Вы находитесь на странице: 1из 9

EVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM

DAN KANKER PAYUDARA DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN


KLARI PERIODE JANUARI AGUSTUS 2014
Amelia Putri Santosa
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti dan dipandang sebagai penyebab utama
Abstrak Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kanker
kematian diseluruh dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan
di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada
tahun 2010, bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia, dengan 5.359 pasien (12,8%) rawat inap dan kanker payudara menempati urutan pertama
pasien rawat inap dengan 12.014 kasus (28,7%). Oleh sebab itu dalam program pencegahan kanker leher
rahim dan payudara, Pemerintah Indonesia menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat
(IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach, dan Clinical Breast Examination (CBE) yang bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan kanker payudara.
Evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari Agustus 2014 dengan membandingkan cakupan program
terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penapisan
kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 53,77% dan cakupan penanganan dengan krioterapi
pada penapisan kanker leher rahim sebesar 50%. Penyebabnya adalah, keterbatasan tenaga serta
mayoritas istri akan meminta persetujuan suami untuk melakukan tindakan. Upaya mengatasi masalah
tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para bidan untuk melakukan tindakan pemeriksaan
IVA dan krioterapi, melakukan penyuluhan bagi kelompok wanita dan terutama kelompok pria (suami),
penyuluhan dilakukan dengan rutin dan terjadwal bekerja sama dengan berbagai pihak.

Kata kunci: Kanker, IVA, CBE, payudara


I. Pendahuluan
Latar Belakang
Kanker
leher
rahim
merupakan
keganasan yang terjadi pada leher rahim dan
disebabkan oleh infeksi Human Papilloma
Virus (HPV) yang ditularkan melalui
hubungan seksual dan infeksinya terjadi
pada 75% wanita yang pernah berhubungan
seksual.
Penelitian
World
Health
Organization
(WHO)
tahun
2005
menyebutkan, terdapat lebih dari 500.000
kasus baru, dan 260.000 kasus kematian
akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya
terjadi di negara berkembang.1
Berdasarkan
data
Globocan,
International Agencies for Research on
Cancer (IARC) tahun 2012, kanker leher

rahim menempati urutan keempat seluruh


kanker pada perempuan dan ketujuh secara
umum dengan incidence rate 17 per 100.000
perempuan, kasus baru yang ditemukan
8,8% (528.000 kasus) dengan angka
kematian 8,2% (275.008) per tahun dari
seluruh kasus kanker pada perempuan di
dunia.3
Kanker payudara adalah keganasan yang
berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar
dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Kanker payudara
merupakan salah satu penyebab utama
kematian yang diakibatkan oleh kanker pada
perempuan di seluruh dunia.1 Berdasarkan
data Globocan, International Agency for
Research on Cancer (IARC) tahun 2012,
kanker payudara menempati urutan kedua
1

seluruh kanker pada perempuan dengan


incidence rate 40 per 100.000 perempuan
dan 1,67 juta kasus baru yang terdiagnosis
pada tahun 2012 (25% dari seluruh kanker),
baik di negara maju maupun negara
berkembang.3
Di Indonesia, berdasarkan data dari
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di
Indonesia tahun 2010 diketahui bahwa
kanker leher rahim menempati urutan kedua
dimana terdapat 5.359 kasus (12,8%) rawat
inap.
Sedangkan,
kanker
payudara
menempati urutan pertama dimana terdapat
pasien rawat inap sebanyak 12.014 kasus
(28,7%).3 Oleh karena itu, Indonesia
mengembangkan
upaya
pengendalian
kanker leher rahim dan payudara melalui
deteksi dini sejak tahun 2007. Deteksi dini
kanker leher rahim menggunakan metode
Single Visit Approach yaitu dengan Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan
krioterapi untuk IVA positif, sedangkan
deteksi dini kanker payudara menggunakan
metode Clinical Breast Examination
(CBE).4
Hingga saat ini telah ditemukan bahwa
pemeriksaan visual dengan asam asetat atau
dikenal dengan Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) merupakan alternatif
yang memenuhi kriteria di atas, yaitu
memerlukan biaya rendah, teknik yang
sederhana, dengan sumber daya yang
terbatas bagi pemeriksaan kanker leher
rahim. Sedangkan pemeriksaan deteksi dini
kanker payudara menggunakan metode
Clinical Breast Examination (CBE) dan
edukasi mengenai SADARI (periksa
payudara sendiri).4
Di Kabupaten Karawang, kasus kanker
leher rahim yang ditemukan pada tahun
2011 sebanyak 0,3% dari seluruh wanita
usia subur dan kasus kanker payudara
sebanyak 0,6% dari seluruh wanita usia
subur. Menurut Depkes RI 2007, deteksi
dini kanker leher rahim difokuskan pada
wanita yang berisiko tinggi dan berusia 3050 tahun.1
Pada Kabupaten Karawang, kasus kanker
leher rahim yang ditemukan pada tahun
2011 sebanyak 0,3% dari seluruh wanita

usia subur dan kasus kanker payudara


sebanyak 0,6% dari seluruh wanita usia
subur. Program penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara di Kabupaten
Karawang telah berlangsung dari tahun
2007. Data yang diperoleh dari periode
Januari sampai dengan Desember 2013 baru
mampu menapis 34,9% dan dari periode
Januari - Agustus 2014 baru mampu
menapis 23,6% dari seluruh wanita usia
subur dari target sebesar 85%.
Puskesmas Kecamatan Klari sendiri
memulai penapisan kanker leher rahim dan
kanker payudara sejak tahun 2008 dan
secara kumulatif dari Januari hingga
Agustus 2014 baru mampu menapiskan
30,4% dari seluruh wanita usia subur dan
dengan target sebesar 85%.
Berdasarkan latar belakang di atas maka
perlu dilakukan evaluasi untuk menilai
tingkat keberhasilan program penapisan
kanker leher rahim dan kanker payudara di
Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten
Karawang periode Januari - Agustus 2014.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Menurut
Globocan,
International
Agencies for Research on Cancer (IARC)
tahun 2012, kanker leher rahim
menempati urutan keempat seluruh
kanker pada perempuan dan ketujuh
secara umum dengan incidence rate 17
per 100.000 perempuan, kasus baru yang
ditemukan 8,8% (528.000 kasus) dengan
angka kematian 8,2% (275.008) per tahun
dari seluruh kasus kanker pada
perempuan di dunia.
2. Menurut Globocan, International Agency
for Research on Cancer (IARC) tahun
2012, kanker payudara menempati urutan
kedua seluruh kanker pada perempuan
dengan incidence rate 40 per 100.000
perempuan dan 1,67 juta kasus baru yang
terdiagnosis pada tahun 2012 (25% dari
seluruh kanker), baik di negara maju
maupun negara berkembang.
2

3. Berdasarkan data dari Sistem Informasi


penapisan kanker leher rahim di
Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
2010 diketahui bahwa kanker leher rahim
Kabupaten Karawang periode Januari menempati urutan kedua dimana terdapat
Agustus 2014.
5.359 kasus (12,8%)
rawat inap. 5. Diketahuinya cakupan perempuan yang
Sedangkan, kanker payudara menempati
dilakukan krioterapi pada penapisan
urutan pertama dimana terdapat pasien
kanker leher rahim dengan IVA positif di
rawat inap sebanyak 12.014 kasus
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
(28,7%).
Kabupaten Karawang periode Januari 4. Masih tingginya jumlah kasus kanker
Agustus 2014.
leher rahim dan kanker payudara di 6. Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan
Kabupaten Karawang, yaitu sebanyak
pada penapisan kanker leher rahim di
0,3% dan 0,6% dari seluruh wanita usia
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
subur pada tahun 2011.
Kabupaten Karawang periode Januari 5. Masih terdapat kesenjangan antara
Agustus 2014.
cakupan yaitu 46,23 % dengan target 7. Diketahuinya cakupan penapisan kanker
sejumlah 100% setelah dilakukan
payudara pada perempuan berusia 30-50
program penapisan kanker leher rahim
tahun di Puskesmas Klari, Kecamatan
dan kanker payudara selama periode
Klari, Kabupaten Karawang periode
Januari - Agustus 2014 di Puskesmas
Januari - Agustus 2014.
Klari, Kecamatan Klari, Kabupaten 8. Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan
Karawang.
pada penapisan kanker payudara di
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari Tujuan Umum
Mengetahui
tingkat
keberhasilan
Agustus 2014
pelaksanaan program pencegahan kanker
leher rahim dan kanker payudara di Sasaran
Puskesmas
Klari,
Kecamatan
Klari,
Semua perempuan berusia 30-50 tahun
Kabupaten Karawang periode Januari - yang ada di wilayah kerja Puskesmas Klari,
Agustus 2014.
Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang
periode Januari - Agustus 2014.
Tujuan Khusus
1. Diketahuinya
cakupan
konseling II. Materi dan Metode
perempuan berusia 30-50 tahun di
Materi
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Materi yang dievaluasi dalam program ini
Kabupaten Karawang periode Januari - terdiri dari laporan bulanan Puskesmas
Agustus 2014.
mengenai program deteksi dini kanker leher
2. Diketahuinya
cakupan
penyuluhan rahim dan kanker payudara di wilayah kerja
kelompok perempuan berusia 30-50 Puskesmas Klari, Kabupaten Karawang
tahun di Puskesmas Klari, Kecamatan periode Januari Agustus 2014, yang berisi
Klari, Kabupaten Karawang periode terdiri dari:
Januari - Agustus 2014.
3. Diketahuinya cakupan penapisan kanker 1. Penyuluhan kelompok dan konseling
leher rahim pada perempuan berusia 30- 2. Penapisan kanker leher rahim
50 tahun di Puskesmas Klari, Kecamatan 3. Penapisan dengan hasil IVA positif pada
Klari, Kabupaten Karawang periode
penapisan kanker leher rahim
Januari - Agustus 2014.
4. Penanganan dengan krioterapi pada
4. Diketahuinya cakupan perempuan dengan
penapisan kanker leher rahim dengan
hasil positif dari tes Inspeksi Visual
IVA positif
dengan Asam Asetat (IVA) pada
3

5. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker


leher rahim
6. Penapisan kanker payudara
7. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker
payudara
Metode
Evaluasi
dilakukan
dengan
cara
mengetahui cakupan program pencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara di
Puskesmas
Klari,
Kecamatan
Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari Agustus 2014 yang kemudian dibandingkan
dengan tolok ukur yang ditetapkan dengan
mengadakan pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data dan interpretasi data
dengan menggunakan pendekatan sistem
sehingga dapat ditemukan masalah yang ada
dari pelaksanaan program pencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara di
Puskesmas Klari dan kemudian dibuat
usulan dan saran sebagai pemecahan
masalah tersebut berdasarkan penyebab
masalah yang ditemukan dari unsur-unsur
sistem
III. Kerangka Teoritis
Metode Pendekatan Sistem
Menurut Ryans, sistem adalah gabungan
dari
elemen-elemen
yang
saling
dihubungkan oleh suatu proses atau struktur
dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan.
1. Masukan (input), adalah kumpulan
bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat
berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process), adalah kumpulan
bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang berfungsi untuk
mengubah masukan menjadi keluaran
yang direncanakan.

3. Keluaran (output), adalah kumpulan


bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia
di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar
terhadap sistem.
5. Umpan
balik
(feedback),
adalah
kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut.
6. Dampak (impact), adalah akibat yang
dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan,
proses, keluaran, lingkungan, umpan balik,
dan dampak yang digunakan sebagai
pembanding atau target yang harus dicapai
dalam program pencegahan kanker leher
rahim dan kanker payudara.
IV. Penyajian Data
Puskesmas Klari adalah salah satu
Puskesmas dalam wilayah Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat,
dengan luas wilayah 693.878 Ha, terdiri dari
tanah sawah dan tanah darat. Lokasi Gedung
UPTD Puskesmas Klari terletak di Jalan
Raya Kosambi No. 20, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang. Puskesmas Klari
berjarak 100 m dari kantor kecamatan
Klari dan 20 km dengan kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang dengan
waktu tempuh 30 menit dengan
menggunakan
kendaraan
bermotor.
Puskesmas Klari memiliki wilayah kerja
yang terdiri dari 8 desa, meliputi 66 RW dan
126 RT.
Jumlah penduduk secara keseluruhan di
wilayah kerja Puskesmas Klari, Kecamatan
Klari, Kabupaten Karawang periode Januari
sampai dengan Agustus 2014 adalah sebesar
95.437 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin adalah laki-laki 46.089 jiwa
4

dan jumlah perempuan 49.368 jiwa. Jumlah


penduduk terbanyak yaitu desa Duren
dengan jumlah 29.658 jiwa. Jumlah desa
yang termasuk di wilayah kerja Puskesmas
Klari adalah sebanyak 8 desa dengan jumlah
kepala keluarga (KK) 26.930.Proporsi
penduduk miskin di daerah wilayah kerja
Puskesmas Klari sebanyak 19,86 % dari
jumlah seluruh penduduk.
Mayoritas masyarakat Klari memeluk
agama Islam yaitu sebanyak
95,7%,
sedangkan agama lainnya yaitu KristenKatolik sebanyak 2,26%, agama Buddha
sebanyak 1,54%, dan agama Hindu
sebanyak 0,5%. Mayoritas penduduk
kecamatan
Klari
memiliki
tingkat
pendidikan sampai SLTP/MTs sebesar
37,15% penduduk. Minoritasnya penduduk
memiliki tingkat pendidikan tertinggi hingga
S1 sebesar 1,18% penduduk.
Mata pencaharian penduduk di wilayah
kerja
Puskesmas
Kecamatan
Klari
mayoritas penduduk bekerja sebagai buruh,
yaitu sebesar 45,8%. Disusul kemudian
penduduk yang bermata pencaharian sebagai
petani sebesar 19,5% dan sebagai peternak
18%%. Sebesar 2,88% penduduk di
Kecamatan Klari adalah tidak bekerja.
Metode
1. Penyuluhan dan Konseling
Sebelum menjalani test IVA, sesi
edukasi, konseling, penyuluhan serta
anamnesis setiap yang menjalani test.
2. Penapisan kanker leher rahim
Upaya pemeriksaan atau test sederhana
dan mudah dilaksanakan pada populasi
masyarakat yang sehat yang bertujuan
untuk mengetahui masyarakat yang sakit
atau berisiko terkena penyakit di antara
masyarakat yang sehat, dilakukan
Inspeksi Visual dengan aplikasi Asam
Asetat (IVA) untuk pemeriksaan lesi
prakanker leher rahim. Tindakan sesuai
prosedur legeartis.4
3. Penapisan dengan hasil IVA positif pada
penapisan kanker leher rahim
Tes negatif : Halus, berwarna merah
muda, seragam, polos, ektropion,

servisitis, ovula Nabothi


acetowhite tidak signifikan.

dan

lesi

Tes positif : Bercak putih (acetowhite


epithelium yang sangat jelas terlihat)
dengan batas yang tegas dan meninggi,
tidak mengkilap yang terhubung atau
meluas dari SSK (squamocolumnar
junction)
Tes dicurigai kanker : Pertumbuhan
massa seperti kembang kol yang mudah
berdarah atau luka bernanah/ ulcer
4. Penanganan dengan krioterapi
penapisan kanker leher rahim

pada

Proses pembekuan leher rahim baik


menggunakan CO2 terkompresi atau NO2
sebagai pendingin (pendinginan terusmenerus selama 3 (tiga) menit untuk
membekukan, diikuti pencairan selama 5
(lima) menit kemudian 3 (tiga) menit
pembekuan kembali. Tindakan sesuai
prosedur legeartis.4
5. Pelayanan Rujukan Kanker leher rahim
Bidan dan dokter umum harus merujuk
klien yang mengalami kondisi di bawah
ini ke tingkat fasilitas perawatan yang
lebih tinggi:4
Lesi acetowhite lebih dari 75%
permukaan serviks
Lesi acetowhite meluas sampai dinding
vagina atau melebihi 2 mm dari tepi luar
probe krioterapi
Lesi acetowhite postif tetapi klien
meminta pengobatan lain.
Dicurgai kanker
Kondisi ginekologis laim (misalnya
massa ovarium , polip )
6. Penapisan kanker payudara
Skrining kanker payudara (Clinical
Breast Examination) dan edukasi
masyarakat
tentang
Pemeriksaan
Payudara
Sendiri
(SADARI).
Pemeriksaan sesuai prosedur legeartis.4

7. Pelayanan rujukan kanker payudara


Pada
setiap
kasus
berat
yang
menunjukkan tanda bahaya yang tidak
dapat diatasi serta pada kasus yang
dicurigai keganasan.4

VI. Penyelesaian Masalah


1. Cakupan penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara masih
sebesar 53,77% dari target sebesar
100%.

V. Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan
dalam evaluasi Program Pencegahan
Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara di Puskesmas Klari periode
Januari sampai dengan Agustus 2014,
sebagai berikut:
Masalah menurut keluaran (masalah
sebenarnya):

Penyebab :
Kurangnya informasi mengenai adanya
pelayanan penapisan kanker leher rahim
dan kanker payudara di Balai Pengobatan
Umum, KIA maupun PONED Puskesmas
Klari.
Frekuensi penapisan kanker leher rahim
dan kanker payudara di luar gedung
belum efektif untuk menjangkau lebih
banyak perempuan usia subur mengingat
program penapisan kanker leher rahim
dan kanker payudara di Puskesmas
Kecamatan Klari tahun 2013 baru
mencapai 59,6% dari target 85%.
Masukan tenaga masih kurang. Ini karena
bidan terlatihnya masih kurang yang
seharusnya terdapat 5 bidan terlatih dan
di setiap desa seharusnya dilantik seorang
bidan desa yang terlatih untuk Program
IVA, yang mana wilayah
kerjanya
mencakup 10 desa, serta bidan yang siap
untuk penyuluhan kelompok minimal 1
kali setiap bulan kepada penduduk wanita
desa yang berusia 30 hingga 50 tahun.
Kurangnya kerjasama lintas program dan
lintas
sektoral
sehingga
kegiatan
penapisan kanker leher rahim dan kanker
payudara terutama di luar gedung belum
berjalan lancar.
Pengetahuan masyarakat yang masih
kurang mengenai kanker leher rahim dan
kanker payudara serta deteksi dini
melalui IVA dan CBE sehingga masalah
sistem reproduksi masih dianggap tabu
dan
belum
ada
minat
untuk
memeriksakan diri.
Mayoritas istri akan meminta persetujuan
suami untuk setiap tindakan.
Tidak ada pembagian tugas dan
wewenang yang jelas dalam struktur
pengorganisasian sehingga kemungkinan
besar
terdapat
hambatan
di
pelaksanaannya

A. Cakupan penapisan kanker leher rahim


dan payudara sebesar 53,77% dari target
sebesar 100%. Besarnya masalah adalah
46,23%.
B. Cakupan penanganan dengan krioterapi
pada penapisan kanker leher rahim
sebesar 50% dari target 100%. Besar
masalah adalah 50%.

Masalah menurut unsur lain (penyebab


lain):
1. Masukan tenaga masih kurang. Ini karena
bidan terlatihnya masih kurang yang
seharusnya terdapat 5 bidan terlatih.
2. Sosialisasi pelayanan penapisan kanker
leher rahim dan kanker payudara kurang
meluas
ke
Balai
Pengobatan
Umum/PONED/KIA.
3. Pada struktur organisasi tidak terdapat
pembagian tugas dan penanggung jawab
yang teratur dalam menjalankan tugas.
4. Mayoritas penduduk di Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang berpendidikan
rendah dan beragama muslim sehingga
pemeriksaan sistem reproduksi masih
dianggap tabu.
5. Mayoritas istri akan meminta persetujuan
suami untuk setiap tindakan dan masih
banyak suami yang berpendapat bahwa
pemeriksaan sistem reproduksi belum
begitu penting.

Penyelesaian :
Harus dilakukannya sosialisai tentang
pelayanan penapisan kanker payudara
dan kanker payudara setidaknya di BPU
Puskesmas.
Perlunya ditambah bidan terlatih pada
dan dilakukan pula pelatihan penyuluhan
untuk kader dan bidan desa supaya dapat
menjadi sumber informasi masyarakat
terdekat.
Meningkatkan kerjasama lintas program
dan lintas sektoral, sehingga kegiatan
penapisan kanker leher rahim dan kanker
payudara terutama di luar gedung
berjalan lancar.
Melakukan sosialisasi mengenai adanya
pelayanan penapisan kanker leher rahim
dan kanker payudara di gedung KIA
maupun PONED Puskesmas Klari,
khususnya kepada setiap perempuan usia
subur yang berkunjung ke Puskesmas
Klari.
Memperluas
sosialisasi
mengenai
penapisan kanker leher rahim dan kanker
payudara kepada pihak pria atau suami
sehingga
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan dukungan mereka
kepada istrinya untuk melakukan
tindakan IVA dan CBE
Membuat struktur organisasi dengan
pembagian tugas dan wewenang yang
jelas dan sesuai pedoman.
2. Cakupan
penanganan
dengan
krioterapi pada penapisan kanker
leher rahim sebesar 50% dari target
100%.
Penyebab :
Pengetahuan masyarakat masih kurang
mengenai penanganan krioterapi pada
perempuan dengan IVA positif.
Ketakutan perempuan dengan hasil IVA
positif
untuk
dilakukan
tindakan
krioterapi.
Mayoritas istri akan meminta persetujuan
suami untuk setiap tindakan.

Penyelesaian :
Melakukan sosialisasi mengenai adanya
pelayanan krioterapi pada pasien dengan
hasil IVA positif di gedung KIA maupun
PONED Puskesmas Klari, khususnya
kepada setiap perempuan usia subur yang
berkunjung ke Puskesmas Klari.
Memberikan pelatihan kepada para bidan
untuk melakukan tindakan krioterapi
sehingga kegiatan ini dapat dilakukan
dengan metode Single Visit Approach
seperti pada perencanaan awal sehingga
tidak menghambat penanganan krioterapi
di luar gedung
Membuat pamflet yang menjelaskan
indikasi, cara kerja, dan efek samping
krioterapi yang dapat dibawa pulang oleh
ibu-ibu yang mendapat pelayanan KIA
dan dapat dibaca oleh anggota keluarga
yang lain yang dapat dibawa pulang oleh
ibu-ibu yang mendapat pelayanan KIA
dan dapat di baca oleh anggota keluarga
yang lain.
Memperluas
sosialisasi
mengenai
penapisan kanker leher rahim dan kanker
payudara kepada pihak pria atau suami
sehingga
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan dukungan mereka
kepada istrinya untuk melakukan
tindakan krioterapi.
VII. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara
yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di Puskesmas Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari
Agustus 2014 belum mencapai target,
dimana didapatkan :
1. Cakupan konseling sebesar 100%.
2. Cakupan penyuluhan kelompok sebesar
108,21 %.
3. Cakupan penapisan kanker leher rahim
sebesar 53,77%.
4. Cakupan penapisan kanker leher rahim
dengan IVA positif yaitu 0,12%.

5. Cakupan penanganan krioterapi pada


penapisan kanker leher rahim sebesar
50%.
6. Cakupan pelayanan rujukan pada
penapisan kanker leher rahim 0 %.
7. Cakupan penapisan kanker payudara
sebesar 53,77%.
8. Cakupan pelayanan rujukan pada
penapisan kanker payudara 100%.

gedung KIA, BPU, Poned Puskesmas


Klari lintas dan lintas program terutama
pada program POSYANDU, dan kelas
ibu hamil.

Pihak puskesmas juga membuat usulan


kepada Suku Dinas Kesehatan tentang
penyediaan
media-media
promosi
seperti spanduk, poster, video dan
pamflet di wilayah Kecamatan Klari,
sehingga diharapkan pada tahun
berikutnya dengan diadakan kegiatan
rutin ini, cakupan penapisan kanker
leher rahim dan payudara dapat
meningkat dan dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat kanker
payudara dan kanker leher rahim.

Diharapkan agar dokter atau bidan yang


sudah terlatih agar melatih kembali para
bidan-bidan desa agar dapat melakukan
tindakan IVA sehingga tindakan IVA
dapat dilaksanakan lebih banyak dan
lebih sering lagi.

Bidan koordinator atau penanggung


jawab program membuat perencanaan
untuk membuat pemetaan dalam
melakukan kegiatan IVA di luar gedung
dengan cara membagi wilayah kerja
menjadi 5 bagian, dan setiap bagiannya
harus selesai dikerjakan waktu setahun,
sehingga target program dalam waktu 5
tahun bisa terselesaikan.

Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan dalam
jangka waktu 4 bulan, diharapkan masalah
ini tidak akan
kembali muncul di
Puskesmas Klari sebagai pokok masalah
tahun depan. Saran kepada Kepala
Puskesmas Klari sebagai berikut:

Mengadakan penyuluhan tidak hanya


untuk kelompok perempuan, namun
juga dilakukan pada kelompok pria atau
suami
untuk
meningkatkan
pengetahuan
akan
pentingnya
pencegahan kanker leher rahim
sehingga dapat meningkatkan kesadaran
untuk melakukan pemeriksaan IVA dan
meningkatkan dukungan dari pihak pria
atau
suami
terhadap
kegiatan
pencegahan kanker leher rahim.
Penyuluhan yang diadakan harus lebih
bersifat interaktif dan dinamis dengan
mengikutsertakan narasumber dokter
atau mereka yang menderita kanker
leher rahim sehingga kesadaran
masyarakat akan meningkat seiring
peningkatan pengetahuan masyarakat.
Adanya penghargaan pada kegiatan juga
bisa meningkatkan motivasi dari
masing-masing pihak sehingga dapat
terus dilaksanakan dengan rutin.

Daftar Pustaka
1.

2.

Sosialisai mengenai adanya pelayanan


penapisan kanker leher rahim dan
kanker payudara di Puskesmas Klari,
terutama kepada sasaran yang datang di

Buku acuan pencegahan kanker leher


rahim dan kanker payudara. Direktorat
Jendral PP & PL Depkes RI, Jakarta.
2007.
Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta:
Badan penelitian dan pemgembangan
kesehatan kementrian kesehatan RI;
2013.

3. Incidens Cancers in the World Based on


International Agency for Research on
Cancer. [updated 2010, cited on 2013].
Diunduh dari http://globocan.iarc.fr. pada
tanggal 23 September 2014.
4. Kepmenkes. 2010. Pedoman Teknis
Pengendalian Kanker Payudara dan
Kanker Leher Rahim. Jakarta:Kepmenkes
RI No. 796/Menkes/ SK/ VII/ 2010.
5. Profil Kesehatan UPTD/DTP/PONED
Puskesmas Klari tahun 2014, Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang.
6. HS, Djap. 2011. Pedoman evaluasi
program. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran UKRIDA.
7. Laporan bulanan Puskesmas Klari,
Kabupaten Karawang tahun 2014.
8. Petunjuk teknis pencegahan deteksi dini
dan kanker payudara. Direktorat Jendral
PP & PL Depkes RI, Jakarta. 2007.

Вам также может понравиться