Paper Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Persaratan Dalam Mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian FORENSIK RS.Embung Fatimah. Fakultas Kedokteran ni!ersitas Malaha"ati Bandar #ampung. Disusun Oleh, Taufiqurrohman 08310303 Pembimbing, Dr REINHARD !D "# $, "H "%$! $OREN"I& R"!E%'(N) $ATI%AH $A&(*TA" &EDO&TERAN (NI+ER"ITA" %A*AHA,ATI 'ANDAR *A%P(N) -01. RE$ERAT "TA"E $OREN"I& %ATI TEN))E*A% /DRO0NIN)1 1! Pen2ahuluan Suatu keadaan dimana ter$adi as%iksia "ang men"ebabkan kematian akibat udara atmos%er tidak dapat masuk ke dalam saluran pernapasan& karena sebagian atau seluruh tubuh berada dalam air sehingga udara tidak mungkin bisa memasuki saluran pernapasan. Kematian karena tenggelam biasan"a dide%inisikan sebagai kematian akibat mati lemas disebabkan masukn"a 'airan ke dalam saluran perna%asan. Istilah tenggelam sebenarn"a harus pula men'akup proses "ang ter$adi akibat terbenamn"a korban dalam air "ang men"ebabkan kehilangan kesadaran dan mengan'am $i(a& meskipun pada peristi(a tenggelam tidak seluruh tubuh harus masuk dalam air. )salkan lubang hidung dan mulut berada di ba(ah permukaan air& maka hal itu sudah 'ukup memenuhi kriteria peristi(a tenggelam. Berdasarkan pengertian tersebut& maka peristi(a tenggelam tidak han"a ter$adi di laut atau sungai tetapi $uga dapat ter$adi di dalam (ata%el atau ember berisi air. -! Definisi Kematian akibat perendaman dalam 'airan dan termasuk $enis mati lemas *as%iksia+ oleh karena $alan napas terhalang oleh air,'airan& "ang terhisap masuk ke $alan napas sampai ke al!eoli paru-paru. Mekanisme lain. /. Ketidakseimbangan elektrolit serum "ang mempengaruhi %ungsi $antung *re%leks kardiak+ 0. #aringospasme sebagai akibat re%leks !agal 3! Diagnosis Pos3 %or3em Tenggelam /. Masalah "ang sulit dalam bidang %orensik& oleh karena temuan "ang minimal& mengandung arti ganda dan bahkan negati%. 0. Ri(a"at ke$adian memegang peranan penting dalam membentuk kesimpulan otopsi "ang utuh dan logis guna kepentingan medikolegal. 1. Spekulati%& karena minimn"a kausa kematian "ang lain 2 pengetahuan akan ke$adian sebenarn"a. 3. Bila tidak ditemukan apapun "ang bermakna& disarankan menuliskan 4sesuai dengan tenggelam5 pada kesimpulan !isum et repertum atau mengakui bah(a pen"ebab kematian 4tidak dapat ditentukan5. 6. 7ipoksia otak "ang %atal tidak disebabkan oleh oklusi $alan na%as oleh air tetapi karena spasme laring. 8. 9er$adi sekitar /:-/6; dari seluruh kasus tenggelam. <. =ika se$umlah air masuk ke dalam laring atau tra'hea spasme laring ter$adi dengan segera sebagai re%leks !agal. .! Proses Tenggelam Reaksi a(al. usaha berna%as& "ang berlangsung hingga batas kemampuan di'apai& dimana seseorang harus berna%as& batas kemampuan ditentukan oleh kombinasi antara kadar >O0 "ang tinggi dan konsentrasi O0 "ang rendah. Menurut Pearn& batas kemampuan ter$adi pada tingkat P>O0 diba(ah 66 mm7g saat terdapat hipoksia dan tingkat P)O0 diba(ah /:: mm7g saat P>O0 tinggi. mele(ati batas kemampuan& seseorang menarik na%as se'ara in!oluntar"& pada saat ini air men'apai larinks 2 trakea& men"ebabkan spasme laring "ang diakibatkan tenggelam *pada air ta(ar+& terdapat penghirupan se$umlah besar air& tertelan dan akan di$umpai dalam perut. selama berna%as di air& penderita mungkin muntah dan ter$adi aspirasi isi lambung. usaha perna%asan in!oluntar di ba(ah air akan berlangsung selama beberapa menit& hingga perna%asan terhenti. hipoksia serebral akan berlan$ut hingga irre!ersibel dan ter$adi kematian. 4! Pen5ebab &ema3ian Kematian sebelum badan korban berada di dalam air. Dapat disebabkan oleh pen"akit& kematian mendadak& men"ebabkan korban $atuh ke air dari perahu. Pen"ebab kematian lainn"a pada kasus kriminal& merupakan korban pembunuhan "ang senga$a dibuang ke air& dengan harapan identitas dan kausa kematian dapat disembun"ikan dengan pembusukan "ang timbul. Oleh trauma "ang disebabkan karena ter$atuh *seperti luka akibat bentur batu& sisi kolam renang& dermaga& $embatan& dll+ atau trauma saat di dalam air *terbentur dasar sungai& kolam atau terhan"ut gelombang pasang dan terbentur lengkungan $embatan& batu atau obstruksi lainn"a+ atau akibat trauma oleh karena perahu atau mesin perahu. Pen"ebab pembenaman dan bukan tenggelam berlangsung sangat 'epat atau seketika. )s%iksia $elas bukan merupakan pen"ebab kematian tetapi lebih karena serangan murni $antung& s"ok !agal atau inhibisi !agal. 9enggelam murni dapat atau tidak memiliki tanda post mortem "ang n"ata& guna mengkon%irmasi mekanisme kematian diduga kasus as%iksia murni akibat penggantian udara dalam paru-paru oleh air. S(ann& Spa%%ord& Bra'et dan lainn"a *S(ann dan Bru'er& /?3?@ S(ann& Spa%%ord& /?6/+. proses tenggelam $auh lebih kompleks dari as%iksia dan terdapat perbedaan antara tenggelam di air ta(ar dan air laut. 6! Perbe2aan Tenggelam air Ta7ar 2an Asin 1. Tenggelam 2i Air Ta7ar Se$umlah besar air masuk ke dalam saluran pernapasan hingga ke paru-paru& mengakibatkan perpindahan air se'ara 'epat melalui dinding al!eoli karena tekanan osmotik "ang besar dari plasma darah "ang hipertonis. Kemudian diabsorbsi ke dalam sirkulasi dalam (aktu "ang sangat singkat dan men"ebabkan peningkatan !olume darah hingga 1:; dalam menit pertama. )kibatn"a sangat besar dan men"ebabkan gagal $antung akut karena .=antung tidak dapat berkompensasi dengan 'epat terhadap !olume darah "ang sangat besar *untuk meningkatkan 4'ardia' output5 dengan 'ukup+.)kibat hipotonisitas plasma darah "ang mengalami dilusi& ruptur sel darah merah *hemolisis+& pengeluaran kalium ke dalam plasma *men"ebabkan anoksia miokardium "ang hebat+. Mekanisme dasar kematian. kematian "ang berlangsung 'epat diakibatkan oleh serangan $antung "ang seringkali berlangsung dalam 0-1 menit. -! Tenggelam 2i Air *au3 Pada kasus tenggelam di air laut& 'airan "ang memasuki paru-paru memiliki kelarutan sekitar 1; dan bersi%at hipertonis. Aalaupun ter$adi perpindahan garam-garam& khususn"a natrium dan magnesium melalui membran pulmonum& tetapi tidak ter$adi perpindahan 'airan "ang masi% Kematian timbul umumn"a lebih lambat& %aktor as%iksia memegang peranan lebih penting& dengan (aktu sur!i!al "ang lebih pan$ang. 8! %e9anisme Tenggelam Tenggelam 2alam Air Ta7ar inhalasi air ta(ar B al!eolus paru-paru B absorbsi dalam $umlah besar B hiper!olemi C hemodilusi hebat *D<0;+ E hemolisis B B tekanan sistole menurun perubahan biokimia(i B B %ibrilasi !entrikel K F meningkat& Na F dan >l - menurun B B anoksia 'erebri E M ) 9 I C anoksia m"o'ardium air ta(ar akan dengan 'epat diserap dalam $umlah besar sehingga ter$adi hemodilusi "ang hebat sampai <0 persen "ang berakibat ter$adin"a hemolisis oleh karena ter$adi perubahan biokimia(i "ang serius& dimana Kalium dalam plasma meningkat dan Natrium berkurang& $uga ter$adi anoksia "ang hebat pada m"o'ardium hemodilusi men"ebabkan 'airan dalam pembuluh darah atau sirkulasi men$adi berlebihan& ter$adi penurunan tekanan s"stole& dan dalam (aktu beberapa menit ter$adi %ibrilasi !entrikel $antung untuk beberapa saat masih berden"ut dengan lemah& ter$adi anoksia 'erebri "ang hebat& hal ini "ang menerangkan mengapa kematian ter$adi 'epat. Tenggelam 2alam Air Asin inhalasi air asin B al!eolus paru-paru B hemokonsentrasi B 7ipo!olemi C 'airan sirkulasi berdi%usi keluar E hematokrit meningkat B B !iskositas darah meningkat K F menurun& Na F dan >l - meningkat B B pa"ah $antung K F meningkat& Na F dan >l - menurun B M ) 9 I ter$adi hemokonsentrasi& 'airan dari sirkulasi dapat tertarik keluar sampai sekitar 30 persen& dan masuk ke dalam $aringan paru-paru sehingga ter$adi edema pulmonum "ang hebat dalam (aktu relati% singkat pertukaran elekrolit dari air asin ke dalam darah mengakibatkan meningkatn"a hematokrit dan peningkatan kadar Natrium plasma %ibrilasi !entrikel tidak ter$adi& namun ter$adi anoksia pada m"o'ardium dan disertai peningkatan !iskositas darah& akan men"ebabkan ter$adin"a pa"ah $antung tidak ter$adi hemolisis& melainkan hemokonsentrasi& tekanan sistolik akan menetap dalam beberapa menit 8! Pa3ofisiologi %e9anisme 3enggelam : /. Dengan aspirasi 'airan *typical atau wet drowning+ 0. 9anpa aspirasi 'airan *atypical atau dry drowning+ 1. Near drowning G kematian ter$adi akibat hipoksia ense%alopati atau perubahan sekunder pada paru Pada 7e3 2ro7ning& "ang mana ter$adi inhalasi 'airan& dapat dikenali ge$ala- ge$ala "ang ter$adi . /. korban menahan napas 0. karena peningkatan >O0 dan penurunan kadar O0 ter$adi megap-megap& dapat ter$adi regurgitasi dan aspirasi isi lambung 1. re%leks laringospasme "ang diikuti dengan pemasukan air 3. korban kehilangan kesadaran 6. kemudian ter$adi apnoe 8. megap-mega kembali& bisa sampai beberapa menit <. ke$ang-ke$ang H. berakhir dengan henti napas dan $antung Perubahan;#erubahan #a2a #aru : /. Re%leks !asokonstriksi akan men"ebabkan hipertensi pulmonal 0. Bronkokonstriksi akan meningkatkan resistensi $alan napas 1. Denaturasi sur%aktan "ang disertai deplesi "ang 'epat dari $aringan paru akan men"ebabkan rasio !entilasi,per%usi men$adi abnormal 3. Pada tingkat seluler& ter$adi kerusakan endotel !askular dan sel epitel bronkial,al!eoli 6. )spirasi air ta(ar akan men"ebabkan hemodilusi 8. )spirasi air laut akan men"ebabkan hemokonsentrasi <. Perubahan tegangan permukaan paru akan men"ebabkan ketidakstabilan al!eoli dan paru men$adi kolaps. Dr5 Dro7ning /6-0:; kematian akibat tenggelam merupakan dr" dro(ning& "ang mana tidak disertai dengan aspirasi 'airan. Kematian ini biasan"a ter$adi dengan sangat mendadak dan tidak tampak adan"a tanda-tanda perla(anan. Mekanisme kematian "ang pasti masih tetap spekulati%. >airan "ang mendadak masuk dapat men"ebabkan 0 ma'am mekanisme . /. laringospasme "ang akan men"ebabkan as%iksia dan kematian 0. mengakti%kan sistem sara% simpatis sehingga ter$adi re%leks !agal "ang akan mengakibatkan 'ardia' arrest. Beberapa %aktor predisposisi kematian akibat dr" dro(ning . /. intoksikasi al'ohol *mendepresi akti!itas kortikal+ 0. pen"akit "ang telah ada& misal atheros'lerosis 1. ke$adian tenggelam,terbenam se'ara tak terduga,mendadak 3. ketakutan atau akti!itas %isik berlebih *peningkatan sirkulasi katekolamin& disertai kekurangan oksigen& dapat men"ebabkan 'ardia' arrest Near 2ro7ning : Korban mengalami hipo!olemik akibat perpindahan 'airan ke paru dan $aringan seluruh tubuh. Ie$ala sisa "ang lain& seperti disrimia& de%isit neurologis dan renal& diper'a"a merupakan akibat langsung dari hipoksia dibanding akibat tenggelam. Per#in2ahan Panas )ir menghantarkan panas 06J lebih 'epat dari udara. Ke'epatan perpindahan panas tubuh "ang berada dalam air dipengaruhi beberapa hal . /. bentuk tubuh *lemak merupakan isolator panas+ 0. usia *anak-anak memiliki permukaan tubuh paling proporsional sehingga akan men$adi lebih 'epat dingin+ 1. pergerakan& misaln"a berenang *akan memindahkan air "ang lebih hangat ke dekat tubuh+ 3. perlengkapan isolator& seperti pakaian Hi#o3ermia 9iga %ase klinis . /. %ase eksitatori& korban gemetaran disertai kebingungan 0. %ase adinamik& ter$adi rigiditas mus'ular dan penurunan kesadaran 1. %ase paralitik& ketidaksadaran "ang akan diikuti oleh aritmia dan kematian. Fase-%ase ini penting diketahui untuk keperluan resusitasi pada korban "ang hampir mati tenggelam sebab pada %ase paralitik korban dapat dikira telah meninggal. <! Pemeri9saan Pos3mor3em Pembenaman 2i Air Maserasi kulit ter$adi akibat pembengkakan lapisan keratin terluar "ang mengabsorbsi air. Kulit men$adi basah dan putih& mengkeriput guna men"esuaikan ukuran kulit dengan permukaan karena peningkatan !olume 4(asher(omanKs skin5.terlihat $elas pada daerah dimana keratin paling tebal& "aitu pada tangan dan kaki. Sangat penting untuk identi%ikasi korban& karena maserasi ini dapat mengabarkan pola sidik $ari& >utis anserina atau 4goose%lesh5 adalah %enomena "ang timbul akibat kontraksi muskulus erektor pili "ang terdapat pada setiap %olikel rambut& dan memperlihatkan gambaran "ang timbul pada kondisi dingin. Fenomena "ang sama dapat terlihat pada rigor mortis post mortem pada otot erektor pili "ang timbul beberapa $am setelah kematian. >utis anserina "ang timbul akibat suhu dingin atau rigor mortis ini tidak memiliki nilai diagnostik apapun.Aarna kemerahan pada kulit disebabkan suhu dingin. ditemukan pada daerah timbuln"a lebam ma"at. Dan "ang disimpan dalam lemari es kamar ma"at. Mekanisme kurang $elas& tetapi diduga timbul akibat pendinginan darah "ang teroksigenase dalam kapiler kulit. 7arus dibedakan dengan 'ausa lainn"a *utaman"a kera'unan >O+. Pada pembenaman& perubahan ini tidak memiliki nilai diagnostik sama sekali dan dapat dipengaruhi oleh pigmentasi kulit. Ditemukann"a benda asing di mulut& %aring& laring& dan saluran pernapsan ba(ah& dapat menun$ang diagnosa. >ada!eri' spasme merupakan %enomena "ang $arang didapatkan dimana benda asing seperti . rumput laut& rumput liar ditemukan dalam 'engkeraman ma"at "ang ditemukan di air& sebelum rigor mortis terbentuk. 10! Tan2a Tenggelam 5ang 'erma9na /. Busa "ang berasal dari hidung dan mulut dapat timbul pada kasus tenggelam dan merupakan salah satu tanda 4klasik5 merupakan tanda edema pulmonum tetapi dapat pula timbul pada beberapa keadaan. 0. Bila tidak ditemukan pen"ebab lain maka adan"a busa dapat diterima sebagai tanda tenggelam. 1. Busa ini terdiri dari protein dan air "ang terko'ok dan membentuk gelembung-gelembung ke'il bersama-sama dengan sur%aktan paru akibat kontraksi respirasi. 3. )dan"a air dalam mulut& saluran pernapasan& paru-paru& eso%agus dan perut bukan merupakan petun$uk "ang dapat diterima& karena dapat timbul setelah kematian. 6. Distensi paru "ang hebat salah satu tanda klasik *kadang tidak ditemukan+ dan dibedakan dengan pen"akit seperti asma bron'hiale. 8. Bila sternum diangkat saat otopsi& paru-paru akan terlihat memenuhi rongga mediastinum& sehingga 4rongga kosong5 di atas $antung hilang. <. Paru-paru pu'at& spongios dan dapat tertekan pada bagian dalam thoraJ dengan sangat kuat sehingga tampak indentasi 'osta pada permukaan paru. H. Merupakan bukti kuat diagnosa tenggelam dan lebih bermakna dibandingkan 'airan pada paru dan saluran pernapasan. Kesimpulan Post Mortem 9anda "ang dapat di"akini merupakan tanda tenggelam adalah /. Busa di paru-paru dan $alan napas dan 0. Distensi paru "ang berlebihan& 1. Pen"ebab lain kondisi di atas telah disingkirkan 11! Pemeri9saan &husus Tenggelam /. Pemeriksaan getah paru a+ Men'ari benda asing *pasir& lumpur& tumbuhan& telur 'a'ing+ "ang diambil daerah subpleural b+ Interpretasi. /+ Positi% F tidak ada sebab kematian lain tenggelam 0+ Positi% F ada sebab lain tenggelam atau sebab lain tersebut 1+ Negati%. korban meninggal dulu& tenggelam dalam air $ernih& mati sebab !agal re%leJ , spasme laring 0. Destru'tion test a+ ntuk men'ari diatome *ganggang kersik+. Diperiksa bagian peri%e(r paru b+ 7arus sama dengan "ang ada dalam periaran tersebut '+ Interprestasi. /+ Posti% sampai 6,lpb *paru+& /,lpb *sumsum tulang+ 0+ Positi% palsu pada pen"elam "ang men'ari pasir& batuk kronis 1. Penentuan Berat =enis. a+ Dengan >uSO3.NG/&:6? */&:6?6-/&:8:: b+ )ir ta(ar G /&:66 '+ )ir laut G /&:86 1-! &esim#ulan /. Diagnosa pasti pen"ebab kematian pada kasus pembenaman sangat sulit ditegakkan. 0. 9anda post mortem tenggelam "ang khas han"a ditemukan pada sebagian ke'il kasus. 1. 9idak ditemukann"a tanda post mortem pada ma"at segar dapat disebabkan oleh. a+ Kematian disebakan oleh 4serangan $antung tiba-tiba5. b+ Kematian disebabkan oleh 4dr" dro(ning5 '+ Kematian tidak disebabkan oleh pembenaman 3. Menegakkan diagnosa tenggelam berdasarkan pemeriksaan post mortem pada ma"at "ang telah membusuk adalah sesuatu "ang tidak mungkin. 9es diatomae dapat mendukung diagnosa bila dilakukan dengan teknik tanpa kesalahan dan dengan hasil "ang $elas! 6. Mekanisme kematian akibat tenggelam di air ta(ar berbeda dengan di air laut. 8. Aalaupun pada kasus tenggelam murni& kematian umumn"a ter$adi dalam beberapa menit& tetapi bila disebabkan oleh serangan $antung maka kematian dapat berlangsung seketika. <. Interpretasi luka pada korban "ang ditmukan di air akibat pembenaman sulit dilakukan. #uka "ang ada harus ditentukan apakah merupakan luka post mortem atau intra!ital. H. Bila pada pemeriksaan otopsi didapatkan beberapa gambaran pen"akit %atal maka tidak men"ingkirkan dugaan tenggelam sebagai pen"ebab kematian. ?. Per'obaan bunuh diri umumn"a disertai per'obaan perlukaan lainn"a seperti kera'unan& mengiris pergelangan tangan& penusukan& dan lain-lain. /:. Keputusan pen"ebab kematian sebaikn"a tidak han"a tergantung pada pemeriksaan post mortem tanpa disertai apresiasi keadaan sekeliling korban. Referensi : /. Idries& )bdul MunKim& /??<& Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik& Binarupa )ksara& =akarta& 7al /<:-/?:. 0. Knight& B.& /??8& Forensi' Patholog"& 0 nd Edition& OJ%ord ni!ersit" Press In'& Ne( Lork& Page 136-18:. 1. Simpson& K.& /?<?& Forensi' Medi'ine& Eighth Edition& 9he English #anguage Book So'iet" an Ed(ard )rnold *Publishers+ #td& Page ?/-//0. 3. Budi"anto& ).& dkk& /??<& Ilmu Kedokteran Forensik& Bagian Kedokteran Forensik& FK I& 7al 66-<:. 6. Dahlan S.& 0:::& Ilmu Kedokteran Forensik& Pedoman Bagi Dokter dan Penegak 7ukum& Badan Penerbit ndip& 7al /:<-/03.