Вы находитесь на странице: 1из 14

1

MAKALAH FISIKA LISTRIK MAGNIT


PENERAPAN MEDAN MAGNET
PADA MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)



Oleh :
SARTONO 11224040
SONI MARZUKI 11224032

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2013
2


Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah makalah ini dengan baik.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Penerapan Medan
Magnet pada Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) . yang menurut kami dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita semua, menambah pembaharuan dan perkembangan tentang medan
magnet.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon maklum bila mana isi
makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Jakarta, 21 November 2013









3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................ 5
1.3 Tujuan Makalah.................................... 5

2. PEMBAHASAN ............................................................................................ 6
2.1. Pengertian dari MRI ..................................... 6
2.2. Cara Kerja MRI ................... 7
2.3. Kelebihan MRI .................. 8
2.4. Macam macam MRI ................... 8
2.5. Perkembangan MRI .................. 9
2.6. Prinsip Dasar MRI .................. 9
2.7. Instrumen MRI 9
2.8. Aplikasi Klinik Pemeriksaan MRI ... 10
2.9. Penatalaksanaan pasien dan tehnik pemeriksaan ............................ 11
2.10. Artefak dari MRI dan cara mengatasinya ........................................ 12
2.11. . Tindakan yang perlu di lakukan bila terjadi kecelakaan .............. 13

3. PENUTUP ....................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan ..................................... . 14
3.2. Saran ..................................... ... 14
4. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14


4

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi kemudahan
bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis pengobatan
bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut adalah penggunaan alat MRI (Magnetic
Resonance Imaging) untuk melakukan pencitraan diagnosa penyakit pasien. .
MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan
gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama
pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung
untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke
komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas
dari struktur rongga tubuh bagian dalam. .
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih
sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum tulang
belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan Juga
jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot, ligament , tendon , tulang rawan ,
ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang
dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara ,
organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung. Dan oleh sebab itu disini kami
membuat makalah yang berjudul Penerapan Medan Magnet pada Magnetic Resonance Imaging
( MRI ) agar kami bisa mengetahui lebih jelas lagi tentang cara kerja MRI.




5

1.2 Rumusan masalah
Dalam pembuatan makalah ini masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari MRI ?
2. Bagaimana cara kerja MRI ?
3. Bagaimana kelebihan MRI ?
4. Apa Macam-macam MRI ?
5. Bagaimana Perkembangan MRI?
6. Bagaimana prisip dasar dari MRI?
7. Apa sajakah Instrumen dariMRI?
8. Bagaimanakah aplikasi klinik pemeriksaan MRI?
9. Bagaimanakah Penatalaksanaan pasien dan tehnik pemeriksaan dari MRI?
10. Bagaimana artefak dari MRI dan cara mengatasinya?
11. Tindakan apakah yang perlu dilakukan bila terjadi kecelakaan saat pemeriksaan diagnostik
MRI?
1.3 Tujuan makalah :
1.3.1 Tujuan umum
Bertolak pada rumusan masalah di atas maka tujuan umum dari makalah ini adalah untuk
mengetahui pemeriksaan diagnostik MRI.

1.3.2 Tujuan khusus
Bertolak pada rumusan masalah di atas maka tujuan khusus dari makalah ini untuk mengetahui:
1. Pengertian dari MRI.
2. Cara kerja MRI.
3. Kelebihan MRI.
4. Macam macam MRI.
5. Perkembangan MRI.
6. Prinsip dasar dari MRI
7. Instrumen MRI
8. Aplikasi klinik pemeriksaan MRI
9. Penatalaksanaan pasien dan tehnik pemeriksaan
10. Artefak dari MRI dan cara mengatasinya.
11. Tindakan yang perlu dilakukan saat ada kecelakaan pada pemeriksaan diagnostik MRI.


6

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dari MRI .
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) adalah suatu alat diagnostik muthakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan
gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif, yang
menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan meng-
gunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan
resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen. Merupakan metode rutin yang dipakai dalam
diagnosis medis karena hasilnya yang sangat akurat. .
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaran penampang
tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen. Tehnik penggambaran MRI
relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Alat
tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan coronal, sagital, aksial dan oblik
tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila pemilihan parameternya tepat, kualitas gambaran
detil tubuh manusia akan tampak jelas , sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat
dievaluasi secara teliti. Untuk itu perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan prosedur tehnik
MRI dan tindakan penyelamatan bila terjadi keadaan darurat. .
Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki-nya, terutama kemampuannya membuat
potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien
sehingga sangat sesuiai untuk diagnostik jaringan lunak. Teknik penggambaran MRI relatif
komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan
para-meter tersebut tepat, kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh
manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat
dievaluasi secara teliti.



7






Gambar.1 MRI Scanner Cuteway

2.2. Cara kerja MRI.
Alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar. Penderita
berbaring di tempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan) magnet. Magnet akan
menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan proton-proton atom hidrogen dan
dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan menggerakkan proton-proton dalam tubuh dan
menghasilkan sinyal yang diterima akan diproses oleh komputer guna menghasilkan gambaran
struktur tubuh yang diperiksa.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran
MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik,
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya,
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya,
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.



8


2.3. Kelebihan MRI.
Ada beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan yaitu :
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak,
sumsum tulang sertamuskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi
pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
2.4. Macam macam MRI.
Macam macam MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
a. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang luas
b. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Macam macam MRI bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 1,5 T
b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 T
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih MRI yang memiliki tesla tinggi karena alat tersebut dapat
digunakan untuk teknik Fast Scan yaitu suatu teknik yang memungkinkan 1 gambar irisan
penampang dibuat dalam hitungan detik, sehingga kita dapat membuat banyak irisan penampang
yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan banyaknya variasi gambar membuat
suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.




9

1.5. Perkembangan MRI .
Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom bersifat
sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari hasil penemuan
kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Spectrometer,
yang penggunaannya terbatas pada kimia saja. .
Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR
Spectometer, maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien.
Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi gambaran potongan
coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR. Selanjutnya karena kekaburan
istilah yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka atas
saran dari AMERICAN COLLEGE of RADIO-LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi. .
1.6. Prinsip dasar dari MRI .
Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet mempunyai arah
yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat diletakkan dalam alat MRI
(gantry), maka atom H akan sejajar dengan arah medan magnet . Demikian juga arah spinning
dan precessing akan sejajar dengan arah medan mag-net. Saat diberikan frequensi radio , maka
atom H akan mengabsorpsi energi dari frequensi radio tersebut. Akibatnya dengan bertambahnya
energi, atom H akan mengalami pembelokan, sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi
oleh besar dan lamanya energi radio frequensi yang diberikan. Sewaktu radio frequensi
dihentikan maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat kembali
inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal
tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan diper-kuat. Selanjutnya komputer akan
mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.
1.7. Instrumen MRI .
Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari : .
a.Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet .
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek
medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil, yaitu :
1.Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal. .
10

2. Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal .
3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial .
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik.
c. Sistem frequensi radio berfungsi mem-bangkitkan dan memberikan radio frequensi serta
mendeteksi sinyal. .
d. Sistem komputer berfung-si untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengon-trol semua
komponen alat MRI dan menyim-pan memori beberapa citra. .
e. Sistem penceta-kan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film rongent atau untuk
menyimpan citra.
2.8. Aplikasi Klinik Pemeriksaan M R I
Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran,
bentuk, perluasan dan lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat diperoleh dengan
menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh akial, sagittal, koronal atau oblik
tergantung pada letak organ dan kemungkinan patologinya. Adapun jenis pemeriksaan MRI
sesuai dengan organ yang akan dilihat, misalnya :
1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitary, lobang telinga dalam ,
rongga mata , sinus
2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak, pendarahan,
infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti aneurisma, angioma, proses
degenerasi, atrofi
3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor, infeksi, trauma,
kelainan bawaan.
4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangan tangan,
pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligamen, tumor,
infeksi/abses dan lain lain
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu, pakreas,
limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli
6. Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru paru, jantung.


11

2.9. Penatalaksanaan pasien dan tehnik pemeriksaan .
Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat
resusistasi, kursi roda, dll yang bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI. Untuk
keselamatan, pasien diharuskan mema-kai baju pemeriksaan dan menanggalkan benda-benda
feromagnetik, seperti : jam tangan, kunci, perhiasan jepit rambut, gigi palsu dan lainnya.
Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan cara mewawancarai pasien,
untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan
MRI, misalnya: pasien menggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD,
sendi palsu, neurostimulator, dan klip anurisma serebral, dan lain-lain.
Transfer pasien menuju ruangan MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan (non
ambulatory) lebih kompleks dibandingkan peme-riksaan imaging lainnya. Hal ini karena medan
magnet pesawat MRI selalu dalam keadaan on sehingga setiap saat dapat terjadi resiko kece-
lakaan, dimana benda-benda feromagnetik dapat tertarik dan kemungkinan mengenai pasien atau
personil lainnya. Salah satu upaya untuk meng-atasi hal tersebut, meja pemeriksaan MRI dibuat
mobile, dengan tujuan : pasien dapat dipindahkan ke meja MRI di luar ruang pemeriksaan dan
da-pat segera dibawa ke luar ruangan MRI bila terjadi hal-hal emergensi. Selain itu meja ca-
dangan pemeriksaan perlu disediakan, agar dapat mempercepat penanganan pasien berikutnya
se-belum pemeriksaan pasien sebelumnya selesai. Upaya untuk kenyamanan pasien diberikan,
anta-ra lain dengan penggunaan Earplugs bagi pasien untuk mengurangi kebisingan, penggunaan
penyangga lutut / tungkai , pemberian selimut bagi pasien, pemberian tutup kepala .
Untuk persiapan pelaksanaan pemeriksaan perlu dilakukan beberapa hal berikut :
Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien se-perti nama, usia dan lain-lain, mengatur
posisi tidur pasien sesuai dengan obyek yang akan diperiksa. Memilih jenis koil yang akan
diguna-kan untuk pemeriksaan, misalnya untuk pemerik-saan kepala digunakan Head coil, untuk
peme-riksaan tangan, kaki dan tulang belakang digu-nakan Surface coil. Memilih parameter
yang te-pat, misalnya untuk citra anatomi dipilih para-meter yang Repetition Time dan Echo
Time pendek, sehingga pencitraan jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan berwarna
hitam. Untuk citra pathologis dipilih parameter yang Repetition Time dan Echo Time panjang,
sehingga misalnya untuk gambaran cairan serebro spinalis dengan konsentrasi hidrogen tinggi
akan tampak berwarna putih. Untuk kontras citra antara, dipilih parameter yang time repetition
panjang dan time echo pendek sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi
12

akan tampak berwarna abu-abu .
Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu penentuan center magnet (land marking
patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet,
misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet pada hidung .
Untuk menentukan bagian tubuh dibuat Scan Scout (panduan pengamatan), dengan parameter,
ketebalan irisan dan jarak antar irisan serta format gambaran tertentu. Ini merupakan gambaran 3
dimensi dari sejumlah sinar yang telah diserap. Setelah tergambar scan scout pada TV monitor,
maka dibuat pengamatan- peng-amatan berikutnya sesuai dengan kebutuhan .
Pemeriksaan MRI yang menggunakan kon-tras media, hanya pada kasus-kasus tertentu
saja . Salah satu kontras media untuk pemeriksaan MRI adalah Gadolinium DTPA yang
disuntikan intra vena dengan dosis 0,0 ml / kg berat badan. .
2.10. Artefak dari MRI dan cara mengatasinya.
Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya dapat terdiri
dari : kesalahan geometrik, kesalahan algoritma, kesalahan pengukuran attenuasi.
Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari :
a. Artefak yang disebabkan oleh pergerakan physiologi, karena gerakan jantung gerakan per-
nafasan, gerakan darah dan cairan cerebrospinal, gerakan yang terjadi secara tidak periodik
seperti gerakan menelan, berkedip dan lain-lain.
b. Artefak yang terjadi karena perubahan kimia danpengaruh magnet.
c. Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya.
d. Artefact yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap.
f. Artefak sistem penampilan yang terjadi misalnya karena perubahan bentuk gambaran akibat
faktor kesala-han geometri, kebocoran dari tabir radio-frequens.
Akibat adanya artefak artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur, terjadi
kesalahan geometri, tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garisgaris dibawah
gambaran, gambaran bergaris garis miring, gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRIdapat dilakukan dengan cara waktu
pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio fre-quensi,
menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila memungkinkan, perlu kerja sama
yang baik dengan pasien.
13

2.11. Tindakan yang perlu di lakukan bila terjadi kecelakaan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kecelakaan selama
pemeriksaan MRI. Bila terjadi keadaan gawat pada pasien, segera menghentikan pemeriksaan
dengan menekan tombol ABORT, pasien segera dikeluarkan dari pesawat MRI dengan menarik
meja pemeriksaan dan segera berikan perto-longan dan apabila tindakan selanjutnya memer-
lukan alat medis yang bersifat ferromagnetik harus dilakukan di luar ruang pemeriksaan .
Seandainya terjadi kebocoran Helium, yang ditandai dengan bunyi alarm dari sensor oxigen,
tekanlah EMERGENCY SWITCH dan segera membawa pasien ke luar ruang pemeriksaan serta
buka pintu ruang pemeriksaan agar terjadi pertukaran udara, karena pada saat itu ruang
pemeriksaan kekurangan oksigen.
Apabila terjadi pemadaman (Quenching), yaitu hilangnya sifat medan magnet yang kuat pada
gentry (bagian dari pesawat MRI) secara tiba-tiba, tindakan yang perlu dilakukan buka pintu
ruangan lebar- lebar agar terjadi pertukaran udara dan pasien segera di bawa keluar ruangan
pemeriksaan. Hal perlu dilakukan karena Quenching menyebabkan terjadinya penguapan helium,
sehingga ruang pemeriksaan MRI tercemar gas Helium. Selama pemeriksaan MRI untuk anak
kecil atau bayi, sebaiknya ada keluarganya yang menunggu di dalam ruang pemeriksaan.









14

BAB 3
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Pemanfatan MRI untuk memeriksa bagian dalam tubuh sangat efektif karena memiliki
kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi tubuh
pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan akurat. Pesawat MRI
menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra potongan tubuh, sehingga tidak
menimbulkan efek radiasi pengion seperti penggunaan pesawat sinar X. Gambaran yang
dihasilkan oleh pesawat MRI tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam
pengoperasiannya dapat terjadi kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien, petugas serta
lingkungannya. Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi seorang pasien cukup mahal dan efek
sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu pertimbangan yang
matang sebelum pasien dikirim untuk pemerikaan MRI .
3.2 Saran .
Demikian makalah ini kami buat, dan semoga bias bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Dan semoga kita bisa mengetahui tentang MRI dan cara pengoprasiannya lebih jelas lagi. Dan
tentunya makalah ini memiliki banyak sekali kekurangan, dan oleh sebab itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rsmitraplumbon. 2010. MRI.( file:///E:/D/berita-24-mri.html)
Admin. 2009.Magnetic Resonance Imaging (MRI).( file:///E:/D/index.php.htm)
Hari. 2009. Istilah Komputer Magnetic Resonance Imaging (MRI)(
file:///E:/D/Istilah%20Komputer%20Magnetic%20Resonance%20Imaging%20%28MRI%29.ht
m)
Arie.2009.Biomedis Untuk Pemula. (file:///E:/D/sekilas-tentang-magnetic-resonance.html)

Вам также может понравиться