Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SARI
Peningkatan produksi kumulatif pada suatu sumur minyak akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat fisik fluida reservoir
sebagai fungsi dari penurunan tekanan. Berdasarkan hal ini, Wiggins mengembangkan suatu metoda analitik untuk memperkirakan
kelakuan tekanan dan laju alir pada berbagai perioda deplesi dengan menggunakan konsep fungsi mobilitas, dimana bentuk integral
dari fungsi mobilitas tersebut dipecahkan dengan pendekatan deret Taylor. Berdasarkan cara pendekatan ini, maka pemecahan
persamaan diferensial aliran dua fasa dapat dilakukan secara analitis.
Mengacu pada metoda tersebut, dalam makalah ini akan diuraikan tentang pengembangan persamaan peramalan kurva IPR dua
fasa secara analitik untuk reservoir bertenaga dorong gas terlarut. Anggapan yang umum digunakan, seperti anggapan-anggapan yang
digunakan oleh Vogel, Sukarno, Klins dan Wiggins, tetap dipakai dalam pengembangan persamaan ini.
Hubungan fungsi mobilitas terhadap tekanan dicari dengan menggunakan persamaan material balance yang diturunkan oleh
Muskat. Dengan menggunakan perluasan bentuk integral menjadi deret Taylor dan hubungan antara fungsi mobilitas terhadap
tekanan, maka persamaan produktivitas sumur dapat diturunkan. Dengan menggunakan persamaan material balance Muskat tersebut,
dapat pula diperoleh fungsi mobilitas pada berbagai tingkat deplesi (revovery). Dengan demikian, peramalan produktivitas sumurpun
dapat diperoleh.
Hasil pengembangan persamaan peramalan kurva IPR tak berdimensi tersebut dibandingkan dengan metode peramalan kurva
IPR yang tersedia saat ini, yaitu Eickmeir dan Sukarno. Hasil perbandingan ini menunjukkan hasil yang konsisten sampai tekanan
reservoir yang akan datang mencapai 60% dari tekanan reservoir awal. Dibawah harga tersebut, ketiga persamaan tersebut
menunjukkan hasil yang berbeda. Dalam makalah ini akan disajikan penjelasan tentang perbedaan tersebut.
seiring dengan terjadinya penurunan tekanan reservoir. Secara Untuk _ API < 40 :
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut5 :
(qo,maks) f 4.152343
Prf
Pri
(4)
Prf
(qo,maks )i = 0.015215 e
q 0 = J o1
Pri
(Pr 2 Pwf )
2 n (1)
IATMI 2001-54
Pengaruh Tingkat Deplesi terhadap Peramalan Kurva IPR Dua Fasa Secara Analitis Pudjo Sukarno, Tutuka Ariadji, Indira Regina
bersifat dinamik karena persamaan yang dihasilkan bervariasi Wiggins. Persamaan umum tersebut dapat dituliskan sebagai
sesuai dengan tingkat deplesi dan karakteristik reservoir. berikut :
Parameter dasar dalam pengembangan kurva IPR analitik ini
Pr
adalah fungsi mobilitas minyak yang berubah seiring dengan krj
terjadinya penurunan tekanan reservoir. Secara eksplisit fungsi q j (t) = C dp (5)
mobilitas dipengaruhi oleh distribusi tekanan dan saturasi. ì jBj
Pwf
Tekanan reservoir dan saturasi minyak rata-rata akan semakin
berkurang dengan semakin tingginya tingkat deplesi. Oleh C adalah konstanta yang harganya tergantung pada geometri
karena itu untuk mengetahui kelakuan tekanan-laju alir dan daerah produksi dan jenis aliran (steady atate atau semi steady
kinerja sumur pada tingkat deplesi yang berbeda-beda state) sedangkan subskrip j menyatakan fasa yang mengalir
dikembangkan metode analitik berdasarkan konsep fungsi direservoir.
mobilitas.
Jika didefinisikan normalized pressure, Π yang
1.2. Tujuan Penulisan merepresentasikan besarnya penurunan tekanan alir dasar
sumur terhadap tekanan reservoir pada tingkat deplesi
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah tertentu1,2 , yang secara matematis dapat dinyatakan sebagai
pengamatan terhadap suatu sumur minyak tunggal yang berikut :
memproduksikan fluida dari reservoir terbatas bertenaga
dorong gas terlarut. Studi yang dilakukan dibatasi untuk Äp P P
reservoir yang memiliki tekanan reservoir di bawah tekanan Ð= = r (6)
Pr Pr
saturasinya sehingga fluida produksi yang mengalir di
reservoir adalah fluida dua fasa yakni minyak dan gas dengan Jika persamaan (6) disubstitusikan kedalam persamaan (5),
asumsi tidak terdapatnya sejumlah gas bebas dan fasa air maka akan dihasilkan :
bergerak di reservoir. Sejalan dengan terjadinya penurunan
tekanan reservoir maka digunakan konsep IPR analitik yang Ð
krj
dikembangkan oleh Wiggins untuk menggambarkan kinerja q j ( t ) = C Pr dÐ (7)
sumur. Konsep ini didasari oleh prinsip aliran fluida di dalam ì jBj
0
sistem multifasa. Persamaan kurva IPR analitik yang
dihasilkan akan berbeda untuk setiap reservoir dengan Laju alir minyak pada setiap harga tekanan alir dasar sumur
karakteristik batuan dan fluida yang berbeda. dapat ditentukan dengan mengeskpansikan deret Taylor pada
persamaan (7), yaitu sebagai berikut :
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mempelajari :
1. pengaruh tingkat deplesi terhadap kurva IPR untuk '
k ro 1 kro
reservoir bertenaga dorong gas terlarut. Ð+ Ð+
2. peramalan kinerja produksi sumur di masa datang. ì o Bo 2 ì o Bo
Ð =0 Ð=0
q j (Ð) = C Pr '' '''
+å (8)
1.3. Pengembangan Produktivitas Sumur oleh Wiggins 2) 1 k ro 1 k ro
Ð+ Ð
6 ì o Bo 24 ì o Bo
Ð=0 Ð=0
Pengembangan kurva IPR analitik oleh Wiggins didasari oleh
persamaan empiris yang diajukan oleh Vogel untuk
menentukan kinerja sumur pada kondisi aliran dua fasa di Persamaan (8) diperoleh dengan anggapan bahwa laju alir
reservoir. Metode ini dihasilkan dengan mengekpansikan deret pada persamaan (7) dihitung berdasarkan ekspansi deret
Taylor dari fungsi mobilitas pada persamaan aliran fluida Taylor sampai dengan turunan ketiga. Dengan cara yang sama,
multifasa untuk reservoir terbatas dan homogen. Beberapa penentuan laju alir maksimum pada harga tekanan alir dasar
batasan yang digunakan dalam pengembangan metode ini sumur sama dengan nol atau Π sama dengan satu,
adalah : tekanan reservoir mula-mula pada kondisi awal sama menghasilkan persamaan berikut1,2 :
dengan tekanan pada titik saturasi, pada kondisi awal tidak
terdapat fasa gas bebas, tidak terdapat fasa air bergerak dan gas '
terlarut di dalam fasa air di reservoir, berlaku hukum Darcy kro 1 kro
+ +
untuk aliran multifasa, kondisi reservoir isothermal, tidak ì o Bo 2 ì o Bo (9)
Ð =0 Ð =0
terjadi reaksi antara fluida reservoir dengan batuan reservoir, q j ,maks = C Pr '' '''
gaya gravitasi dapat diabaikan, dan lubang sumur dipenetrasi 1 kro 1 k ro
seluruhnya +
6 ì o Bo 24 ì o Bo
Ð =0 Ð =0
Metode pengembangan persamaan kurva IPR tak berdimensi Perbandingan antara laju alir pada harga tekanan tertentu
secara analitik oleh Wiggins didasarkan pada solusi integral terhadap laju alir maksimum diperoleh dari hasil perbandingan
ekspansi deret Taylor terhadap fungsi mobilitas pada persamaan (8) dan (9), sehingga 1,2 :
persamaan aliran fluida dua fasa. Pengembangan metode
analitik ini mengacu pada model matematik yang qo C Pwf C2 Pwf C3 Pwf C 4 Pwf
menggambarkan aliran fluida dua fasa dalam media berpori = 1+ 1 + + + (10)
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Solusi model qo,maks D Pr D Pr D Pr D Pr
matematik untuk aliran fluida pada kondisi reservoir isotropik,
homogen dan terbatas dijadikan sebagai persamaan umum
dalam pengembangan persamaan IPR secara analitik oleh
IATMI 2001-54
Pengaruh Tingkat Deplesi terhadap Peramalan Kurva IPR Dua Fasa Secara Analitis Pudjo Sukarno, Tutuka Ariadji, Indira Regina
IATMI 2001-54
Pengaruh Tingkat Deplesi terhadap Peramalan Kurva IPR Dua Fasa Secara Analitis Pudjo Sukarno, Tutuka Ariadji, Indira Regina
bentuk hubungan antara fungsi mobilitas dengan normalized penurunan persamaan polinomial yang dimodifikasi.
pressure yang merepresentasikan besarnya penurunan tekanan Persamaan kurva IPR tak berdimensi analitik yang dihasilkan
alir dasar sumur terhadap tekanan reservoir pada perioda dari ketiga pendekatan polinomial, yaitu berderajat dua, tiga
deplesi yang terjadi. Kurva yang dihasilkan oleh plot antara dan empat. Berdasarkan hasil perbandingan dari ketiga kurva
fungsi mobilitas dengan normalized pressure memberikan IPR tak berdimensi hasil pendekatan tersebut, terhadap kurva
persamaan yang spesifik bagi setiap tingkat deplesi. IPR Vogel. dapat disimpulkan bahwa persamaan polinomial
berderajat dua memberikan hasil yang paling mendekati.
Untuk memperoleh persamaan kurva IPR analitik yang paling Persamaan tersebut ditunjukkan pada persamaan (20) berikut
representatif maka plot antara fungsi mobilitas terhadap ini :
normalized pressure dikembangkan dalam bentuk persamaan qo Pwf Pwf
polinomial berderajat dua, tiga dan empat. Sebagai analogi = 1 − 0 .2953 − 0. 7047 (20)
qo, maks P
yang mewakili harga rentang tekanan reservoir secara
Pr r
keseluruhan, digunakan persamaan kurva pada perioda deplesi
Np/N = 0.1%, 1%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Sedangkan kurva IPR tak berdimensi yang dikembangkan dari
persamaan polinomial berderajat tiga dan empat cenderung
Pada dasarnya, ketiga derajat polinomial tersebut memberikan lebih lurus dan bergerak menjauhi kurva IPR acuan dengan
hasil yang hampir mendekati dengan kurva Wiggins, tetapi koefisien persamaan yang berbeda cukup jauh dengan
setelah dilakukan modifikasi terhadap ketiga derajat koefisien persamaan empiris hasil pengembangan Vogel.
polinomial tersebut yakni dengan mengeliminasi varibel
pangkat dua, tiga dan empat dari masing-masing persamaan Dengan demikian, persamaan polinom berderajat dua yang
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa persamaan polinomial merepresentasikan hubungan antara fungsi mobilitas dengan
pangkat dua memberikan hasil yang paling konsisten terhadap normalized pressure dijadikan sebagai dasar pengembangan
kurva Wiggins dari plot berbagai periode deplesi (0.1%, 1%, untuk menentukan persamaan kurva IPR analitik pada tingkat
2%, 4%, 6% dan 8%) yang diuji dibandingkan dengan deplesi lebih lanjut sehubungan tujuan peramalan kelakukan
persamaan polinomial berderajat tiga dan empat. tekanan-laju alir pada kasus reservoir tersebut di atas.
Penyimpangan nilai fungsi mobilitas terjauh dari hasil
perhitungan dengan menggunakan modifikasi persamaan 4. PERAMALAN KURVA IPR
polinomial berderajat dua terhadap kurva Wiggins adalah
berkisar antara 0.002 – 0.008. Perbedaan ini masih berada Deplesi reservoir merupakan faktor yang secara langsung
dalam batas toleransi terhadap kurva Wiggins. mempengaruhi profil fungsi mobilitas terhadap tekanan seperti
yang telah diulas sebelumnya. Dalam membuktikan hal ini,
3.1. Validasi Hasil Berdasarkan kurva IPR Vogel maka diturunkan persamaan polinomial berderajat dua untuk
masing-masing tingkat deplesi, sehingga dihasilkan persamaan
Pada bagian ini akan dilakukan validasi hasil berdasarkan pada kurva IPR analitik yang spesifik bagi setiap perioda deplesi.
persamaan empiris yang dikembangkan oleh Vogel. Untuk
mempertahan-kan sifat realistis dari persamaan analitik yang Persamaan kurva IPR analitik yang dihasilkan merupakan
divalidasikan maka pengujian hanya dilakukan pada periode persamaan usulan yang digunakan untuk membangun kurva
awal deplesi yakni pada Np/N = 0.1%. Mengingat bahwa IPR tak berdimensi untuk setiap perioda deplesi. Persamaan
persamaan Vogel tidak dapat digunakan untuk memperkira- kurva IPR analitik pada metode ini diperoleh melalui
kan kurva IPR pada periode deplesi lanjut. pengembangan dan penurunan fungsi mobilitas minyak
terhadap tekanan pada rentang tekanan reservoir yang berbeda-
Sebelum langkah validasi dilakukan maka masing-masing beda.
persamaan polinomial di atas didiferensialisasikan hingga
penurunan ketiga (pada harga normalized pressure sama Pada tingkat deplesi 0.1 % s/d 4%, dapat ditunjukkan bahwa
dengan nol) dengan tujuan untuk menentukan koefisien C1, bentuk kurva hampir sama antara satu dengan yang lainnya.
C2 , C3, C4 dan D yang dibutuhkan dalam membangun Sedangkan pada tingkat deplesi 6% dan 8%, persamaan IPR
persamaan IPR analitik. Dari persamaan tersebut, dihasilkan usulan menghasilkan bentuk kurva IPR tak berdimensi yang
kurva IPR tak berdimensi untuk masing-masing tingkat lebih lurus. Persamaan (20) adalah kurva IPR tak berdimensi
deplesi. pada perioda deplesi 0.1%, sedangkan untuk tingkat deplesi
8% dihasilkan persamaan sebagai berikut :
Persamaan kurva IPR tak berdimensi yang dihasilkan dalam Pwf Pwf
2
qo
makalah ini berbeda dengan persamaan hasil pengembangan = 1 − 0. 5055 − 0. 4945 (21)
qo, maks P
Wiggins. Karena pada penelitian ini, didalam menentukan Pr r
sebuah persamaan kurva IPR tak berdimensi analitik,
koefisien C3 dan C4 tidak diikut sertakan atau dengan kata lain Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Harga tekanan
nilai koefisien C3 dan C4 sama dengan nol. Sehingga bentuk reservoir rata-rata pada awal deplesi memiliki nilai yang
umum persamaan kurva IPR analitik yang diperoleh adalah : mendekati harga tekanan reservoir mula-mula. Apabila
2 penentuan fungsi mobilitas untuk laju alir maksimum pada
qo C1 Pwf C2 Pwf
=1+ + (19) kondisi ini dilakukan, maka profil fungsi mobilitas yang
qo , maks D Pr D Pr
diperoleh akan meliputi hampir sebahagian besar dari rentang
tekanan reservoir menuju harga tekanan sama dengan nol di
Format persamaan (19) secara umum mirip dengan persamaan lubang sumur. Dengan demikian, profil fungsi mobilitas akan
kurva IPR Vogel. Oleh karena itu kurva IPR Vogel dijadikan memberikan bentuk yang non-linier apabila diterjemahkan
sebagai acuan untuk menentukan validitas persamaan kurva dalam kurva IPR tak berdimensi analitik dalam
IPR tak berdimensi analitik yang diperoleh dari penjabaran dan
IATMI 2001-54
Pengaruh Tingkat Deplesi terhadap Peramalan Kurva IPR Dua Fasa Secara Analitis Pudjo Sukarno, Tutuka Ariadji, Indira Regina
IATMI 2001-54
Pengaruh Tingkat Deplesi terhadap Peramalan Kurva IPR Dua Fasa Secara Analitis Pudjo Sukarno, Tutuka Ariadji, Indira Regina
1.00
0.80
Eickmeir
Sukarno : API>40
Sukarno : API<40
Qmaxf/Qmaxp
0.60 Penelitian
0.40
0.20
0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00
Prf/Prp
Gambar -1.
Perbandingan Persamaan Peramalan Kurva IPR
IATMI 2001-54