 1 Pc :3 Ps untuk daerah kering
dan 1 Pc : 2 Ps untuk daerah basah
6) Siar-siar keramik harus sama, lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum
2mm.
7) Setelah 3 24 jam pemasangan ubin selesai, siar-siar diisi dengan adukan semen
air hingga benar-benar penuh. Pengisisan siar harus dilakukan dengan rapi
8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang atau
ditentukanDireksi/Kosultan Pengawas
9) Sisa-sisa air semen harus dibersihkan segera secara hati-hati dengan
memperhatikan sikat kuningan serta larutan air keras yang tepat ukurannya

d. Pekerjaan Dinding Keramik
1) Bahan dinding keramik WC / KM yang digunakan ex MULIA atau setara ukuran
20x 25, atau sesuai dengan gambar.
2) Keramik yang dipasang adalah keramik yang telah diseleksi dengan baik, tidak
ada cacat sama sekali
3) Dinding keramik kamar mandi ini dipasang dengan mempergunakan adukan 1Pc :
3Ps,
4) Sebelum keramik tersebut dipasang, harus direndam dalam air sampai jenuh air
5) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang atau
ditentukanDireksi/Kosultan Pengawas


6. Pekerjaan Beton
6.1 Penjelasan Umum
Pekerjaan beton meliputi beton bertulang dan tidak bertulang. Pelaksanaan pekerjaan ini
harus benar untuk menghasilkan mutu beton yang baik sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam RKS.

6.2 Standar yang digunakan
a. Peraturan beton Bertulang Indonesia (PBI NI-2 1971)
b. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983
c. Standar Industri Indonesia

6.3 Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan
a. Bahan
1. Semen Portland
Portland cement yang digunakan dari jenis I menurut NI 8, type I menurut
ASTM dan memenuhi standart semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, merk yang dipakai tidak boleh ditukar, kecuali ada
persetujuan tertulis dari konsultan pengawas dan perwakilan UNDP.
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan tidak dalam keadaan
lembab.
Untuk menjaga mutu semen, cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat
penyimpanan bahan tersebut
2. Air
Air yang digunakan harus memnuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali, bahan organis dan
bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton. Dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang diminum.
3. Koral/Batu Pecah
Koral/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Mutu butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir pipih maksimal
20% berat, tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat-zat reaktif
alkali.
Koral tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.
Ukuran sisa diatas ayakan 31.5 mm, harus 0% berat, sisa diatas ayakan 4 mm
harus berkisar antara 90%-98% berat, selisih antara sisa-sia kumulatif di atas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60% dan minimal 10% berat.
4. Pasir
Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 bab 3
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.
Ukuran: Sisa diatas ayakan 4 mm minimal 2%berat, sisa diatas ayakan 2 mm
harus minimal 10% berat, sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara
80%-90% berat.

5. Besi Beton
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI NI-2 1971 dengan tegangan leleh 3.200 kg/cm atau
baja U32
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat. Apabila
terdapat karat harus dibersihkan tanpa mengurangi diameter penampang besi,
bisa digosok atau menggunakan bahan cairan sejenis Vikaoxy Off produksi
yang telah memenuhi SII atau yang setaraf dan disetujui pengawas.
Besi beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bebas dari
hubungan langsung dengan tanah lembab atau basah.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai
dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti
yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1mm
dan tidak bersepuh seng.
Toleransi ukuran yang diperkenankan:

Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat
yang diperbolehkan
Toleransi Diameter
Dibawah 10 mm 7 % 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm
(tapi tidak termasuk D
16 mm)
5 % 0,4 mm
16 mm sampai 28 mm 5 % 0,5 mm
29 mm dan 32 mm 4 % -

6. Kawat pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm seperti yang disyaratkan dalam
PBI NI-2 pasal 3.7
7. Admixture
Bahan tambahan dalam adukan beton (untuk pembetonan) pada umumnya harus
digunakan tricosal VZ (3 gr per kg semen) atau corplast R (3,5 cc per kg semen)

b. Bekisting dan Acuan
1. Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau
pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
2. Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan..
3. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan
papan tebal minimal 2.5 cm atau multiplek 18 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan
dolken diameter 8-12 cm, dapat digunakan dari mutu kayu klas II

4. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton.
5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas atau
jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
Bagian sisi balok : 48 jam
Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
Balok dengan beban konstruksi : 21 hari.

c. Pekerjaan Besi Beton
Ukuran-ukurannya diameter besi beton yang terpasang harus sesuai dengan
gambar rencana, sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan
persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak
diperkenankan.
Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam
konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang
dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari
laboratorium

d. Pengecoran Beton
1. Mutu beton struktur kolom, balok dan plat lantai digunakan mutu K-175. Kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
2. Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3
Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja,
lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan
gambar.
3. Jika hasil uji tekan beton tidak tercapai seperti yang diharapkan, kontraktor harus
membuat mix design beton dengan biaya sendiri.
4. Benda uji beton pada setiap 5 m3 beton sebanyak 3 buah benda ujiuntuk quality
control.
5. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum
12 cm.
6. Cara pengujian slump:
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan dan ditempatkan di atas kayu
yang rata atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya, kemudian adukan tersebut
ditusuk-tusuk sebanyak 25 (dua puluh lima) kali dan setiap tusukan harus
masuk dalam satu lapis yang di bawahnya.
Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (slump)
7. Dalam pelaksanaan pembuatan beton harus digunakan alat pengaduk Beton
molen. Pengadukanb eton dalam mixer tidak boleh kurang dari 3 (tiga) menit
terhutung setelah seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.

8. Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui
oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta
tenaga kerja
9. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya degrasi komponen-komponen
beton.
10. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

e. Perawatan Beton
1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971, NI-2 Pasal 6.6
2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan
untuk proses hidrasi semen serta pengerasan beton
3. Perawatan beton harus segera dimulai setelah pengecoran beton selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua)
minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus
dipertahankan supaya tidak melebihi 30
o
c.
4. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa
perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap
dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus, bisa dilakukan
memakai karung-karung basah atau dengan cara lainyang disetujui pengawas.
5. Cara pelaksanaan perawatan serta alat yang digunakan harus mendapat
persetujuan dahulu dari pengawas.

f. Benda-benda yang ditanam dalam beton
1. Tidak diperkenankan menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton
bila tidak ditunjukkan secara detail pada gambar. Dalam beton perlu dipasang
slip pada tempat-tempat yang dilewati pipa
2. Bila tidak ada detail dalam gambar/ petunjuk pengawas, tidak dibenarkan untuk
menanam saluran listrik dalam struktur beton
3. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur,
kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus
sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilakukan
4. Bagian-bagian ataau peralatan tersebut harus dipasang tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran.
5. Pemborong utama harus memberitahukan serta member kesempatan kepada
pihak lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
6. Rongga kosong atau bagian yang harus tetap kosong pada benda atau peralatan
yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi
beton, harus ditutupi bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan
pengecoran beton.



6.4 Pondasi Beton Bertulang
a. Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik penempatan
dengan menggunakan theodolit sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan
b. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran pondasi bertulang
c. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus
rapat..
d. Cek kelurusan begesting ( vertikal ) dengan tarikan benang.
e. Cek kelurusan begesting ( horisontal ) dengan tarikan benang.
f. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.
g. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.
h. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor.
i. Cor beton dan padatkan dengan vibrator.
j. Curing / perawatan beton.

6.5 Pekerjaan Sloof Beton
Urutan pelaksanaan
a. Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi penempatan.
b. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran sloof dilokasi fabrikasi.
c. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.
d. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus
rapat..
e. Cek kelurusan begesting ( vertikal ) dengan tarikan benang.
f. Cek kelurusan begesting ( horisontal ) dengan tarikan benang.
g. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.
h. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.
i. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor.
j. Cor beton dan padatkan dengan vibrator.
k. Curing / perawatan beton.

6.6 Pekerjaan Kolom Beton
Urutan pelaksanaan:
a. Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik penempatan
dengan menggunakan theodolit sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan.
b. Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat
warna yang jelas dan tahan lama.
c. Pasang sreed.
d. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran kolom lokasi fabrikasi.
e. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.
f. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus
rapat.
g. Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada bagian
atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak.
h. Cek kelurusan begesting ( vertikal ) dengan tarikan benang.
i. Cek kelurusan begesting ( horisontal ) dengan tarikan benang.
j. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.
k. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.

l. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor.
m. Cor beton dan padatkan dengan vibrator.
n. Curing / perawatan beton.

6.7 Pekerjaan Balok Beton
Urutan pelaksanaan:
a. Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik penempatan
dengan menggunakan theodilith sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan.
b. Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat
warna yang jelas dan tahan lama.
c. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran balok dilokasi fabrikasi.
d. Dilanjutkan dengan pemasangan perancah.
e. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.
f. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus
rapat.
g. Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada bagian
atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak.
h. Cek kelurusan begesting dengan tarikan benang.
i. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.
j. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.
k. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor
l. Cor beton dan padatkan dengan vibrator
m. Curing / perawatan beton

6.8 Beton Plat Lantai
a. Urutan Pelaksanaan Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi
atau titik penempatan dengan menggunakan theodilith sampai pada posisi dan elevasi
yang diinginkan.
b. Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat
warna yang jelas dan tahan lama.
c. Dilanjutkan dengan pemasangan perancah.
d. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran plat dilokasi pabrikasi.
e. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.
f. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus
rapat.
g. Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada bagian
atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak.
h. Cek kelurusan begesting dengan tarikan benang.
i. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.
j. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.
k. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor.
l. Cor beton dan padatkan dengan vibrator.
m. Curing / perawatan beton.


7. Pekerjaan Besi dan Alumunium
7.1 Pekerjaan Pintu dan Jendela
7.1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pembuatan kusen Pintu dan Jendela alumunium meliputi seluruh
detail yang dinyatakan/ditunjuk dalam gambar.
b. Item pekerjaan yang termasuk antara lain:
Pasang Kusen Alluminium
Pasang Pintu Kaca Rangka Aluminium
Pasang Pintu Alumunium KM
Pasang Pintu Besi
Pasang Railing Tangga
c. Ukuran kusen pintu dan jendela alumunium sesuai detail gambar.

7.1.2 Bahan-bahan
a. Kusen Alumunium
Produksi dari pabrik ex.Indalex, atau yang setara.
Mempunyai bidang halus, sejajar, tidak bergelombang-gelombang.
Pemasangan kusen alumunium pada lantai keramik, dinding bata dan
beton digunakan viser S7 tiap jarak 60 cm, pemasangan pada bidang
kayu sigunakan skrup panjang 6 cm tiap jarak 60 cm.
Rongga yang terjadi lebih besar dari 1.5 cm maka dinding harus
diratakan dan dibuat lurus terlebih dahulu dengan plesteran dan acian dan
dibenangi selebar kusen alumunium yang akan dipasang
Pemasangan sealent harus penuh, padat, rata, dan rajin pada bidang yang di

b. Daun Pintu dan Jendela Kaca Rangka Alumunium
Rangka pintu dan jendela :
Menggunakan profil alumunium ex. Indalex atau setara dengan finish
natural anodized yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
Bahan panel :
Untuk panil di gunakan bahan kaca dari produk dalam negeri ex
Asahi Mas atau setara, mutu AA, dan yang memenuhi persyaratan dalam
PUBI 82 pasal 63 & SII 0189-78.
Digunakan kaca berwarna atau clear (sesuai yang dinyatakan gambar)
tebal minimum 5 mm untuk jendela dan tebal 8 mm untuk pintu atau sesuai
dengan yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

7.1.3 Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Bagian dinding/tembok yang akan dipasang kusen alumunium harus rata,
siku dan timbang (dikerjakan oleh alat pengukur datar atau tegak) dan sudah
difinishing oleh cat tembok.

c. Pemotongan alumunium harus benar-benar membentuk sudut 45 derajat,
tidak diperkenankan miring-miring.
d. Pemasangan daun pintu dan jendela alumunium pada setiap sudut
pertemuannya diberi penguat dari bahan kayu atau atas petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
e. Pertemuan antara dua sudut benarbenar pas/presisi, lalu diikat dengan mata
bor rivert.
f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran,
bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela.
g. Detail kosen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan
type pintu/jendela yang akan terpasang.
h. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
i. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
j. Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca harus rapi, rapat,
tidak bercelah dan tegak lurus.
k. Sekeliling tepi kaca yang terlihat berbatasan dengan dinding dan pertemuan
antar kaca agar diberi sealant mutu baik supaya kedap air dan suara.

8. Pekerjaan Kunci dan Kaca
8.1 Lingkup Pekerjaan
a. Dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu, baik dan sempurna.
b. Item pekerjaan yang termasuk antara lain:
Pasang engsel pintu
Pasang engsel jendela
Pasang grendel jendela
Pasang hak angin
Pasang kaca bening tebal 5 mm
Pasang kaca buram tebal 5 mm
Pasang handle pintu

8.2 Bahan-bahan
a. Semua penggantung dan pengunci menggunakan produksi dari pabrik
SOLID atau yang setara.
b. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam
dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui
Direksi/Kosultan Pengawas.
c. Mekanisme kerja dari sernua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
d. Perlengkapan daun pintu :
Engsel (butt hinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu single dan
6 buah untuk pintu double. Pada daun jendela minimum dipasang 2 buah setiap
daunnya.
Assesories Handle

e. Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu. Setelah kunci
terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel
pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

a. Pelaksanaan
b. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus
disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantal ke
atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara dua engsel tersebut.
d. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik. Tanda pengenal anak
kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
e. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,
dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.

8.3 Pekerjaan Kaca
8.3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
detail gambar.Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan kaca yang termasuk dalam Rehab Puskesmas Pembantu antara lain:
- Pasang kaca polos tebal 5 mm
- Pasang kaca buram tebal 5 mm
- Pasang cermin wastafel

8.3.2 Bahan
a. Bahan kaca
Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SH 0189/79 dan PBVI 1982.
Kaca jendela dipakai t = 5 mm dan warna sesuai dengan gambar dan
persetujuan direksi/pengawas.
Pintu kaca menggunakan kaca t = 8 mm dan warna sesuai dengan
gambar dan persetujuan direksi/pengawas.
Bahan untuk cermin menggunakan Clear Float Glass, tebal 6 mm.
Disatu permukaannya dilapisi Chemical Deposited Silver. Permukaan harus
bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya.
b. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampau toleransi seperti yang ditentukan
pabrik
c. Kaca harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi
kesikuan yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter
d. Cacat-cacat
Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan
dari pabrik.
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.

Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke
arah luar/dalam).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave), benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandang, dan gelombang adalah permukaan
kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.
Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA


8.3.3 Pelaksanaan
a. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda agar mudah diketahui. Tanda-tanda tersebut tidak boleh
menggunakan kapur, melainkan harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem aci.
c. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
d. digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
e. Pada tiap pemasangan kaca harus selalu digunakan karet kaca dan sealent yang
rata , rapi dan rapat.
f. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong, kaca khusus.
g. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke
dalam alur kaca pada kosen.
h. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak
dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
i. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui
kosen, harus diisi dengan lem silikon warna transparant dan hitam ex General
Electric. Cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti
yang dikeluarkan pabrik.
j. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan
bekas goresan.
k. Kaca yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua
yang terpasang harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Jenis cermin
sesuai dengan yang telah disebutkan dalarn syarat pemakaian bahan material
dalam RKS.

9. Pekerjaan Langit-langit
9.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pasang besi penggantung plafond (besi double canal 150.65.20.3,2)
b. Pasang kalsiboard t. 4,5 mm rangka galvalum
c. Pasang list gypsum t = 12 cm


9.2 Bahan-bahan
a. bahan kalsiboard atau setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK
b. Pola pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar
c. Pengendalian pekerjaan sesuai dalam PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII.0404-81 dan
NI-5

9.3 Pelaksanaan pekerjaan
a. Bahan yang digunakan harus diserahkan contohnya dan memperoleh persetujuan
pengawas.
b. Material pendukung yang tidak terdapat dalam bahan diatas harus disetujui
direksi/konsultan pengawas.
c. Sebelum pekerjaan plafond dikerjakan, pekerjaan yang terletak diatasnya harus sudah
terpasang sempurna.
d. Pola pemasangan plafond dan list profil gypsum sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
e. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung
maksimum 120 cm.
f. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm
g. Pekerjaan langit-langit gypsum board, tanpa sambungan rangka langit-langit dari besi
h. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi seuai rekomendasi pabrik.
i. Bidang pemasangan plafon harus rata/waterpass, tanpa naad. Hasil pemasangan harus
benar-benar rapi
j. Lubang-lubang bekas paku dan seluruh permukaan langit-langit harus diplamir dengan
plamir kayu diamplas rata dan halus sehingga pengecatan dapat berhasil dengan
sempurna
k. Pada bagian tepi plafon dipasang list bentuk profil ukuran sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai yang
disyaratkan.

10. Pekerjaan Atap
10.1 Pekerjaan Konstruksi rangka atap
10.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan ereksi
(erection), seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam
gambar kerja meliputi :
a. Pekerjaan rangka atap galvalum ex. Bluescope
b. Pekerjaan genteng karang pilang
c. Pekerjaan bubungan genteng karang pilang
d. Pemasangan talang seng galvalum t = 0.3 mm
e. Pemasangan kalsiplang 1/30 cm
10.1.2 Bahan-bahan
Material struktur rangka atap :
a. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
Baja Mutu Tinggi G550

Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa
Modulus Elastisitas : 2,1 x 10
5
MPa
Modulus Geser : 8 x 10
4
MPa
b. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) : Lapisan pelindung seng
dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan komposisi sebagai berikut :
55 % Aluminium (Al)
43,5 % Seng (Zinc)
1,5 % Silicon (Si)
Ketebalan Pelapisan: 50 gr/m
2
dan 150 gr/m
2
(AZ 50 AZ 150)
c. Profil Material :
Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah produk dari ex.
Bluescupe, BHP, Pryda ( setara )
Talang jurai dalam (valley gutter)
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar
baja 0.45 dan telah dibentuk menjadi talang lembah.

10.1.3 Rencana Kerja
a. Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat
serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan
standard batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel
Structure Design).
b. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari
material baja yang akan digunakan serta dokumen data-data produk.
c. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran
pada gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.
d. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan
harus diganti kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan
kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat
dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal,
dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus
dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah.
e. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Pengawas
dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah
kurang.
f. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi
di workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor
g. bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan
pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.

10.1.4 Persyaratan Konstruksi

a. Sambungan : Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan
untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling
screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)
b. Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalah type 12
14x20. dengan ketentuan sebagai berikut :
Diameter ulir : 12 Gauge (5,5 mm)
Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 14 TPI
Panjang : 20 mm
Ukuran kepala baut : 5/16 (8 mm hex. socket)
Material : AISI 1022 Heat treatedcarbon steel
Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
Kuat torsi minimum (Torque, min): 13.2 kNm
c. Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10- 16x16,
dengan ketentuan sebagai berikut:
Diameter ulir : 10 Gauge (4,87 mm)
Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI
Panjang : 16 mm
Ukuran kepala baut : 5/16 (8 mm hex. socket)
Material: AISI 1022 Heat treated carbon steel
Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada
gambar kerja.
Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.
d. Pemotongan material
Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan
yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
Alat potong harus dalam kondisi baik
Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

10.2 Pekerjaan Penutup Atap (Genteng)
10.2.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
pelengkapan atap, serta alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

10.2.2 Bahan
Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini memakai genteng Karangpilang ex Malang
atau yang setara, dan Nok bubungan.


10.2.3 Syarat Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh dari material yang akan digunakan
sebelum dimulainya pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman atau
standard bagi Direksi untuk memeriksa atau menerima bahan-bahan yang
akan dikirim oleh Penyedia Jasa ke lapangan.
c. Genteng akan dipasang setelah pekerjaan rangka atap selesai dikerjakan
demikian juga pemasangan usuk dan reng telah lengkap terpasang.
d. Pemasangan genteng harus bersih, lurus dan rapi, demikian pula
pemasangan nok sehingga tidak menimbulkan kebocoran terutama pada
sambungan.
e. Genteng maupun bubungan yang cacat tidak boleh dipasang dan harus segera
diganti) Pemasangan genteng maupun bubungan serta kelengkapan lainnya
harus mengikuti prosedur yang dipersyaratkan oleh pabrik dan gambar detail
untuk pekerjaan ini.
f. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dan
berpengalaman pada pekerjaan tersebut.
g. Peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang digunakan untuk pelaksanaan
h. pekerjaan pemasangan genteng maupun nok tersebut harus disiapkan, dan
sesuai standard (SII).
i. Pemasangan genteng maupun Nok harus mengikuti semua prosedure yang
ditentukan dari pabrikan pembuatnya. Pemasangan genteng maupun Nok yang
akan dikerjakan pada atap dimaksudkan untuk menyempurnakan penutup atap
atau memperindah konstruksi atap.

10.3 Pekerjaan Lisplank
10.3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, serta alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna
10.3.2 Persyaratan bahan
Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini memakai bahan kalsiplank motif kayu, dengan
ukuran 8/30 mm
10.3.3 Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pemasangan, kontraktor agar
meneliti gambar-gambar dengan kondisi di lapangan.
b. Pemasangan listplang harus mengikuti semua prosedure yang ditentukan.
c. Pemasangan lisplang yang akan dikerjakan pada atap dimaksudkan untuk
menutup pingiran atap atau memperindah konstruksi atap.
d. Lisplank dipasang tegak (vertikal) pada rangka penyangga listplank dengan
konsol-konsol beton yang sesuai di dalam jumlah yang cukup untuk
menyangga berat, sisi permukaan yang halus diletakkan di bagian luar
e. Bidang permukaan listplank harus tampak lurus dan rata
f. Pertemuan antara dua sudut harus siku tidak boleh terdapat celah dan retak
dengan bahan grounting

10.4 Pekerjaan Atap

10.4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, serta alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
10.4.2 Bahan
a. Rangka menggunakan besi hollow kualitas baik.
b. Penutup atap menggunakan polycarbonate
10.4.3 Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pemasangan, kontraktor agar
meneliti gambar-gambar dengan kondisi di lapangan.
b. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dan
berpengalaman pada pekerjaan tersebut.
c. Peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan pemasangan canopy tersebut harus disiapkan, dan sesuai standard.

11. Pekerjaan Pengecatan
11.1 Bahan-Bahan
a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
b. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-
hal yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
Segel kaleng
Test laboratorium
Hasil akhir pengecatan
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Pemborong.

11.2 Pengecatan Dinding baru
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan atau bagian lain yang ditentukan gambar
b. Untuk dinding luar bangunan watershell dan dinding dalam bangunan, warna akan
ditentukan kemudian
c. Sebelum dinding diplamir, plesteran harus sudah betul-betul kering, tidak ada retak-
retak dan Kontraktor meminta persetujuan Direksi
d. Pekerjaan plamir dilakukan dengan pisau plamir baja tipis dan lapisan plamir dibuat
setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata

11.3 Pengecatan Plafond
a. Cat yang digunakan memenuhi persyaratan NI-3 dan NI-4
b. Plamur yang digunakan adalah plamur dinding.
c. Setelah bahan langit-langit terpasang, permukaan langit-langit (plafond) dibersihkan
dari berbagaimacam kotoran, lubang-lubang paku/skrup telah diisi dan diratakan dan
telah diamplas sampai halus,lalu diberi lapisan cat dasar sebanyak 1 lapis sampai
benar-benar rata. Setelah lapisan alkaliresisting primer dan telah mengering lalu
diamplas halus

d. Setelah seluruh permukaan plafond diamplas halus, lalu diberi lapisan cat sampai
benar-benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi /
Pemberi Tugas / Perencana
e. Cara pengecatan dan pengecatan cat mengikuti technical data dari pabrik cat.-
Pengecatan halus menggunakan roiler, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat
tertentu saja.
f. Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik
cat.
g. Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah
mendapatkan rekomendasi/ pengawasan dari produksi cat
h. Sambungan-sambungan eternit harus diberi epoxy resin agar tidak terlihat sebagai
retakan sesudah dicat.

11.4 Pengecatan Kayu
a. Pekerjaan pengecatan kayu harus memakai bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS
atau telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas
b. Warna cat kayu yang digunakan sesuai dengan yang terdapat dalam RKS jika tidak
disebutkan maka harus melalui persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar dipersiapakan sesuai persyaratan
pabrik cat.
d. Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan, pastikan bidang permukaa yang akan di cat
bersih. Bebas dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang melekat. Serta dalam
keadaan kering.

12. Pekerjaan Instalasi Air
12.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan serta alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan. Macam pekerjaan
sesuai dengan yang dinyatakan dalam detail gambar serta uraian dan syarat yang
ditentukan.

12.2 Bahan
a. Kloset duduk kw. A
b. Pasang wastafel kw. A
c. Pipa PVC berukuran sesuai gambar rencana. Pipa yang digunakan hasil produksi ex
Wavin, Pralon, Rucika, Maspion, atau merk lain yang setara yang sudah mendapat
klasifikasi S11.
d. Wall Shower
e. Kran air
f. Kaca cermin wastafel
g. Kaca cermin yang dipasang memiliki ketebalan 5 mm, permukaan rata, tidak
bergelmobang dengan bentuk & ukuran sesuai gambar rencana

12.3 Peralatan yang digunakan
a. Mesin Las
b. Gerinda Tangan

c. Bor Duduk & Bor Tangan
d. Takel
e. Kunci Pipa, Kunci pas
f. Mesin Senai
g. Gergaji
h. Amplas
i. Lem PVC
j. Shell tape

12.4 Pelaksanaan
a. Peralatan sanitair
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pasang kloset jongkok, pasang kloset
duduk, pasang urinoir, pasang wastafel, kitchen zink, afour, kran.
Syarat pelaksanaan:
1) Peralatan sanitair sebelum dipasang harus ditunjukkan pada perencana/MK beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapat persetujuan.
2) Sebelum pemasangan dimulai kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, dan
detail-detail sesuai dengan gambar
3) Untuk pemasangan wastafel, kedudukannya harus diukur dengan waterpas.
Hubungan wastafel dengan saluran pembuang tidak diijinkan ada kebocoran dan
pembuangan air harus lancar.
4) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain dari stainless steel, penutup
lantai harus dilubangi dengan rapi menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai dengan floor drain tersebut, hubungan floor drain dengan lantai atau
beton menggunakan perekat beton kedap air. Setelah floor drain terpasang,
pasangan harus rapi dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran
pada lantai
5) Bak control dipasang dengan ketinggian sesuai gambar, dipasang angker baut
sehingga perletakannya kuat.
6) Kitchen zink, kloset-kloset harus sesuai RKS dan gambar rencana.

b. Pekerjaan Bak Kontrol
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pasang bak control pasangan batu bata
ukuran 30 x 30 dan ukuran 45 x 45
Syarat Pelaksanaan
1) Buat galian dengan ukuran dan posisi seperti yang tertera dalam gambar detail
2) Buat pasangan bata dengan ukuran dan detail seperti pada gambar

c. Pasang Kaca Wastafel
1) Kaca cermin wastafel yang dipasang harus mempunyai ketebalan, permukaan
yang rata, tidak bergelombang dengan bentuk ukuran sesuai dengan gambar
rencana.
2) Potong kaca dengan ukuran seperti yang tertera pada gambar/penjelasan dalam
RKS, jika tidak ada pastikan pekerjaan tersebut telah mendapat persetujuan
pengawas/direksi

3) Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

d. Pekerjaan Pemipaan
Yang termasuk dalam pekerjaan pemipaan dalam hal ini antara lain:
1) Memasang pipa PVC tipe D
2) Memasang pipa PVC tipe D, 3
3) Memasang pipa PVC tipe D, 4
Pelaksanaan:
1) Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk yang
keluar dari pipa tersebut, tidak ada rongga udara, letaknya lurus rata.
2) Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan
keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
3) Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
4) Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5) Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
6) Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
7) Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
8) Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik.
9) Pipa-pipa panjang tak bersambung harus dipakai pada konstruksi saluran-saluran
pipa (sesuai dengan panjang pipa normalisasi).
10) Pipa-pipa vertical harus ditumpu dengan klemp dan dibuat dengan jarak yang tidak
lebih dari 2.5 m. Pipa yang tidak ditanam dalam tanah/tembok, lantai dan tempat-
tempat diatas plafond yaitu untuk pipa mendatar dan pipa tegak lurus harus
menggunakan penggantung (hanger) atau penyanggah (support) terbuat dari
besi/baja kanal serta uklem yang sesuai dengan diameternya agar inklinasinya tetap
dan mencegah timbulnya getaran
11) Pemasangan Pipa Air Kotor menuju Septictank yang melewati saluran
keliling harus ditempatkan di bawah saluran, sehingga Elevasi Septictank
menyesuaikan dengan Posisi pipa Air Kotor.
12) Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.
Dibersihkan sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran


13. Pekerjaan Instalasi Listrik
13.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan elektrikal meliputi :
a. Pemasangan stop kontak
b. Pemasangan saklar tunggal
c. Pemasangan saklar ganda

d. Pemasangan titik lampu SL Tornado Spiral 24 watt
e. Pemasangan titik lampu SL Tornado Spiral 10 watt

13.2 Bahan-bahan
a. Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan adalah kabel yang telah memenuhi
SPLN. Jenis kabel yang digunakan adalah Kabel NYA 2,5 mm.
b. Lampu yang digunakan adalah produk ex Philips atau merk lain yang setara
yang sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Saklar, Stop Kontak dan Fitting yang digunakan adalah ex Broco atau merk lain yang
setara yang sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

13.3 Ketentuan Pelaksanaan
a. Semua kabel yang terletak diatas langit-langit dalam pipa conduit, pada jarak tertentu
harus diperkuat dengan Dop Porselint yang disekrup kuat pada rangka langit-langit.
Untuk kabel-kabel yang berhubungan dengan dinding, harus dilindungi dengan pipa
PVC dia dan tertanam pada dinding. Penarikan kabel harus dilaksanakan
sedemikian rupa, sehingga rapi dan teratur.
b. Panel Penerangan dipasang pada setiap bangunan dengan jumlah group pada
setiap panel, sesuai dengan yang tercantum pada Gambar kerja. Setiap panel
dilengkapi dengan kabel arde, (pertahanan) BC 16 mm, tertanam didalam tanah,
sehingga mempunyai tahanan pertahanan maksimal sebesar 2 ohm yang di ukur
setelah minimal tidak hujan selama 7 (tujuh) hari.
c. Komponen-komponen panel yang digunakan adalah produksi dalam negeri yang telah
memenuhi SPLN & LMK.
d. Seluruh pekerjaan elektrikal ini, harus dikerjakan oleh instalatur yang ahli dan
berpengalaman serta memiliki sertifikat dari PLN setempat yang masih berlaku.
Instalatur listrik harus melakukan testing atas seluruh instalasi yang dikerjakan
dengan disaksikan oleh direksi. Instalasi listrik yang dipasang, dipersiapkan
untuk dapat menahan tegangan sebesar 220 Volt.
e. Selama pemeliharaan instalasi listrik adalah selama 3 (tiga) bulan, terhitung
sejak dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan elektrikal secara keseluruhan.
Selama masa pemeliharaan tersebut, instalatur listrik berkewajiban untuk
melaksanakan perbaikan / penyempurnaan atas kerusakan / cacat yang timbul
selama masa pemeliharaan tersebut. Pekerjaann elektrikal dapat diterima oleh pihak
direksi, apabila disertai bukti-bukti hasil pemeriksaan dari PLN setempat serta
gambar-gambar revisi yang disahkan oleh PLN setempat.
f. Untuk pemasangan kabel-kabel dan komponen-komponen lainnya yang harus
tertanam di dalam dinding / plesteran, maka pelaksanaannya harus dilakukan
sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan.

13.4 Pelengkap Penerangan
Pihak kami akan menyiapkan dan menginstalasi pelengkap penerangan secara lengkap
untuk setiap saklar lampu dan stop kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar atau BQ
13.4.1 Pasang Stop kontak
Stopkontak biasa dilengkapi dengan penutup, bentuk persegi ukuran 80 80 mm
tipe pemasangan tenggelam ke dinding (inbow), pole terdiri atas phase 50 Hz

dengan rating arus 10 ampere. Kualitas setara Broco. Inbow doos yang
dipergunakan dari bahan plat
13.4.2 Pasang Saklar
Sakelar berbentuk persegi dengan ukuran 80 80 mm dengan swicth piano,
rating arus 10 ampere, tegangan 220 volt, type pemasangan tenggelam dalam
dinding

13.5 Lampu-lampu
Jenis dan bentuk lampu penerangan ini berikut pelengkapnya yang dipasang di
beberapa lokasi sesuai dengan yang ada dalam gambar. Pelengkap penerangan
(rumah lampu), condenser, ballast, tabung dan starter sesuai dengan persyaratan
spesifikasi teknis. Merk lampu yang dipakai PHILIPS atau yang setara dengan itu
dengan persetujuan Pengawas/direksi



1. Penempatan Batu Bata
Menempatkan batu bata dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut :
a. Penempatan batu bata sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan
b. Diusahakan dilokasi yang datar
c. Penumpukan batu bata maksimum 50 tumpukan dan disusun dengan cara selang-seling
d. Penempatan harus rapi
e. Batu bata yang datang lebih dulu dipakai lebih dulu untuk menghindari tumbuhnya
lumut pada batu bata yang lama tersimpan
f. Memberi tanda pada batu bata, misalnya : asal batu bata, tanggal terima dan status
g. Contoh penempatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar :
PENEMPATAN BATU BATA




METODE PENEMPATAN MATERIAL D.

2. Penempatan Split (Bata Pecah)
Menempatkan split dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut :
a. Lokasi tanah diusahakan yang datar dan beresiko kecil terhadap terjadinya
hujan/genangan air hujan.
b. Bila diperlukan diberi alas yang memadai, disesuaikan dengan kondisi lokasi
c. Diberi pengaman ditepinya untuk mencegah split tercecer
d. Diberi tanda dan status pada setiap kelompoknya, misal : asal pasir, tanggal terima,
sudah ditest/inspeksi/belum.
e. Contoh penempatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar :

PENEMPATAN KERIKIL PARTAI KECIL

PENEMPATAN KERIKIL PARTAI BESAR


3. Penempatan Pasir
Menempatkan pasir dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut :
a. Lokasi tanah diusahakan yang datar dan beresiko kecil terhadap terjadinya
hujan/genangan air hujan.
b. Bila diperlukan diberi alas yang memadai, disesuaikan dengan kondisi lokasi
c. Diberi pengaman ditepinya untuk mencegah pasir tercecer
d. Diberi tanda dan status pada setiap kelompoknya, misal : asal pasir, tanggal terima,
sudah ditest/inspeksi/belum.
e. Contoh penempatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar :

PENEMPATAN PASIR PARTAI KECIL


PENEMPATAN PASIR PARTAI BESAR



4. Penempatan Besi Beton
Menempatkan besi beton dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut:
a. Diberi alas/landasan yang memadai
b. Penempatan besi beton dikelompokkan menurut diameter atau ukuran dan jenis beton
c. Penyimpanan di tempat yang aman dan terlindung (misal diberi penutup terpal atau
ditempatkan di loss kerja)
d. Bila terdapat beberapa jenis diameter beri tanda pada tiap kelompoknya
e. Contoh penempatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar:

POTONGAN MELINTANG

5. Penempatan Semen
Menempatkan semen dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut :
a. Semen yang masuk lebih dulu, harus dipakai dahulu, sehingga harus disediakan jalan
antar tumpukan semen untuk mempermudah pengambilan.
b. Penumpukan semen paling tinggi 10 trap
c. Penempatan semen tidak boleh langsung menyentuh tanah, harus diberi alas dengan
konstruksi yang memadai.
Penyimapanan dilakukan di dalam gudang yang memadai sehingga terhindar dari
kerusakan/kehilangan akibat cuaca/lingkungan.




1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada pasal 2.2.2.4).

2. Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang tidak memenuhi toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 2.2.2.3) dari Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
dengan biaya sendiri dan dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Bilamana kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan terganggu atau
rusak, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan oleh kelalaian Penyedia
Jasa, maka Penyedia Jasa harus mengganti dengan biayanya sendiri untuk setiap
pekerjaan yang terganggu atau rusak. Penyedia Jasa tidak bertanggungjawab atas
kerusakan yang timbul berasal dari alam seperti angin topan atau pergeseran lapisan
tanah yang tidak dapat dihindarkan, dengan syarat pekerjaan yang rusak tersebut telah
diterima dan dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan telah selesai.

3. Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal
2.2.4.1) di atas, Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari
semua pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk drainase yang telah selesai dan
diterima selama sisa Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan
pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini
dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7

PENGENDALIAN MUTU E.


Demikian metode pelaksanaan yang dapat kami sampaikan, apabila kami ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan ini kami akan melaksanakan pekerjaan konstruksi ini sesuai metode
yang kami tawarkan, dan kami menerima koreksi apabila metode pelaksanaan yang kami
sampaikan terdapat kekurangan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan. Atas
perhatiannya kami sampaikan terima kasih


Malang, 30 Mei 2014
CV. ANDIKA PERKASA





SUDIONO, ST
DIREKTUR

PENUTUP F.

Вам также может понравиться