Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Viskositas
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada
gas. Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada
gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur. Koefisien gas pada
tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik
dengan naiknya tegangan.
Viskositas (kekentalan) dapat diartikan sebagai suatu gesekan di dalam
cairan zat cair. Kekentalan itulah maka diperlukan gaya untuk menggerakkan
suatu permukaan untuk melampaui suatu permukaan lainnya, jika diantaranya ada
larutan baik cairan maupun gas mempunyai kekentalan air lebih besar daripada
gas, sehingga zat cair dikatakan lebih kental daripada gas.
2.2 Index Viskositas
Indeks viskositas atau Indeks kekentalan adalah kemampuan suatu fluida
untuk mempertahankan kekentalannya terhadap temperature dengan adanya
pengearuh temperature ini tentunya mempengaruhi dari viskosita dari fluida
tersebut. Perubahan ini timbul akibat adanya perubahan ikatan molekul yang
menyusun fluida tersebut. Akibatnya, apabila sebuah fluida, misalnya minyak
pelumas, dikenakan sebuah temperatur yang berbeda, maka kekentalannya akan
berubah.
Perubahan tersebut tergantung dari sifat fisika maupun kimia fluida tersebut.
Ada fluida yang jika terkena temperatur tinggi akan semakin mengental dan ada
pula yang semakin encer. Berdasarkan keadaan demikian, maka terdapat
pembagian kemampuan fluida tersebut dalam mempertahankan viskositasnya
tersebut, yaitu :
1. Rendah : 0 30
2. Sedang :31 85
3. Tinggi : 86 200
2.3. Karakteristik Fluida
Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda ,
termasuk cairan,gas,plasma dan padat plastik. Fluida memiliki sifat tidak menolak
terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya
kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya
dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan
geser (shear stress) dalam ekuilibrum statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah
Hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam mengarakterisasi
bentuk fluid. Dapat disimpulkan bahwa fluida adalah zat atau entitas yang
terdeformasi secara berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau
sekecil apapun tegangan geser itu.
Fluida dapat dikarakterisasikan sebagai berikut :
a. Fluida Newtonian
Fluida Newtonian(istilah yang diperoleh dari nama Isaac Newton) adalah
suatu fluida yang memiliki kurva tegangan/regangan yang linear. Contoh umum
dari fluida yang memiliki karakteristik ini adalah air . Keunikan dari fluida
newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir sekalipun terdapat gaya yang
bekerja pada fluida. Hal ini disebabkan karena viskositas dari suatu fluida
newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Viskositas
dari suatu fluida newtonian hanya bergantung pada temperatur dan
tekanan.Viskositas sendiri merupakan suatu konstanta yang menghubungkan
besar tegangan geser dan gradien kecepatan pada persamaan
Dengan:
adalah tegangan geser fluida [Pa]
adalah viskositas fluida suatu konstanta penghubung [Pas]
adalah gradien kecepatan yang arahnya tegak lurus dengan arah geser
[s
1
]
b. Fluida non-Newtonian
Fluida non-Newtonian adalah suatu fluida yang akan mengalami
perubahan viskositas ketika terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Hal
ini menyebabkan fluida non-Newtonian tidak memiliki viskositasyang konstan.
Berkebalikan dengan fluida non-Newtonian, pada fluida non-Newtonian
viskositas bernilai konstan sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada
fluida.Fluida yang tegangan gesernya tidak berhubungan secara linear terhadap
regangan disebut sebagai fluida non-newtonian. Campuran antara bubuk jagung,
ketika ditempatkan pada tempat yang rata, mengalir mejadi menipis. Namun
ketika campuran diganggu dengan acak, terlihat seperti kerusakan dan bersifat
seperti zat padat. Campuran merupakan tegangan geser non-
newtonian menipiskan fluida dan menjadikan lebih kental pada saat tegangan
geser meningkat melalui aksi sendok yang acak.
Sebaliknya, bila fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu lubang.
Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat
teramati pada material-material seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi saat
fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang menyebabkan
fluida tampak lebih tipis (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-
Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang beberikut contoh
cairan non-newtonian,
Suatu cairan non-newtonian disebut bersifat dilatant, apabila hambatan akan
membesar ketika Tegangan-Geser yang bekerja padanya makin besar, atau cairan
menjadi seolah-olah makin kental jika teraduk. dilatant, bukan-newtonian :
campuran pigmen, zat pewarna, tinta, pengental seperti kanji/tapioka, silicone,
pasta-PVC, drilling fluid, mud, dll. Suatu cairan non-newtonian disebut bersifat
pseudoplastic, apabila hambatan akan berkurang ketika Tegangan-Geser yang
bekerja padanya makin besar, atau cairan menjadi seolah-olah makin encer jika
teraduk.
Selain itu terdapat perilaku "aneh" lain dari fluida non newtonian,
1. Sifat plastic, misal permen karet
2. Ideal bingham, misal odol dan emulsi
3. Thixotrop, misal pasir apung, daging giling, pasta ikan
4. Rheopex, misal epoxyrubah pada keadaan tertentu.
2.4 Jenis-jenis Fluida
Gambar 2.3.1 Fluida Viscous
a. Bingham atau Plastic
Resisten terhadap tegangan geser yang kecil namun akan mengalir dengan
mudah bila diberikan tegangan geser awal (
o
) yang lebih besar, contoh:
Odol, Jeli, beberapa jenis slurries.
b. Pseudoplastic
Kebanyakan fluida non-Newtonian masuk ke dalam katagori ini.
Viskositasnya menurun dengan meningkatnya velocity gradient, contoh:
larutan polymer, darah. Pseudoplastic fluids disebut juga sebagaiShear
thinning fluids, dimana pada tegangan geser (dV/dy) yang rendah fluida
ini lebih kental dibandingkan fluida Newtonian, dan pada tegangan geser
yang tinggi akan berkurang viskositasnya.
c. Dilatant
Viskositas fluida meningkat dengan meningkatnya velocity gradient.
Fluida ini tidak umum ditemukan dalam industri pertanian , namun
suspensi pati memiliki karakteristik seperti ini. Fluida ini juga disebut
sebagai shear thickening fluids.
d. Bingham pseudoplastic / Hersley-Buckley / Casson Type
Kombinasi antara fluida bingham dengan pseudoplastic dimana
memerlukan tegangan geser awal untuk mulai bergerak, dan setelah
bergerak akan menurun viskositasnya sejalan dengan meningkatnya
velocity gradient.
Tergantung dari bagaimana viskositasnya berubah karena waktu sejalan
dengan diaplikasikannya tegangan geser, fluida ini mempunyai
karakteristik, sebagai berikut:
Thixotropic (time thinning, yaitu viskositasnya menurun terhadap
waktu)
Rheopectic (time thickening, yaitu viskositasnya meningkat
terhadap waktu)
Visco-elastic fluids Beberapa jenis fluida mempunyai sifat elastis,
yaitu akan kembali ke bentuk semula bila tegangan geser dihentikan.
1.5 Viskometer
Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan dari suatu
cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat
maka viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir
lambat maka dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder.
Dalam suatu percobaan, dilakukan pengukuran viskometer titik ganda dengan
viskometer Brookfield menggunakan cairan ( larutan ) gliserin, CMC Na dan
PGA. Dari hasil percobaan cairan gliserin merupakan cairan. Gliserin merupakan
cairan newton, sedangkan PGA dan CMC merupakan cairan non newton karena
viskositasnya brbeda pada setiap kecepatan geser.
Pada percobaan ini, digunakan nomor spindle yang berbeda-bda, yaitu mulai
dari nomor 62, 63, dan 64. Semakin tinggi nomor spindle, maka semakin besar
alat pemutarnya dan berpengaruh terhadap nilai kecepatan putar (rpm).
Semakin besar spindle, maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk
memutar alat, sehingga kecepatan putar menurun dan nilai viskositas juga
menurun. Hasil prcobaan menunjukkan kesesuaian dengan literature, dimana nilai
viskositas pada spindle nomor 62 lebih besar daripada nilai viskositas pada
spindle 63 dan 64
DAFTAR PUSTAKA
Desi nurfina. 2012. Karakteristik Fluida. http://dnurfina.blogspot.com/2012
/01/karakteristik-fluida.html. (Diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul
17.00 WIB)
R., Dadi, Sudaryanto dan dkk. 2013. Penuntun Praktikum Satuan Operasi
Industri. FTIP UNPAD
Rosyid, Abdul. 2014. Fluida dan Sifat-sifatnya. 2014. http://mechanicals.
wordpress.com/2014/03/23/fluida-dan-sifat-sifatnya/.
Sarah, Hista. 2011. Viskositas. http://belajarviskositas.blogspot.com.Diakses pada
tanggal 23 Mei 2013 pukul 18.25 WIB.
Sogay. 2011. Laporan Viskositas dan Rheology. http://ogysogay.
blogspot.com/2011/06/laporan-viskositas-dan-rheology.html. (Diakses
pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 17.10 WIB)
LAMPIRAN
Gambar 1. Pengukur Suhu Bahan Gambar 2. Bahan Kecap
Gambar 3. Kotak Spindel Gambar 4. Bahan Saus (Tomat dan Cabai)
Gambar 5. Viskometer Gambar 6. Hasil Pembacaan Viskometer