100%(1)100% нашли этот документ полезным (1 голос)
696 просмотров22 страницы
1) Tuberkulosis tulang merupakan infeksi kronis dan destruktif yang disebabkan oleh basil tuberkulosis dan sering menyerang tulang belakang.
2) Faktor risiko tuberkulosis tulang meliputi gizi buruk, sanitasi yang buruk, dan penyakit sebelumnya seperti campak.
3) Patologi tuberkulosis tulang meliputi penyebaran primer di paru-paru kemudian sekunder ke tulang dan jaringan lain secara hematogen.
1) Tuberkulosis tulang merupakan infeksi kronis dan destruktif yang disebabkan oleh basil tuberkulosis dan sering menyerang tulang belakang.
2) Faktor risiko tuberkulosis tulang meliputi gizi buruk, sanitasi yang buruk, dan penyakit sebelumnya seperti campak.
3) Patologi tuberkulosis tulang meliputi penyebaran primer di paru-paru kemudian sekunder ke tulang dan jaringan lain secara hematogen.
1) Tuberkulosis tulang merupakan infeksi kronis dan destruktif yang disebabkan oleh basil tuberkulosis dan sering menyerang tulang belakang.
2) Faktor risiko tuberkulosis tulang meliputi gizi buruk, sanitasi yang buruk, dan penyakit sebelumnya seperti campak.
3) Patologi tuberkulosis tulang meliputi penyebaran primer di paru-paru kemudian sekunder ke tulang dan jaringan lain secara hematogen.
Guna untuk memenuhi tugas Sistem Muskuloskeletal Dosen Pengampu : Sukarno, S.Kep., Ns Disusun oleh : Octavia Nur Aini Wahu!i "#$#$$%a#&'( PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belaka! Tuberculosis tulang adalah suatu proses peradangan yang kronik dan destruktif yang disebabkan basil tuberkulosa yang enyebar secara heatogen dan fokus !auh" Basil tuberkulosis biasanya enyangkut dala spongiosa tulang" Pada tepat infeksi tibul osteitis# kaseasi# dan likuifaksi dengan pebentukan pus yang keudian engalai kalsi$kasi" Berbeda dengan osteoielitis piogenik# aka pebentukan tulang baru pada tuberkulosis tulang sangat sedikit atau tidak ada saa sekali" Pada tuberkulosis tulang ada kecenderungan ter!adi perusakan tulang ra%an sendi atau diskus inter&ertebralis" Tuberculosis tulang paling sering ter!adi di corpus &ertebrae 'spondilitis TB(" Naun# dapat pula ter!adi di epi$sis tulang ) tulang pan!ang dan enyebar ke sendi enyebabkan tuberkulosis" *e!adian tuberkulosis &ertebrae diperkirakan lebih dari setengah dari total tuberkulosis yang ter!adi di tulang" Lokasi yang paling sering adalah &ertebrae torakalis bagian ba%ah 'lo%er thoracic( dan &ertebrae lubar bagian atas 'upper lubar(" Tuberkulosis &ertebrae paling sering erupakan infeksi sekunder dari infeksi traktus urinarius yang enyebar secara heatogen elalui pleksus Batson dari &ena para&ertebral" Infeksi tuberkulosis erupakan !enis in+aasi granuloatous yang eiliki ciri khas berupa destruksi tulang yang progresif pada bagian anterior corpus &ertebra dan diikuti oleh osteoporosis regional" Penyebaran kaseasi encegah ter!adinya pebentukan tulang baru dan pada saat yang bersaaan enyebabkan a&askular segen tulang# sehingga enghasilkan sekuestrasi khsususnya di daerah thoracic",ecara bertahap# !aringan granulasi tuberkulosis berpenetrasi ke korteks corpus &ertebrae eproduksi abses para&ertebral yang erenggangkan beberapa &ertebrae" Infeksi !uga enyebar ke atas dan ba%ah &ertebrae elalui ligaen longitudinal anterior dan posterior" Diskus inter&ertebralis yang erupakan bagian a&askular relatif resisten terhadap infeksi tuberkulosis" Pada a%alnya# diskus yang berdekatan enyepit !araknya karena dehidrasi naun akhirnya akan engalai destruksi progresif oleh !aringan granulasi tuberkulosis" ). T"#"a Pe"l$%a Makalah ini !isusun *ertu+uan untuk : $. Memahami konsep !asar penakit ,) ,ulang %. Memahami !an mengaplikasikan asuhan kepera-atan pa!a pasien !engan ,) ,ulang BAB II PE-BAHA,AN A" De$nisi Tubercolosis ' TB. ( tulang adalah penyakit yang disebabkan oleh &irus -ycobacteriu Tuberculosa" Tuberkulosis tulang adalah suatu proses peradangan kronik dan destruktif yang disebabkan basil tuberkulosa yang enyebar secara heatogen dari focus !auh" /irus ini enyebar le%at udara" Pintu asuk pada tubuh anusia adalah le%at saluran pernafasan 0 paru1 paru" Perkebangan &irus TB. didala tubuh sangat laban# tergantung pada daya tahan tubuh orang yang bersangkutan" Tubercolosis tulang dapat enyerang hapir seua tulang tapi yang paling sering ter!adi adalah TB pada tulang belakang# kaki# siku# tangan# dan bahu" 2ahang ba%ah 'andibula(dan sendi tepoandibular adalah daerah yang paling !arang ter!angkit oleh kuan TB." Tubercolosis tulang adalah suatu proses peradangan yang kronik dan destruktif yang disebabkan basil tuberkulosa yang enyebar secara heatogen dan fokus !auh" Basil tuberkulosis biasanya enyangkut dala spongiosa tulang" Pada tepat infeksi tibul osteitis# kaseasi# dan likuifaksi dengan pebentukan pus yang keudian engalai kalsi$kasi" Berbeda dengan osteoielitis piogenik# aka pebentukan tulang baru pada tuberkulosis tulang sangat sedikit atau tidak ada saa sekali" Pada tuberkulosis tulang ada kecenderungan ter!adi perusakan tulang ra%an sendi atau diskus inter&ertebralis" B" Faktor Predisposisi 3aktor predisposisi tuberkulosis adalah 4 5" Nutrisi dan sanitasi yang !elek 6" 2as7 banyak diteukan pada orang ) orang Asia# -eksiko# Indian dan Negro 8" Traua pada tulang dapat erupakan lokus inoris 9" Uur 4 terutaa diteukan setelah uur satu tahu# paling sering pada uur 6 ) 5: tahun ;" Penyakit sebelunya# seperti orbili dan &arisella dapat epro&okasi kuan <" -asa pubertas dan kehailan dapat engaktifkan tuberkulosis ." Patologi 5" *opleks Prier Lesi prier biasanya pada paru 1 paru# faring atau usus dan keudian elalui saluran life enyebar ke lifonodulus regional dan disebut prier kopleks" 6" Penyebaran ,ekunder Bila daya tahan tubuh penderita enurun# aka ter!adi penyebaran elalui sirkulasi darah yang akan enghasilkan tuberkulosis ilier dan eningitis" *eadaan ini dapat ter!adi setelah beberapa bulan atau beberapa tahun keudian dan bakteri dideposit pada !aringan ekstra 1 puloner" 8" Lesi Tersier Tulang dan sendi erupakan tepat lesi tersier dan sebanyak ; = dari tuberkulosis paru akan enyebar dan akan berakhir sebagai tuberkulosis sendi dan tulang" Pada saat ini kasus1kasus tuberkulosis paru asih tinggi dan kasus tuberkulosis tulang dan sendi !uga diperkirakan asih tinggi" Predileksi 4 Tuberkulosis sendi dan tulang terutaa engenai daerah tulang belakang ' ;: ) >: = ( dan sisanya pada sendi 1 sendi besar seperti panggul# lutut# pergelangan tangan# sendi bahu dan daerah persendian kecil" D" Jenis TB Tulang 5" ?,TE?-IELITI, TUBE2*UL?,A ?steoielitis tuberkulosa selalu erupakan penyebaran sekunder dari kelainan tuberkulosa di tepat lain# terutaa paru 1 paru" ,eperti pada osteoielitis heatogen akut# penyebaran infeksi !uga ter!adi secara heatogen dan biasanya engenai anak 1 anak" Perbedaannya# osteoielitis heatogen akut uunya terdapat pada daerah eta$sis seentara osteoielitis tuberkulosa engenai tulang belakang" 6" ,P?NDILITI, TUBE2*UL?,A ' P?TT DI,EA,E ( Tuberkulosis tulang belakang atau dikenal !uga dengan spondilitis tuberkulosa erupakan peradangan granuloatosa yang bersifat kronik destruktif oleh ikobakteriu tuberkulosa" Tuberkulosis tulang belakang selalu erupakan infeksi sekunder dari fokus di tepat lain dala tubuh" Percivall Pott ' 5>@8 ( yang pertaa kali enulis tentang penyakit ini dan enyatakan bah%a terdapat hubungan antara penyakit ini dengan deforitas tulang belakang yang ter!adi# sehingga penyakit ini disebut !uga sebagai penyakit Pott" ,pondilitis ini paling sering diteukan pada &ertebra TA ) L8 'T5:(# dan paling !arang pada &ertebra .516" ,pondilitis tuberkulosa biasanya engenai korpus &ertebra# tetapi !arang engenai arkus &ertebra" E" Etiologi Penakit spon!ilitis tu*erculosa !ise*a*kan oleh Mco*acterium tu*erculosis.Mco*acterium tu*erculosis merupakan *akteri *er*entuk *atang ang *ersi.at aci!/.astnon/motile !an ti!ak !apat !i-arnai !engan *aik melalui cara ang konvensional.,eknik 0iehl/Nielson !igunakan untuk memvisualisasikanna. )akteri ini tum*uh secara lam*at !alam me!ia egg/en riche! !engan perio!e '/1 minggu. Spesies Mco*acterium ang lain !apat +uga *ertanggung +a-a* se*agai pene*a*na, seperti Mco*acterium a.ricanum, Mco*acterium *ovine, ataupun non/tu*erculous mco*acteria ang *anak !itemukan pa!a pen!erita 234. Pro!uksi niasin merupakan karakteristikMco*acterium tu*erculosis !an !apat mem*antu untuk mem*e!akannna !engan spesies lain. 5. Pat&'$%$&l&!$ )asil ,) masuk ke !alam tu*uh se*agian *esar melalui traktus respiratorius. Pa!a saat ter+a!i in.eksi primer, karena kea!aan umum ang *uruk maka !apat ter+a!i *asilemia. Pene*aran ter+a!i secara hematogen. )asil ,) !apat tersangkut !i paru, hati limpa, gin+al !an tulang. 6nam hingga !elapan minggu kemu!ian, respons imunologik tim*ul !an .okus ta!i !apat mengalami reaksi selular ang kemu!ian men+a!i ti!ak akti. atau mungkin sem*uh sempurna. 4erte*ra merupakan tempat ang sering ter+angkit tu*erkulosis tulang. Penakit ini paling sering menerang korpus verte*ra. Penakit ini pa!a umumna mengenai le*ih !ari satu verte*ra. 3n.eksi *era-al !ari *agian sentral, *agian !epan, atau !aerah epi.isial korpus verte*ra. Kemu!ian ter+a!i hiperemi !an eksu!asi ang mene*a*kan osteoporosis !an perlunakan korpus. Selan+utna ter+a!i kerusakan pa!a korteks epi.ise, !iscus interverte*ralis !an verte*ra sekitarna. Kerusakan pa!a *agian !epan korpus ini akan mene*a*kan ter+a!ina ki.osis ang !ikenal se*agai gi**us. )er*e!a !engan in.eksi lain ang cen!erung menetap pa!a verte*ra ang *ersangkutan, tu*erkulosis akan terus menghancurkan verte*ra !i !ekatna. Kemu!ian eksu!at "ang ter!iri atas serum, leukosit, kaseosa, tulang ang .i*rosis serta *asil tu*erkulosa( mene*ar ke !epan, !i *a-ah ligamentum longitu!inal anterior !an men!esak aliran !arah verte*ra !i !ekatna. 6ksu!at ini !apat menem*us ligamentum !an *erekspansi ke *er*agai arah !i sepan+ang garis ligament ang lemah. Pa!a !aerah servikal, eksu!at terkumpul !i *elakang .asia paraverte*ralis !an mene*ar ke lateral !i *elakang muskulus sternoklei!omastoi!eus. 6ksu!at !apat mengalami protrusi ke !epan !an menon+ol ke !alam .aring ang !ikenal se*agai a*ses .aringeal. A*ses !apat *er+alan ke me!iastinum mengisi tempat trakea, esophagus, atau kavum pleura. A*ses pa!a verte*ra torakalis *iasana tetap tinggal pa!a !aerah toraks setempat menempati !aerah paraverte*ral, *er*entuk massa ang menon+ol !an .usi.orm. A*ses pa!a !aerah ini !apat menekan me!ulla spinalis sehingga tim*ul paraplegia. A*ses pa!a !aerah lum*al !apat mene*ar masuk mengikuti muskulus psoas !an muncul !i *a-ah ligamentum inguinal pa!a *agian me!ial paha. 6ksu!at +uga !apat mene*ar ke !aerah krista iliaka !an mungkin !apat mengikuti pem*uluh !arah .emoralis pa!a trigonum skarpei atau regio glutea. A*ses tu*erkulosis *iasana ter!apat pa!a !aerah verte*ra torakalis atas !an tengah, tetapi ang paling sering pa!a verte*ra torakalis 733. )ila !ipisahkan antara ang men!erita paraplegia !an nonparaplegia maka paraplegia *iasana pa!a verte*ra torakalis 7 se!ang ang non paraplegia pa!a verte*ra lum*alis. Pen+elasan mengenai hal ini se*agai *erikut : arteri in!uk ang mempengaruhi me!ulla spinalis segmen torakal paling sering ter!apat pa!a verte*ra torakal 4333 sampai lum*al 3 sisi kiri. ,rom*osis arteri ang vital ini akan mene*a*kan paraplegia. 5aktor lain ang perlu !iperhitungkan a!alah !iameter relati. antara me!ulla spinalis !engan kanalis verte*ralisna. 3ntumesensia lum*alis mulai mele*ar kira/kira setinggi verte*ra torakalis 7, se!ang kanalis verte*ralis !i !aerah terse*ut relati. kecil. Pa!a verte*ra lum*alis 3, kanalis verte*ralisna +elas le*ih *esar oleh karena itu le*ih mem*erikan ruang gerak *ila a!a kompresi !ari *agian anterior. 2al ini mungkin !apat men+elaskan mengapa paraplegia le*ih sering ter+a!i pa!a lesi setinggi verte*ra torakal. Kerusakan me!ulla spinalis aki*at penakit Pott ter+a!i melalui kom*inasi 8 .aktor aitu: $. Penekanan oleh a*ses !ingin %. 3skemia aki*at penekanan pa!a arteri spinalis 9. ,er+a!ina en!arteritis tu*erkulosa setinggi *loka!e spinalna Penempitan kanalis spinalis aki*at angulasi korpus verte*ra ang rusak. G. Ma$'e%ta%$ Kl$$% Secara klinis ge+ala spon!ilitis ,) hampir sama !engan penakit ,) ang lain, aitu *a!an lemah !an lesu, na.su makan !an *erat *a!an ang menurun, suhu tu*uh meningkat terutama pa!a malam hari, !an sakit pa!a !aerah punggung. Pa!a anak kecil *iasana !iikuti !engan sering menangis !an re-el. Pa!a a-al ge+ala !apat !i+umpai a!ana neri ra!ikuler !i sekitar !a!a atau perut, kemu!ian !iikuti !engan paraparesis ang lam*at laun kian mem*erat. Kemu!ian muncul a!ana spastisitas, klonus, hiper/re.leksia !an re.leks *a*inski *ilateral. Pa!a sta!ium a-al ini *elum !itemukan !e.ormitas tulang verte*ra, !emikian pula *elum ter!apat neri ketok pa!a verte*ra ang *ersangkutan. Neri spinal ang menetap, ter*atasna pergerakan spinal, !an komplikasi neurologis merupakan tan!a ter+a!ina !estruksi ang le*ih lan+ut. Kelainan neurologis ter+a!i pa!a sekitar :#; kasus, termasuk aki*at penekanan me!ulla spinalis ang mene*a*kan paraplegia, paraparesis, ataupun neri ra!i< sara.. ,an!a ang *iasa !itemukan !i antarana a!alah a!ana ki.osis "gi**us(, *engkak pa!a !aerah paraverte*ra, !an tan!a/tan!a !e.isit neurologis seperti ang su!ah !ise*utkan !i atas. 2. Sta($") TB T"la! Per+alanan penakit ini ter*agi !alam : sta!ium aitu : a. Sta!ium implantasi. Setelah *akteri *era!a !alam tulang, maka *ila !aa tahan tu*uh pen!erita menurun, *akteri akan *er!uplikasi mem*entuk koloni ang *erlangsung selama '/1 minggu. Kea!aan ini umumna ter+a!i pa!a !aerah para!iskus !an pa!a anak/ anak umumna pa!a !aerah sentral verte*ra. *. Sta!ium !estruksi a-al Setelah sta!ium implantasi, selan+utna ter+a!i !estruksi korpus verte*ra serta penempitan ang ringan pa!a !iscus. Proses ini *erlangsung selama 9/' minggu. c. Sta!ium !estruksi lan+ut Pa!a sta!ium ini ter+a!i !estruksi ang massi., kolaps verte*ra !an ter*entuk massa kaseosa serta pus ang *er*entuk col! a*ses "a*ses !ingin(, ang te+a!i %/9 *ulan setelah sta!ium !estruksi a-al. Selan+utna !apat ter*entuk sekuestrum serta kerusakan !iskus interverte*ralis. Pa!a saat ini ter*entuk tulang *a+i terutama !i se*elah !epan "-e!ging anterior( aki*at kerusakan korpus verte*ra, ang mene*a*kan ter+a!ina ki.osis atau gi**us. !. Sta!ium gangguan neurologist Gangguan neurologis ti!ak *erkaitan !engan *eratna ki.osis ang ter+a!i, tetapi terutama !itentukan oleh tekanan a*ses ke kanalis spinalis. Gangguan ini !itemukan $#; !ari seluruh komplikasi spon!ilitis tu*erkulosa. 4erte*ra torakalis mempunai kanalis spinalis ang le*ih kecil sehingga gangguan neurologis le*ih mu!ah ter+a!i pa!a !aerah ini. )ila ter+a!i gangguan neurologis, maka perlu !icatat !era+at kerusakan paraplegia, aitu: $. Dera+at 3: kelemahan pa!a anggota gerak *a-ah ter+a!i setelah melakukan aktivitas atau setelah *er+alan +auh. Pa!a tahap ini *elum ter+a!i gangguan sara. sensoris. %. Dera+at 33: ter!apat kelemahan pa!a anggota gerak *a-ah tapi pen!erita masih !apat melakukan peker+aanna. 9. Dera+at 333: ter!apat kelemahan pa!a anggota gerak *a-ah ang mem*atasi gerak=aktivitas pen!erita serta hipoestesia=anesthesia. 8. Dera+at 34: ter+a!i gangguan sara. sensoris !an motoris !isertai gangguan !e.ekasi !an miksi. ,u*erkulosis paraplegia atau Pott paraplegia !apat ter+a!i secara !ini atau lam*at tergantung !ari kea!aan penakitna. Pa!a penakit ang masih akti., paraplegia ter+a!i oleh karena tekanan ekstra!ural !ari a*ses paraverte*ral atau aki*at kerusakan langsung sumsum tulang *elakang oleh a!ana granulasi +aringan. Paraplegia pa!a penakit ang su!ah ti!ak akti.=sem*uh ter+a!i oleh karena tekanan pa!a +em*atan tulang kanalis spinalis atau oleh pem*entukan +aringan .i*rosis ang progresi. !ari +aringan granulasi tu*erkulosa. ,u*erkulosis paraplegia ter+a!i secara perlahan !an !apat ter+a!i !estruksi tulang !isertai angulasi !an gangguan vaskuler verte*ra. e. Sta!ium !e.ormitas resi!ual Sta!ium ini ter+a!i kurang le*ih 9/: tahun setelah tim*ulna sta!ium implantasi. Ki.osis atau gi**us *ersi.at permanen oleh karena kerusakan verte*ra ang massi. !i se*elah !epan. 3. Pe)er$k%aa Pe"#a! Pemeriksaan penun+ang ang !apat !ilakukan antara lain: $. Pemeriksaan >a*oratorium $( Peningkatan la+u en!ap !arah ">6D( !an mungkin !isertai leukositosis, tetapi hal ini ti!ak !apat !igunakan untuk u+i tapis. Ne-an!a "%##?( melaporkan $88 anak !engan spon!ilitis tu*erkulosis !i!apatkan 99; anak !engan la+u en!ap !arah ang normal. %( @+i Mantou< positi. 9( Pa!a pe-arnaan ,ahan Asam !an pemeriksaan *iakan kuman mungkin !itemukan miko*akterium 8( )iopsi +aringan granulasi atau kelen+ar lim.e regional. :( Pemeriksaan histopatologis !apat !itemukan tu*erkel '( Pungsi lum*al., harus !ilakukan !engan hati/hati, karena +arum !apat menem*us masuk a*ses !ingin ang meram*at ke !aerah lum*al. Akan !i!apati tekanan cairan sere*rospinalis ren!ah, test Aueckenste!t menun+ukkan a!ana *loka!e sehingga menim*ulkan sin!rom 5roin aitu ka!ar protein likuor sere*rospinalis amat tinggi hingga likuor !apat secara spontan mem*eku. &( Peningkatan BCP "B/Ceakti. Protein( pa!a '' ; !ari 9: pasien spon!ilitis tu*erkulosis ang *erhu*ungan !engan pem*entukan a*ses. 1( Pemeriksaan serologi !i!asarkan pa!a !eteksi anti*o!i spesi.ik !alam sirkulasi. ?( Pemeriksaan !engan 6>3SA "6nDme/>inke! 3mmunoa!sor*ent Assa( !ilaporkan memiliki sensitivitas '#/1# ; , tetapi pemeriksaan ini menghasilkan negati. palsu pa!a pasien !engan alergi.Pa!a populasi !engan en!emis tu*erkulosis,titer anti*o!i cen!erung tinggi sehingga sulit men!eteksi kasus tu*erkulosis akti.. $#( 3!enti.ikasi !engan Polmerase Bhain Ceaction "PBC( masih terus !ikem*angkan. Prose!ur terse*ut meliputi !enaturasi DNA kuman tu*erkulosis melekatkan nucleoti!a tertentu pa!a .ragmen DNA, ampli.ikasi menggunakan DNA polmerase sampai ter*entuk rantai DNA utuh ang !apat !ii!enti.ikasi !engan gel. Pa!a pemeriksaan mikroskopik !engan pulasan 0iehl Nielsen mem*utuhkan $# *asil permililiter spesimen, se!angkan kultur mem*utuhkan $# *asil permililiter spesimen. Kesulitan lain !alam menerapkan pemeriksaan *akteriologik a!alah lamana -aktu ang !iperlukan. 2asil *iakan !iperoleh setelah 8/' minggu !an hasil resistensi *aru !iperoleh %/8 minggu sesu!ahna.Saat ini mulai !ipergunakan sstem )A,6B ")ecton Dickinson Diagnostic 3nstrument Sstem(. Dengan sstem ini i!enti.ikasi !apat !ilakukan !alam &/$# hari.Ken!ala ang sering tim*ul a!alah kontaminasi oleh kuman lain, masih tinggina harga alat !an +uga karena sstem ini memakai Dat ra!ioakti. maka harus !ipikirkan *agaimana mem*uang sisa/sisa ra!ioakti.na "Ne-an!a, %##?(. %. Pemeriksaan Ca!iologis @ntuk pemeriksaan ra!iologis akan !i*ahas pa!a *a* 9. 9. )akteriologis Kultur kuman tu*erkulosis merupakan *aku emas !alam !iagnosis. ,antangan ang !iha!api saat ini a!alah *agaimana mengon.irmasi !iagnosis klinis !an ra!iologis secara mikro*akteriologis. Masalah terletak pa!a *agaimana men!apatkan spesimen !engan +umlah *asil ang a!ekuat. Pemeriksaan mikroskopis !engan pulasan 0iehl/Nielsen mem*utuhkan $# 8 *asil per mililiter spesimen, se!angkan kultur mem*utuhkan $# 9 *asil per mililiter spesimen. Kesulitan lain !alam menerapakan pemeriksaan *akteriologis a!alah lamana -aktu ang !iperlukan. 2asil *iakan !iperoleh setelah 8/' minggu !an hasil resistensi *aru !iperoleh %/8 minggu sesu!ahna. Saat ini mulai !ipergunakan sistem )AB,6B ")ecton Dickinson Diagnostic 3ntrument Sstem(. Dengan sistem ini i!enti.ikasi !apat !ilakukan !alam &/$# hari. Ken!ala ang sering tim*ul a!alah kontaminasi oleh kuman lain, masih tinggina harga alat !an +uga karena sistem ini memakai Dat ra!ioakti.. @ntuk itu !ipikirkan *agaimana mem*uang sisa/sisa ra!ioakti.na. Pa!a negara !i mana ter!apat prevalensi tu*erkulosis ang tinggi atau ti!ak ter!apat sarana me!is ang mencukupi, pen!erita !engan gam*aran klinis !an ra!iologis ang sugesti. spon!ilitis tu*erkulosis ti!ak perlu !ilakukan *iopsi untuk memastikan !iagnosis !an memulai pengo*atan . 8.2istopatologis 3n.eksi tu*erkulosis pa!a +aringan akan mengin!uksi reaksi ra!ang granulomatosis !an nekrosis ang cukup karakteristik sehingga !apat mem*antu penegakan !iagnosis. Ditemukanna tu*erkel ang !i*entuk oleh sel epiteloi!, giant cell !an lim.osit !isertai nekrosis pengke+uan !i sentral mem*erikan nilai !iagnostik paling tinggi !i*an!ingkan temuan histopatologis lainnna. Gam*aran histopatologis *erupa tu*erkel sa+a harus !ihu*ungkan !engan penemuan klinis !an ra!iologis. E. Peatalak%aa Pa!a prinsipna pengo*atan tu*erkulosis tulang *elakang harus !ilakukan sesegera mungkin untuk menghentikan progresivitas penakit serta mencegah paraplegia. Prinsip pengo*atan paraplegia Pott a!alah: $. Pem*erian o*at antitu*erkulosis %. Dekompresi me!ulla spinalis 9. Menghilangkan= meningkirkan pro!uk in.eksi 8. Sta*ilisasi verte*ra !engan gra.t tulang "*one gra.t( Penatalaksanaan pa!a pasien spon!ilitis ,) ter!iri atas: $. ,erapi konservati. *erupa: $( ,irah *aring "*e! rest( %( Mem*eri korset ang mencegah gerakan verte*ra =mem*atasi gerak verte*ra 9( Memper*aiki kea!aan umum pen!erita 8( Pengo*atan antitu*erkulosa Stan!ar pengo*atan !i in!onesia *er!asarkan program P%,) paru a!alah : a. Kategori $ @ntuk pen!erita *aru ),A "F( !an ),A "/( = rontgen "F(, !i*erikan !alam % tahap: $. ,ahap $: Ci.ampisin 8:# mg F 6tam*utol &:# mg F 3N2 9## mg F PiraDinami! $:## mg O*at ini !i*erikan setiap hari selama % *ulan pertama "'# kali(. %. ,ahap %: Ci.ampisin 8:# mg F 3N2 '## mg Di*erikan 9 kali seminggu "intermitten( selama 8 *ulan ":8 kali(. *. Kategori % @ntuk pen!erita ),A"F( ang su!ah pernah minum o*at selama se*ulan, termasuk pen!erita !engan ),A "F( ang kam*uh=gagal ang !i*erikan !alam % tahap aitu : $. ,ahap 3 Streptomisin &:# mg F 3N2 9## mg F Ci.ampisin 8:# mg F PiraDinami! $:##mg F 6tam*utol &:# mg O*at ini !i*erikan setiap hari. @ntuk Streptomisin in+eksi hana % *ulan pertama "'# kali( !an o*at lainna selama 9 *ulan "?# kali(. %. ,ahap % 3N2 '## mg F Ci.ampisin 8:# mg F 6tam*utol $%:# mg O*at ini !i*erikan 9 kali seminggu "intermitten( selama : *ulan "'' kali(. Kriteria penghentian pengo*atan aitu apa*ila kea!aan umum pen!erita *ertam*ah *aik, la+u en!ap !arah menurun !an menetap, ge+ala/ge+ala klinis *erupa neri !an spasme *erkurang serta gam*aran ra!iologik !itemukan a!ana union pa!a verte*ra. %. ,erapi operati. 3n!ikasi !ilakukanna tin!akan operasi a!alah: $. )ila !engan terapi konservati. ti!ak ter+a!i per*aikan paraplegia atau malah semakin *erat. )iasana tiga minggu se*elum tin!akan operasi !ilakukan, setiap spon!ilitis tu*erkulosa !i*erikan o*at tu*erkulostatik. %. A!ana a*ses ang *esar sehingga !iperlukan !rainase a*ses secara ter*uka !an sekaligus !e*ri!eman serta *one gra.t. 9. Pa!a pemeriksaan ra!iologis *aik !engan .oto polos, mielogra.i ataupun pemeriksaan B, !an MC3 !itemukan a!ana penekanan langsung pa!a me!ulla spinalis. Walaupun pengo*atan kemoterapi merupakan pengo*atan utama *agi pen!erita tu*erkulosis tulang *elakang, namun tin!akan operati. masih memegang peranan penting !alam *e*erapa hal, aitu *ila ter!apat col! a*ses "a*ses !ingin(, lesi tu*erkulosa, paraplegia !an ki.osis. a. A*ses Dingin "Bol! A*ses( Bol! a*ses ang kecil ti!ak memerlukan tin!akan operati. oleh karena !apat ter+a!i resor*si spontan !engan pem*erian tu*erkulostatik. Pa!a a*ses ang *esar !ilakukan !rainase *e!ah. A!a tiga cara menghilangkan lesi tu*erkulosa, aitu: $. De*ri!eman .okal %. Kosto/transveresektomi 9. De*ri!eman .okal ra!ikal ang !isertai *one gra.t !i *agian !epan. Paraplegia *. Paraplegia Penanganan ang !apat !ilakukan pa!a paraplegia, aitu: $. Pengo*atan !engan kemoterapi semata/mata %. >aminektomi 9. Kosto/transveresektomi 8. Operasi ra!ikal :. Osteotomi pa!a tulang *a+i secara tertutup !ari *elakang c. Ki.osis Operasi pa!a pasien ki.osis !ilakukan !engan % cara: $. Operasi ki.osis Operasi ki.osis !ilakukan *ila ter+a!i !e.ormitas ang he*at,. Ki.osis mempunai ten!ensi untuk *ertam*ah *erat terutama pa!a anak/anak. ,in!akan operati. !apat *erupa .usi posterior atau melalui operasi ra!ikal. %. Operasi PSSW Operasi PSSW a!alah operasi .raktur tulang *elakang !an pengo*atan t*c tulang *elakang ang !ise*ut total treatment. Meto!e ini mengo*ati t*c tulang *elakang *er!asarkan masalah !an *ukan hana se*agai in.eksi t*c ang !apat !ilakukan oleh semua !okter. ,u+uanna, penem*uhan ,)B tulang *elakang !engan tulang *elakang ang sta*il, ti!ak a!a rasa neri, tanpa !e.ormitas ang menolok !an !engan kem*alina .ungsi tulang *elakang, pen!erita !apat kem*ali ke !alam masarakat, kem*ali pa!a peker+aan !an keluargana. K. K&)*l$ka%$ Komplikasi ang paling serius !ari spon!ilitis ,) a!alah PottGs paraplegia. Pa!a sta!ium a-al spon!ilitis ,), munculna PottGs paraplegia !ise*a*kan oleh tekanan ekstra!ural pus maupun seHuester atau invasi +aringan granulasi pa!a me!ula spinalis !an +ika PottGs paraplegia muncul pa!a sta!ium lan+ut spon!ilitis ,) maka itu !ise*a*kan oleh ter*entukna .i*rosis !ari +aringan granulasi atau perlekatan tulang " ankilosing ( !i atas kanalis spinalis. Komplikasi lain ang mungkin ter+a!i a!alah ruptur !ari a*ses paraverte*ra torakal ke !alam pleura sehingga mene*a*kan empiema tu*erkulosis, se!angkan pa!a verte*ra lum*al maka nanah akan turun ke otot iliopsoas mem*entuk psoas a*ses ang merupakan col! a*cess. BAB II ASUHAN KEPERAWATAN A. Pe!ka#$a $. Keluhan utama Keluhan utama pa!a klien spon!iitis ,) ter!apat neri punggung *agian *a-ah. %. Ci-aat Kesehatan Sekarang Pa!a a-al !apat !i+umpai neri re!ikuler ang mengelilingi !a!a !an perut. neri !irasakan meningkat pa!a malam hari !an *ertam*ah *erat terutama pa!a saat pergerakan tulang *elakang. $( Data Su*+ekti. ang mungkin a!alah : *a!an terasa lemah !an lesu, na.su makan *erkurang serta sakit pa!a punggung, pa!a anak/anak sering !isertai !engan menangis pa!a malam hari, *erat *a!an menurun, neri spinal ang menetap, neri ra!ikuler ang mengelilingi !a!a atau perut. %( Data O+ekti. ang mungkin a!alah : suhu se!ikit meningkat "su*.e*ril( terutama pa!a malam hari, paraplegia, paraparesis, ki.osis "gi**us(, *engkak pa!a !aerah paraverte*ra. 9. Ci-aat Kesehatan Dahulu Menurut C. S+amsu 2i!a+at, $??& : %# tentang ter+a!ina spon!ilitis tu*erkulosa *iasana pa!a klien !i !ahului !engan a!ana ri-aat pernah men!erita penakit tu*erculosis paru. 8. Ci-aat Penakit Keluarga Salah satu pene*a* tim*ulna spon!ilitis tu*erkulosa a!alah klien pernah atau masih kontak !engan pen!erita lain ang men!erita penakit ,) atau lingkungan keluarga a!a ang men!erita penakit terse*ut :. Psikososial Klien akan merasa cemas, sehingga terlihat se!ih !engan kurangna pengetahuan mengenai penakit ,), pengo*atan !an pera-atanna sehingga mem*uat emosina ti!ak sta*il !an mempengaruhi sosialisasi pen!erita. '. Pemeriksaan .isik $. 3nspeksi : terlihat lemah, pucat !an pa!a tulang *elakang terlihat *entuk kiposis %. Palpasi : Sesuai ang terlihat pa!a inspeksi kea!aan tulang *elakang ter!apat a!ana gi*us pa!a area tulang ang mengalami in.eksi 9. Perkusi : Pa!a tulang *elakang ang mengalami in.eksi ter!apat neri ketok 8. Auskultasi : Pa!a pemeriksaan auskultasi kea!aan paru ti!ak !itemukan kelaina+ :. Cevie- o. Sstem "COS( a. )$ "Breating(. *. )% "Blood(. c. )9 "Brain(. !. )8 "bladder(. e. ): "Bowel(. .. )' "Bone(. &. Pengka+ian !iagnostic $. >a*oratorium >a+u 6n!ap !arah meningkat %. Pemeriksaan Diagnostik lain $. Ca!iologi : terlihat gam*aran !istruksi verte*ra terutama *agian anterior, sangat +arang menerang area posterior, ter!apat penempitan !iskus, gam*aran a*ses para verte*ral %. ,es ,u*erkulin : Ceaksi ,u*erkulin *iasana positi. ). D$a!&%a Ke*era+ata $. Neri *erhu*ungan !engan kompresi ra!iks sara. servikal, spasme otot servikal %. Gangguan mo*ilitas .isik *erhu*ungan !engan kerusakan musculoskeletal !an neri 9. Gangguang citra tu*uh *erhu*ungan !engan gangguan struktur tu*uh 8. Keti!ak seim*angan nutrisi : nutrisi kurang !ari ke*utuhan *erhu*ungan !engan asupan nutrisi ti!ak a!ekuat sekun!er aki*at neri tenggorokan !an gangguan menelan :. Cisiko 3n.eksi *erhu*ungan !engan port de entre luka pasca/*e!ah '. Kurang pengetahuan *erhu*ungan !engan kurangna in.ormasi mengenai penakit, pengo*atan !an pera-atan B. Iter,e%$ $. Neri *erhu*ungan !engan kompresi ra!iks sara. servikal, spasme otot servikal ,u+uan : Casa naman terpenuhi !an neri *erkurang 9 < %8 +am Kriteria 2asil : $. Klien melaporkan penurunan neri %. skala neri # / $ 9. !apat mengi!enti.ikasi aktivitas ang meningkatkan atau menurunkan neri 8. klien menun+ukan perilaku ang le*ih rileks 3ntervensi : $( Ka+i lokasi, intensitas !an tupe neri se*agi o*servasi pene*aran neri rasional : neri merupakan pengalaman su*+ek ang hana !apat !i gam*arkan oleh klien sen!iri %( Eelaskan !an *antu klien !engan tin!akan pere!a neri non.armakologis !an non invasive Casional : Pen!ekatan !engan menggunakan relaksasi !an non.armakologis lainna telah menun+ukan kee.ekti.an !alam mengurangi neri. 9( 3stirahatkan leher, atur posisi .isiologis !an pasang *an leher rasional : posisi .isiologis akan mengurangi kompresi sara. leher 8( >akukan masase pa!a otot leher rasional : masase ringan !apat meningkatkan aliran !arah !an mem*antu suplai !arah !an oksigen ke area neri leher :( A+arkan teknik relaksasi perna.asan !alam ketika neri muncul rasional : meningkatkan asupan oksigen sehingga menurunkan neri sekun!er aki*at iskemia '( A+arkan teknik !istraksi pa!a saat neri rasional : !istraksi !apat menurunkan stimulus neri &( )erikan analgesic sesuai terapi !okter !an ka+i kee.ektivitasanna rasional : analgesic mampu mnegurasngi rasa neriI *agaimana reaksi terha!ap neri ang !i!erita klien %. Gangguan mo*ilitas .isik *erhu*ungan !engan kerusakan musculoskeletal !an neri ,u+uan : klien !apat melakukan mo*ilisasi secara optimal !an mampu tera!aptasi !alam -aktu & < %8 +am Kriteria 2asil : $. klien !apat ikut serta !alam program latihan %. klien terlihat mampu melakukan mo*ilisasi secara *ertahap 9. mempertahankan koor!inasi !an mo*ilitas sesuai tingkat optimal 3ntervensi $( Ka+i kemampuan mo*ilitas !an o*servasi terha!ap peningkatan kerusakan Casional : mengetahui tingkat kemampuan klien !alam melakukan aktivitas %( )antu klien melakukan COM, !an pera-atan !iri sesuai toleransi Casional : latihan COM ang optimal mampu menurunkan atro.i otot, memper*aiki sirkulasi peri.er !an mencegah kontraktur 9( Pantau keluhan neri !an a!ana tan!a/tan!a !e.icit neurologis rasional : peran pera-at !alam pemantauan !apat mencegah ter+a!ina hal ang le*ih parah seperti henti +antung J paru aki*at kompresi *atang otak !an kor!a 8( Kola*orasi !engan !okter untuk pem*erian OA, Casional : OA, akan mengo*ati pene*a* !asar spon!ilitis ,) 9. Gangguan citra tu*uh *erhu*ungan !engan gangguan struktur tu*uh ,u+uan : Klien !apat mengekpresikan perasaana !an !apat menggunakan koping a!apti. Kriteria 2asil : $. Klien !apat mengungkapkan perasaanna !an !apat menggunakan keterampilan koping ang poeoti. !alam mengatasi peru*ahan citra 3ntervensi : $( )erikan kesempatan pa!a klien untuk mengungkapkan perasaan. Casional : meningkatkan harga !iri klien !an mem*ina hu*ungan saling percaa !engan mengungkapkan perasaan !apat mem*antu penerimaan !iri %( )ersama/sama klien mencari alternati. koping ang positi. Casional : !ukungan pera-at pa!a klien !apat meningkatkan rasa percaa !iri klien 9( Kem*angkan komunikasi !an *ina hu*ungan antara klien kluarga !an teman serta *erikan akti.itas rekreasi !an permainan guna mengatasi peru*ahan *o! image Casional : mem*erikan semangat *agi klien agar !apat meman!ang !irina secara positi. !an ti!ak merasa ren!ah !iri 8. Keti!ak seim*angan nutrisi : nutrisi kurang !ari ke*utuhan *erhu*ungan !engan asupan nutrisi ti!ak a!ekuat sekun!er aki*at neri tenggorokan !an gangguan menelan ,u+uan : !alam -aktu & < %8 +am keseim*angan nutrisi !apat terpenuhi Kriteria 2asil : $. klien terlihat mampu melakukan pemenuhan nutrisi per oral secara *ertahap %. proporsi *erat *a!an !an tinggi *a!an i!eal 3ntervensi : $( Pantau persentase asupan makanan ang !ikonsumsi setiap makan, tim*ang *erat *a!an tiap hari Casional : mengi!enti.ikasi kema+uan atau penimpangan !ari tu+uan ang !iharapkan %( )erikan pera-atan mulutu tiap ' +am. pertahankan kesegaran ruangan Casional : perasaan ti!ak naman pa!a mulut !an *au ang ti!ak naman !ari lingkungan !apat mempengaruhi selera makan 9( )eri makanan lunak !alam kon!isi hangat, se!ikit tapi sering Casional : peran pera-at !alam mem*eri !ukungan sangat !iperlukan pa!a klien ang mem*utuhkan energ !an protein untuk proses pengem*alian .ungsi ang optimal 8( Dorong klien untuk ikut serta !alam pemenuhan nutrisi tinggi kalori !an tinggi protein Casional : peran pera-at !alam mem*er !ukungan sangat !iperlukan pa!a klien ang pa!a .ase in.lamasi sangat *anak mem*utuhkan energ !an protein untuk proses pengem*alian .ungsi ang optimal :( Kola*orasi !engan ahli !iet untuk pemenuhan nutrisi ang i!eal Casional : !alam kon!isi akut, ahli !iet !apat mencari +enis makanan ang !apat mem*antu klien !alam memenuhi ke*utuhan akan energ !an per*aikan :. Cisiko 3n.eksi *erhu*ungan !engan port de entre luka pasca/*e!ah ,u+uan : ti!ak ter+a!i tan!a/tan!a in.eksi Kriteria 2asil : $. ter*e*as !ari tan!a atau ge+ala in.eksi %. menun+ukan hgiene ang a!ekuat 9. menggam*arkan .aktor ang menun+ang penularan in.eksi 3ntervensi : $( Pantau tan!a= ge+ala in.eksi Casional : mengi!enti.ikasi !ini in.eksi %( Ka+i .aktor ang meningkatkan serangan in.eksi Casional : Menggam*arkan .aktor ang menun+ang penularan in.eksi 9( )erikan terapi anti*iotik, *ila !iperlukan Casional : Mencegah 3n.eksi '. Kurang pengetahuan *erhu*ungan !engan kurangna in.ormasi mengenai penakit, pengo*atan !an pera-atan ,u+uan : Klien !an Keluarga !apat memahami cara pera-atan !i rumah Kriteria 2asil : $. Klien !apat memperagakan pemasangan !an pera-atan *race atau korset %. mengekspresikan pengertian tentang +a!-al pengo*atan 9. klien mengungkapkan pengertian tentang proses penakit, rencana pengo*atan !an ge+ala kema+uan penakit 3ntervensi : $( Diskusikan tentang pengo*atan Casional : meminimalisasi kesalahan klien !an keluarga !alam penggunaan o*at %( ,ekankan pentingna lingkungan ang aman untuk mencegah .raktur Casional : Meningkatkan ke-aspa!aan klien maupun keluarga terha!ap .aktor J .aktor resiko ang !apat memperparah kon!isi klien 9( ,ingkatkan kun+ungan tin!ak lan+ut !engan !okter Casional : men!eteksi kon!isi perkem*angan klien secara !ini D. E,al"a%$ $. Pasien menatakan neri *erkurang !an atau hilang %. Pasien menun+ukan kon!isi ang rileks !an !apat *eristirahat 9. Pasien *erpartisipasi !alam program pengo*atan 8. Pasien men!iskusikan peranna !alam mencegah kekam*uhan :. Pasien mampu mengerti pen+elasan ang !i*erikan tentang proses penakit !an pengo*atanna '. Pasien mampu mengi!enti.ikasi potensial situasi stress !an mengam*il langka untuk menghin!arina &. Pasien !apat menggunakan o*at ang !iresepkan !engan *aik 1. Pasien !apat melakukan pola hi!up sehat !engan *aik DA-TAR PUSTAKA MuttaHin, A. %##1. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal: Aplikasi pada Praktik Klinik Keperawatan. Eakarta: 6GB. ,asuhida!at# Bi de Cong" 6::8" Sistem Muskuloskeletal. Buku Ajar Ilmu Bedah" Cakarta 4 ED.