Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN

PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM




DOSEN PEMBIMBING :
KHAIRIL YANUAR, MT

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD HAITAMI
S03120059




KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
TAHUN 2014
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 1


KATA PENGANTAR


Pertama-tama penulis mengucapkan segala puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat izin-Nya tugas Laporan
Pekerjaan Struktur Kolom ini dapat disusun. Tugas ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah T. Pelaksanaan Bang. Gedung
pada semester 4 tahun ajaran 2014. Adapun tujuan dari diberikannya
tugas ini adalah untuk lebih memahami dan mengetahui penerapan
dari mata kuliah T. Pelaksanaan Bang. Gedung .

Laporan Kerja Praktek ini merupakan rangkuman dari hasil
pengamatan penulis di lapangan, yang meliputi
perencanaan, penggunaan alat dan bahan, pelaksanaan pekerjaan dan
pengendalian pekerjaan, dimana tinjauan khusus pada laporan ini
adalah pekerjaan struktur kolom. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik kepada semua pihak agar tugas ini
menjadi contoh yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga
tugas ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhir kata saya ucapkan
selamat membaca dan terima kasih telah meluangkan waktunya untuk
membaca laporan ini.







Banjarmasin, Mei 2014




Penulis
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PERENCANAAN PROYEK ....................................................... 3
1.1 LOKASI PROYEK ...................................................................... 3
1.2 TINJAUAN UTAMA .................................................................. 3
BAB II ALAT DAN BAHAN ..................................................................... 5
2.1 TINJAUAN UMUM .................................................................... 5
2.1.1 BAHAN BAHAN KONSTRUKSI ................................ 5
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM .................... 9
3.1 PEKERJAAN KOLOM ............................................................. 9
BAB IV FOTO LAPANGAN ...................................................................... 15













POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 3

BAB I

PERENCANAAN PROYEK


1.1 LOKASI PROYEK
Proyek pembangunan Ruko di Jl. Sultan Adam, Banjarmasin.


1.2 TINJAUAN UTAMA
Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting
sebelum dilaksanakannya suatu proyek. Tahapan awal ini dilakukan supaya
tindakan yang diambil dalam pelaksanaan suatu proyek tidak merugikan, oleh
karena itu perencanaan harus dibuat sematang mungkin dan dalam pelaksanaan
harus diserahkan pada orang atau badan usaha yang benar-benar ahli
dan berpengalaman dalam bidangnya serta mempunyaireputasi yang baik.

Tahap perencanaan merupakan tahap yang penting dalam
proses pelaksanaan suatu proyek karena perencanaan berkaitan dengan tahap
sebelumnya yaitu survey (pengamatan dan penyelidikan, selain itu tahap
perencanaan mempunyai kaitan ke depan,yaitu pada construction
(pelaksanaan), operation (pengoperasian atau pemakaian), maintenance
(pemeliharaan). Kegiatan ini sangat penting sebelum dimulainya sebuah proyek.
Perencanaan suatu proyek harus dibuat secermat dan seteliti mungkin, karena
bila terjadi kesalahan perencanaan ataupun urutan proses yang tidak benar dapat
menyebabkan terjadinya kerugian. Perencanaan yang matang sebelum
dimulainya suatu pekerjaan proyek tidak hanya menghemat biaya tetapi juga
dapat menghemat waktu dan tenaga. Pelaksanaan di lapangan seringkali
berbeda dengan perencanaan, sehingga pengalaman kerja pelaksana di lapangan
sangat dibutuhkan sebagai unsur penunjang dalam menghadapi berbagai
masalah yang ada di lapangan. Perencanaan dan persiapan yang matang
sebelum pelaksanaan proyek merupakan tindakan yang seharusnya dilakukan
pemilik proyek untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan.
Perencanaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Konstruksi harus kuat dan aman
b) Mutu pekerjaan terjaga dengan baik
c) Pekerjaanselesai sesuai dengan waktu yang direncanakan
d) Biaya pelaksanaan seefisien dan seekonomis mungkin.
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 4

Perancangan proyek yang baik haruslah didukung komitmen bersama untuk
dapat melaksanakannya secara konsekuen. Untuk itulah perlu adanya rapat-
rapat koordinasi sehingga menghasilkan kesepakatan mengenai mutu yang ingin
dicapai bersama. Perencanaan suatu proyek dilaksanakan dalam beberapa tahap.
Tahap pertama yaitu melakukan survey di lapangan dan penyelidikan tanah
yang dilakukan di laboratorium, sedangkan tahap perencanaan
merupakan kelanjutan dari studi kelayakan tahap tersebut, dimana dalam
tahap perencanaan ini merupakan kerangka landasan untuk pekerjaan-pekerjaan
selanjutnya. Tahap-tahap perencanaan pembangunan suatu proyek antara lain:

1. Tahap Pra Rencana
Tahapan ini terdiri dari gambar-gambar sketsa atau merupakan outline
dari bangunan berikut dengan perkiraan biaya proyek. Gambar-gambar
tersebut dikembangkan lebih rinci lagi untuk dapat dipakai sebagai dasar
pembahasan berikutnya.
2. Tahap Perencanaan
Tahap ini terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar pra
rencana dangambar-gambar dasar dengan skala yang lebih besar.
Kemudian gambar-gambar ini dikembangkan lagi menjadi gambar-
gambar detail yang dilengkapi dengan uraian kerja dan syarat-syarat serta
perhitungan anggaran bangunan.
3. Pembuatan gambar-gambar detail
Merupakan gambar detail yang menjelaskan secara rinci
pekerjaankonstruksi, disamping sebagai dasar pelaksanaan dan juga
dipakai sebagaidokumen lelang. Gambar-gambar detail ini dibuat oleh
konsultanperencana.
4. Pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat
Rencana kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara lain
material, peralatan, tenaga kerja, maupun mutu dari pekerjaan.
5. Perhitungan anggaran biaya
Anggaran biaya merupakan perhitungan biayayang dibutuhkan untuk
bahan,upah, dan biaya lain dalam pelaksanaan proyek.










POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 5

BAB II

ALAT DAN BAHAN


2.1 TINJAUAN UMUM
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek
memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya.
Pengadaan bahan bangunan dan alat kerja disesuaikan dengan tahapan
pekerjaan yang sedang berlangsung. Penempatan material yang tepat dan efisien
perlu diperhatikan untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di
samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung
efektifitas kerja dan keselamatan kerja. Penyedia (supplier) bahan bangunan
sebaiknya mudah ditempuh darilokasi proyek sehingga akan menghemat waktu
dan biaya pengangkutan. Selain itu ketersediaan bahan bangunan (stocking
material) harus selalu di kontrol untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan akibat terlambatnya pengadaan bahan bangunan. Penempatan
material harus disesuaikan dengan sifat bahan sehingga resiko kerusakan bahan
bangunan sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan
yang peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan baja tulangan. Alat
kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek. Alat kerja
membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan
dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapat mempercepat waktu
pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu
pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan alat kerja harus
diperhatikan agar kerusakan alat kerja dapat dihindari.


2.1.1 BAHAN-BAHAN KONSTRUKSI

Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga
akandidapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu
perludiperhatikan juga penyimpanan dan penumpukan di gudang agar tidak
terjadi penurunan kualitas material baik disebabkan karena faktor cuaca maupun
lamanyawaktu penumpukan di gudang.



POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 6

1. BAJA

Baja pada proyek ini terdiri dari penulangan beton bertulang. Baja yang
digunakan untuk rangka baja terdiri dari bermacam-macam profil.
Penyi mpanan baja tulangan dilet akan di atas bantal an balok kayu
yang terletak di atas tanah untuk menghindari korosi pada tulangan akibat
reaksi dengan air tanah.



2. SEMEN

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi,
antara lain digunakan untuk pasangan batu kali, lantai kerja dan
plesteran. Selain itu, semen jenis tertentu juga bisa dipakai untuk bahan
finishing. Ha l h a l ya n g perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan
semen:
1. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus
dijaga agar tidak lembab.
2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak
(kantong) aslidari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
3. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal
10 zak. Halini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada
tumpukan yang paling bawah, akibat beban yang berat dalam waktu yang
cukup lama sebelumdigunakan sebagai bahan bangunan.
4. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhimutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 7

penggunaan semen secarateliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus
dipergunakan terlebih dahulu.
5. Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukup ventilasinya
Adapun Semen yang digunakan untuk pembuatan Kolom adalah Semen
Gresik.




3. KAWAT BENDRAT

Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar
dapatmembentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang
digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis
kawat agar lebihkuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling
terikat dengan kuatmaka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang
baik dan tidak mudah putus.
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 8

4. TEODOLITH
Teodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan
as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang
dibuattidak miring. Teodolith juga digunakan sebagai alat untuk menjaga
kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.
















POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 9

BAB III

PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM

3.1 PEKERJAAN KOLOM
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi
untuk memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun beban momen,
baik yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom
yangdirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar
bebannya, maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban
tersebut antara lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok
dan plat lantai serta beban hidup. Kolomkolom struktur pada bangunan ini
dirancang bentuk persegi.

Konstruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton bertulang.. Untuk
dimensi kolom, semakin ke atas dimensinya akan diperkecil. Akan tetapi tidak
berarti bahwa pada setiap perubahan lantai akan terjadi perubahan dimensi. Hal
ini dapat dilihat pada pemasangan tulangan kolom untuk tiap lantai berikutnya.
Maksud dari pengecilan dimensi kolom ini yaitu untuk mengurangi beban
sendiri dari struktur, yang dimana pengurangan dari dimensi kolom tidak akan
mempengaruhi kekuatan dan kekokohan struktur.

Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah
penentuan as kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom,
pemasangan bekistingkolom, pengecoran kolom, dan pembongkaran
bekisting kolom.














POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 10














1. PENENTUAN AS KOLOM
Titiktitik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran
dan pematokan, yaitu marking berupa titik-titik atau garis yang digunakan
sebagaidasar penentuan letak kolom. Cara penentuan as-as kolom pada lantai
Ground adalah dengan menggunakan alat teodolith, yaitu dengan menentukan
letak as awal dan kemudian dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang
telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as-as ini harus selalu dikontrol
karena ada kemungkinan satu dan lain hal, as-as tersebut berubah dari yang
telah dibuat. Garis bantu berupa marking lurus pada plat lantai membantu dalam
penentuan as kolom ini. Marking ini menggunakan benang yang bertinta hitam
sehingga saat disentuhkan ke plat akan membentuk garis hitam.





Penentuan As Kolom
Pembuatan Tulangan Kolom
Pemasangan Tulangan Kolom
Pembuatan Bekisting Kolom
Pemasangan Bekisting Kolom
Pengecoran
Pembongkaran Bekisting Kolom
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 11

2. PEMBUATAN TULANGAN KOLOM
Langkah pekerjaan pembuatan tulangan kolom adalah sebagai berikut:
1) Tulangan dengan ukuran sesuai gambar kerja (shop drawing)
didatangkan oleh pihak logistik ke lokasi proyek sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan di lapangan.
2) Pemotongan tulangan dilakukan dengan bar cutter dan pembengkokan
tulangan dilakukan dengan mengunakan bar bender.
3) Pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan
ketentuan pendetailan tulangan. Panjang tulangan yang diperlukan
adalah sepanjang keliling tulangan ditambah dengan panjang pengait
sebesar 6 kali diameter tulangan.
4) Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi
kolom perlantai bangunan ditambah dengan panjang penyaluran
tulangan untuk keperluan penyambungan tulangan. Penyempitan
bagian bawah tulangan sepanjang panjang penyaluran dilakukan untuk
memudahkan penyambungan tulangan kolom tiap lantai.
5) Pengikatan tulangan sengkang dengan tulangan utama kolom
dilakukan dengan menggunakan kawat bendrat.


3. PEMASANGAN TULANGAN KOLOM

Tulangan utama kolom yang dipergunakan pada proyek ini
bervariasi, sesuai dengan gambar rencana dari konsultan perencana.
Diantaranya Tahapan pekerjaan pembesian kolom antara lain:
1) Pemasangan tulangan diawali dengan mendirikan susunan
scaffolding mengelilingi kolom rencana. Susunan
scaffolding ini untuk tempat para pekerja merakit tulangan.
2) Setelah susunan scaffolding berdiri, dilanjutkan dengan
memasang tulangan utama dengan menyambungkan terhadap
tulangan utama di bawahnya. Kemudian masukkan tulangan
sengkang dari bagian atas tulangan utama yang telah tersusun
sebelumnya. Kaitkan antara tulangan sengkang dengan tulangan
utama menggunakan kawat bendrat. Apabila diperlukandibuat
penguat sementara untuk menjaga verticality kolom.
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 12

3) Pada bagian luar penulangan kolom diberi beton decking untuk
selimut beton.


4. PEMBUATAN BEKISTING KOLOM
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting
kolomadalah:
1) Plywood: Merupakan lapis pemukaan dalam bekisting yang
langsung bersentuhan dengan beton. Kondisi permukaan
plywood akan berpengaruh langsung terhadap kualitas permukaan
beton setelah pengecoran. Plywood yang digunakan yang tebal atau
dinamakan finolite.
2) Balok LVL: Merupakan balok kayu dan posisinya berada
tepatdibelakang plywood berfungsi untuk menerima beban
akibat pengecoran dari plywood.
3) Steel waller: merupakan sabuk yang diletakkan pada sisi luar
balok LVL yang bergungsi untukmenerima beban dari balok LVL.
Steel waller akan menyatukan panel-panel bekisting kolom dan juga
sebagai penahan gaya horisontal yang timbulakibat tekanan beton
yang masih basah.

5. PEMASANGAN BEKISTING KOLOM
Setelah tulangan kolom dipasang dan bekisting telah selesai dikerjakan di
loskerja, maka langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting. Satu
set bekisting untuk kolom pada umumnya mempunyai tinggi 4m. Urutan
pemasangan bekisting kolom adalah sebagai berikut:
1) Pembersihan plywood dan mengolesinya dengan minyak pelumas.
2) Tempatkan bekisting kolom pada posisi kolom yang akan dicor
dengan tepat.
3) Apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka
dilakukan pengencangan tie nut yang berada pada corner tie holder.
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 13

4) Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar,
dilakukan pemasangan adjustable push pull props pada base plate di
kedua sisi kolom
5) Check posisi vertikal bekisting terhadap as kolom sehingga
tidak terjadi kemiringan bekiting kolom. Pemasangan unting-unting
padakedua sisi bekistingberfungsi untuk mengecek posisi
vertikal bekisting.

6. PENGECORAN KOLOM
Pengecoran kolom dilakukan dengan mengunakan bucket dengan bantuan alat
towercrane atau mobile crane. Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
1. Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan dengan terlebih dahulu
membersihkannya agar mempermudah pelaksanaan pengecoran.
2. Beton dituang ke dalam bucket dimana tutup bucket harus dalam keadaan
tertutup agar beton tidak tumpah selama proses pengakutan beton dari
tempat penuangan beton ke lokasi pengecoran.
3. Pemindahan bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan beton
kelokasi pengecoran dengan menggunakan tower crane atau mobilecrane.
4. Pada lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka dan beton dituang kedalam
bekisting dengan menggunakan pipa tremi.
5. Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikut ini:
Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir
untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan
adukan di dalam cetakan Beton untuk Bangunan Gedung).
6. Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concreate vibrator.
Pemadatan dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara
yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan
beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar mengasilkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan dalam
penggetaran beton akan mengakibatkan penururan mutu beton.
Penggeteran beton perlu dilakukan dengan ketentuansebagai berikut:
a) Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton
dengan posisi vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh miring
sampai dengan 45

. Penggetaran dengan sudut yang lebih besar akan


menyebabkan pemisahan agregat.
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 14

b) Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau bagian
beton yang mulai mengeras, maka posisi vibrator dibatasi maksimum
5 cm dari bekisting.
c) Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangan kolom.
d) Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan
mengkilap di sekitar alat penggetar dan pada umumnya dicapai setelah
maksimum 30 detik.

7. PEMBONGKARAN BEKISTING KOLOM
Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton
dianggapmulai mengeras. Pada proyek ini bekisting kolom dilepas sekitar 12
jam setelah proses pengecoran. Proses pembongkaran bekisting kolom adalah
sebagai berikut:
1) Pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan menggunakan alat
tower crane atau mobile crane.
2) Pembongkaran dilakukan dengan terlebih dahulu melepas push
pull props dari base plate.
3) Pengendoran baut/wing nut yang terdapat pada corner tie holder.
Setelah itu bekisting pada keempat sisi kolom di geser ke arah luar
kolom.
4) Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan
dengan bantuan alat tower crane atau mobile crane. Proses
pengangkatan ini haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati untuk
mencegah cacatnya hasil pengecoran.







POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 15

BAB IV

FOTO LAPANGAN


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 16

Вам также может понравиться