Вы находитесь на странице: 1из 11

OSTEOARTRITIS

Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan
tulang rawan sendi berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit,diikuti dengan
fibrosis pada kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal pada proses
penuaan, trauma, atau akibat kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi.
Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik ataupun infeksi
(1)
.

Gambar 1. osteoartritis
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling sering, mengenai lebih dari 20
juta individu di amerika serikat. Prevalensi osteoartritis pada lutut secara radiologis di
indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai15,5% pada pria dan 12.7% pada wanita. Diperkirakan
1 sampai 2 juta orang di indonesia menderita cacat karena osteoartritis
(2, 3)
.
Klasifikasi
Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis,yaitu :
1. Osteoartritis primer
Osteoartritis primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu
atau beberapa sendi. Osteoartritis jenis ini terutama ditemukan pada wanita kulit
putih, usia pertengahan dan umumnya bersifat poli-artikuler dengan nyeri yang akut
disertai rasa panas pada bagian distal interfalangeal yang selanjutnya terjadi
pembengkakan tulang yang disebut nodus heberden.
2. Osteoartiritis sekunder
Osteoartritis sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan
kerusakan pada sinovia sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder.
Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan osteoartritis sekunder adalah:
- Trauma/instabilitas
Osteoartritis sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah
menisektomi,tungkai bawah yang tidak sama panjang, adanya hipermobilitas dan
instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan ketidakserasian permukaan sendi.
- Faktor genetik/perkembangan
Adanya kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh seperti displasia
epifisial,displasia asetabular, penyakti Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi
panggul baawaan dari tergelincirnya epifisis (slipped epiphysis).
- Penyakit metabolik/endokrin
Osteoartritis sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/endokrin
seperti penyakit okronosis,akromegali,mukopplisakaridosis,deposisi kristal atau
setelah suatu inflamasi pada sendi, misalnya artritis reumatoid atau artropati oleh
inflamasi
- Osteonekrosis dapat berkembang akibat osteonekrosis kaput femoris oleh
bermacam-macam sebab, misalnya panyakit Caisson, penyakit sickle cell.
Etiologi
Faktor predisposisi terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh
(1,2)
:
- Umur
- Jenis kelamin
- Ras
- Faktor keturunan
- Faktor metabolik/endokrin
- Faktor mekanik serta kelainan geometri sendi
- Trauma dan faktor okupasi
- Cuaca/iklim
- Diet
- Obsesitas
- Lemah pada otot
- Inflamasi
- Gangguan hemoglobin
- Neuropati
- Bentuk tulang
- Riwayat operasi sebelumnya (menisektomi)
Insidens
Osteoartritis meningkat seiring dengan proses penuaan dan terutama ditemukan pada usia
diatas 50 tahun, tetapi dapat pula ditemukan pada usia muda akibat kerusakan pada tulang
rawan sendi oleh salah satu sebab.

Gambaran Klinis
Osteoartritis biasanya mengenai satu atau beberapa sendi. Gejala-gejala klinis yang
ditemukan berhubungan dengan fase inflamasi sinovial, penggunaan sendi serta inflamasi
dan degenarasi yang terjadi sekitar sendi.
1. Nyeri, terutama pada sendi-sendi yang menanggung bebab tubuh seperti pada sendi
panggul dan lutut. Nyeri ini terutama terjadi bila sendi digerakkan dan pada waktu
berjalan.
Nyeri yang terjadi berhubungan dengan :
- Inflamasi yang luas
- Kontraktur kapsul sendi
- Peningkatan tekanan intra-artikuler akibat kongesti vaskuler
- Nyeri berkurang setelah dilakukan aspirasi yang mengurangi tekanan intra-
artikuler.
Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri yang terjadi dengan luasnya kerusakan
pada pemeriksaan radiologis.
2. Kekakuan,terjadi karena adanya lapisan yang terbentuk dari bahan elastik akibat
pergeseran sendi dan oleh adanya cairan yang viskosa. Keluhan yang dikemukakan
berupa kesukaran untuk bergerak setelah duduk. Kekakuan pada sendi besar atau pada
jari tangan menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari penderita.
3. Pembengkakan, terutama ditemukan pada lutut dan siku. Pembengkakan dapat
disebabkan oleh cairan dalam sendi pada stadium akut atau oleh karena
pembengkakan pada tulang yang disebut osteofit. Juga dapat terjadi oleh karena
adanya pembengkakan dan penebalan pada sinovia yang berupa kista.
4. Gangguan pergerakan pada sendi, disebabkan oleh adaya fibrosis pada kapsul, osteofit
atau iregularitas permukaan sendi. Ada pergerakan sendi dapat ditemukan atau
didengar adanya krepitasi.
5. Deformitas
Deformitas sendi yang ditemukan akibat kontraktur kapsul serta instabilitas sendi
karena kerusakan pada tulang.

Gambar 2. Nodus heberden di jari telunjuk pada tangan kanan
6. Nodus Heberden dan Bouchard
Nodus heberden ditemukan pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal,
sedangkan nodul bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan
terutama pada wanita dengan osteoartritis primer. Nodus heberden kadang-kadang
tanpa disertai rasa nyeri tapi sering ditemukan parestesia dan kekakuan sendi jari-jari
tangan pada stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke lateral. (gambar 2)






Grading menurut Kellgren dan Lawrence
Grade I Grade II Grade III Grade IV

Gambar 3. Klasifikasi kellgren & Lawrence : Grade I : Penyempitan celah sendi,osteofit ada belum
nyata, Grade II : penyempitan celah sendi antero posterior, tampak osteofit, Grade III : Penyempitan
celah sendi sudah jelas,sklerosis dan multipel osteofit, Grade IV : Penyempitan celah sendi yang jelas,
sklerosis dan osteofit yang besar serta deformitas.

Grading menurut Koshino

Grade 0 : tidak terlihat kelainan pada gambaran radiologis.
Grade 1 : terdapat kelainan sub-kondral (kista) dan sklerosis.
Grade 2: terdapat penyempitan sendi.
Grade 3: terdapat penyempitan sendi yang lebih berat.
Grade 4: celah sendi sudah menghilang.
Grade 5: terdapat dislokasi sendi.

Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan gambaran

Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA, ialah:
Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada daerah yang
menanggung beban)
Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
Kista tulang
Osteofit pada pinggir sendi
Perubahan struktur anatomi sendi

Gambar 4. Gambaran radiologik suatu osteoartritis pada lutut.

Berdasarkan perubahan-perubahan radiologis diatas, secara radiografi OA dapat digradasi
menjadi ringan sampai berat; yaitu menurut Kellgren dan Lawrence. Harus diingat bahwa
pada awal penyakit, seringkali radiografi sendi masih normal.

b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA, biasanya tidak banyak berguna.
Pemeriksaan laboratorium akan membantu dalam mengidentifikasi penyebab pokok pada OA
sekunder. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas normal kecuali
OA generalisata yang harus dibedakan dengan arthritis peradangan. Pemeriksaan imunologi
(ANA, faktor rhematoid dan komplemen) juga normal. Pada OA yang disertai peradangan,
mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan
ringan sel peradangan (<8000/m) dan peningkatan protein.

c. Pemeriksaan Marker
Destruksi rawan sendi pada OA melibatkan proses degradasi matriks molekul yang
akan dilepaskan kedalam cairan tubuh, seperti dalam cairan sendi, darah, dan urin. Beberapa
marker molekuler dari rawan sendi dapat digunakan dalam diagnosis, prognostik dan monitor
penyakit sendi seperti RA dan OA dan dapat digunakan pula mengidentifikasi mekanisme
penyakit pada tingkat molekuler.
Marker yang dapat digunakan sebagai uji diagnostik pada OA antara lain: Keratan
sulfat, Konsentrasi fragmen agrekan, fragmen COMP (cartilage alogometric matrix protein),
metaloproteinase matriks dan inhibitornya dalam cairan sendi. Keratan sulfat dalam serum
dapat digunakan untuk uji diagnostik pada OA generalisata. Marker sering pula digunakan
untuk menentukan beratnya penyakit, yaitu dalam menentukan derajat penyakit.

Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta klinis dan
laboratoris (JH Klippel, 2001) :

a. Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi < 30 menit
3. krepitus
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang sendi lutut
6. tidak teraba hangat pada sendi
Catatan: Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.

b. Klinis, dan radiologis:
Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. krepitus disertai osteofit
Catatan: Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.

c. Klinis dan laboratoris:
Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:
1. usia >50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. Krepitus
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang
6. tidak teraba hangat pada sendi terkena
7. LED<40 mm/jam
8. RF <1:40
9. analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis
Catatan: Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.

Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku dan
disertai 3 atau 4 kriteria berikut:
1. pembengkakan jaringan keras > 2 diantara 10 sendi tangan
2. pembengkakan jaringan keras > 2 sendi distal interphalangea (DIP)
3. pembengkakan < 3 sendi metacarpo-phalanea (MCP)
4. deformitas pada 1 diantara 10 sendi tangan
Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1 masing-
masing tangan. Sensitivitas 94% dan spesifisitas 87%.




Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah:
1. Meredakan nyeri
2. Mengoptimalkan fungsi sendi
3. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup
4. Menghambat progresivitas penyakit
5. Mencegah terjadinya komplikasi
Pada osteoartritis terutama pada stadium awal, pemberian pengobatan bertujuan untuk
mengurangi rasa nyeri, menambah luas pergerakan/mobilisasi sendi dan mengurangi beban
tubuh. Pengobatan terdiri atas :
1. penanganan umum
- istrahat yang teratur untuk engurangi penggunaan beban pada sendi
- mengurangi berat badan dengan diet
- latihan di rumah berupa latihan statis serta memperkuat otot-otot
- fisioterapi yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri, menguatkan otot dan
menambah luas pergerkan sendi
2. Pemberian obat-obatan
- Pemberian obat-obatan analgetik dan anti-inflamasi untuk mengurangi rasa nyeri
dan pembengkakan.
- Injeksi steroid dilakukan pada sinovitis akut (itra-artikuler) atau bila ada nyeri
pada ligamen peri-artikuler.
3. Aspirasi bilamana ada cairan dalam sendi (tidak boleh dilakukan)
4. Pemasangan bidai apabila ada nyeri pada stadium akut, mengoreksi deformitas serta
mengurangi beban tubuh
5. Tindakan operasi,apabila :
- Nyeri yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau tindakan lokal
- Sendi yang tidak stabil karena subluksasi atau deformitas pada sendi
- Adanya kerusakan sendi pada tingkat lanjut
- Untuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi beban terbagi sama rata



Diagnosis banding
1. Nekrosis avaskuler baik yang bersifat idiopatik ataupun sekunder oleh karena sebab
lain misalnya pasca trauma atau obat-obatan
2. Artritis rematoid
3. Artritis psoriatik
4. Artritis Gout
5. Artritis tuberkulosa


























Daftar Pustaka
1. Rasjad C. Osteoartritis. In: Rasjad C, editor. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.
Edisi Ketiga ed. jakarta: PT.yarsif watampone; 2012. p. 196-204.

2. Lozada CJ. Osteoarthritis. emedicine. 2014 10 september.

3. Osteoartritis. In: Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R,
editors. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta2012. p. 1206-11.

Вам также может понравиться