Вы находитесь на странице: 1из 35

SHORTCASE

PERITONITIS LOKALISATA EC APPENDICITIS PERFORATA

















Oleh:
R. Ifan Arief Fahrurozi
030.10.226

Pembimbing:
Dr. Harry Triyono, Sp.B


KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
RUMAH SAKIT OTORITA BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 02 JUNI 09 AGUSTUS 2014



1

BAB II
LAPORAN KASUS

A. ANAMNESIS
Diambil dari alloanamnesis melalui Ibu pasien pada tanggal 04 Juni 2014 pukul 14.00 WIB
Keluhan Utama : Sakit perut didaerah kanan bawah sejak 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan : Mual muntah, Nafsu makan menurun, Demam
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak 3 hari SMRS pasien mengeluh sakit perut di daerah kanan bawah, menurut
penuturan ibu pasien, awalnya sakit perut didaerah pusar kemudian berpindah ke kanan bawah
dan sakit perut berlangsung sangat hebat dan perut menjadi tegang. Pasien langsung dibawa ke
klinik dan didiagnosa mengalami usus buntu dan segera di rujuk ke Rumah Sakit Otorita Batam.
Menurut Ibu pasien, pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak 3 hari SMRS sehingga nafsu
makan menurun serta pasien mengalami demam. Menurut penuturan ibu pasien, demam tidak
terlalu tinggi dan hanya sumeng sumeng saja dengan pengukuran menggunakan perabaan
tangan. Riwayat gangguan BAK disangkal dan terdapat riwayat BAB tidak lancar.

Penyakit Dahulu (Tahun)
( - ) Cacar ( - ) Malaria ( - ) DBD
( - ) Cacar air ( + ) Disentri (2011) ( - ) Tifus Abdominalis
( - ) Difteri ( - ) Hepatitis ( - ) Penyakit Prostat
( - ) Batuk Rejan ( - ) Wasir ( - ) Campak
( - ) Skirofula ( - ) Diabetes ( - ) Burut (Hernia)
( - ) Influenza ( - ) Sifilis ( - ) Asma
2

( - ) Tonsilitis ( - ) Gonore ( - ) Tumor
( - ) Khorea ( - ) Hipertensi ( - ) Penyakit Pembuluh
( - ) Demam Rematik ( - ) Ulkus Ventrikuli ( - ) Perdarahan Otak
( - ) Pneumonia ( - ) Ulkus Duodeni ( - ) Psikosis
( - ) Pleuritis ( - ) Gastritis ( - ) Neurosis
( - ) Tuberkulosis ( - ) Batu Empedu ( - ) Batu Ginjal / Saluran Kemih
Lain-lain: ( - ) Kecelakaan

Riwayat Keluarga : Tidak ada
Adakah Kerabat Yang Menderita:
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi Sepupu
Asma
Tuberkulosis
Arthritis
Rematisme
Hipertensi
Jantung
Ginjal
Lambung



3



RIWAYAT KEHAMILAN / KELAHIRAN
KEHAMILAN
Morbiditas kehamilan Anak sulung
Perawatan antenatal Kontrol rutin, suntik TT 2x

KELAHIRAN
Tempat persalinan Rumah Pribadi
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan
Spontan
Masa gestasi Cukup Bulan
Keadaan bayi






Berat lahir : 3,8 kg
Panjang Badan : tidak ingat
Lingkar kepala : tidak ingat
Langsung menangis ( + )
Kemerahan ( + )
Nilai APGAR : Baik
Kelainan Bawaaan : tidak ada

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I : 6 bulan
Gangguan perkembangan mental :
Psikomotor
4

Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 8 bulan
Berjalan : 12 bulan
Bicara : 12 bulan
Membaca dan menulis : 36 bulan
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : belum ada
Jakun : belum ada
Rambut ketiak : belum ada

RIWAYAT MAKANAN
Umur
(bulan)
ASI/PASI Buah/ Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0 2 ASI - - -
2 4 ASI - - -
4 6 ASI - - -
6 8 ASI
8 10 ASI + PASI
10 -12 ASI + PASI

Jenis makanan Frekuensi dan jumlah
Nasi/ pengganti 3x/hari, 1 piring
5

Sayur 3x/hari
Daging 1x/minggu
Telur 3x/hari
Ikan 3x/hari
Tahu 3x/hari
Tempe 3x/hari
Susu Jarang

RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG Saat lahir - - - - -
DTP 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Polio 0,2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Campak 9 bulan - - - - -
Hepatitis B Saat lahir 1 bulan 6 bulan - - -
MMR - - - - - -
TIPA - - - - - -

RIWAYAT KELUARGA
a. Corak Reproduksi
No
Tanggal
lahir
(umur)
Jenis
kelamin
Hidup
Lahir
mati
Abortus
Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
6

1.
2008 /
6 tahun
Laki - Laki - - - Pasien
b. Riwayat Pernikahan

Ayah / Wali Ibu / Wali
Nama Aryadi Hany Suryani
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah 31 28
Pendidikan terakhir SMA SMA
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Melayu
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
Kosanguinitas Tidak ada Tidak ada
Penyakit, bila ada Tidak ada Tidak ada

ANAMNESIS SISTEM
Kulit
( - ) Bisul ( - ) Rambut ( - ) Keringat malam
( - ) Kuku ( - ) Kuning / Ikterus ( - ) Sianosis
( - ) Lain-lain ( - ) Petechiae
Kepala
( - ) Trauma ( - ) Sakit kepala ( + ) Demam
( - ) Sinkop ( - ) Nyeri pada sinus
7

Mata
( - ) Nyeri ( - ) Radang
( - ) Sekret ( - ) Gangguan penglihatan
( - ) Kuning / Ikterus ( - ) Ketajaman penglihatan
Telinga
( - ) Nyeri ( - ) Gangguan pendengaran
( - ) Sekret ( - ) Kehilangan pendengaran
( - ) Tinitus
Hidung
( - ) Trauma ( - ) Gejala penyumbatan
( - ) Nyeri ( - ) Gangguan penciuman
( - ) Sekret ( - ) Pilek
( - ) Epistaksis
Mulut
( - ) Bibir kering ( - ) Lidah kotor
( - ) Gusi sariawan ( - ) Gangguan pengecap
( - ) Selaput ( - ) Stomatitis
Tenggorokan
( - ) Nyeri tenggorokan ( - ) Perubahan suara
Leher
( - ) Benjolan ( - ) Nyeri leher
Dada (Jantung/Paru)
( - ) Nyeri dada ( - ) Sesak nafas
8

( - ) Berdebar ( - ) Batuk darah
( - ) Ortopnoe ( - ) Batuk

Abdomen (Lambung/Usus)
( + ) Rasa Kembung ( - ) Wasir
( + ) Mual ( - ) Mencret
( + ) Muntah ( - ) Tinja darah
( - ) Muntah darah ( - ) Tinja berwarna dempul
( - ) Sukar menelan ( - ) Tinja berwarna hitam
( - ) Nyeri ulu hati ( - ) Benjolan
( - ) Perut membesar ( - ) Konstipasi
Saluran Kemih / Alat kelamin
( - ) Disuria ( - ) Kencing nanah
( - ) Stranguria ( - ) Kolik
( - ) Poliuria ( - ) Oliguria
( - ) Polakisuria ( - ) Anuria
( - ) Hematuria ( - ) Retensi urin
( - ) Kencing batu ( - ) Kencing menetes
( - ) Ngompol (tidak disadari) ( - ) Penyakit Prostat
Saraf dan Otot
( - ) Anestesi ( - ) Sukar mengingat
( - ) Parestesi ( - ) Ataksia
( - ) Otot lemah ( - ) Hipo / hiperesthesi
9

( - ) Kejang ( - ) Pingsan
( - ) Afasia ( - ) Kedutan
( - ) Amnesia ( - ) Pusing (vertigo)
( + ) Lain-lain : Mialgia ( - ) Gangguan bicara (Disartri)
Ekstremitas
( - ) Bengkak ( - ) Deformitas
( - ) Nyeri sendi ( - ) Sianosis

Berat Badan
Berat badan rata-rata (Kg) : 22 kg
Berat tertinggi (Kg) : Tidak Ingat
Berat badan sekarang (Kg) : 21 kg

B. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 05 Juni 2014 pukul 10.00 WIB
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan Gizi : Cukup
Keadaan lain : anemis ( - ), ikterik ( - ), sianosis ( - ), dyspnoe ( - )

Data Antropometri
10

Berat Badan sekarang : 21 kg
Tinggi Badan : 115 cm
Lingkar kepala : -
Lingkar Dada : -
Lingkar Lengan Atas : 16 cm

Status Gizi
- BB / U = 100% (gizi baik)
- TB / U = 100% (gizi baik)
- BB / TB = 100% (gizi baik)

Tanda Vital
Tekanan Darah : 90 / 70 mmHg
Nadi : 60 x/menit, regular, isi lemah, ekual
Pernapasan : 36x /menit, simetris
Suhu : 35,9 C

Aspek Kejiwaan
Tingkah Laku : Tenang
Alam Perasaan : Biasa
Proses Pikir : Wajar


11

Kulit
Warna : Sawo Matang Pigmentasi : Merata
Effloresensi : Tidak ada Petekie : Tidak Ada
Jaringan Parut : Tidak ada Ikterus : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata Lembab/Kering : Kering
Suhu Raba : Hangat Pembuluh darah : Tidak melebar
Keringat : Tidak ada Turgor : Baik
Lapisan Lemak : Cukup Lain-lain : Tidak ada
Oedem : Tidak ada

Kelenjar Getah Bening
Retro Aurikula : tidak teraba membesar
Pre Aurikula : tidak teraba membesar
Submandibula : tidak teraba membesar
Submental : tidak teraba membesar
Anterior Cervical : tidak teraba membesar
Posterior Cervical : tidak teraba membesar
Supraklavikula : tidak teraba membesar
Lipat paha : tidak teraba membesar
Ketiak : tidak teraba membesar

Kepala
Ekspresi wajah : Tenang Simetri muka : Simetris
12

Rambut : Hitam merata Pembuluh darah temporal : Teraba pulsasi

Mata
Exophthalamus : tidak ada Enopthalamus : tidak ada
Kelopak : oedem (-) Lensa : jernih
Konjungtiva : anemis (-) Visus : 6/6
Sklera : ikterik (-) Gerakan Mata : Segala arah
Lapangan penglihatan : Normal Tekanan bola mata : normal/palpasi
Nistagmus : tidak ada

Telinga
Tuli : -/- Selaput pendengaran : intak
Lubang : lapang Penyumbatan : -/-
Serumen : +/+ Perdarahan : -/-
Cairan : -/-

Mulut
Bibir : kering Tonsil : T1 T1 tenang
Langit-langit : tidak ada tonjolan Bau pernapasan : tidak ada
Gigi geligi : OH baik Trismus : tidak ada
Faring : tidak hiperemis Selaput lendir : tidak ada
Lidah : licin, atrofi papil (-)

13

Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : 5 + 1 cmH
2
0
Kelenjar Tiroid : tidak tampak membesar
Kelenjar Limfe kanan : tidak tampak membesar
Dada
Bentuk : datar, simetris
Pembuluh darah : tidak tampak
Buah dada : simetris

Paru Paru
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan dinamis
Kanan Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi Kiri - Tidak ada benjolan
- Fremitus +
Kanan - Tidak ada benjolan
- Fremitus +
Perkusi Kiri Sonor di seluruh lapang paru
Kanan Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Kiri - Suara vesikuler
-Wheezing (-), Ronki ( -)
Kanan - Suara vesikuler
-Wheezing (-), Ronki ( -)
14


Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Teraba iktus cordis pada sela iga V, 1 cm medial linea midklavikula kiri,
Perkusi :
Batas kanan : sela iga V linea parasternalis kanan.
Batas kiri : sela iga V, 1cm sebelah medial linea midklavikula kiri.
Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri.
Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).

Pembuluh Darah
Arteri Temporalis : teraba pulsasi
Arteri Karotis : teraba pulsasi
Arteri Brakhialis : teraba pulsasi
Arteri Radialis : teraba pulsasi
Arteri Femoralis : teraba pulsasi
Arteri Poplitea : teraba pulsasi
Arteri Tibialis Posterior : teraba pulsasi
Arteri Dorsalis Pedis : teraba pulsasi

Perut
Inspeksi : Datar, Rata, Venektasi ( - ), Smilling Umbilikus ( - ), Hematoma ( - ), Tidak
tampak efloresensi yang bermakna.
15

Palpasi : Dinding perut : Supel, Distensi ( - ), rigid ( - ), nyeri tekan ( + ) regio lumbar dan
illiaka dekstra, nyeri lepas ( - )
Hati : Sulit dinilai karena nyeri
Limpa : Sulit dinilai karena nyeri
Ginjal : Sulit dinilai karena nyeri
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, shifting dullness ( - )
Auskultasi : Bising usus ( + ) frekuensi 3x/menit

Anggota Gerak
Lengan Kanan Kiri
Otot
Tonus : normotonus normotonus
Massa : eutrofi eutrofi
Sendi : normal normal
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan : +5 +5
Oedem : : tidak ada tidak ada
Lain-lain : Palmar eritema (-), ptechie (-), clubbing finger (-), kontraktur (-)

Tungkai dan Kaki Kanan Kiri
Luka : tidak ada tidak ada
Varises : tidak ada tidak ada

16

Otot
Tonus : normotonus normotonus
Massa : eutrofi eutrofi
Sendi : normal normal
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan : +5 +5
Oedem : : tidak ada tidak ada
Lain-lain : - -

Refleks













Pemeriksaan Kanan Kiri
Refleks Tendon Positif Positif
Bisep Positif Positif
Trisep Positif Positif
Patela Positif Positif
Achiles Positif Positif
Kremaster Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Patologis Negatif Negatif
17

LABORATORIUM
31 Mei 2014
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Darah
Hemoglobin 12 g/dL 11 16,5 Normal
Hematokrit 34,2 % 35 50 Normal
Laju Endap Darah (LED) 46 mm/jam 0 10 Meningkat
Eritrosit 4,45 juta/uL 3,8 5,8 Normal
MCV 76,9 fL 80 97 Normal
MCH 27 pg 26,5 33,5 Normal
MCHC 35,1 g/dL 35,3 35 Normal
RDW-CV 13,6 % 10 15 Normal
Leukosit 18.240/uL 4.000 11.000 Meningkat
Hitung Jenis
Basofil 0,2 % 0 1 Normal
Eosinofil 0,1 % 0 5 Normal
Netrofil 86,1 % 46 75 Meningkat
Limfosit 9,5 % 17 48 Menurun
Monosit 4,1 % 4 10 Normal
Trombosit 284.000/uL 15 45 x 10
4
Normal
PDW 11,3 fL 10 18 Normal
MPV 9,9 fL 6,5 11 Normal
Clotting Time 8 menit 6 14 Normal
Bleeding Time 2 menit 1 6 Normal
18

Ureum 24,7 mg/dL 10 50 Normal
Kreatinin 0,46 mg/dL 0,4 1,2 Normal
Natrium 129 meq/L 135 147 Menurun
Kalium 3,8 meq/L 3,5 5,0 Normal
Chloride 98 meq/L 94 111 Normal
Gula Darah Sewaktu (GDS) 125 mg/dL 70 140 Normal

Pemeriksaan Urine
Warna Kuning Kuning Normal
Kejernihan Jernih Jernih Normal
Berat Jenis 1,020 1,003 1,030 Normal
pH 5 5 8 Normal
Protein ++ - Proteinuria
Reduksi - - Normal
Benda Keton ++ - Ketonuria
Bilirubin - - Normal
Urobilinogen - - Normal
Urobilin - - Normal
Protein Kwantitatif - - Normal
Darah Samar - - Normal
SEDIMEN
Leukosit 3 5 /LPB 0 5 Normal
Eritrosit 0 1 /LPB 0 1 Normal
19

Epitel + + / - Normal
Bakteri - - Normal
Kristal - - Normal
Silinder - - Normal



PEMERIKSAAN PENUNJANG
Modified Alvarado Score
The Modified Alvarado Score Skor Skor Pasien
Gejala Perpindahan nyeri dari
ulu hati ke perut kanan
bawah
1 1
Mual-Muntah 1 1
Anoreksia 1 1
Tanda Nyeri di perut kanan
bawah
2 2
Nyeri lepas 1 0
Demam diatas 37,5 C 1 1
Pemeriksaan
Laboratorium
Leukositosis 2 2
Hitung jenis leukosit shift
to the left
1 1
Total 10 9
20







USG Abdomen
31 Mei 2014

Interpretasi dari Modified Alvarado Score:
1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7 : sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut
KESIMPULAN : Alvarado Score9 Appendisitis Akut
21


Hasil :
Klinis : appendicitis perforasi
Hepar tidak membesar, tekstur halus homogeny, tidak tampak massa.
Vena porta dan vena hepatica tidak melebar.
Kantung empedu tidak membesar, dinding tidak menebal, tidak tampak batu atau sludge, ductus
billiaris tidak melebar.
Pankreas tampak normal. Lien tidak membesar. Tidak tampak SOL.
Ginjal kiri kanan ukuran dan bentuk normal, tidak tampak batu atau SOL. Parenkim normal.
Tidak tampak hydronefrosis.
Vesica urinaria normal. Tak tampak batu atau SOL. Tidak tampak massa intraabdomen.
Tampak struktur tubuler hipoechoic buntu dinding tebal irregular diameter 9,8 mm. Usus tampak
dilatasi, dinding menebal dengan peristaltic usus menurun.
Kesan :
Appendicitis dengan gambaran peritonitis.
Hepatobilier, Lien, Pankreas, Ginjal kiri kanan dan Buli tidak tampak kelainan.

22

RESUME
Seorang pasien bernama Rangga diantar oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Otorita
Batam dengan keluhan sakit perut di daerah kanan bawah sejak 3 hari SMRS. Menurut
penuturan ibu pasien, awalnya sakit perut didaerah pusar kemudian berpindah ke kanan bawah
dan sakit berlangsung sangat hebat dan perut menjadi tegang. Pasien langsung dibawa ke klinik
dan didiagnosa mengalami usus buntu dan segera di rujuk ke Rumah Sakit Otorita Batam.
Menurut Ibu pasien, pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak 3 hari SMRS sehingga nafsu
makan menurun serta pasien mengalami demam. Menurut penuturan ibu pasien, demam tidak
terlalu tinggi dan hanya sumeng sumeng saja dengan pengukuran menggunakan perabaan
tangan. Riwayat gangguan BAK disangkal dan terdapat riwayat BAB tidak lancar. Pasien
memiliki riwayat disentri 3 tahun yang lalu dan sepupu pasien memiliki riwayat alergi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan rata-rata dalam batas normal namun pada pemeriksaan
abdomen didapatkan nyeri tekan pada region lumbar dan iliaka dekstra. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan LED meningkat (46 mm/jam), Leukositosis (18.240/uL), Netrofil
meningkat (86,1%), Limfosit menurun (9,5%), Elektrolit Natrium menurun (129 meq/L),
Proteinuria (+2), dan Ketonuria (+2). Pada pemeriksaan Modified Alvarado Score didapatkan
skor 9 yang menunjukkan adanya appendicitis akut. Pada pemeriksaan USG Abdomen
didapatkan kesan appendicitis dengan gambaran peritonitis.

DIAGNOSIS KERJA DAN DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Kerja
1. Appendicitis Akut
Dasar Diagnosis :
23

a. Anamnesis
Sakit perut berpindah dari umbilikus ke kanan bawah.
Sakit perut daerah kanan bawah.
Mual dan muntah
Demam Subfebris
b. Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan regio illiaca dekstra.
c. Pemeriksaan Penunjang
Skor dari Modified Alvarado Score adalah 9 yang menunjukkan
appendicitis akut
Espertise USG Abdomen dengan kesan terdapat appendicitis
2. Appendicitis Perforasi
a. Anamnesis
Sakit perut berpindah dari umbilikus ke kanan bawah.
Sakit perut daerah kanan bawah.
Sakit perut berlangsung selama 3 hari tanpa perbaikan
Mual dan muntah
Demam Subfebris
Perut sebelah kanan bawah tegang
Usia 6 tahun memiliki risiko terjadi appendiks perforasi 25%
b. Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan region illiaca dekstra
c. Pemeriksaan Penunjang
24

Didapatkan leukosit > 18.000/uL pada pemeriksaan laboratorium darah
Espertise USG Abdomen dengan kesan terdapat appendicitis dengan
gambaran peritonitis.
3. Peritonitis Lokalisata
a. Anamnesis
Sakit perut berlangsung hebat pada sisi perut kanan bawah
Sakit perut yang menimbulkan perut tegang
Perut sebelah kanan bawah tegang
Sakit perut berlangsung selama 3 hari tanpa perbaikan
Demam Subfebris
Appendiks perforasi memiliki risiko untuk terjadinya peritonitis
b. Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan region illiaca dekstra
c. Pemeriksaan Penunjang
Didapatkan leukosit > 18.000/uL pada pemeriksaan laboratorium darah
Espertise USG Abdomen dengan kesan terdapat appendicitis dengan
gambaran peritonitis.
Kesimpulan : Peritonitis Lokalisata et causa Apendisitis Perforata
Diagnosis Banding
1. Gastroenteritis Akut
Diare, mual dan muntah, nyeri perut tidak terlokalisasi, nyeri perut ringan, demam
dan leukositosis tidak menonjol.
2. Limfadenitis Mesenterika
25

Sering pada anak anak, nyeir perut kanan bawah, mual dan beberapa gejala
gastroenteritis.
3. Crohns Enteritis
Nyeri perut kanan bawah, demam, diare, anoreksia, mual dan muntah, perdarahan
rektum yang persisten, anemia, leukositosis.
4. Demam Tifoid
Demam, nyeri perut, diare, anoreksia, mual dan muntah, nafas bau tidak sedap.
TATALAKSANA
Persiapan Laparatomi Eksplorasi
Rawat Inap
Puasa
Pemberian cairan : Asering 12 jam
Pemberian obat :
o Ezox 2x/hari, intravena
o MTZ 3x/hari, intravena
o Proris 3x/hari, suppositoria
Cek laboratorium darah lengkap dan x-ray thorax
Konsultasi ke dokter spesialis anak dan anestesi

PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia Ad Bonam
Ad functionam : Dubia Ad Bonam
Ad sanationam : Dubia Ad Bonam
26

BAB III
ANALISIS KASUS

1. ANAMNESIS
Seorang pasien bernama Rangga diantar oleh orang tuanya ke Rumah Sakit Otorita
Batam dengan keluhan sakit perut di daerah kanan bawah sejak 3 hari SMRS.
Berdasarkan keluhan utama nyeri perut maka dapat dipikirkan beberapa kemungkinan
penyakit yang terjadi sesuai dengan regio abdomen.

Sesuai gambaran differensial diagnosis yang ada, dapat diperkecil dengan melihat bahwa
jenis kelamin pasien adalah laki laki, maka kemungkinan yang terjadi adalah
Appendisitis, Limfadenitis mesenterika, Divertikulitis, Hernia dan Ulkus yang
mengalami perforasi.
27

Jenis kelamin laki laki memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami appendicitis,
berdasarkan Penelitian Jehan (2001) di RSUP H. Adam Malik Medan pada 60 penderita
appendicitis berusia diatas 15 tahun didapat 29 orang (48,3%) laki-laki dan 31 orang
(51,7%) perempuan, serta kelompok umur 15-30 tahun 41 orang (68,3%), 31-40 tahun
14 orang (23,3%), 41-50 tahun 4 orang (6,7%), dan 51-60 tahun 1 orang (1,7%).
Penelitian Murtala (2004) di IRD Bedah RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada 97
penderita appendicitis berusia diatas 14 tahun didapat 53 orang (54,6%) laki-laki dan 44
orang (45,4%) perempuan, serta kelompok umur 16-30 tahun 74 orang (76,3%), 31-45
tahun 20 orang (20,6%), dan 46-60 tahun 3 orang (3,1%). Penelitian Martalena (2008) di
RSU Kabanjahe pada 126 penderita appendicitis didapat 74 orang (58,7%) laki-laki dan
52 orang (41,3%) perempuan. Dari sumber penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan
jenis kelamin laki laki memiliki risiko lebih besar untuk mengalami appendicitis.

Awalnya sakit perut didaerah pusar kemudian berpindah ke kanan bawah dan sakit perut
berlangsung sangat hebat dan perut menjadi tegang.
Dari berbagai kemungkinan penyakit yang ada, diperkecil kembali dengan melihat sifat
nyeri perut dan penjalaran dari nyeri perut yang terjadi. Pada pasien nyeri perut bersifat
sangat hebat. Sesuai dengan tabel 2, maka dapat dicurigai pasien mengalami appendicitis,
diverticulitis, limfadenitis mesenterika, dan peritonitis. Kemudian melihat gejala pasien
yaitu perut tegang maka dapat dicurigai kemungkinan terjadi peritonitis, namun karena
tegang tidak menyebar keseluruh perut, maka peritonitis lokalisasi dapat ditegakkan,
melihat faktor risiko yaitu pada anak risiko terjadinya appendicitis perforasi lebih besar
dibandingkan orang dewasa, karena omentum yang lebih pendek, apendiks yang lebih
28

panjang, dan dinding apendiks yang lebih tipis, serta daya tahan tubuh yang masih
kurang, memudahkan terjadinya perforasi pada anak anak sebesar 25%.

Selanjutnya nyeri perut dilihat dari sifat penjalaran nyeri. Penjalaran nyeri perut pada
pasien adalah awalnya di sekitar umbilicus dan kemudian berpindah ke kanan bawah.
Berdasarkan keluhan tersebut maka dapat diperkecil kembali kemungkinan yang ada,
pasien dapat dicurigai mengalami appendicitis, diverticulitis, limfadenitis mesenterika,
dan peritonitis yang bersifat lokal.

29


Selanjutnya dari anamnesis didapatkan keluhan tambahan yaitu mual dan muntah, nafsu
makan menurun, demam tidak terlalu tinggi (subfebris) dan riwayat BAB tidak lancar
yang merupakan gejala distensi abdomen yang sering terjadi pada pasien dengan
appendicitis akibat obstruksi dari appendiks. Maka dari aspek anamnesis dapat diambil
kesimpulan pasien mengalami Appendisitis dan masih terdapat kemungkinan peritonitis
dengan jenis peritonitis lokalisata.
Namun appendicitis perlu diperhatikan lebih lanjut karena terdapat berbagai jenis
appendicitis. Berikut adalah klasifikasi appendicitis :

30

Appendicitis Akut
Appendicitis Akut Sederhana (Cataral Appendicitis)
Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan obstruksi. Sekresi
mukosa menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi peningkatan tekanan dalam
lumen yang mengganggu aliran limfe, mukosa appendiks jadi menebal, edema, dan
kemerahan. Gejala diawali dengan rasa nyeri di daerah umbilikus, mual, muntah,
anoreksia, malaise, dan demam ringan. Pada appendicitis kataral terjadi leukositosis dan
appendiks terlihat normal, hiperemis, edema dan tidak ada eksudat serosa.

Appendicitis Akut Purulenta (Supurative Appendicitis)
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya
aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. Keadaan ini
memperberat iskemia dan edema pada apendiks. Mikroorganisme yang ada di usus besar
berinvasi ke dalam dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa
menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin. Pada appendiks dan mesoappendiks
terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat eksudat fibrinopurulen. Ditandai
dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney,
defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler dapat
terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum.

Appendicitis Akut Gangrenosa
Bila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai terganggu sehingga
terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan tanda-tanda supuratif, appendiks
31

mengalami gangren pada bagian tertentu. Dinding appendiks berwarna ungu, hijau
keabuan atau merah kehitaman. Pada appendicitis akut gangrenosa terdapat
mikroperforasi dan kenaikan cairan peritoneal yang purulen.

Appendicitis Infiltrat
Appendicitis infiltrat adalah proses radang appendiks yang penyebarannya dapat dibatasi
oleh omentum, usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga membentuk gumpalan
massa flegmon yang melekat erat satu dengan yang lainnya.

Appendicitis Abses
Appendicitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah (pus), biasanya di
fossa iliaka kanan, lateral dari sekum, retrocaecal, subcaecal, dan pelvic.

Appendicitis Perforasi
Appendicitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang
menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada
dinding appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik.

Appendicitis Kronis
Appendicitis kronis merupakan lanjutan appendicitis akut supuratif sebagai proses radang
yang persisten akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah, khususnya
obstruksi parsial terhadap lumen. Diagnosa appendicitis kronis baru dapat ditegakkan jika
ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang
32

kronik appendiks secara makroskopik dan mikroskopik. Secara histologis, dinding
appendiks menebal, sub mukosa dan muskularis propia mengalami fibrosis. Terdapat
infiltrasi sel radang limfosit dan eosinofil pada sub mukosa, muskularis propia, dan
serosa. Pembuluh darah serosa tampak dilatasi.

Maka dari aspek anamnesis dapat diambil kesimpulan pasien mengalami Appendisitis
perforasi karena alasan anak lebih sering mengalami perforasi pada apendisitis akut dan
masih terdapat kemungkinan peritonitis dengan jenis peritonitis lokalisata. Maka hasil
anamnesis dapat ditegakkan pasien mengalami Peritonitis lokalisaata dan Appensitis
perforasi.

2. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pasien penegakkan diagnosis melalui pemeriksaan fisik sulit dinilai, karena pada
pemeriksaan fisik hanya ditemukan nyeri tekan regio lumbar dan illiaca dekstra dengan
kondisi pasien adalah pasca operasi. Maka kemungkinan nyeri perut bukan berasal dari
penyakit tetapi akibat luka yang masih basah dan belum mengalami penyembuhan pasca
operasi laparotomy. Namun kemungkinan appendicitis masih dapat ditegakkan karena
lokasi nyeri tetap berada di regio lumbar dan illiaca dekstra.

3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada pasien didapatkan LED meningkat (46 mm/jam) dapat dicurigai adanya appendicitis
infiltrate dan telah terjadi perlekatan. Leukositosis (18.240/uL) menunjukkan appendicitis
yang terjadi bersifat akut dan kemungkinan perforasi karena kompensasi tubuh terhadap
33

infeksi. Netrofil meningkat (86,1%), Limfosit menurun (9,5%) menunjukkan shift to left
yang artinya terjadi inflamasi akut bacterial. Elektrolit Natrium menurun (129 meq/L),
Proteinuria (+2), dan Ketonuria (+2) masih belum jelas mengapa dapat terjadi, namun
dari penelitian Chin San Wei dkk (2007) berpendapat bahwa proteinuria dan ketonuria
menujukkan adanya perforasi apendiks yang disebabkan karena anoreksia pada pasien
yang mengalami apendisitis.

4. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
USG Abdomen
Dari USG Abdomen yang sudah di espertise didapatkan :
Tampak struktur tubuler hipoechoic buntu dinding tebal irregular diameter 9,8 mm. Usus
tampak dilatasi, dinding menebal dengan peristaltic usus menurun.
Kesan : Appendicitis dengan gambaran peritonitis.

Modified Alvarado Score
The Modified Alvarado Score Skor Skor Pasien
Gejala Perpindahan nyeri dari
ulu hati ke perut kanan
bawah
1 1
Mual-Muntah 1 1
Anoreksia 1 1
Tanda Nyeri di perut kanan
bawah
2 2
34


















Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan tambahan maka
dapat disimpulkan pasien mengalami peritonitis lokalisata et causa appendicitis perforasi.



Nyeri lepas 1 0
Demam diatas 37,5 C 1 1
Pemeriksaan
Laboratorium
Leukositosis 2 2
Hitung jenis leukosit shift
to the left
1 1
Total 10 9
Interpretasi dari Modified Alvarado Score:
1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7 : sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut
KESIMPULAN : Alvarado Score9 Appendisitis Akut

Вам также может понравиться