Вы находитесь на странице: 1из 22

ASKEP CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut
secara bertahap (Doenges, 1999; 626)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth,
2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)
Sesuai dengan topik yang saya tulis di depan cronic kidney disease ( CKD ),pada
dasarnya pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal failure ( CRF ), namun pada
terminologi akhir CKD lebih baik dalam rangka untuk membatasi kelainan klien pada
kasus secara dini, karena dengan CKD dibagi 5 grade, dengan harapan klien
datang/merasa masih dalam stage stage awal yaitu 1 dan 2. secara konsep CKD,
untuk menentukan derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT ( clearance
creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF ( cronic renal
failure ) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan klien datang dengan derajat 2 dan 3
atau datang dengan terminal stage bila menggunakan istilah CRF.

B. ETIOLOGI
Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma,
fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur
uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)
diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh
hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun
dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk
berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih
besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.
Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul
gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada
tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau
lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap
sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat.
Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
- Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal dan
penderita asimptomatik.
- Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea
Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
- Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.

K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan
LFG :
- Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang
masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
- Stadium 2: Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89
mL/menit/1,73 m2
- Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
- Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
- Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal.

Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat
digunakan dengan rumus :
Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )
72 x creatini serum
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85

D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang,
mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas
baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak
ada tapi mungkin juga sangat parah.
Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi
cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin aldosteron), gagal jantung
kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada
lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot,
kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal
jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
b. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam
usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau
ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet
syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati (
kelemahan dan hipertropi otot otot ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning kuningan akibat penimbunan urokrom,
gatal gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan
aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi,
asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan
eritopoesis pada sum sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup
eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan
trombositopeni.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :
1. Pemeriksaan lab.darah
- hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
- RFT ( renal fungsi test )
ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi test )
- Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
- koagulasi studi
PTT, PTTK
- BGA

2. Urine
- urine rutin
- urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG
- ECO
4. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )

E. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD (
Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin.
Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah
maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal












I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Doenges (1999) dan Lynda Juall (2000), diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien CKD adalah:
1. Penurunan curah jantung
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Perubahan nutrisi
4. Perubahan pola nafas
5. Gangguan perfusi jaringan
6. Intoleransi aktivitas
7. kurang pengetahuan tentang tindakan medis
8. resti terjadinya infeksi

J. INTERVENSI
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat
Tujuan:
Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :
mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas
normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi jantung dan paru
R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
b. Kaji adanya hipertensi
R: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-angiotensin
(disebabkan oleh disfungsi ginjal)
c. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)
R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
d. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder : volume
cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)
Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria hasil: tidak
ada edema, keseimbangan antara input dan output
Intervensi:
a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan haluaran,
turgor kulit tanda-tanda vital
b. Batasi masukan cairan
R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon terhadap terapi
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan
R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan
d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan
haluaran
R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil: menunjukan BB
stabil
Intervensi:
a. Awasi konsumsi makanan / cairan
R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
b. Perhatikan adanya mual dan muntah
R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau menurunkan
pemasukan dan memerlukan intervensi
c. Beikan makanan sedikit tapi sering
R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan
d. Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan
R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial
e. Berikan perawatan mulut sering
R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat
mempengaruhi masukan makanan

4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi melalui
alkalosis respiratorik
Tujuan: Pola nafas kembali normal / stabil
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles
R: Menyatakan adanya pengumpulan sekret
b. Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam
R: Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2
c. Atur posisi senyaman mungkin
R: Mencegah terjadinya sesak nafas
d. Batasi untuk beraktivitas
R: Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis
Tujuan: Integritas kulit dapat terjaga dengan kriteria hasil :
- Mempertahankan kulit utuh
- Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit
Intervensi:
a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kadanya kemerahan
R: Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan
dekubitus / infeksi.
b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa
R: Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan
integritas jaringan
c. Inspeksi area tergantung terhadap udem
R: Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek
d. Ubah posisi sesering mungkin
R: Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk menurunkan iskemia
e. Berikan perawatan kulit
R: Mengurangi pengeringan , robekan kulit
f. Pertahankan linen kering
R: Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit
g. Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan tekanan pada
area pruritis
R: Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera
h. Anjurkan memakai pakaian katun longgar
R: Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan
Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi
Intervensi:
a. Pantau pasien untuk melakukan aktivitas
b. Kaji fektor yang menyebabkan keletihan
c. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat
d. Pertahankan status nutrisi yang adekuat

7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis (hemodialisa) b.d salah
interpretasi informasi.
a. Kaji ulang penyakit/prognosis dan kemungkinan yang akan dialami.
b. Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala CKD serta
penatalaksanaannya (tindakan hemodialisa ).
c. Libatkan keluarga dalam memberikan tindakan.
d. Anjurkan keluarga untuk memberikan support system.
e. Evaluasi pasien dan keluarga setelah diberikan penkes.








ASKEP CKD (Chronik Kidney Desease)




TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Chronik Kidney Desease adalah : kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan ditandai
dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta
komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal). (Nursalam. 2006)

Chronik Kidney Desease adalah: suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh penurunan fungsi
ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. ( Slamet Suyono, 2001).

Chronik Kidney Desease adalah : gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana kemampuan tubuh gagal untuk memperhatikan metabolisme keseimbangan cairan dan
elektrolit menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner
& Suddarth. 2002).
Chronik Kidney Desease biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara
bertahap. Penyebab termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis dan penyakit vaskular , penyakit
agen nefrotik dan penyakit endokrin (Marlynn E. Doenges. 2000)

Chronik Kidney Desease adalah penyakit ginjal yang tidak dapat pulih, ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal progresif, mengarah pada penyakit ginjal tahap akhir dan kematian
(Susan Martin Tucker, 1998).

Dari kelima pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Cronik Kidney Desease adalah
suatu gangguan fungsi renal yang progresif irreversible yang disebabkan oleh adanya
penimbunan limbah metabolik di dalam darah, sehingga kemampuan tubuh tidak mampu
mengekskresikan sisa- sisa sampah metabolisme dan mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit dalam tubuh.

B. Patofisiologi
Menurut Brunner dan Suddarth(2002),Slamet Suyono(2001) dan Sylvia A. Price,(2000) adalah
sebagai berikut : Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif
dan irreversibel dari berbagai penyebab diantaranya infeksi, penyakiy peradangan, penyakit
vaskular hipertensif, gangguan jaringan penyambung, gangguan kongenital dan herediter,
penyakit metabolik (DM, Hipertiroidisme), Nefropati toksik (penyalahgunaan analgesik),
nefropati obstruktif(saluran kemih bagian atas dan saluran kemih bagian bawah).
Pada saat fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein yang normalnya di
ekskresikan kedalam urine menjadi tertimbun didalam darah, sehingga terjadinya uremia dan
mempengaruhi sistem sistem tubuh, akibat semakin banyaknya tertimbun produk sampah
metabolik, sehingga kerja ginjal akan semakin berat.

Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dan penurunan jumlah glomeruli
yang dapat menyebabkan penurunan klirens. Substansi darah yang seharusnya dibersihkan,
tetapi ginjal tidak mampu untuk memfiltrasinya. Sehingga mengakibatkan kadar kreatinin
serum, nitrogen, urea darah (BUN) meningkat. Ginjal juga tidak mampu mengencerkan urine
secara normal. Sehingga tidak terjadi respon ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan
cairan dan elektrolit sehingga terjadi tahanan natrium dan cairan. (Brunner & Suddarth, 2002).

Asidosis metabolik dapat terjadi karena ketidakmampuan ginjal mengekspresikan muatan asam
yang berlebihan terutama amoniak (NH3) dan mengabsorpsi bikarbonat.

Anemia, terjadi akibat berkurangnya produksi eritropoetin, sehingga rangsangan eritropoisis
pada sumsum tulang menurun, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam
suasana uremia toksik, defisiensi besi, asam folat dan lain-lain akibat nafsu makan yang
berkurang, perdarahan paling sering pada saluran cerna dan kulit. (Slamet Suyono, 2001)

Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat terjadi karena gangguan dalam metabolismenya.
Dengan menurunya filtrasi glomerulus dapat mengakibatkan peningkatan kadar fosfat serum
dan penurunan kadar serum kalsium. Sehingga menyebabkan perubahan bentuk tulang.
Penyakit tulang dan penurunan metabolisme aktif vitamin D karena terjadi perubahan
kompleks kalsium, fosfat dan keseimbangan parathormon sehingga menyebabkan osteodistrofi
(penyakit tulang uremik)

Manifestasi klinis, manifestasi kardiovaskuler, hipertensi, gagal ginjal kongestif, edema
pulmonal, perikarditis. Gejala dematologis : gatal-gatal. Serangan uremik tidak umum karena
pengobatan dini dan agresif. Gejala gastrointestinal, anoreksia, mual, muntah dan cegukan,
penurunan aliran saliva, haus, kehilangan kemampuan penghidu dan pengecap, stomatitis.
Perubahan neuromuskuler : perubahan tingkat kesadaran, ketidakmampuan berkonsentrasi,
perubahan hematologis : kecenderungan perdarahan, keletihan, letargi, sakit kepala, kelemahan
umum secara bertahap akan lebih mengantuk. Neurologi : kelemahan dan keletihan,
disorientasi, kelemahan pada tungkai, perubahan perilaku, rasa panas pada kaki.
Muskuloskeletal : Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, reproduktif : Amenore,
Atrofi Testikuler. (Brunner & Suddart. 2002).

Stadium dari Chronik Kidney Disease ada 3 yaitu : stadium pertama dinamakan penurunan
cadangan ginjal, selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN Normal, Creatinin
Clerance berkisar 40-70 ml/mnt. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dengan
memberi beban kerja yang berat pada ginjal tersebut. Seperti, tes pemekatan kemih yang lama
atau dengan mengadakan tes GFR yang teliti.

Stadium kedua, perkembangan tersebut disebut insufisiensi ginjal dimana lebih dari 75%
jaringan yang berfungsi telah rusak. (GFR besarnya 25% dari normal) kadar BUN mulai
meningkat diatas batas normal, kadar kreatinin serum juga mulai meningkat melebihi kadar
normal. Kegagalan ginjal pada stadium kedua dimana nilai creatinin clearance 20-40 ml/mnt.
Gejala nokturia dan poliuria timbul, gejala ini timbul sebagai respon terhadap stres dan
perubahan makanan atau minuman secara tiba-tiba.

Stadium ketiga, stadium akhir gagal ginjal proresif, disebut gagal ginjal stadium akhir uremia,
gagal ginjal stadium akhir timbul apabila sekitar 90% dari masa nefron telah hancur atau
sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh, nilai GFR hanya 10% dari keadaan normal dan
creatinin clearance 5 ml/mnt. Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan
meningkat dengan sangat menyolok sebagai respon terhadap GFR yang mengalami penurunan.
Pada stadium akhir gagal ginjal penderita mulai mengalami gejala-gejala yang cukup parah,
karena ginjal sudah tidak sanggup lagi mempertahankan homoestasis cairan dan elektrolit
dalam tubuh. (Sylvia A. Price. 2000).

Komplikasi dari chronik kidney desease yaitu : hiperkalemia perikarditis, efusi perikardial,
hipertensi, anemia dan penyakit tulang.

C. Penatalaksanaan
Menurut Sylvia Price (2000) adalah sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan Medis
- Obat anti hipertensi yang sering dipakai adalah Metildopa (Aldomet), propanolol dan
klonidin. Obat diuretik yang dipakai adalah furosemid (lasix).
- Hiperkalemia akut dapat diobati dengan pemberian glukosa dan insulin intravena yang
memasukan K
+
ke dalam sel, atau dengan pemberian kalsium glukonat 10% intravena dengan
hati-hati sementara EKG terus diawasi. Bila kadar K
+
tidak dapat diturunkan dengan dialisis,
maka dapat digunakan resin penukar kation natrium polistiren sulfonat (Kayexalate).
- Pengobatan untuk anemia yaitu : rekombinasi eritropoetin (r-EPO) secara meluas, saat ini
pengobatan untuk anemia uremik : dengan memperkecil kehilangan darah, pemberian vitamin,
androgen untuk wanita, depotestoteron untuk pria dan transfusi darah.
- Asidosis dapat tercetus bilamana suatu asidosis akut terjadi pada penderita yang sebelumnya
sudah mengalami asidosis kronik ringan, pada diare berat yang disertai kehilangan HCO3. Bila
asidosis berat akan dikoreksi dengan pemberian pemberian NaHCO3 parenteral.
- Dialisis : suatu proses dimana solut dan air mengalir difusi secara pasif melalui suatu
membran berpori dari suatu kompartemen cair menuju kompartemen lainnya.
- Dialisis peritoneal : merupakan alternatif dari hemodialisis pada penanganan gagal ginjal akut
dan kronik.
- Pada orang dewasa, 2 L cairan dialisis steril dibiarkan mengalir ke dalam rongga peritoneal
melalui kateter selama 10-20 menit. Biasanya keseimbangan cairan dialisis dan membran
semipermeabel peritoneal yang banyak vaskularisasinya akan tercapai setelah dibiarkan selama
30 menit.
- Transplantasi ginjal : prosedur standarnya adalah memutar ginjal donor dan menempatkannya
pada fosa iliaka pasien sisi kontralateral. Dengan demikian ureter terletak di sebelah anterior
dari pembuluh darah ginjal, dan lebih mudah dianastomosis atau ditanamkan ke dalam
kandung kemih resipien.

2. Penatalaksanaan Keperawatan
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, penimbangan berat badan setiap hari,
batasi masukan kalium sampai 40-60 mEq/hr, mengkaji daerah edema.

3. Penatalaksanaan diit
Tinggi karbohidrat, rendah protein, rendah natrium, batasi diit rendah protein sampai
mendekati 1 g / kg BB selama fase oliguri. Untuk meminimalkan pemecahan protein dan untuk
mencegah penumpukan hasil akhir toksik. Batasi makanan dan cairan yang mengandung
kalium dan fosfor (pisang, buah dan jus-jusan serta kopi).

Pemeriksaan diagnostik / laboratorium
Menurut marilynn E .Doenges (2000) adalah sebagai berikut :
Urine
Volume :
Biasanya kurang dari 400 ml / 24 jam atau urine tak ada (anuria)
Warna :
Secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus bakteri, lemah, partikel koloid,
fosfat atau urat.
Berat jenis :
Kurang dari 1,05 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat).
Osmolalitas :
Kurang dari 300 mosm / kg menunjukkan kerusakan tubular dan rasio urine serum sering 1 : 1.
Klirens Kreatinin :
Mungkin agak menurun.stadium satu CCT(40-70ml/menit), stadium kedua, CCT (20-
40ml/menit) dan stadium ketiga, CCT(5 ml/menit)
Natrium :
Lebih besar dari 40 g/dl, karena ginjal tidak mampu mereabsorpsi natrium. (135-145 g/dL)
Protein :
Derajat tinggi proteinuria (3 4 + ) secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDM
dan fragmen juga ada.

Darah
BUN/Kreatinin :.................................................................................................
Meningkat, biasanya meningkat dalam proporsi, kadar kreatinin 10 mg/dl. Diduga batas akhir
mungkin rendah yaitu 5
Hitung darah lengkap :
Ht namun pula adanya anemia Hb : kurang dari 7 8 9/dl, Hb untuk perempuan (13-15 g/dL),
laki-laki (13-16 g/dL)
SDM :
Waktu hidup menurun pada defesiensi eriropoetin seperti pada azotemia.

GDA :
PH : penurunan asidosis (kurang dari 7,2) terjadi karena kehilangan kemampuan ginjal untuk
mengekskresi hidrogen dan amonia atau hasil akhir katabolisme protein. Bikarbonat menurun
PCo2 menurun natrium serum mungkin rendah (bila ginjal kehabisan natrium atau normal
(menunjukkan status difusi hipematremia)
Kalium :
Peningkatan normal (3,5- 5,5 g/dL) sehubungan dengan rotasi sesuai dengan perpindahan
selular (asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis SDM) pada tahap akhir pembahan EKG
mungkin tidak terjadi sampai umum gas mengolah lebih besar.
Magnesium / fosfat meningkat di intraseluler : (27 g/dL), plasma (3 g/dL), cairan intersisial
(1,5 g/dL).
Kalsium :
menurun. Intra seluler (2 g/dL), plasma darah (5 g/dL), cairan intersisial (2,5 g/dL)
Protein (khususnya albumin 3,5-5,0 g/dL) :
kadar semua menurun dapat menunjukkan kehilangan protein melalui urine pemindahan cairan
penurunan pemasukan atau penurunan sintesis karena asam amino esensial.
Osmolalitas serum :
lebih besar dari 285 mos m/kg. Sering sama dengan urine Kub Foto : menunjukkan ukuran
ginjal / ureter / kandug kemih dan adanya obstruksi (batu)
Pielogram retrograd :
Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter

Arteriogram ginjal :
Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravakuler massa. Sistrouretrografi berkemih
: menunjukkan ukuran kandung kemih, refiuks kedalam ureter, rebonsi.

Ultrasono ginjal :
Menentukan ukuran ginjal dan adanya massa. Kista obstruksi pada saluran kemih bagian atas.
Biopsi ginjal :
mungkin dilakukan secara endoskopik untuk menentukan pelvis ginjal : keluar batu hematuria
dan pengangkatan tumor selektif
EKG :
Mungkin abnormal menunjukan ketidak keseimbangan elektrolit asam/basa.
Foto kaki, tengkorak, kolumna spinal, dan tangan :
Dapat menunjukkan deminarilisasi, kalsifikasi.

D. Pengkajian
Menurut Susan Martin Tucker (1998) adalah sebagai berikut:
1. Neurologis
Sakit kepala, penglihatan kabur, perubahan kepribadian, malaise, neuropatik perifer, penurunan
tingkat kesadaran.
2. Pernapasan
Sesak napas, hiperventilasi, edema paru, pneumoni, napas cheyne stokes, napas berbau
amoniak.

3. Kardiovaskular
Hipertensi, takikardi, disritmia, miokardiopati, perikarditis.
4. Cairan dan elektrolit
Oliguria, anuria, edema : berat badan meningkat, dehidrasi : berat badan menurun,
hiperkalemia, hiperfostatemia, hipokalemia, hiperlipidemia, asidosis metabolik.
5. Gastrointestinal
Rasa pahit pada mulut, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi dan hemoragik.
6. Integumen
Mulut kering, kuku pucat, petekie, pruritus, memar dan lapisan uremik.
7. Hematologis
Anemia, koagulasi, defisiensi trombosit.
8. Endokrin
Amenoria, disfungsi seksual, infertilitas, hiperparatiriodisme, tidak toleransi terhadap glukosa.
9. Imunologis
Peningkatan suhu, leukosit tinggi, infeksi, toksisitas obat.
10. Psikososial
Ansietas, takut, tak berdaya, berduka, menyangkal, depresi dan gangguan hubungan dengan
orang lain.


E. Diagnosa Keperawatan
Menurut Brunner dan Suddarth (2002) dan Marilin E, Doenges (2002) adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebihan dan
retensi cairan serta natrium.
2. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah,
pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program penanganan berhubungan dengan kurang
informasi.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialisis.
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan perubahan peran
6. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak seimbangan
cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskular sistemik,
gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung, ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia),
akumulasi toksin (urea) klasifikasi jaringan lunak.
7. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan penekanan produksi / sekresi eritropoitin /
penurunan produksi dan SDM hidupnya gangguan faktor pembekuan peningkatan kerapuhan
kapiler.
8. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, akumulasi toksin asidosis
metabolik, ketidakseimbangan elektrolit, klasifikasi metabolik pada otak.
9. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kuit berhubungan dengan gangguan status
metabolik, sirkulasi anemia dengan iskemia jaringan dan sensasi (neuropati perifer), gangguan
turgor kulit cedera / dehidrasi) penurunan aktivitas/metabolisasi akumulasi toksin dalam kulit.
10. Risiko tinggi terhadap perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan kurang /
penurunan saliva, pembatasan cairan, iritasi kimia, perubahan urea dalam saliva menjadi
amonia.

F. Perencanaan dan Kriteria Hasil
D X I. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet
berlebihan dan retensi cairan dan natrium.
Tujuannya : Mempertahankan berat badan ideal tanpa kelebihan volume cairan
Kriteria Hasil : Menunjukkan perubahan berat badan yang lambat, mempertahankan
pembatasan diet cairan, menunjukkan turgor kulit normal tanpa ada edema, menunjukkan
tandatanda vital normal, menunjukkan tidak adanya distensi vena leher, melaporkan adanya
kemudahan dalam bernafas atau tidak terjadi nafas pendek, melakukan oral hygiene dengan
sering, merupakan penurunan rasa haus, melaporkan berkurangnya kekeringan pada membran
mukosa mulut.
Intervensi :
1. Kaji status cairan : timbang BB harian, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit dan
adanya edema, distensi vena leher, tekanan darah, denyut nadi dan irama nadi.
2. Batasi masukan cairan
3. Identifikasi cairan potensial cairan : medikasi dan cairan yang digunakan untuk pengobatan
oral dan intravena, makanan.
4. Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan cairan
5. Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan
6. Tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering

D X 2 Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,
muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut.
Tujuan : Masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil : mengkonsumsi protein yang mengandung nilai biologis tinggi, memilih
makanan yang menimbulkan nafsu makan dalam batasan diet, mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dalam batasan diet, mematuhi medikasi sesuatu jadwal untuk mengatasi anoreksia dan
tidak menimbulkan rasa kenyang menjelaskan dengan kata-kata sendiri rasional pembatasan
diet dan hubungannya dengan kadar kreatinin dan urea, mengkonsumsi daftar makanan yang
dapat diterima, melaporkan peningkatan nafsu makan, menunjukkan tidak adanya penambahan
atau penurunan BB yang cepat, menunjukkan turgor kulit yang normal tanpa edema, kadar
albumin plasma dapat diterima.

Intervensi :
1. Kaji status nutrisi : perubahan BB, pengukuran antropometrik, nilai laboratorium (elektrolit
serum, BUN, kreatinin, protein, transferin dan kadar bersih)
2. Kaji pola diet nutrisi pasien : riwayat diet, makanan kesukaan, hitung kalori.
3. Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi : anoreksia, mual atau muntah, diet
yang tidak menyenangkan bagi pasien, depresi, kurang memahami, pembatasan diet, stomatitis
4. Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batasan-batasan diet
5. Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi sel telur, produk susu dan
daging

D X 3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program penanganan berhubungan dengan
kurang informasi.
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan
Kriteria hasil : menyatakan hubungan antara penyebab gagal ginjal dan konsekuensinya,
menjelaskan pembatasan cairan dan diet sehubungan dengan kegagalan regulasi ginjal
menyatakan hubungan antara gagal ginjal dengan kebutuhan penanganan menggunakan kata-
kata sendiri. Menanyakan tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk kesiapan belajar,
menyatakan rencana melanjutkan kehidupan normalnya sedapat mungkin, menggunakan
informasi dan instruksi tertulis untuk mengklasifikasi pertanyaan dan mencari informasi
tambahan.

Intervensi :
1. Kaji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal konsekuensinya dan penanganannya :
penyebabnya gagal ginjal pasien, pengertian gagal ginjal, pemahaman mengenai fungsi renal,
hubungan antara cairan pembatasan diet dengan gagal ginjal, raional penanganan
(hemodialisis, dialisis peritorial, transplantasi)
2. Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai dengan pemahaman dan kesiapan
pasien untuk belajar
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk memahami berbagai perubahan akibat
penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya
4. Sediakan informasi baik tertulis maupun secara oral dengan tempat tentang fungsi dan
kegagalan renal. Pembatasan cairan dan diet, medikasi, melaporkan masalah tanda dan gejala,
jadwal tindak lanjut, sumber dikomunitas pilihan terapi.

D X 4 . Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah
dan prosedur dialisis.
Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam meningkatkan singkat aktivitas dengan latihan
melaporkan peningkatan rasa sejahtera melakukan istirahat dan aktivitas secara bergantian
berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri yang dipilih.

Intervensi :
1. Kaji faktor yang menimbulkan kelebihan : anemia, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit/retensi produk sampah depresi.
2. Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi bantu jika
keletihan terjadi.
3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat.
4. Anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis.

DX. 5. : Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan perubahan penuh,
perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
Tujuan : Memperbaiki konsep diri
Kriteria Hasil : Mengidentifikasi pada koping yang efektif dan pada saat ini tidak mungkin
lagi digunakan akibat penyakit dan pananganan (pemakaian alkohol dan obat-obatan,
penggunaan tenaga yang berlebihan), pasien dan keluarga mengidentifikasi dan
mengungkapkan perasaan dan reaksinya terhadap penyakit dan perubahan hidup yang
diperlukan. Mencari konseling profesional jika perlu untuk menghadapi perubahan akibat
gagal ginjal.

Intervensi :
1. Kaji respons dan reaksi pasien dan keluarga terhadap penyakit dan penanganan
2. Kaji hubungan antara pasien dengan anggota keluarga terdekat
3. Kaji pula kuping pasien dan anggota keluarga
4. Ciptakan diskusi terbuka tentang perubahan yang terjadi akibat penyakit dan penanganan
perubahan-perubahan gaya hidup, perubahan dalam pekerjaan perubahan seksual,
ketergantungan pada tim tenaga kesehatan.
5. Gali cara alternatif untuk ekspresi seksual lain selain hubungan seksual
6. Diskusikan peran memberi dan menerima cinta, kehangatan dan kemesraan

D X. 6 : Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan
vaskuler sistemik, gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung (ketidakseimbangan elektrolit,
hipotesa) akumulasi toksin urea klasifikasi jaringan lunak.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria Hasil : Mempertahankan curah jantung dengan bukti TD dan frekuensi jantung dalam
batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler

Intervensi :
1. Aukultasi bunyi jantung dan paru
2. Kaji adanya / derajat hipotensi
3. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasi radiasi, dan beratnya.
4. Kaji tingkat aktivitas, respons terhadap aktivitas
5. Awasi pemeriksaan laboratorium : elektrolit
6. Berikan obat anti hipertensi

D X. 7. Risiko tinggi terhadap Cedera berhubungan dengan penekanan produksi sekresi
eritropoitin, penurunan produksi dan SDM hidupnya, gangguan faktor pembekuan,
peningkatan kerapuhan kapiler.
Tujuan : Tidak terjadi cidera
Kriteria hasil : Tak mengalami tanda / gejala pendarahan, mempertahankan / menunjukkan
perbaikan nilai laboratorium.

Intervensi :
1. Observasi takikardi, Dispneu dan nyeri dada
2. Evaluasi respon terhadap aktivitas
3. Observasi perdarahan terus menerus
4. lakukan penekanan lebih lama setelah menyuntikkan / penusukan vaskuler
5. Awasi pemeriksaan laboratorium : hitung DL
6. Berikan obat sesuai indikasi

Dx. 8. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis akumulasi toksin,
asidosis metabolik, ketidakseimbangan elektrolit, kalsifikasi metastatik pada otak
Tujuan : Pola pikir tidak terganggu
Kriteria hasil : Meningkatkan tingkat mental biasanya, mengidentifikasi cara untuk
mengoperasikan gangguan kognitif / defisit memori.

Intervensi :
1. Kaju luasnya gangguan kemampuan berfikir, memori dan orientasi
2. Berikan orang terdekat informasi tentang status pasien
3. Berikan lingkungan tenang dan izinkan menggunakan televisi, radio dan kunjungan
4. Orientasikan kembali terhadap lingkungan orang dan sebagainya
5. Hadirkan kenyataan secara singkat-ringkas dan jangan menantang dengan pemikiran yang tak
logis

DX. 9. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status
metabolik, sirkulasi lanemia dengan iskemia jaringan dan sensasi (neuropati perifer), gangguan
turgor kulit ledema / dehidrasi penurunan aktivitas / mobilisasi, akumulasi toksin dalam kulit
Tujuan : Tidak terjadi perubahan / kerusakan integritas kulit
Kriteria hasil : Mempertahankan kulit utuh, menunjukkan perilaku / teknik untuk mencegah
kerusakan / cedera kulit

Intervensi :
1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor
2. Inspeksi area tergantung terhadap edema
3. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa
4. Ubah posisi dengan sering
5. Berikan perawatan kulit
6. Pertahankan linen kering
7. Selidiki keluhan gatal

D X. 10. Risiko tinggi terhadap perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan
kurang / penurunan saliva, pembatasan cairan, iritasi kimia perubahan urea dalam saliva
menjadi amonia
Tujuan : Tidak terjadi perubahan membran mukosa oral
Kriteria hasil : Mempertahankan integritas membran mukosa mengidentifikasi / melakukan
intervensi untuk mengingkatkan kesehatan mukosa oral.

Intervensi :
1. Inspeksi rongga mulut
2. Berikan cairan sepanjang 24 jam dalam batas yang ditentukan
3. Berikan perawatan mulut
4. Anjurkan hygiene gigi yang baik setelah makan dan saat tidur
5. Berikan obat-obatan sesuai indikasi

G. Implementasi
Menurut Patricia A. Potter (2005) adalah sebagai berikut :
Tindakan keperawatan adalah : melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan
maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan sebagian oleh pasien itu sendiri. Oleh perawat secara mandiri atau mungkin
dilakukan secara kerjasama dengan anggota team kesehatan lain misalnya : Ahli gizi dan
Fisiotherapist, hal ini sangat tergantung janis tindakan, kemampuan / keterangan pasien serta
tenaga perawat itu sendiri. Proses pelaksanaan dari proses keperawatan mempunyai lima tahap
yaitu :
1. Mengkaji Ulang Klien
Pengkajian adalah : suatu proses yang berkelanjutan yang difokuskan pada suatu dimensi atau
sistem. Setiap kali perawat berinteraksi dengan klien, data tambahan dikumpulkan untuk
mencerminkan kebutuhan fisik, perkembangan intelektual emosional, sosial dan spiritual.

2. Mencegah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan meskipun rencana asuhan
keperawatan telah dikembangkan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang elah
teridentifikasi selama pengkajian. Perubahan dalam status klien mungkin mengharuskan
modifikasi rencana asuhan keperawatan yang telah direncanakan.

3. Mengidentifikasi bidang bantuan
Beberapa situasi keperawatan mengharuskan perawat untuk mencari bantuan-bantuan dapat
berupa tambahan tenaga

4. Mengimplementasikan intevensi keperawatan
Perawat memilih intervensi keperawatan berikut metode untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yaitu : membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari,
mengkonsulkan dan memberikan penyuluhan pada klien dan keluarga, memberi asuhan
keperawatan langsung, mengawasi dan mengevaluasi kerja staf anggota yang lain.

5. Mengkomunikasikan intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dituliskan akan dikomunikasikan secara verval rencana perawatan
biasanya mencerminkan tujuan intervensi keperawatan. Setelah intervensi keperawatan,
respons klien terhadap pengobatan dicatatkan pada lembar catatan yang sesuai dengan
menuliskan waktu dan rincian tentang intervensi mendokumentasikan bahwa prosedur telah
diselesaikan.

Pada waktu tenaga perawatan memberikan asuhan keperawatan proses pengumpulan data
analisa data berjalan terus menerus guna perubahan / penyesuaian tindakan keperawatan.
Beberapa faktur dapat mempengaruhi pelaksanaan keperawatan antara lain: fasilitas / alat yang
ada, pengorganisasian pekerjaan perawat serta lingkungan fisik dimana asuhan keperawatan
dilakukan.
H. Evaluasi
Evaluasi menurut Patricia A. Potter, (2005) adalah sebagai berikut :
Evaluasi adalah : proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan langkah-langkah evaluasi terdiri dari mengumpulkan data perkembangan pasien,
menafsirkan (menginterprestasikan) perkembangan pasien membandingkan data keadaan
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang
telah di latapkan, mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar normal
yang berlaku. Ada tiga alternatif dalam menafsirkan hasil evaluasi yaitu :
a. Tujuan tercapai
Tujuan tercapai bila pasien menunjukkan perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan
sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian
Tujuan tercapai sebagian jika pasien menunjukkan perubahan dan perkembangan kesehatan
hanya sebagai dari kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
c. Tujuan sama sekali tidak tercapai
Tujuan sama sekali tidak tercapai, jika pasien menunjukkan perubahan perilaku dan
perkembangan kesehatan atau bahkan timbul masalah baru.
Evaluasi dari revisi rencana perawatan dan berfikir kritis, sejalan dengan telah dievaluasinya
tujuan, penyesuaian terhadap rencana asuhan dibuat sesuai dengan keperluan. Setelah
melakukan evaluasi keperawatan tahap selanjutnya adalah mencabut hasil tindakan
keperawatan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bukti jadi pelaksanaan keperawatan
yang menggunakan metode pendekatan proses keperawatan dan catatan respon klien terhadap
tindakan medis, tindakan keperawatan atau reaksi klien terhadap penyakitnya.




DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. (2000). Hand Book for Brunner & Suddarth Text Book Medical Surgical
Nursing. (Penerjemah Yasmin Asih, S.Kp). Lipincott Raven Publishers. (Sumber Asli
diterbitkan tahun 1996).

Brunner and Suddarth. (2000). Texbook of Medical Surgical Nursing. (Penerjemah Agung W).
Philadelphia, Lipincott Raven Publishers. (Sumber Asli diterbitkan tahun 1987).

Doenges. Marilynn. E (2000). Nursing Care Plans Guidelines For Planning and Documenting
Patients. (Penerjemah : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati). Philadelphia, F.A. Davis.
(Sumber Asli diterbitkan tahun 1993).

Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Vol. 1 / Barbara Engram : Alih
Bahasa, Suharyati Samba ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta : EGC. 1998.

Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit : Pathophysiology.
Clinical Concepts of Desease Processes / Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson :
Alih Bahasa, Peter Anugerah ; Editor, Caroline Wijaya, - Ed.4 Jakarta : EGC, 1995.

Suyono, Slamet (2001). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Gaya Baru.

Tucker, Susan Martin. (1998). Patient Care Standards : Nursing Process, Diagnosis and Outcome.
Vol 3. (Penerjemah : Yasmin Asih Etal). (Sumber Asli diterbitkan tahun 1992).


Diposkan oleh Bayu Darma Bestari di 22.57
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Вам также может понравиться

  • Askep CKD
    Askep CKD
    Документ15 страниц
    Askep CKD
    mandamufa
    33% (3)
  • LP CKD (Aldi)
    LP CKD (Aldi)
    Документ17 страниц
    LP CKD (Aldi)
    aldi rianto
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ25 страниц
    LP CKD
    Waluyani Nurmala
    Оценок пока нет
  • LP CRF
    LP CRF
    Документ12 страниц
    LP CRF
    eneng latipa dewi
    Оценок пока нет
  • LP Esrd
    LP Esrd
    Документ12 страниц
    LP Esrd
    BubunFirmansyah
    Оценок пока нет
  • LP Gagal Ginjal
    LP Gagal Ginjal
    Документ19 страниц
    LP Gagal Ginjal
    WAHYU MEGA IKA DENI
    Оценок пока нет
  • muridaCKD (CHRONIC K-WPS Office
    muridaCKD (CHRONIC K-WPS Office
    Документ8 страниц
    muridaCKD (CHRONIC K-WPS Office
    Dhenny Ganster
    Оценок пока нет
  • LP Ckd+overload+hd
    LP Ckd+overload+hd
    Документ26 страниц
    LP Ckd+overload+hd
    bayu purnomo
    Оценок пока нет
  • LP Surya RH CKD On HD
    LP Surya RH CKD On HD
    Документ21 страница
    LP Surya RH CKD On HD
    surya rakhmat hidayat
    Оценок пока нет
  • 39 Dikonversi
    39 Dikonversi
    Документ16 страниц
    39 Dikonversi
    Sri Haryati
    Оценок пока нет
  • CKD 2
    CKD 2
    Документ13 страниц
    CKD 2
    Siti is dwi Rahayu
    Оценок пока нет
  • LP Askep CKD
    LP Askep CKD
    Документ14 страниц
    LP Askep CKD
    Iman Firmansyah
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ14 страниц
    LP CKD
    dewi paramita
    Оценок пока нет
  • LP CKD Ni Made Mastini Padmi
    LP CKD Ni Made Mastini Padmi
    Документ13 страниц
    LP CKD Ni Made Mastini Padmi
    Mastini
    Оценок пока нет
  • Askep CKD
    Askep CKD
    Документ9 страниц
    Askep CKD
    Arwin War-wor
    Оценок пока нет
  • Askep CKD
    Askep CKD
    Документ15 страниц
    Askep CKD
    PPdyasmita
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Disease Dengan Hiperkalemia Dengan Tindakan Hemodialisa
    Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Disease Dengan Hiperkalemia Dengan Tindakan Hemodialisa
    Документ55 страниц
    Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Disease Dengan Hiperkalemia Dengan Tindakan Hemodialisa
    wr ulla
    Оценок пока нет
  • 1.ASKEP CKD Fix
    1.ASKEP CKD Fix
    Документ12 страниц
    1.ASKEP CKD Fix
    Ervin Ardiansah
    Оценок пока нет
  • LP CKD Yovana Shinta
    LP CKD Yovana Shinta
    Документ17 страниц
    LP CKD Yovana Shinta
    Yuli Kartika
    Оценок пока нет
  • LP CKD HD Chest Pain 2
    LP CKD HD Chest Pain 2
    Документ25 страниц
    LP CKD HD Chest Pain 2
    GadisMutiaraPuspitaIka
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ19 страниц
    LP CKD
    Nurya Aprica
    Оценок пока нет
  • LP PGK 01
    LP PGK 01
    Документ15 страниц
    LP PGK 01
    Titian Jalu
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ13 страниц
    LP CKD
    Hakim Tobroni
    Оценок пока нет
  • Askep Anak Gagal Ginjal Kronik2
    Askep Anak Gagal Ginjal Kronik2
    Документ25 страниц
    Askep Anak Gagal Ginjal Kronik2
    Syuwarno L T
    Оценок пока нет
  • LP CKD (I Wayan Gede Yudi Wigata)
    LP CKD (I Wayan Gede Yudi Wigata)
    Документ18 страниц
    LP CKD (I Wayan Gede Yudi Wigata)
    Adey Cpx
    Оценок пока нет
  • ASKEP CKD Print
    ASKEP CKD Print
    Документ21 страница
    ASKEP CKD Print
    Emil
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ14 страниц
    LP CKD
    Fariha Nikmah S
    Оценок пока нет
  • Lanjutan Konsep CKD
    Lanjutan Konsep CKD
    Документ98 страниц
    Lanjutan Konsep CKD
    devi noviani
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ23 страницы
    LP CKD
    Anysh Kgen Ma SuJu
    75% (8)
  • LP CKD Masni
    LP CKD Masni
    Документ7 страниц
    LP CKD Masni
    Fatin syahirah
    Оценок пока нет
  • LP CKD R Hemodialisa
    LP CKD R Hemodialisa
    Документ20 страниц
    LP CKD R Hemodialisa
    rokhim
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ37 страниц
    LP CKD
    Sukma Ardi
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ15 страниц
    LP CKD
    Ikke Navisah Ismail
    Оценок пока нет
  • LP CKD 2021
    LP CKD 2021
    Документ22 страницы
    LP CKD 2021
    Luthfi Albanjari
    Оценок пока нет
  • CKD Jadi
    CKD Jadi
    Документ16 страниц
    CKD Jadi
    Syawalia Alussalami
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ16 страниц
    LP CKD
    Tiwi
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ36 страниц
    LP CKD
    Fransiska Sintya
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Ny R.M Dengan Masalah CKD Di Ruangan Edelweis 2 Rsup Prof DR R - D. Kandou Manado
    Asuhan Keperawatan Pada Ny R.M Dengan Masalah CKD Di Ruangan Edelweis 2 Rsup Prof DR R - D. Kandou Manado
    Документ26 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Ny R.M Dengan Masalah CKD Di Ruangan Edelweis 2 Rsup Prof DR R - D. Kandou Manado
    Ardiles Denal Merek
    Оценок пока нет
  • LP KMB Ujian CKD
    LP KMB Ujian CKD
    Документ22 страницы
    LP KMB Ujian CKD
    wildan yoga
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ12 страниц
    LP CKD
    Alfatih
    Оценок пока нет
  • Laporan Individu CKD
    Laporan Individu CKD
    Документ20 страниц
    Laporan Individu CKD
    Muhammad Ali abror
    Оценок пока нет
  • Intervensi Keperawatan
    Intervensi Keperawatan
    Документ3 страницы
    Intervensi Keperawatan
    LILIS
    Оценок пока нет
  • Ibu Ayu - SAP Perawatan Luka Dirumah - Nur Cholifah Rachmawati - 9102320014
    Ibu Ayu - SAP Perawatan Luka Dirumah - Nur Cholifah Rachmawati - 9102320014
    Документ14 страниц
    Ibu Ayu - SAP Perawatan Luka Dirumah - Nur Cholifah Rachmawati - 9102320014
    Nur Cholifah Rachmawati
    Оценок пока нет
  • LP + Askep Yoga Pratama CKD Di Ruangan Boungelvile Lengkap
    LP + Askep Yoga Pratama CKD Di Ruangan Boungelvile Lengkap
    Документ51 страница
    LP + Askep Yoga Pratama CKD Di Ruangan Boungelvile Lengkap
    Tetenia Diyanti
    Оценок пока нет
  • Tugas Sap Gondok (Struma)
    Tugas Sap Gondok (Struma)
    Документ7 страниц
    Tugas Sap Gondok (Struma)
    Rani
    Оценок пока нет
  • Definisi Batuk Efektif
    Definisi Batuk Efektif
    Документ7 страниц
    Definisi Batuk Efektif
    Arum Winantu
    100% (1)
  • Laporan ASKEP Fraktur Tibia Fibula TN.B FIX
    Laporan ASKEP Fraktur Tibia Fibula TN.B FIX
    Документ35 страниц
    Laporan ASKEP Fraktur Tibia Fibula TN.B FIX
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Askep Teoritis Jiwa Kelompok Rentan
    Askep Teoritis Jiwa Kelompok Rentan
    Документ6 страниц
    Askep Teoritis Jiwa Kelompok Rentan
    WulandariPratiwi
    Оценок пока нет
  • Definisi Hiperbilirubinemia
    Definisi Hiperbilirubinemia
    Документ23 страницы
    Definisi Hiperbilirubinemia
    ari cendani prabawati
    Оценок пока нет
  • Askep Melena New
    Askep Melena New
    Документ16 страниц
    Askep Melena New
    Mita Nisa
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Keperawatan CHF
    Diagnosa Keperawatan CHF
    Документ1 страница
    Diagnosa Keperawatan CHF
    Veri Endaryeni
    Оценок пока нет
  • LK Stroke Non Hemoragikk
    LK Stroke Non Hemoragikk
    Документ26 страниц
    LK Stroke Non Hemoragikk
    Gini Ekaciptaputri
    Оценок пока нет
  • Makalah Eliminasi Fekal (Seminar Kepdas)
    Makalah Eliminasi Fekal (Seminar Kepdas)
    Документ26 страниц
    Makalah Eliminasi Fekal (Seminar Kepdas)
    D3KEPERAWATAN POLTEKKES
    100% (1)
  • cONTOH dIAGNOSA
    cONTOH dIAGNOSA
    Документ22 страницы
    cONTOH dIAGNOSA
    ARULHOSPIT
    Оценок пока нет
  • Contoh Surat Undangan
    Contoh Surat Undangan
    Документ3 страницы
    Contoh Surat Undangan
    nurhayati
    Оценок пока нет
  • LP Askep Rama
    LP Askep Rama
    Документ67 страниц
    LP Askep Rama
    Rama DianSyah Putra
    Оценок пока нет
  • Askep Decompensasi Cordis
    Askep Decompensasi Cordis
    Документ7 страниц
    Askep Decompensasi Cordis
    Surya Nanda
    Оценок пока нет
  • LP DM
    LP DM
    Документ57 страниц
    LP DM
    messy
    Оценок пока нет
  • Makalah Sentralisasi Obat
    Makalah Sentralisasi Obat
    Документ28 страниц
    Makalah Sentralisasi Obat
    jenita
    Оценок пока нет
  • DX Resiko Infeksi
    DX Resiko Infeksi
    Документ4 страницы
    DX Resiko Infeksi
    Sustri Andayani
    Оценок пока нет
  • SAP Diet Hipertensi
    SAP Diet Hipertensi
    Документ4 страницы
    SAP Diet Hipertensi
    Arief Ferri Nurdin
    Оценок пока нет
  • Makalah ECHOCARDIOGRAPHY
    Makalah ECHOCARDIOGRAPHY
    Документ20 страниц
    Makalah ECHOCARDIOGRAPHY
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Teori Pendidikan
    Teori Pendidikan
    Документ40 страниц
    Teori Pendidikan
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • 6 Benar Pemberian Obat
    6 Benar Pemberian Obat
    Документ1 страница
    6 Benar Pemberian Obat
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Leaflet Ibu Hamil
    Leaflet Ibu Hamil
    Документ3 страницы
    Leaflet Ibu Hamil
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • 12 Saraf Kranial
    12 Saraf Kranial
    Документ3 страницы
    12 Saraf Kranial
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • PMX Fisik Jantung
    PMX Fisik Jantung
    Документ18 страниц
    PMX Fisik Jantung
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Definisi Pendidikan
    Definisi Pendidikan
    Документ1 страница
    Definisi Pendidikan
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Diabees Melitus1
    Diabees Melitus1
    Документ11 страниц
    Diabees Melitus1
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • ..Welcome To Harna'S World.. : Blog Author
    ..Welcome To Harna'S World.. : Blog Author
    Документ30 страниц
    ..Welcome To Harna'S World.. : Blog Author
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan TB Paru
    Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan TB Paru
    Документ12 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan TB Paru
    Syarihul Alym
    Оценок пока нет
  • Cara Mudah Memahami Patofisiologi Bunyi Jantung
    Cara Mudah Memahami Patofisiologi Bunyi Jantung
    Документ4 страницы
    Cara Mudah Memahami Patofisiologi Bunyi Jantung
    Riz Sanfebrian Adiatma
    Оценок пока нет
  • Askep Stroke Non Hemoragik
    Askep Stroke Non Hemoragik
    Документ11 страниц
    Askep Stroke Non Hemoragik
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep Ima
    Askep Ima
    Документ3 страницы
    Askep Ima
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep TBC
    Askep TBC
    Документ10 страниц
    Askep TBC
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Konsep Dasar
    Konsep Dasar
    Документ15 страниц
    Konsep Dasar
    Iful_Syarif_Al_5316
    Оценок пока нет
  • Askep Hepatitis
    Askep Hepatitis
    Документ82 страницы
    Askep Hepatitis
    fiqipinky
    75% (4)
  • Cardiac Arrest
    Cardiac Arrest
    Документ26 страниц
    Cardiac Arrest
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep Apendisitis
    Askep Apendisitis
    Документ23 страницы
    Askep Apendisitis
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep Resti Infeksi
    Askep Resti Infeksi
    Документ2 страницы
    Askep Resti Infeksi
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep Kejang Demam
    Askep Kejang Demam
    Документ3 страницы
    Askep Kejang Demam
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep Batu Ginjal
    Askep Batu Ginjal
    Документ11 страниц
    Askep Batu Ginjal
    fiqipinky
    100% (1)
  • Askep Efusi Pleura
    Askep Efusi Pleura
    Документ24 страницы
    Askep Efusi Pleura
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep DM Ganggren
    Askep DM Ganggren
    Документ40 страниц
    Askep DM Ganggren
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep Angina Pectoris
    Askep Angina Pectoris
    Документ42 страницы
    Askep Angina Pectoris
    fiqipinky
    67% (3)
  • Askep DM
    Askep DM
    Документ7 страниц
    Askep DM
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Askep Asma
    Askep Asma
    Документ24 страницы
    Askep Asma
    fiqipinky
    100% (3)
  • Askep Anemia
    Askep Anemia
    Документ43 страницы
    Askep Anemia
    fiqipinky
    Оценок пока нет
  • Tips HT
    Tips HT
    Документ2 страницы
    Tips HT
    fiqipinky
    Оценок пока нет