Вы находитесь на странице: 1из 20

Epdemolog Blok Blok Blok Blok

1

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM




LPlULMl0L00l LPlULMl0L00l LPlULMl0L00l LPlULMl0L00l

lwan lw|prahasro lwan lw|prahasro lwan lw|prahasro lwan lw|prahasro
0||n|oa| Fp|oem|o|og, & B|osrar|sr|os un|rBg. larmako|og| lK uCM 0||n|oa| Fp|oem|o|og, & B|osrar|sr|os un|rBg. larmako|og| lK uCM 0||n|oa| Fp|oem|o|og, & B|osrar|sr|os un|rBg. larmako|og| lK uCM 0||n|oa| Fp|oem|o|og, & B|osrar|sr|os un|rBg. larmako|og| lK uCM


UA3AR UA3AR UA3AR UA3AR- -- -UA3AR LPlULMl0L00l & PLN0uKuRAN KL1AUlAN PLNAKl1 UA3AR LPlULMl0L00l & PLN0uKuRAN KL1AUlAN PLNAKl1 UA3AR LPlULMl0L00l & PLN0uKuRAN KL1AUlAN PLNAKl1 UA3AR LPlULMl0L00l & PLN0uKuRAN KL1AUlAN PLNAKl1

Pen Pen Pen Pendahuluan dahuluan dahuluan dahuluan

Ualam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada fenomena nyata yang ada
di populasi, seperti misalnya terjadinya ourbreak diare atau pada suatu saat
ditemukan banyak penderita demam berdarah. lenomena ini bisa saja berasal dari
satu atau lebih individu atau sekelompok orang. Kejadian-kejadian yang menimpa
populasi tersebut haruslah dioarikan jalan keluarnya karena tidak mustahil juga akan
menimpa populasi yang lain seoara berurutan.

Penanggulangan masalah kesehatan bisa saja dimulai dengan mengidentifikasi
permasalahan yang ada, seperti misalnya ting ginya kejadian diare pada suatu saat.
3elanjutnya dengan mengukur beberapa variabel kita akan dapat mengetahui
seberapa besar masalah yang terjadi akan memberi dampak kepada populasi.

Ualam upaya mengukur kejadian penyakit tersebut aoap kali kita dihadapkan pada
kenyataan adanya keterkaitan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Kadang pula dapat ditarik suatu kesimpulan sementara tentang kemungkinan
hubungan sebab akibat yang mendasari kejadian tersebut. 1ika dua atau beberapa
variabel saling berkaitan untuk terjadinya suatu penyakit, maka salah satu upaya
mendasar yang perlu dilakukan adalah memutus memutus rantai masalah yang
ada. Keilmuan ini dioakup dalam suatu bidang ilmu yang disebut epidemiologi.

APA AN0 UlMAK3uU ULN0AN LPlULMl0L00l? APA AN0 UlMAK3uU ULN0AN LPlULMl0L00l? APA AN0 UlMAK3uU ULN0AN LPlULMl0L00l? APA AN0 UlMAK3uU ULN0AN LPlULMl0L00l?

Lpidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan
yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian pada populasi tertentu dan
menerapkan studi ini untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan.

Berbeda dengan kedokteran klinis yang lebih spesifik pada masalah diagnosis,
terapi, proses penyembuhan dan perawatan pada individu, epidemiologi lebih
berorientasi pada populasi yang meliputi proses penelitian, penoegahan, evaluasi
dan perenoanaan.


Epdemolog Blok Blok Blok Blok
2

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

KLPLN1lN0AN LPlULMl0L00l KLPLN1lN0AN LPlULMl0L00l KLPLN1lN0AN LPlULMl0L00l KLPLN1lN0AN LPlULMl0L00l

Lpidemiologi dapat digunakan untuk menentukan penyebab (oausar|on), sebagai
oontoh
bagaimana faktor-faktor lingkungan dan genetik berpengaruh pada baik dan
buruknya kesehatan. laktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor-faktor biologi,
kimiawi, fisik, psikologis dan faktor-faktor lain yang berpengaruh pada kesehatan.








Lpidemiologi juga dapat mempelajari riwayat alamiah (narura| h|sror,) dari suatu
penyakit. lndividu yang awalnya sehat kemudian sakit bahkan sampai meninggal
atau sembuh dapat terjadi akibat suatu proses alamiah tubuh, penyakit atau karena
proses pengobatan.










3tudi epidemiologi dapat digunakan untuk menggam-barkan status kesehatan pada
populasi, berapa proporsi yang sehat, bagaimana status kesehatan berubah
menurut waktu, kejadian penyakit yang berbeda stiap wilayah geografi dan lain
sebagainya. Lpidemiologi dapat digunakan pula untuk meng-evaluasi pengaruh
suatu program preventif penyakit pada suatu populasi atau dampak terapi pada
suatu populasi.











Sehat
genetik
environment
Sakit
Sehat
Sakit
Sakit
(klinis)
Perubahan
subklinis
Sehat
Sehat Sakit
Terapi/
Pelayanan medis
Promosi kesehatan
Upaya preventif
Pelayanan kesehatan
masyarakat
Epdemolog Blok Blok Blok Blok
3

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM


APA 3A1A AN0 UluKuR UALAM LPlULMl0L00 APA 3A1A AN0 UluKuR UALAM LPlULMl0L00 APA 3A1A AN0 UluKuR UALAM LPlULMl0L00 APA 3A1A AN0 UluKuR UALAM LPlULMl0L00l ll l? ?? ?

Lpidemiologi deskriptif melakukan identifikasi adanya distribusi kejadian penyakit.
Mempelajari distribusi penyakit dapat dilihat dari 3 aspek yaitu waktu, orang dan
tempat.

1. waktu 1. waktu 1. waktu 1. waktu

Mempelajari distribusi penyakit menurut waktu merupakan aspek utama analisis
epidemiologi. Uistribusi kejadian penyakit ini biasanya dinyatakan dalam bulanan
atau tahunan. Ada tiga maoam perubahan dalam distribusi penyakit yang dapat
diidentifikasi menurut waktu yaitu :

Seou|ar rrenos, yaitu perubahan atau variasi frekuensi kejadian penyakit dalam
jangka panjang

0,o||o ohange, perubahan yang terjadi seoara periodis dalam satu tahun, atau lebih
lluktuasi jangka pendek yang sering ditemukan dalam epidemi penyakit.



















2. 0rang 2. 0rang 2. 0rang 2. 0rang

Beberapa karakteristik penting yang seoara rutin diperhatikan dalam mempelajari
distribusi kejadian penyakit menurut orang adalah umur dan jenis kelamin. Angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) umumnya berhubungan
dengan umur dan jenis kelamin. 3ebagai oontoh, diare akut non-spesifik umumnya
terjadi pada balita dan ini penting seoara epidemiologi oleh karena kelompok usia
Persentase Penduduk Miskin Di Indonesia
Tahun 1978-1996
0
10
20
30
40
1978 1981 1984 1987 1990 1993 1996
tahun
p
e
r
s
e
n
t
a
s
e
Kota Kota+Desa Desa

Sumber : profil kesehatan Indonesia 1997
Epdemolog Blok Blok Blok Blok
4

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

balita memang paling rentan untuk menderita diare, yang jika tidak diatasi segera
dapat berakibat fatal.
variabel lain yang juga diperhitungkan adalah ras, pekerjaan, status perkawinan,
gilongan darah, keoenderungan kepribadian dan variabel keluarga misalnya ukuran
keluarga.

















3. 3. 3. 3. 1empat 1empat 1empat 1empat

Mempelajari distribusi penyakit menurut tempat sering dinyatakan menurut suatu
lokasi yang dibatasi oleh batas-batas alam (misalnya gunung, sungai) atau batas
administrasi pemerintahan. Batas alam lebih memiliki arti dalam kaitan dengan
pemahaman etiologi enyakit. 1empat/wilayah berkaitan dengan tinggi rendahnya
frekuensi penyakit oleh karena kondisi lingkungan tertentu, iklim misalnya
kelembaban, ourah hujan, ketinggian, kandungan mineral, penyediaan air dan
sebagainya.
Berikut ini merupakan oontoh-oontoh epidemiologi deskriptif.














Angka Kelahiran Menurut Umur Ibu tahun
1971-1991
0
50
100
150
200
250
300
350
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-9
Sensus 1971 Sensus 1980
Sensus 1991

Sumber : profil kesehatan Indonesia 1997
Jumlah Desa Tertinggal di P. Jawa Tahun
1995
0
127
1619
2035
2484
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
DKI Jaya
DI Yogyakarta
Jawa Barat
Jawa Timur
Jawa Tengah

Epdemolog Blok Blok Blok Blok
5

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM


PLN0uKuRAN KL1AUlAN PLNAKl1 PLN0uKuRAN KL1AUlAN PLNAKl1 PLN0uKuRAN KL1AUlAN PLNAKl1 PLN0uKuRAN KL1AUlAN PLNAKl1

3ebagian besar permasalahan epidemiologi dapat dijawab dengan mengaou pada
tingginya frekuensi suatu kejadian dalam berbagai maoam keadaan. lrekuensi
kejadian ini ditunjukkan oleh proporsi atau fraksi pembilang/'numerator' (yang
meliputi sejumlah kasus) dan penyebut/'denominator' yang meliputi banyaknya
orang yang menderita suatu penyakit.

RA1L, RA1l0 UAN PR0P0R3l RA1L, RA1l0 UAN PR0P0R3l RA1L, RA1l0 UAN PR0P0R3l RA1L, RA1l0 UAN PR0P0R3l

Pada epidemiologi, alat terpenting untuk mengukur frekuensi kejadian adalah rare
(angka, sering juga disebut tingkat), tetapi juga digunakan rar|o dan proporsi.
ukuran-ukuran tersebut (rare, rar|o dan proporsi) merupakan hasil bagi antara
numeraror (pembilang) dan oenom|naror (penyebut)

1. Ratio 1. Ratio 1. Ratio 1. Ratio

lar|o menoerminkan hubungan antara dua bilangan, adalam bentuk hasil bagi, X :
atau x/y.

Contoh: ratio pria dan wanita anak balita di Keoamatan A pada 1 1anuari 2000
adalah 1.000 : 2.000 adalah 0,5 pria berbanding 1 wanita atau 50 pria untuk setiap
100 wanita. Ualam hal ini maka ratio pria dan wanita adalah 1:2.

2. Proporsi 2. Proporsi 2. Proporsi 2. Proporsi

Proporsi merupakan bentuk khusus dari ratio, dimana di dalam denominator
(penyebut) termasuk juga numerator (pembilang) dan hasilnya adalah nilai yang
dinyatakan dalam bentuk persentase.

Contoh: Proporsi penduduk balita berjenis kelamin wanita di Keoamatan B pada 1
1anuari 2000 adalah 2.000/3.000 x 100 = 66

3 33 3. Rate . Rate . Rate . Rate

Rate merupakan hitungan frekuensi kejadian suatu penyakit selama periode waktu
yang tertentu. Rate seringkali digunakan sebagai dasar perbandingan untuk populasi
yang berbeda atau populasi yang sama pada waktu yang berbeda. ukuran ini
sebagai alat untuk menilai suatu faktor etiologi (penyebab) dan membandingkan
perkembangan (terjadinya) penyakit pada dua populasi yang berbeda.





Epdemolog Blok Blok Blok Blok
6

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

NA1ALl1A3 NA1ALl1A3 NA1ALl1A3 NA1ALl1A3

Angka kelahiran (nara||r, rares) mengukur frekuensi bayi yang lahir dalam populasi
tertentu dan dihitung berdasarkan interval waktu dan tempat tertentu, menurut
kelompok umur ibu tertentu, menurut jenis kelamin bayi, menurut status sosial
ekonomi dan lain-lain. Biasanya dinyatakan dalam perjumlah beresiko (k) yaitu per
1000.

0ruoe B|rrh lares (CBR) adalah proporsi jumlah bayi yang lahir hidup pada periode
tahun tertentu dibagi populasi pada pertengahan tahun.



.





Ratio Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (ratio BBLR) adalah jumlah bayi lahir
hidup dengan berat lahir < 2.500 gr selama periode waktu yang tertentu dibagi
jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan selama periode waktu yang sama.









M0RBlUl1A3 M0RBlUl1A3 M0RBlUl1A3 M0RBlUl1A3

ukuran-ukuran yang umum digunakan untuk morbiditas adalah prevalensi, insidensi,
attaok rate resiko relatif, attributable risk, attributable risk peroent.
Prevalensi (P) adalah semua populasi yang menderita penyakit (kasus baru dan
lama) dari populasi yang berisiko menderita penyakit tersebut dalam periode waktu
tertentu.









Jumlah jumlah bayi yang lahir hidup
pada periode tahun tertentu

populasi (jumlah penduduk)
pada pertengahan tahun
X 1000 CBR =
Jumlah jumlah bayi yang lahir hidup
dengan berat lahir < 2.500 gr selama
periode waktu yang tertentu

Jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan
selama periode waktu tertentu
Ratio
BBLR =
X 10
x

Jumlah orang yang menderita sakit
pada periode waktu tertentu

Jumlah populasi yang berisiko
Pada periode waktu tertentu
P = X 10
x

Epdemolog Blok Blok Blok Blok
7

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

Prevalensi dibedakan menjadi dua tipe yaitu lo|nr preva|enoe yang mengukur semua
kasus yang terjadi pada waktu tertentu (titik waktu) misalnya 1 1anuari, l Agustus
dsb, dan ler|oo preva|enoe yang mengukur semua kasus yang terjadi pada periode
waktu tertentu misalnya selama tahun 1999 dsb.

lnsidensi (l) adalah angka kasus baru dari suatu penyakit dari populasi yang beresiko
selama periode waktu tertentu.









Contoh : 3elama tahun 1980 dilaporkan sebanyak 126 kasus penyakit Ul dari
suatu populasi sebesar 20.000, maka angka insidensi penyakit tersebut
126/20.000 x 1000 = 6,3 kasus/1000 populasi.

4rraok lare (AR) adalah jumlah kasus baru penyakit tertentu yang dilaporkan pada
periode waktu terjadinya epidemi dari populasi. Contoh: dalam suatu kejadian luar
biasa (ourbreak) terdapat 26 kasus kolera di suatu wilayah, 15 dari kasus tersebut
adalah wanita sedangkan 25 adalah pria. 1umlah populasi daerah tersebut adalah
60 wanita dan 200 pria. Maka :

Attaok rate pada pria = 25/200 x 100 = 12,5
Attaok rate pada wanita = 15/60 x 100 = 25
Attaok rate keseluruhan = 40/260 x 100 = 15,3

Risiko relatif (RR) adalah derajat risiko populasi yang terkena penyakit karena
terpapar faktor risiko terhadap populasi yang terkena penyakit tetapi tidak terpapar
suatu faktor risiko.








RR = a(a+b)/d(c+d)


Penyakit
+ -
+
a

b
Faktor
risiko
-
c

d


I =
Jumlah kasus baru yang menderita sakit
pada periode waktu tertentu

Jumlah populasi yang berisiko
Pada periode waktu tertentu
X 10
x

Epdemolog Blok Blok Blok Blok
8

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

4rrr|burab|e r|sk adalah selisih antara populasi yang terkena penyakit karena
terpapar faktor risiko dengan populasi yang terkena penyakit tetapi tidak terpapar
faktor risiko.

4rrr|burab|e r|sk peroenr adalah persentase dari angka attributable risk dibagi jumlah
populasi yang terkena penyakit karena terpapar faktor risiko

M0R1ALl1A3 M0R1ALl1A3 M0R1ALl1A3 M0R1ALl1A3

Mortalitas merupakan ukuran frekuensi kematian dalam populasi yang spesifik pada
interval waktu dan tempat yang tertentu.

0ruoe Morra||r, lare (CMR) adalah total jumlah populasi yang meninggal dibagi total
jumlah populasi







lnfanr Morra||r, lare (lMR) adalah total jumlah kematian dalam satu tahun anak
yang berumur kurang dari satu tahun dibagi jumlah bayi yang lahir hidup pada tahun
yang sama.






3elain lnfanr Morra||r, lare (lMR) terdapat pula ler|nara| Morra||r, untuk kematian
janin pada umur kehamilan 28 minggu hingga umur bayi 1 minggu, Neonara|
Morra||r, untuk kematian bayi umur hingga 1 bulan dan losr Neonara| Morra||r,
untuk kematian bayi umur 1 bulan hingga 1 tahun.

Angka kematian ibu (AKl) adalah jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab
yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas selama periode waktu
tertentu dibagi jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan selama periode waktu yang
sama








CMR=
Total populasi yang meninggal

Total jumlah populasi
X 10
5

IMR=
Total kematian dalam satu tahun
anak umur kurang dari satu tahun

Total bayi lahir hidup pada tahun yang sama
X 10
3

Jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab yang
berkaitan dgn kehamilan, persalinan dan nifas selama
periode waktu tertentu

jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan selama periode
waktu yang sama
AK! = X 10
5

Epdemolog Blok Blok Blok Blok
9

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM


0ase lara||r, lare (ClR) adalah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit
tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut.








Contoh : 1umlah anak yang menderita penyakit oampak teroatat sebesar 1000 anak
dan 50 diantaranya meninggal oleh karena oampak tersebut. Maka ClR penyakit
oampak: 50/1000 x 100 = 5

Latihan Kasus 1 Latihan Kasus 1 Latihan Kasus 1 Latihan Kasus 1















Uata tersebut di atas merupakan data kasus 1B di

Kabupaten A pada tahun 1999. itunglah :
a. lnsidenoe rate tahun 1999
b. Point prevalenoe kasus 1B aktif 1 1anuari 1999
o. Period prevalenoe kasus 1B aktif selama tahun 1999
d. Rate kasus baru 1B aktif periode 1999
e. Provisional oase fatality rate 1B tahun 1999



Kategori Jumlah
Populasi Kabupaten A I Juli 1999
Kasus TB aktif yang tercatat di
register 1 Januari 1999
Kasus reaktif TB selama tahun
1999
Jumlah kasus baru TB aktif yang
tercatat selama tahun 1999
Kematian akibat TB aktif
(provisional) diantara kasus baru
TB aktif
208.232.000
44.000

3.500

32.882

4.550
Jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit
tertentu pada periode waktu tertentu

jumlah kasus dari penyakit tersebut
CFR = X 100
Epdemolog Blok Blok Blok Blok
10

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

1lPL 1lPL 1lPL 1lPL- -- -1lPL 31uUl LPlULMl0L00l 1lPL 31uUl LPlULMl0L00l 1lPL 31uUl LPlULMl0L00l 1lPL 31uUl LPlULMl0L00l

1ujuan dari penelitian epidemiologi adalah pengendalian penyakit dan penoegahan
penyakit yang diperkirakan akan membebani individu maupun masyarakat di masa
mendatang. 3tudi epidemiologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko
penyakit, faktor-faktor promotif dan preventif serta manfaat tindakan tertentu
terhadap suatu kondisi kesehatan. 3eoara garis besar ada 2 ranoangan epidemiologi
yang sering yaitu studi observational dan studi eksperimental.

31uUl 31uUl 31uUl 31uUl 0B3LRvA3l0NAL 0B3LRvA3l0NAL 0B3LRvA3l0NAL 0B3LRvA3l0NAL

0bservasional studi merupakan salah satu tipe studi epidemiologi. 1erdapat dua
jenis penelitian observasional yaitu deskriptif dan analitik. 1enis penelitian analitik
terdapat beberapa tipe ,a|ru oross seor|ona|, oase oonrro| dan oohorr.

Cross seotional Cross seotional Cross seotional Cross seotional

3tudi oross seor|ona| (potong lintang) disebut juga survei sampel, sering digunakan
untuk memperkirakan prevalensi penyakit atau faktor resiko di suatu populasi.
Uengan membandingkan prevalensi penyakit di antara kelompok-kelompok populasi,
yang diklasifikasikan berdasarkan pemaparan terhadap suatu faktor risiko.
Keunggulan utama dari survai sampel adalah penyelesaian pengumpulan data yang
oepat dan efisien (tidak melakukan follow up), tetapi penalaran hubungan sebab-
akibat sulit dilakukan karena pengukuran kejadian penyakit dan pemaparan faktor
resiko dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Case oontrol Case oontrol Case oontrol Case oontrol

3tudi oase oonrro| dimulai dari menemukan kasus penyakit tertentu di populasi,
kasus-kasus penyakit tersebut diidentifikasi saat mereka terdiagnosis (|no|oenr
oases) atau dikumpulkan setelah periode tertentu (oumu|ar|ve oases), ) lalu dioari
apakah kasus tersebut sebelumnya terpapar suatu faktor risiko (exposure) atau
tidak, kemudian dipilih kontrol sebagai pembanding atau aouan yaitu individu yang
tidak menderita sakit. Pengukuran efek didasarkan atas perbandingan odds terpapar
faktor risiko di antara kasus yang menderita sakit dan kontrol. Ranoangan oase
oontrol ini relatif oepat, tidak terlalu mahal dan memberikan hasil yang oukup akurat.
Ranoangan ini sesuai untuk kasus-kasus yang jarang terjadi (rare o|sease).
Epdemolog Blok Blok Blok Blok
11

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM












3ebagai oontoh, penelitian erbst yang mengamati keterkaitan pemakaian
diethylstillbestrol selama kehamilan dan timbulnya karsinoma vagina pada anak
yang dikandung setelah mereka lahir dan melewati masa remaja, dengan
membandingkan risiko kanker tersebut dengan kontrol, yakni mereka yang sepadan
umur dan tidak menderita kanker.









0R = ad/bo 0R = ad/bo 0R = ad/bo 0R = ad/bo

Cohort Cohort Cohort Cohort

Ualam ranoangan oohort, subyek penelitian diikuti sejak mereka semua masih
terbebas dari penyakit yang diteliti. Ui antaranya terdapat subyek penelitian yang
terpapar suatu faktor risiko dengan intensitas yang mungkin bervariasi, ada yang
sama sekali tidak terpapar faktor risiko tersebut. Masing-masing kelompok diikuti
(follow up) untuk mengetahui apakah munoul outoome berupa penyakit. Pengukuran
efek didasarkan dari perbandingan risiko antara subyek yang terkena penyakit
karena terpapar faktor risiko terhadap populasi yang terkena penyakit tetapi tidak
terpapar suatu faktor risiko.
populasi
Kasus

Eksposur (-)

Eksposur (+)
Eksposur (-)
Eksposur (+)
Kasus

Karsinoma vagina
+ -
+
a

b

Pemakaian
diethylstill
bestrol -
c

d


Epdemolog Blok Blok Blok Blok
12

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM












31uUl LK3PLRlMLN1AL 31uUl LK3PLRlMLN1AL 31uUl LK3PLRlMLN1AL 31uUl LK3PLRlMLN1AL

1ipe studi epidemiologi lainnya adalah eksperimental. Lpidemiologi eksperimental
seoara umum terdiri dari uji klinik (ranoom|zeo oonrro| rr|a|/RC1) dan uji penoegahan
(prevenr|ve rr|a|). RC1 digunakan untuk menilai daya guna tindakan kesehatan (obat,
prosedur terapi) sedangkan uji penoegahan misalnya uji vaksin untuk menilai daya
guna (eff|oao,) vaksin.
Ranoangan RC1 biasanya digunakan untuk mengevaluasi program pereventif atau
terapi yang baru. Pada studi ini subyek dialokasikan seoara random menjadi
kelompok terapi dan kelompok kontrol. Lalu diamati outoome yang diinginkan.
Ranoangan studi ini sebagai berikut :







3KALA PLN0uKuRAN 3KALA PLN0uKuRAN 3KALA PLN0uKuRAN 3KALA PLN0uKuRAN

Ada empat jenis skala pengukuran yang disusun menurut kekuatan dan kerinoian
informasi dari rendah ke tinggi, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval dan
skala ratio.

3kala nominal 3kala nominal 3kala nominal 3kala nominal terdiri atas dua atau lebih kategori. Kalau terdiri dari dua kategori
disebut dikotomi, tiga atau lebih politomi. Kategori bersifat terpisah seoara tegas
(murua||, exo|us|ve) dan semua subjek terbagi habis (oomprehens|ve|, exhausr|ve).
Contoh : jenis kelamin (pria, wanita), status perkawinan (menikah, lajang,
janda/duda mati, janda/duda oerai)

3kala ordinal 3kala ordinal 3kala ordinal 3kala ordinal memiliki tambahan kualitas, yaitu perjenjangan seperti tangga. al ini
disebabkan kategori-kategori yang diurutkan. 1arak antar kategori tidak harus sama.
Contoh : kebiasaan merokok (bukan perokok, perokok ringan, perokok sedang,
perokok berat)
populasi
Eksposur (+)

Eksposur (-)

Penyakit (+)

Penyakit (-)

Penyakit (+)

Penyakit (-)


populasi
outcome
outcome terapi
kontrol
R
Epdemolog Blok Blok Blok Blok
13

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM


Pada skala interval skala interval skala interval skala interval jarak antar kelas atau kategori sama atau seragam dan tidak
memiliki nol absolut, oontoh umur (1-5 th, 5-10 th, dan seterusnya)
3kala ratio memiliki sifat skala interval juga memiliki nol absolut, yaitu nol berarti
karakteristik yang diukur tidak ada. Contoh: berat badan diukur dalam kilogram.

ML10UL PLN0uMPuLAN UA1A ML10UL PLN0uMPuLAN UA1A ML10UL PLN0uMPuLAN UA1A ML10UL PLN0uMPuLAN UA1A

3eoara garis besar metode pengumpulan data dapat diklasifikasikan sebagai berikut
:
Pengamatan/0bservasi, metode ini meliputi penggunaan teknik-teknik yang
bervariasi dari pengamatan visual sederhana sampai dengan oara pengamatan yang
memerlukan ketrampilan seperti pemeriksaan klinis atau menggunakan alat-alat
seperti radiografi, mikrobiologi atau kimia klinik

wawanoara terstruktur dengan keuesioner dan kuesioner yang diisi sendiri.
Menggunakan data dokumenter, oara ini relatif mudah dan dapat memberikan
informasi perorangan maupun seluruh populasi serta oara terbaik untuk mempelajari
peristiwa atau kejadian di masa lalu

vALlUl1A3 & RLLlABlLl1A3 vALlUl1A3 & RLLlABlLl1A3 vALlUl1A3 & RLLlABlLl1A3 vALlUl1A3 & RLLlABlLl1A3

Ada dua konsep untuk menerangkan kualitas pengukuran, konsep ini disebut
validitas dan reliabilitas. 3uatu pengukuran dikatakan valid jika hasil pengukurannya
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dari fenomena yang sedang diukur.
validitas disebut juga akurasi. 3edangkan pengukuran dikatakan reliabel jika hasil
pengukurannya relatif stabil dan hasilnya bisa berdekatan. Reliabilitas disebut juga
presisi atau reprodusibilitas. ubungan antara reliabilitas dan validitas ditunjukkan
pada gambar di bawah ini :

1LKNlK PRL3LN1A3l UA1A 1LKNlK PRL3LN1A3l UA1A 1LKNlK PRL3LN1A3l UA1A 1LKNlK PRL3LN1A3l UA1A

3etelah data dikumpulkan, data harus diorganisasikan seoara sistematik agar dapat
dipresentasikan dan dimengerti seoara efektif. Ada empat metoda dasar penyajian
data yang sering digunakan , yaitu : penyajian tekstual, penyajian semi tabular,
penyajian tabular, penyajian grafik.
Contoh penyajian tektual: Ui antara pegawai di perusahaan farmasi A, proporsi
terbesar adalah mereka yang berusia 30-35 tahun, dengan 26,2 pegawai termasuk
dalam kategori ini. Proporsi dari mereka yang berumur 36-40 tahun adalah hampir
sama (23,3). anya 103 pegawai (4,9) berusia diatas 40 tahun
Contoh penyajian seoara semi tabular : Ui antara 100 orang pegawai sebuah
perusahaan farmasi, mengaku diterima perusahaan tersebut:
3 tahun yang lalu 50 orang
3-5 tahun yang lalu 20 orang
5 + tahun yang lalu 30 orang

Epdemolog Blok Blok Blok Blok
14

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

Contoh penyajian tabular









Pada penyajian bentuk grafik ada enam dasar diagram yang biasa dipergunakan
yaitu : bar diagram, diagram frekuensi vertikal, histogram, line diagram, pie diagram,
dan soatter.

Contoh bar diagram:
















Contoh diagram garis :















Jenis kelamin Jumlah orang
Pria 700
Wanita 300
Total 1.000

Persentase Rumah Tangga Di Kota dan Desa Menurut
Jenis Sarana Pembuangan Kotoran Tahun 1997
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
L
e
h
e
r

a
n
g
s
a
P
l
e
n
g
s
e
n
g
a
n
C
e
m
p
l
u
n
g
L
a
i
n
-
l
a
i
n
Desa
Kota

Perkembangan Kualitas Bakteriologis Sampel Air
Bersih Non Perpipaan Tahun 1991 s/d 1997
53.8 53.6
72.4
48.3
19.09
39.27
51.4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997
M
P
M

<
5
0
/
m
l
Epdemolog Blok Blok Blok Blok
15

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

Contoh diagram pie :












Contoh histogram :


















LPlULMl0L00l UAN PLNCL0AAN LPlULMl0L00l UAN PLNCL0AAN LPlULMl0L00l UAN PLNCL0AAN LPlULMl0L00l UAN PLNCL0AAN

PLN0AN1AR PLN0AN1AR PLN0AN1AR PLN0AN1AR

Penyakit dapat dioegah dengan oara menghalanginya untuk terjadi atau dengan oara
melakukan deteksi dini pada saat pengobatan adalah lebih efektif dibanding lainnya.
Banyak dokter tertarik pada bidang kdokteran karena amat ingin menyembuhkan
penyakit. 1etapi, masyarakat akan memilih untuk tidak menderita sakit sebagai
pilihan pertama. Atau, jika mereka terpaksa harus sakit, mereka memilih untuk
mendapatkannya seoara awal dan sembuh sebelum penyakit menyebabkan sesuatu
yang berbahaya.

Banyak prinsip-prinsip pendekatan terhadap kegiatan penoegahan. Ualam materi ini
akan dibahas mengenai tahap-tahap dalam penoegahan dan penyaringan.
Perkembangan Kualitas Bakteriologis Sampel Air
Bersih Non Perpipaan Tahun 1991 s/d 1997
19.1
18.2
37.3
12.7
12.7
39.27
51.4

Perkembangan Kualitas Bakteriologis Sampel
Air Bersih Non Perpipaan Tahun 1991 s/d
1997
53.8 53.6
72.4
48.3
19.09
39.27
51.4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997
M
P
M

<
5
0
/
m
l

Epdemolog Blok Blok Blok Blok
16

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM


LPlULMl0L00l PLNCL0AAN LPlULMl0L00l PLNCL0AAN LPlULMl0L00l PLNCL0AAN LPlULMl0L00l PLNCL0AAN

Ualam epidemiologi dikenal empat tahap dalam penoegahan. 1ahap-tahap ini
dibedakan atas dasar perkembangan dari penyakit. Lmpat tahap tersebut adalah
pr|moro|a|, pr|mar,, seoonoar, dan rerr|ar,.


Primordial prevention Primordial prevention Primordial prevention Primordial prevention

lr|moro|a| prevenr|on berorientasi pada kondisi-kondisi yang melatarbelakangi
timbulnya suatu penyakit. 1ujuan dari primordial prevention adalah bertujuan untuk
mengetahui pola budaya, ekonomi, sosial dan sebagainya yang mempunyai peranan
dalam meningkatkan kejadian penyakit. 1arget dari tahap ini adalah populasi seoara
keseluruhan atau kelompok tertentu. Contoh peraturan pemerintah mengenai
larangan merokok.

Primary prevention Primary prevention Primary prevention Primary prevention

lr|mar, prevenr|on bertujuan untuk menekan insidensi penyakit dengan melakukan
kontrol terhadap penyakit dan faktor resikonya. 1arget utama dari tahap ini adalah
populasi seoara keseluruhan yang bertujuan menurunkan resiko (popu|ar|on
srrareg,), kelompok tertentu yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (rhe
h|gh r|sk |no|v|oua| srrareg,) dan individu-individu yang sehat. Contoh: penggunaan
kondom untuk menoegah infeksi lv. Program pendidikan agar masyarakat
mengetahui bagaimana penularan lv dan apa yang harus mereka lakukan untuk
menoegah penyebaran lv merupakan bagian yang terpenting dari tahap pr|mar,
prevenr|on.

3eoondary prevention 3eoondary prevention 3eoondary prevention 3eoondary prevention

Seoonoar, prevenr|on bertujuan untuk merawat pasien yang sakit dan menurunkan
komplikasi yang serius dari penyakit dengan melakukan diagnosis dan terapi. 1ahap
ini dapat diaplikasikan hanya pada penyakit yang masih pada tahap awal , penyakit
tersebut mudah dikenali dan dapat diterapi. Contoh: Kanker oervix, jika kanker ini
dapat diketahui pada tahap dini maka pasien dapat dengan mudah diterapi akan
terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut.

1ertiary prevention 1ertiary prevention 1ertiary prevention 1ertiary prevention

1err|ar, prevenr|on bertujuan untuk menurunkan komplikasi dan lebih lanjut dari
penyakit, dan yang merupakan aspek terpentingnya adalah terapi dan rehabilitasi.
Pada tahap ini teroakup penurunan ketidak mampuan (|mpa|remenr), keoaoatan
(o|sab|||r,), dan mengurangi penderitaan (suffer|ng).



Epdemolog Blok Blok Blok Blok
17

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM


3CRLLNlN0 3CRLLNlN0 3CRLLNlN0 3CRLLNlN0

Bila mengaou pada perjalanan ilmiah penyakit maka tindakan penoegahan primer
merupakan upaya penoegahan penyakit terbaik. Bila primary prevention tidak dapat
dilakukan maka dapat dilakukan alternatif kedua yaitu deteksi dini dan pengobatan
segera untuk penyakit-penyakit yang belum dapat diatasi dengan tindakan
penoegahan primer. 3oreening merupakan prosedur yang dilakukan untuk deteksi
dini.
Pendekatan yang dilakukan pada soreen|ng adalah memberikan perhatian segera
pada tanda dan gejala awal dari penyakit dan mendeteksi penyakit.

Soreen|ng adalah identifikasi penyakit yang tidak tampak dengan menggunakan
pengujian (resr) pemeriksaan, atau prosedur lain yang dapat dilakukan seoara oepat
untuk memisahkan individu yang tampaknya sehat tetapi mungkin menderita
penyakit .

Kegiatan penyaringan ini bertujuan untuk menentukan frekuensi kejadian atau
riwayat perjalanan alamiah suatu keadaan atau penyakit dan untuk menoegah
penularan dan perlindungan masyarakat.

Karakteristik utama uji penyaringan ini adalah va||o|ras, re||ab|||ras dan hasil (,|e|o)

Sens|r|v|ras oan Spes|f|s|ras Sens|r|v|ras oan Spes|f|s|ras Sens|r|v|ras oan Spes|f|s|ras Sens|r|v|ras oan Spes|f|s|ras

validitas dari tenik uji penyaringan adalah kemampuan teknik uji untuk memberikan
petunjuk awal tentang individu yang benar-benar menderita sakit dan mereka yang
tidak sakit. validitas uji ini mempunyai dua aspek yaitu sensitivitas dan spesifisitas.












3ensitivitas (a/a+o)= 3ensitivitas (a/a+o)= 3ensitivitas (a/a+o)= 3ensitivitas (a/a+o)=kemampuan yang dimiliki oleh teknik uji untuk menunjukkan
seoara tepat individu-individu yang menderita penyakit.

3pesifisitas (d/o+d) 3pesifisitas (d/o+d) 3pesifisitas (d/o+d) 3pesifisitas (d/o+d) = kemampuan yang dimiliki oleh teknik uji untuk menunjukkan
seoara tepat individu-individu yang tidak menderita penyakit.

Gold standard
+ -
+
A
{true
positive)
b
{false
positive) Uji
diagnostik
-
C
{false
negative)
d
{true
negative)

Epdemolog Blok Blok Blok Blok
18

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

Positive Prediotive value (a/a+b) Positive Prediotive value (a/a+b) Positive Prediotive value (a/a+b) Positive Prediotive value (a/a+b) = probabilitas adanya penyakit pada seseorang
yang hasil testnya positif

Negative Prediotive value (d/o+d) Negative Prediotive value (d/o+d) Negative Prediotive value (d/o+d) Negative Prediotive value (d/o+d) = probabilitas seseorang bebas dari penyakit
karena hasil test negatif

l|ke||hooo rar|o l|ke||hooo rar|o l|ke||hooo rar|o l|ke||hooo rar|o positif (a/a+o dibagi b/b+d) positif (a/a+o dibagi b/b+d) positif (a/a+o dibagi b/b+d) positif (a/a+o dibagi b/b+d) = probabilitas suatu hasil test positif
pada penderita yang sakit

l|ke||hooo rar|o negar|f l|ke||hooo rar|o negar|f l|ke||hooo rar|o negar|f l|ke||hooo rar|o negar|f (o/a+o dibagi d/b+d) (o/a+o dibagi d/b+d) (o/a+o dibagi d/b+d) (o/a+o dibagi d/b+d) = proba-bilitas suatu hasil test negatif
pada orang yang tidak sakit

uji yang sensitif diperlukan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya berbahaya tetapi
sebenarnya dapat dioba-ti, misalnya 1BC dan sifilis. 3edangkan uji yang spesi-fik
diperlukan untuk penyakit-penyakit yang jika hasil positif palsu dapat
membahayakan pasien, misalnya adalah kanker

Keadaan yang ingin dioapai oleh hasil uji penyaringan adalah sensitivitas dan
spesifisitas masing-masing 100, tetapi hal ini tidak mungkin sehingga biasanya
hanya ditentukan dengan ourr of po|nr saja.

Kesepakatan lnterobserver dan intraobserver Kesepakatan lnterobserver dan intraobserver Kesepakatan lnterobserver dan intraobserver Kesepakatan lnterobserver dan intraobserver

Reliabilitas suatu alat uji penyaringan dipengaruhi dua faktor yaitu 1) variasi yang
dipengaruhi oleh metode-nya misalnya karena stabilitas reagensia atau variasi
karakteristik (variabel yang diukur) seperti fluktuasi kadar darah oleh makan dan
lain-lain 2) variasi pengamat, yang terjadi karena perbedaan antar pengamat
(|nrerobserver var|ar|on) dan variasi antar pembaoaan oleh pengamat yang sama
(|nrraobserver var|ar|on)


Latihan Kasus 3 Latihan Kasus 3 Latihan Kasus 3 Latihan Kasus 3

3ebuah test penyaringan terbaru untuk kanker serviks sedang dilakukan evaluasi
pada 480 wanita yang diantaranya terdapat 60 wanita yang menderita kanker
serviks. Uari test baru ini ditemukan hasil positif pada 50 dari 60 orang
tersebut.sedangkan hanya 15 orang yang benar-benar tidak menderita kanker.
itunglah : itunglah : itunglah : itunglah :
3ensitifitas dan spesifisitas alat uji baru tersebut
Persentase dari false postif dan false negatif dari uji tersebut.
Prevalensi penyakit
Positif dan negatif preo|or|ve va|ue alat uji baru tersebut.

Berikan beberapa oontoh pr|mar, prevenr|on, seoonoar, prevenr|on, dan rerr|ar,
prevenr|on


Epdemolog Blok Blok Blok Blok
19

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM




PRlN3lP & ML10UL LPlULMl0L00l PRlN3lP & ML10UL LPlULMl0L00l PRlN3lP & ML10UL LPlULMl0L00l PRlN3lP & ML10UL LPlULMl0L00l
UALAM PLRLNCANAAN & LvALuA3l UALAM PLRLNCANAAN & LvALuA3l UALAM PLRLNCANAAN & LvALuA3l UALAM PLRLNCANAAN & LvALuA3l


PLN0AN1AR PLN0AN1AR PLN0AN1AR PLN0AN1AR

Perenoanaan pelayanan kesehatan (lea|rh Serv|oe l|ann|ng) merupakan suatu
proses untuk menetapkan tujuan-tujuan utama dari pelayanan kesehatan dan
menetapkan alternatif program untuk menoapai tujuan tersebut. 3edangkan
evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan seoara sistematik dan terarah untuk
mengetahui hubungan (re|evano,), efektifitas (effeor|veness), efisiensi dan dampak
dari suatu program yang dilaksanakan.

PLANNlN0 CCLL PLANNlN0 CCLL PLANNlN0 CCLL PLANNlN0 CCLL















1ahap-tahap yang dilakukan dalam proses perenoanaan dan evaluasi ini ini yaitu: 1)
mengukur besarnya masalah/penyakit (buroen of |||ness), 2) mengidentifikasi
penyebab dari penyakit (oauses of |||ness), 3) mengukur efektifitas intervensi, 4)
menilai efisiensi dari sumber-sumber yang digunakan, 5)mengimplementasikan
intervensi, 6) mengawasi (monitoring) pelaksanaan intervensi, 7)mengukur kembali
buroen of |||ness

Bu Bu Bu Burden of illness rden of illness rden of illness rden of illness

Buroen of |||ness dapat diketahui dari angka prevalensi, angka insidensi, angka
mortalitas atau ukuran-ukuran yang menggambarkan dari dampak penyakit seperti
keoaoatan atau penurunan kualitas hidup.

Burden of
illness
Causation
Community
effectiveness
Efficiency
!mplementation
Nonitoring
Health Care
Intervention

Epdemolog Blok Blok Blok Blok
20

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM

Causes Causes Causes Causes

3etelah mengetahui besarnya masalah/penyakit, langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi penyebab (oauses) dari penyakit yang dapat diintervensi serta
menetukan bentuk intervensinya. lntervensi sebisa mungkin merupakan pr|mar,
prevenr|on .

Lfektifitas Lfektifitas Lfektifitas Lfektifitas

untuk menilai efektifitas suatu intervensi di masyarakat perlu diperhatikan beberapa
hal seperti:
1) 3eberapa baik intervensi tersebut 2) Kemampuannya untuk menyaring (soreening)
dan mendiagnosis penyakit seoara akurat, 3) lntervensi tersebut memberi
keuntungan bagi masyarakat, artinya intervensi ini harus tersedia (ava||ab|e) dan
diterima (aooeprab|e) oleh semua masyarakat.

Lffisiensi Lffisiensi Lffisiensi Lffisiensi

Lfisiensi adalah suatu ukuran yang menunjukkan hubungan antara hasil-hasil yang
dioapai oleh suatu intervensi atau program terhadap sumber-sumber yang
dikeluakan (uang, tenaga dan waktu). Ada dua pendekatan yang dilakukan untuk
menilai efisiensi yaitu oosr effeor|veness ana|,s|s dan oosr benef|r ana|,s|s.


UAl1AR Pu31AKA UAl1AR Pu31AKA UAl1AR Pu31AKA UAl1AR Pu31AKA

1. Beaglehole R, Bonita R., Kjellstrom 1. (1993) 1eaohers Cu|oe lor Bas|o
Fp|oem|o|og, larr l. world ealth 0rganization, 0eneva.
2. Beaglehole R, Bonita R., Kjellstrom 1. (1993) 1eaohers Cu|oe lor Bas|o
Fp|oem|o|og, larr ll. world ealth 0rganization, 0eneva.
3. Beaglehole R, Bonita R., Kjellstrom 1. (1993) Bas|o Fp|oem|o|og,. world ealth
0rganization, 0eneva.
4. Clinioal Lpidemiology and Biostatistio unit (1999) Measur|ng of l|sease
lrequeno,, 1eaoh|ng laokages Bas|o Fp|oem|o|og,. lakultas Kedokteran
universitas 0adjah Mada R3uP Ur. 3ardjito, ogyakarta
5. Clinioal Lpidemiology and Biostatistio unit (1999) lopu|ar|on ar l|sk, 1eaoh|ng
laokages Bas|o Fp|oem|o|og,. lakultas Kedokteran universitas 0adjah Mada
R3uP Ur. 3ardjito, ogyakarta
6. llmu Kesehatan Masyarakat (1997) Kursus 3ingkat Lpidemiologi Lapanagan bagi
Kasie P2M Uinkes Uati ll dan Petugas P2M Puskesmas. lakultas Kedokteran
universitas 0adjah Mada, ogyakarta.

Вам также может понравиться