Вы находитесь на странице: 1из 5

6.

Jelaskan tentang hormone-hormon yang terlibat selama periode kahamilan,


kelahian, dan menyusui!
Faktor-faktor Hormonal Dalam Kehamilan
Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar human chorionic gonadotropin,
estrogen, progesteron, dan human chorionic somatomammotropin, dengan tiga hormone
yang pertama dan mungkin juga yang keempat semuanya penting untuk berlangsungnya
kehamilan normal.
Human Chorionic Gonadotropin dan Pengaruhnya Dalam Menyebabkan Korpus Luteum
Bertahan dan Mencegah Menstruasi
Normalnya, menstruasi terjadi pada wanita yan tidak hamil dalam waktu kira-kira 14 hari
setelah ovulasi, pada saat sebagian besar endometrium uterus terlepas dari dinding uterus
dan dikeluarkan. Bila hal ini terjadi setelah ovum diimlantasikan, kehamilan akan terhenti.
Akan tetapi hal ini dicegah oleh sekresi human chorionic gonadotropin oleh jaringan
embrionik yang baru terbentuk dengan cara sebagai berikut:
Beraman dengan perkembangan sel-sel trofoblas dari sebuah ovum yang baru dibuahi,
hormone human chorionic gonadotropin disekresi oleh sel-sel sinsitial trofoblas ke dalam
cairan ibu. Sekresi hormone ini dapat diukur pertamakali dalam darah 8 sampai 9 hari
setelah ovulasi, segera setelah blastokista berimplantasi di endometrium. Kemudian
kecepatan sekresi meningkat dengan cepat dan mencapai maksimum pada kira-kira10
sampai 12 hari kehamilan dan menurun kembali sampai kadar yang lebih rendah sampai
menjelang 16 sampai 20 minggu. Sekresi terus berlanjut pada kadar ini selama sisa
kehamilan.
Fungsi Hormon Chorionic Gonadotropin.
Human chorionic gonadotropin merupakan glikoprotein yang mempunyai berat molekul kira-
kira 39.000 dan mempumyai struktur molekul dan fungsi yang sama dengan hormone lutein
yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. Sejauh ini, fungsinya yang terpenting adalah
mencegah involusi korpus luteum pada akhir siklus seksual bulanan wanita.
Sebaliknhya hormone ini akan menyebabkan korpus luteum menyekresi lebih banyak lagi
hormone-hormon kelamin progesterone dan estrogen untuk beberapa bulan berikutnya.
Hormon-hormon kelamin ini mencegah menstruasi dan menyebaban endometrium terus
tumbuh dan menyimpan nutrisi dalam jumlah yang besar dan tidak dibuang menjadi darah
menstruasi. Akibatnya, sel-sel yang menyerupai disidua yang berkembag dalam
endometrium selama siklus seksual wanita normal menjadi sel-sel disidua yang
sesungguhnya sangat membengkak dan banyak mengandung nutrisi kira-kira pada waktu
blastokista berimplantasi.
Dibawah pengaruh hormone human chorionic gonadotropin korpus luteum di dalam ovarium
ibu tumbuh kira-kira dua kali dari ukran awalnya menjelang satu bulan atau lebih setelah
kehamilan dimulai, dan estrogen dan progesterone yang terus menerus disekresi akan
mempertahankan sifat asli desidua endometrium uterus yang diperlukan pada awal
perkembangan fetus.
Bila korpus luteum dibuang sebelum kira-kira minggu ke-7 kehamilan, biasanya hamper
selalu terjadi abortus spontan, dan kadang-kadang bahkan sampai minggu ke 12. Setelah
waktu ini, plasenta itu sendiri akan menyekresikan sejumlah progesterone dan estrogen
yang cukup untuk memperthankan kehamilan selama sisa periode kehamilan. Korpus
luteum kemudian mengalami involusi secara perlahan setelah kehamilan berusia 13 sampai
17 minggu.
Efek Human Chorionic Gonadotropin Pada Testis Janin
Human chorionic gonadotropin juga menimbulkan efek perangsangan sel-sel interstesial
testis fetus pria, sehingga mengakibatkan pembentukan testosterone pada fetus pria
sampai waktu lahir. Sekresi testosterone dalam jumlah yang sedikit ini selama kehamilan
merupakan faktor yang menyebabkan tumbuhnya organ-organ kelamin pria dan bukan
organ-organ kelamin wanita pada fetus Mendekati akhir kehamilan. Testosterone yang
disekresikan oleh testis fetus juga menyebabk an desensus testis ke dalam skrotum.
Sekresi Estrogen oleh Plasenta
Plasenta, seperti korpus luteum menyekresikan estrogen dan progesterone. Penelitian
histokimia dan fisiologi menunjukkan kedua hormone ini, seperti kebanyakan hormone
plasenta yang lain, yang juga disekresi oleh sel-sel sinsisial trofoblas plasenta.
Menjelang akhir usia kehamilan, pembentukan estrogen plasenta setiap hari meningkat
menjadi 30 kali kadar produksi ibu yang normal. Akan tetapi, sekresi estrogen oleh
ovarium. Yang paling penting, estrogen yang disekresikan oleh plasenta tidak disintesis
secara de novo dari zat-zat dasar dalam plasenta. Sebaliknya, estrogen hampir seluruhnya
dibentuk dari senyawa steroid androgen, dehidroepiandrosteron dan 16
hidroksidehidroepiandrosteron, yang dibentuk di kelenjar adrenal ibu dan juga di kelenjar
adrenal fetus. Androgen yang lemah ini kemudian ditranspor oleh darah ke plasenta dan
diubah oleh sel-sel trofoblas menjadi estradiol, estron dan estriol. (Korteks kelenjar adrenal
fetus sangat besar, dan kira-kira 80 persen terdiri dari sesuatu yang disebut zona fetus,
yang fungsi utamanya adalah menyeksresi dehidropianddrosteron selama kehamilan).
Fungsi Estrogen dalam Kehamilan
Hormon estrogen terutama berfungsi proliferative pada sebagian besar organ reprodeuksi
dan organ penyertanya. Selam kehamilan, jumlah estrogen yag sangat berlebihan akan
menyebabkan (1) perbesaran uterus, (2) perbesaran payudara dan pertumbuhan struktur
duktus payudara ibu, dan (3) pembedaran genetalia eksterna wanita.
Estrogen juga merelaksasi ligamentum pelvis, sehinga persendian sakroiliaka menjadi
relative lentur dan simfis pubis menjadi elastis. Perubahan ini akan mempermudah pasase
fetus melalui jalan lahir. Ada banyak alasan mempercayai bahwa estrogen juga
mempengaruhi banyak aspek umum perkembangan fetus selama kehamilan, sebagai
contoh, memengaruhi kecepatan reproduksi sel pada embrio awal.
Sekresi Progesterone oleh Plasenta
Progestron juga penting untuk berhasilnya suatu kehamilan-kenyataanya hormone ini sama
pentingnya seperti estrogen. Selian disekresikan dalam jumlah cukup banyak oleh korpus
luteum pada awal kehamilan, progeteron juga nantinya disekresikan dalam jumlah banyak
oleh plasenta, kira-kira 10 kali lipat selama kehamilan.
Pengaruh-pengaruh khusus progesterone yang penting untuk kemajuan kehamilan yang
normal adalah sebagai berikut:
1. Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tumbuh di endometrium uterus, dan sel-
sel ini memainkan peranan penting dalam nutrisi embrio awal.
2. Progesteron menurunkan kontrakitilitas uterus gravid, jadi mencegah kontraksi
uterus yang menyebabkan abortus spontan.
3. Progesteron juga membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan sebelum
implantasi, karena progesterone secara khusus meningkatkan sekresi tubafallopii
dan uterus ibu untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan
morula dan blastokista. Selain itu, ada beberapa ada beberapa alasn untuk
mempercayai bahwa progesterone bahkan memengaruhi pembelahan sel pada awal
perkembangan embrio.
4. Progesteron yang disekresikan selama kehamilan juga membantu estrogen
mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.

Human Chorionic Somatomammotropin
Telah ditemukan hormone plasnta yang leih baru yang disebut human chorionic
somatomammotropin. Hormon ini merupakan protein yang mempunyai beratmolekul kira-
kira 38.000 dan mulai disekresikan oleh plasenta kira-kira minggu ke lima kehamilan.
Sekresi hormone ini meningkat secara progresif sepanjang sisa masa kehamilan berbanding
langsung dengan berat plasenta. Walaupun fungsi koroniorik somatomammotropin masih
belum pasti, hormone ini disekresikan dalam jumlah beberapa kali lebih besar daripada
gabungan semua hormone-hormon kelamin yang lain. Hormon ini mempunyai beberapa
fungsi penting.
Pertama, bila diberikan pada beberapa jenis hewan tingkat rendah yang berbeda, human
chorionic somatomammotropin sedikitnya akan menyebabkan perkembangan sebagian
payudara hewan dan pada beberapa keadaan akan menyebabkan laktasi. Karena ini
merupakan fungsi hormone pertama yang ditemukan, maka hormone ini pertamakali
dinamakan human placental lactogen dan diyakini mempunyai fungi yang sama dengan
prolactin. Akan tetapi, usaha untuk meningktkan laktas manusia dengan hormone ini tidak
berhasil.
Kedua, hormone ini mempunyai kerja yang lemah yang serupa dengan hormone
pertumbuhan, yang menyebabkan formasi protein dengan cara yang sama seperti hormone
pertumbuhan. Hormon ini juga mempunyai struktur kimia yang sama dengan hormone
pertumbuhan, tetapi dibutuhkan human chorionic somatomammotropin 100 kali lebih
banyak daripada hormone pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan.
Ketiga, human chorionic somatomammotropin menyebabkan penurunan sensitivitas insulin
dan menurunkan penggunaan glukosa pada ibu, sehingga membuat jumlah glukosa yang
tersedia untuk fetus lebih besar. Karena glukosa merupakan zat utama yang dipakai fetus
untuk meningkatkan pertumbuhannya, maka arti pengaruh hormone ini menjadi jelas.
Lebih lanjut hormone ini meningkatkan asam lemak bebas dari cadangan lemak ibu,
sehingga menyediakan sumber energy pengganti untuk metabolisme ibu selama kehamilan.
Oleh karena itu, tampak bahwa human chorionic somatomammotropin merupakan hormone
metabolic umum yang mempunyai implikasi nutrisi khusus untuk ibu dan fetus.

Faktor-faktor Hormonal Lain dalam Kehamilan
Hampir semua kelenjar endokrin nonseksual dari ibu juga memberi reaksi yang nyata pada
kehamilan. Hal ini terutama akibat dari peningkatan beban metabolisme pada ibu tetapi
juga, sebagian besar, dari efek hormone pada kelenjar hipofisis dan kelenjar-kelenjar
lainnya. Beberapa efek yang paling tampak adalah sebagai berikut.

Sekresi Hipofisis.
Kelenjar hipofisis anterior ibu membesar paling sedikit 50 persen selama kehamilan dan
meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolakin. Sebaliknya, sekresi hipofisis
untuk hormone pernagsang folikel dan hormone lutein hampir secara total ditekan akibat
efek penghambat estrogen dan progesterone dari plasenta.

Sekresi Kortikosteroid
Kecepatan sekresi glukokortoid korteks adrenal mengalami peningkatan sedang selama
kehamilan. Adalah mungkin bahwa glukokortikoid membantu mobilisasi asam-asam amino
dari jaringan ibu sehingga asam-asam amino dari jaringan ibu sehingga asam-asam amino
ini dapat dipakai untuk sintesis jaringan fetus.
Pada wanita hamil, sekresi aldosterone biasanya meningkat sekitar dua kali lipat, mencapai
puncaknya pada akhir kehamilan. Keadaan ini, bersama dengan kerja estrogen,
menyebabkan kecenderungan wanita hamil normal untuk mereabsorbsi kelebihan natrium
dari tubulus ginjal ibu, dan, oleh karena itu, retensi cairan biasanya akan mengarah ke
hipertensi yang dipicu oleh kehamilan.

Sekresi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid biasanya membesar sampai 50 selama kehamilan dan meningkatkan
produksi tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut. Peningkatan pembentukan
tiroksin paling sedikit disebabkan oleh efek ttirotropik human chorionic gonadotropin yang
disekresi plasenta dan juga oleh sejumlah kecil hormone perangsang tiroid khusus, human
chorionic tyrotropin, yang juga disekresi oleh plasenta.

Sekresi Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid biasanya juga membesar selama kehamilan, hal ini khususnya berlaku
bila ibu mengalami defesiensi kalsium dalam makanannya. Pembesaran kelenjar ini
menyebabkan absorpsi kalsium dari tulang ibu, sehingga mempertahankan konsentrasi ion
kalsium normal dalam cairan ekstrasel ibu, bahkan ketika janin mengambil kalsium untuk
osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi hormone paratiroid ini bahkan lebih intensif
selama laktasi setelah kelahiran bayi, untuk selanjutnya perkembangan bayi memerlukan
kalsium beberapa kali lebih banyak daripada perkembangan fetus.

Sekresi Relaksin oleh Ovarium dan Plasenta
Suatu zat tambahan lain disamping estrogen dan progesteron yaitu suatu hormone yang
disebut relaksin, disekresikan oleh korpus luteum ovarium dan juga oleh jaringan plasenta.
Sekresi relaksin ini ditingkatkan oleh efek merangsang dari human chorionic, gonadotropin
pada saat yang sama dengan disekresikannya sejumlah besar estrogen dan progesterone
oleh korpus luteum dan sekresi plasenta.
Relaksin merupakan polipeptida yang mempunyai berat molekul sekitar 9000. Hormon ini
bila disuntikkan akan menyebabkan relaksasi ligamentum-ligamentum simfisis pubis pada
tikus dan marmot yang sedang birahi. Efek ini sangat sedikit atau bahkan tidak ada pada
wanita hamil. Sebaliknyaperan ini terutama dimainkan oleh estrogen yang juga
menyebabkan relaksasi ligamentum-ligamentum pelvikum. Selain itu, telah dikemukakan
bahwa relaksin melunakkan serviks wanita hamil pada saat persalinan.

Вам также может понравиться