FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011
KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala pengetahuan dan kekuatan yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Praktek selama semester dan Tugas laporan ini. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Slamat Riadi, Dosen Mata Kuliah Teknik Pemesinan II yang telah memberikan pengarahan kepada Saya Baik pada saat praktek dan Penguasaan materi sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Praktek pada semester ini dan Laporan. Tidak lupa juga kepada seluruh teman teman yang terkait dalam penyelesaian tugas makalah ini saya juga mengucapkan terima kasih atas kerja samanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penyelesaian tugas Laporan ini. Tak ada gading yang tak retak dan Tak ada manusia yang tak salah. Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang bertujuan untuk menyempurnakan tugas laporan ini agar tercipta Hasil yang lebih baik untuk kedepannya.
Medan, Juni 2011
Penulis
BAB I Tujuan Perkuliahan dan Tujuan Pratikum Tujuan perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki kemampuan membuat rancangan proses permesinan berdasarkan analisa gambar kerja atau contoh dari suatu produk sehingga diperoleh gambaran tentang urutan kerja, alat yang digunakan, serta kondisi pemotongan yang dipakai.
2. Mahasiswa memiliki kemampuan membuat benda-banda logam sederhana sesuai dengan ukuran fungsional produk.
3. Mahasiswa harus memiliki kemampuan mengoperasikan mesin-mesin perkakas dan mengoperasikan mesin-mesin perkakas dan mengetahui karakteristik mesin perkakas yang dipakai.
4. Mahasiswa memiliki kemampuan mengoperasikan alat ukur untuk memeriksa ukuran geometris dan kesimetrisan komponen yang dikerjakan.
Tujuan pratikum 1. Mendidik dan melatih mahasiswa untuk dapat menjalankan konsep kerja, serta menganalisis permesinan konvensional dan mengoperasikan mesin perkakas konversional dalam mencapai produksi benda-benda kerja sesuai dengan geometris produk.
2. Mahasiswa harus terampil mengoperasikan mesin-mesin perkakas, seperti membubut rata,membubut bertingkat, menyekrap, mengefrais alur, dengan prosedur dan sikap yang benar.
BAB II TINDAKAN KESELAMATAN Keselamatan kerja adalah sebagian dari ilmu pengetahuan yang penerapannya sebagai unsur-unsur penunjang seseorang karyawan agar selamat saat sedang bekerja dan setelah mengerjakan pekerjaannya 1. Keamanan Kerja Keamanan kerja adalah unsure-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasanan kerja yang aman, baik berupa material maupun non material. a. Unsur unsure penunjang keamanan yang bersifat aterial diantaranya sbb : Baju Kerja Helm Kaca Mata Sarung Tangan Sepatu b. Unsur unsure penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sbb : Buku petunjuk penggunaan alat Rambu rambu dan isyarat bahaya Himbauan himbauan Selain unsure unsur penunjang, lingkungan kerja harus aman. Syarat syarat lingkungan kerja yang aman adalah sbb : a. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab serta wewenang yang jelas. b. Adanya peraturan kerja yang fleksibel (tidak kaku) c. Adanya penghargaan atas hak dan kewajiban pekerja selalu diberikan d. Adanya hubungan social yang baik antara perusahaan dengan masyarakat setempat e. Adanya ruang kerja yang memenuhi standar SSLK (Syarat Syarat Lingkungan Kerja).
Syarat syarat lingkungan kerja adalah sbb : Tempat kerja steril dari debu, kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, bising dan lainnya Tempat kerja aman dari sengatan arus listrik Lampu penerangan cukup memadai Ventilasi dan sirkulasi udara yang seimbang Adanya aturan kerja atau aturan keperilakuan (Code of Conduct) f. Adanya prosedur kerja sesuai dengan aturan SOP (Standart Operating Procedure) Memakai alat pelindung diri dengan tujuan keselamatan kerja dalam setiap pekerjaan permesinan adalah sikap professional dari setiap operator. mesin Adapun dalam setiap pekerjaan ada 3 hal keselamatan yang harus diperhatikan yaitu: Keselamatan operator/orang, tindakan yang dilakukan: 1. Berdoa sebelum memulai setiap pekerjaan 2. Memakai pelindung diri di setiap proses permesinan 3. Memakai baju praktek 4. Bekerja sesuai prosedur yang diijinkan 5. Tidak megganggu teman saat teman sedang bekerja 6. Jangan membersihkan tatal dengan tangan 7. Memakai sepatu standar 8. Semantiasa mengikuti kaidah-kaidah K3 yang telah di terapkan. Keselamatan mesin, tindakan yang dilakukan: 1. Membaca buku petunjuk pengoperasian mesin 2. Menggunakan alat potong sesuai fungsi 3. Jangan merubah kecepatan saat mesin masih sedang beroperasi 4. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman / terpisah dari benda yang keras 5. Membersihkan mesin sesudah bekerja 6. Melakukan pengisian daftar pemakaian mesin 7. Melakukan perawatan berkala Keselamatan benda kerja, tindakan yang dilakukan: 1. Selalu menggunakan gambar kerja sewaktu pekerjaan permesinan 2. Menggunakan alat potong dengan sudut potong yang benar 3. Menyetting alat potong/pahat setinggi center 4. Melakukan perhitungan untuk kecepatan potong, feeding dan kedalaman pemakanan 5. Melapisi benda kerja yang sudah di bubut dengan plat tipis jika ingin di cekam kembali,agar benda kerja tidak lecet atau baling BAB III Mesin yang digunakan serta Alat-alat kerja dan bahan Alat-alat kerja di Mesin bubut 1. Mesin bubut konvensional 2. Jangka sorong ketelitian 0,05 mm / 0,02mm dengan range 300 mm 3. Pahat bubut HSS 4. Bor center, Mata Bor (sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan) 5. Center bubut 6. Pengganjal pahat Alat-alat kerja di Mesin frais 1. Mesin frais universal konvensional 2. Jangka sorong 3. Pisau Frais 4. Kepala pembagi Alat-alat kerja di Mesin Skrap 1. Mesin skrap konvensional 2. Jangka sorong 3. Pahat HSS, 4. Palu 5. Waterpass Alat alat kerja di mesin Bor 1. Mesin Bor tegak 2. Jangka sorong 3. Mata Bor (sesuai dengan ukuran yang diperlukan)
Bahan-bahan yang digunakan pada setiap Job antara lain : 1. Bahan Pembuatan Roda Bubut ST. 37 25 mm x 75 mm Bearing 2. Bahan Pembuatan Balok Bertingkat ST. 37 50 x 70 mm 3. Bahan Pembuatan Palu ST. 37 1 x 80 mm Nylon 1 x 25 mm 4. Bahan Mur dan Pengencang pada Tool Post ST. 60 35 mm x 35 mm ST. 60 45 mm x 15 mm Dasar Dasar Proses Permesinan
Proses Permesinan Proses permesinan (Machining process) merupakan proses pembentukan suatu produk dengan pemotongan dan menggunakan mesin perkakas. Umumnya, benda kerja yang di gunakan berasal dari proses sebelumnya, seperti proses penuangan (Casting) dan proses pembentukan (Metal Forging). Proses permesinan ini berdasarkan bentuk alat potong dapat di bagi menjadi 2 tipe, yaitu : 1. Bermata potong tunggal (single point cutting tools) 2. Bermata potong jamak (multiple points cuttings tools)
Secara umum, gerakan pahat pada proses permesinan terdapat 2 tipe yaitu : gerak makan (feeding movement) dan gerak potong (cutting movements). Sehingga berdasarkan proses gerak potong dan gerak makannya, proses permesinan dapat di bagi menjadi beberapa tipe, antara lain : 1. Proses Bubut (Turning) 2. Proses (Knurling) 3. Prose Freis (Milling) 4. Proses Gurdi (Drilling) 5. Proses Bor (Boring) 6. Proses Sekrap (Planning, Shaping) 7. Proses pembuatan kantung (Slotting) 8. Proses Gergaji atau parut (Sawing, Broaching) 9. Proses (Hobbing) 10. Proses Gerinda (Grinding)
Proses permesinan akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang manufaktur karena benda benda (produk) yang dihasilkan juga beragam. (Continued) Proses permesinan atau machining adalah terminologi umum yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses penghilangan material. Proses permesinan dibagi menjadi dua yakni :
1.Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll. 2. Non-traditional machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM, LBM, machining dari material non-metallic.
Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan- keunggulan dibanding proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk deformation) yaitu:
1. Keragaman material kerja yang dapat diproses * Hampir semua logam dapat dipotong * Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong * Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas)
1. Keragaman geometri potong
* Fitur standar: lubang, slot, step dll * Fitur non-standar: tap hole, T slot
1. Keakuratan dimensi 1. Toleransi hingga 0.025mm
2. Permukaan potong yang baik 1. Kekasaran permukaan hingga 0.4 mm Jenis- Jenis Proses Permesinan beserta prinsip kerjanya proses manufaktur dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk mendapatkan akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian dalam dari suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis proses permesinan yang banyak dilakukan adalah: Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping dan planing), proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis (milling), proses menggerinda (grinding), proses menggergaji (sawing), dan proses memperbesar lubang (boring)
1. Proses Bubut (Turning) Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacam-macam mesin yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja. Proses- proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses pemotongan kasar dan pemotongan halus atau semi halus. Jenis mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin perkakas yang paling banyak digunakan di dunia serta paling banyak menghasilkan berbagai bentuk komponen-komponen sesuai peralatan. Pada mesin ini, gerakan potong dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan diputar oleh spindel sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan lurus. Pahat hanya bergerak pada sumbu XY.
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya. 2. Proses Menyekrap ( Shaping dan Planning)
Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan jenis/tipe pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah, sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses menyekrap menggunakan tool yang lebih keras dari benda kerja.
a. Shaper Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang memilki dimensi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang pada mesin shaper dilakukan oleh pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda kerja (meja).
b. Planer Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan berat. Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat.
3. Mesin Gurdi (Drilling Machine) Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri dari dua atau lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat bermata potong banyak. Gerakan memotong dan memahat dilakukan oleh pahat.
4. Mesin Freis (Milling Machine) Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam (geram) oleh gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan seperti memotong, membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain. Prinsip kerja dari proses milling adalah pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat menghasilkan sejumlah geram. Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong dan disetel kedalaman potongnya. Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong dengan pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan benda kerja yang diinginkan.
5. Mesin Gerinda (Grinding Machine) Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
a. Face Grinding jenis serut (reciprocating table) biasanya digunakan untuk design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.
b. Face Grinding jenis meja kerja putar (rotating table) yang digunakn untuk pengerjaan luar seperti memperbaiki cxetkan dan permukaan panjang.
C. Gerinda silindris ( Cylindrical Grinding ) gerinda ini digunakan untuk mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat.
6. Gergaji (Sawing) Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan untuk memotong logam atau non logam.
7. Mesin pembesar lubang (Broaching) Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya berbeda pada bentuk pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau pemotong benda kerja oleh satu sisi pahat, tetapi pada mesin broaching pada keseluruhan dari sisi pahat potong.
Prinsip Kerja Mesin Milling dan Turning Berikut ini merupakan prinsip kerja dari kedua mesin tersebut * Prinsip Kerja Mesin Milling Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
* Prinsip Kerja Mesin Turning mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan, ke kiri searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja. Mesin bubut mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari motor yang dipasang dibawah dari pengendali pada ssisi kepala tetap salah satu dari 27 kecepatan, yang diatur dalam kemajuan geometris yang logis, dapat diperoleh. Dilengkapi dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau menyentakkan benda kerja.
Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang berbeda. Dilengkapi dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan keluar oleh penyetel roda dan dengan ulir pengencang di dasarnya yang digunakan untuk menyetel penyebarisan pusatnya dan pembubutan tirus. Sekrup pengarah terletak agak dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari kepala tetap sedemikian rupa sehingga dapat diputar balik dan dihubungkan atau dilepas dari kereta luncur selama operasi pemotongan. Ulir pengarah hanya untuk pemotongan ulir saja dan harus dipisahkan kalau tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah ulir pengarah terdapat batang hantaran. Rakitan kereta luncur mencakup peletakan majemuk, sadel, pahat dan apron. Karena mendukung dan memandu pahat potong maka harus kaku dan dikonstruksi dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pada gerakan arah menyilang. Engkol tangan yang atas mengendalikan peletakan majemuk, dank arena peletakannya dilengkapi denga busur derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk membuat tirus pendek. Roda tangan kedua digunakan untuk menggerakkan kereta luncur disepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali keduduka semula setelah ulir pengarah membawa sepanjang pemotongan. Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron. Pada permukaan apron dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.
Jenis Jenis Mesin Milling dan Turning
Mesin miling dan turning, dapat terbagi menjadi beberapa jenis atau macam proses. Jenis-jenis dari proses milling dan turning antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut.
* Jenis-jenis Mesin Miling Ada 4 tipe dari mesin milling secara umum, yaitu :
1. Knee and column Terdiri atas 2 bagian yaitu vertical spindle dimana benda kerja berputar pada meja horizontal dan horisontal spindel yang kedudukan spindelnya terpasang mendatar pada kepala mesin. Spindle Head adalah bagian dari mesin miling yang berfungsi sebagai tempat untuk memasang tool holder (arbor) dan memutar cutter untuk menyayat benda kerja.
2. Bed type Digunakan untuk mengisi kebutuhan pengerjaan benda kerja yang berat dan besar ( 90-900 kg). Bed type memiliki ciri-ciri antaralain tanpa sandle sehingga gerak meja hanya horizontal, spindle carrier dapat digerakkan naik turun, cutter dapat dilepas dan dipasang dengan menyetel spacer.
3. Planer type Memiliki prinsip kerja yaitu pahat potongan tidak diam, berputar dan bermata potong banyak Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang besar dan berat.
4. Special type Special type sendiri terbagi atas 2 macam yaitu climb milling atau down milling dengan prinsip kerja yaitu pada permukaan datar, pahat potong bergerak ke bawah menembus material benda kerja, sehingga dimulai dengan pemotongan yang besar dan diakhiri pada ketebalan geram nol. Sedangkan pada suatu pahat vertikal gaya putaran pahat seakan-akan mendorong benda kerja ke arah gerak meja.
* Jenis-jenis Mesin Turning
Secara garis besarnya, maka mesin turning dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam, yaitu : Engine Lathe, Relieving Lathe, Facing Lathe (Vertikal Boring dan Turning Machines), Turret Lathe, Automatic Lathe. Masing-masing jenis mesin tersebut mempunyai guna dan tujuan tertentu, misalnya untuk engine lathe, ditujukan untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat produksi kecil (job order), sedangkan untuk produksi yang tinggi memakai automatic lathe. Engine lathe merupakan turning konvensional sedangkan automatic lathe sudah terotomasi. (www.geocities.com/hari_seputro/mesin) Proses Pembuatan RODA BUBUT
I. Alat dan Bahan Bahan : 1. Besi St 37 ( d = 25,4 ; Panjang = 75 mm ) 2. Bearing
Alat : 1. Jangka Sorong 2. Pahat Bubut dalam 3. Pahat Bubut Rata 4. Pahat Potong 5. Mal Sudut 6. Center Bor diameter 10 dan Bor diameter 16 7. Mandrel 8. Mesin Bubut dan perlengkapan 9. Gambar kerja
Alat Kebersihan : - Sapu - Kain Lap - Kompressor - Sekop - Oli
Alat Pelindung Diri - Kaca mata - Baju Praktek - Sepatu Praktek - Sarung Tangan
Langkah Kerja 1. Periksa Mesin yang akan digunakan sebelum menyalakan Mesin 2. Gunakan Alat perlindungan Diri 3. Lengkapi peralatan yang akan digunakan 4. Tempelkan Job sheet pada tempat Jos sheet pada saat pengerjaan 5. Pasang pahat pada tool post (Asah lah Pahat apabila kurang tajam dan pahat dalam keadaan center) 6. Pasang Benda kerja pada chuck Mesin Bubut (setting benda kerja agar pada posisi yang tidak Baling), kemudian 7. Untuk pemakanan pertama, Bubut rata permukaan benda kerja sesuai dengan ukuran 8. Setelah dibubut rata, Bor pada bagian tengan benda kerja dengan diameter 16 dengan kedalaman 12 mm. 9. Kemudian Pasang benda kerja pada mandrel sebagai alat tambahan untuk pembubutan siku,Lakukan pembubutan siku (90 0 ) 10. Setelah pembubutan siku selesai, cabut mandrel dari benda kerja dan pasang benda kerja pada chuck mesin bubut 10. Karena diameter lubang yang dibutuhkan berukuran 36,8 mm lalu hasil pengeboran pertama pada bagian tengah dilanjutkan dengan pembubutan dalam 11. Nyalakan mesin dan lakukan pembubutan secara bertahap, agar mendapatkan ukuran yang sesuai job sheet 12. Dan Kemudian lakukan pembuatan 25,6 13. Setelah pembubutan selesai, pasangkan Bearing dengan Roda bubut 14. Lalu setelah semua bagian selesai, lakukan finishing dengan kertas pasir agar permukaan benda kerja lebih halus 15. Pekerjaan selesai, lakukan Kebersihan.
Proses Pembuatan Balok Bertingkat I. Alat dan Bahan Bahan : 1. Balok ( p = 70 mm ; l = 50 )
Alat : 1. Jangka Sorong 2. Pahat Bubut Rata 3. Water Pas 4. Palu 5. Mata Bor diameter 12 6. Mesin Bor dan perlengkapan 7. Pisau Frais 8. Gerinding Machine 9. Mesin Sekrap dan perlengkapan 10. Mesin Frais dan perlengkapan 11. Gambar kerja
Alat Kebersihan : - Sapu - Kain Lap - Kompressor - Sekop - Oli
Alat Pelindung Diri - Kaca mata - Baju Praktek - Sepatu Praktek - Sarung tangan
II. Proses Pengerjaan 1. Periksa Mesin yang akan digunakan sebelum menyalakan Mesin 2. Gunakan Alat perlindungan Diri 3. Lengkapi peralatan yang akan digunakan 4. Tempelkan Job sheet pada tempat Job sheet pada saat pengerjaan 5. Pasang pahat pada tool post (Asah lah Pahat apabila kurang tajam) 6. Pasang Benda kerja pada Ragum Mesin Sekrap 7. Sekrap Permukaan Balok untuk ukuran 40 mm 8. Sekrap Permukaan Balok untuk ukuran 65 mm 9. Setelah panjang dan Lebar balok sesuai dengan ukuran, untuk mempermudah dan untuk mendapatkan hasil yg lebih baik/akurat lakukan pengerjaan pada mesin Frais. 10. Pasang Benda kerja pada ragum mesin Frais (posisikan benda dalam keadaan rata dengan menggunakan water pas) 11. Setting pisau frais terhadap benda kerja (titik Nol pisau terhadap benda kerja) 12. Setelah disetting, lakukan pemakanan 13. Untuk pemakan pada tingkat pertama terhadap sumbu x benda kerja dengan ukuran 10 mm 14. Pemakanan pada tingkat 2 tingkat 4 lakukan pemakan dengan ukuran pemakanan 5 mm/ tingkat 15. Setelah pembuatan tangga balok selesai lalu lanjutkan dengan pembuatan lubang pada balok dengan diameter 12 16. Pasang benda kerja pada ragum mesin bor tegak. 17. Pasang mata bor 12 18. Nyalakan mesin Bor dan Kemudian lakukan pengeboran sampai balok bertingkat tembus 19. Setelah pengeboran selesai, haluskan permukaan Balok bertingkat dengan Gerinding machine 20. Letakkan Benda kerja pada meja grinding machine dan kemudian nyalakan magnet meja agar benda kerja melekat pada meja mesin. 21. Pada saat penggerindaan, pengurangan pada ukuran balok max 0,2 mm 22. Setelah penggerindaan selesai, lakukan pembersihan dan menyimpan alat alat yang digunakan. 23. Pembuatan Balok Bertingkat selesai
PROSES PEMBUATAN PALU I. ALAT DAN BAHAN BAHAN : 1. Besi AS ( diameter 1 ; Panjang : 80 mm) 2. Nylon 25 mm x 1
ALAT : 1. Jangka Sorong 2. Pahat Bubut Rata 3. Pahat Bubut Profil 4. Kikir Halus 5. Pahat Potong 6. Center Drill 7. Mal Sudut 8. Mata Bor diameter 10 dan Bor diameter 14 9. Mesin Bubut dan perlengkapan 10. Mesin Bor 11. Tap M10 x 1,5 12. Sney M10 x 1,5
Alat Kebersihan : - Sapu - Kain Lap - Kompressor - Sekop - Oli
Alat Pelindung Diri - Kaca mata - Baju Praktek - Sepatu Praktek - Sarung Tangan
Proses Pengerjaan 1.Periksa Mesin yang akan digunakan sebelum menyalakan Mesin 2. Gunakan Alat perlindungan Diri 3. Lengkapi peralatan yang akan digunakan 4. Tempelkan Job sheet pada tempat Jos sheet pada saat pengerjaan 5. Pasang pahat pada tool post (Asah lah Pahat apabila kurang tajam dan pahat dalam keadaan center) 6. Pasang Benda kerja pada chuck Mesin Bubut (setting benda kerja agar pada posisi yang tidak Baling), kemudian 7. Untuk pemakanan pertama, Bubut rata permukaan benda kerja sesuai dengan ukuran 8. Kemudian bubut ujung benda kerja pada ukuran 15 mm dari setiap ujung benda kerja hingga diameternya berukuran 10 mm 9. Balikkan benda kerja dan lakukan pengerjaan yang sama seperti pada no 8. 10. Kemudian setelah pembubutan selesai, lakukan pengerjaan pada mesin bor untuk membentuk lubang pada bagian tengah benda kerja. 11. Ikat benda kerja pada ragum mesin bor dan setting mata bor tepat sesuai dengan ukuran.(tepat pada posisi tengah benda kerja) 12. Gunakan center drill sebagai awal pengeboran dan kemudian mata bor 10 dan dilanjutkan mata bor 14. 13. Nyalakan mesin bor dan lakukan pengeboran. 14. Setelah selesai kemudian membubut Nylon sebagai kepala palu dengan mesin bubut. 15. Ikat benda kerja pada chuck mesin bubut (setting pahat dan benda kerja pada posisi center) 16. Nylon yang pertama bubut tirus dengan sudut 5 o
17. Balikkan benda kerja dan lakukan pengeboran dengan ukuran diameter 8,5 sedalam 15 mm 18. Nylon yang kedua dibubut membentuk lingkaran dengan menggunakan pahat bubut profil lingkaran 19. Terlebih dulu bentuk pahat profil dengan R20 20. Setelah di asa, pasang pahat (posisi center) dan lakukan pembubutan. 21. Setelah tebentuk, balikkan benda kerja dan bor benda kerja dengan ukuran diameter 8,5 mm sedalam 15 mm 22. Kemudian lakukan pengetapan dengan Tap M10 x 1,5 23. Kemudian MenSney Nylon dengan Sney M10 x 1,5 24. Untuk finishing/memperhalus permukaan Palu gunakan kikir halus atau kertas pasir untuk menghaluskan. 25. Lakukan Kebersihan tempat dan Mesin yang digunakan.
II. Proses Pembuatan Mur dan Baut Pengencangt Tool post Alat dan Bahan Bahan : ST. 60 35 mm x 35 mm ST. 60 45 mm x 15 mm Alat : 1.Jangka Sorong 2. Pahat Bubut Rata 3. Palu 4. Mata Bor diameter 6,5 5. Mata Bor 14 6. Pisau Frais 7. Tap M8 x 1,5 8. Sney M8 x 1,5 9. Mesin Bor dan perlengkapan 10. Mesin Sekrap dan perlengkapan 11. Mesin Frais dan perlengkapan 12. Gambar kerja
Proses Pengerjaan 1. Periksa Mesin yang akan digunakan sebelum menyalakan Mesin 2. Gunakan Alat perlindungan Diri 3. Lengkapi peralatan yang akan digunakan 4. Tempelkan Job sheet pada tempat Job sheet pada saat pengerjaan 5. Pasang pahat pada tool post (Asah lah Pahat apabila kurang tajam) 6. Setting Pahat pada posisi center 7. Pasang benda kerja pada chuck mesin bubut 8. Setting benda kerja pada posisi center 9. Lakukan bubut rata permukaan dengan ukuran 30 mm 10. Setelah selesai bubut rata pada ukuran 23 mm dan tebal pemakanan hingga ukuran 23 mm 11. Dilanjutkan dengan Pengeboran dengan ukuran 14 mm sedalam 9 mm 12. Setelah selesai lanjut pengerjaan pada mesin frais untuk membentuk segienam pada Mur 13. Ikat benda kerja pada ragum mesin frais dan setting pisau frais terhadap benda kerja (titik nol pisau terhadap benda kerja) 14. Nyalakan mesin frais dan lakukan Pengefraisan segienam sesuai dengan ukuran pada job sheet. 15. Setelah selesai lakukan pengerjaan kembali pada mesin frais untuk membentuk tirus pada mur (pasang benda kerja pada chuck mesin bubut dan dalam keadaan center) 16. Nyalakan mesin bubut dan lakukan pembubutan dengan tirus 15 o
17. Kemudian pasang pada chuck mesin bubut benda untuk pembuatan Baut pengencang. (benda kerja dalam posisi center) 18. Bubut rata permukaan benda kerja 19. Kemudian bubut dengan ukuran 9 dan tebal pemakanan 2mm 20. Balikkan benda kerja dan lakukan pengerjaan yang sama dengan no 19 21. Setelah selesai Lanjutkan pengerjaan Mur pada mesin Bor. 22. Ikat benda kerja pada ragum/ kepala pembagi yang di mesin bor 23. Agar hasil pengeborang sesuai/hasilnya lebih akurat, sebaiknya ikat benda kerja pada kepala pembagi dan setting kepala pembagi pada 15 o
24. Setelah disetting, pasang mata bor 6,5 25. Kemudian lakukan Pengeboran sedalam 12 mm 26. Setelah selesai, Lakukan pengetapa pada mur dengan Tap M8 x 1,5 27. Dan sney baut pengencang dengan sney M8 x 1,5 28. Selesai Mur dan Baut Pengencang di Tap dan di Sney, lanjutkan pengerjaan finishing dengan menggunakan kertas pasir untuk memperhalus pemukaan benda kerja 29. Lakukan kebersihan Bengkel dan Mesin yang digunakan. 30. Pembuatan Mur dan Baut Pengencang tool post selesai.