Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Warrants
Waran adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan
harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/perusahaan emiten.
Harga pasar saham dapat berubah-ubah setelah penawaran umum perdana. Ketika harga
tersebut naik menjadi lebih tinggi, maka pemilik waran akan mendapat keuntungan karena
dapat membeli saham tersebut dengan harga awal. Sebaliknya jika harga pasar turun
menjadi lebih rendah dari harga awal, pemilik waran akan mengalami kerugian sesuai harga
waran, karena waran tersebut tidak dapat digunakan untuk membeli saham dengan harga
yang lebih rendah dari harga pasar.
Waran umumnya dapat diperdagangkan juga di bursa, sehingga pemilik waran dapat
juga mendapat keuntungan (capital gain) jika bisa menjual waran tersebut lebih tinggi dari
harga beli. Waran hampir mirip dengan Opsi, sama-sama merupakan suatu jenis kontrak
dari pasar modal, hanya saja Waran lebih bersifat pribadi, sedangkan Opsi lebih ke khayalak
umum dan terbuka.
2.
3.
tergantung di mana harga aset saat ini dalam kaitannya dengan harga pelaksanaan waran
tersebut.
Nilai Waktu : nilai waktu dapat dianggap sebagai nilai risiko yang berkelanjutan
terhadap pergerakan dalam harga saham yang mendasari penyediaan waran tersebut. Nilai
waktu akan menurun sebagai semakin dekatnya waktu untuk berakhirnya waran tersebut.
Nilai waktu suatu waran dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu kadaluwarsa, volalitas,
dividen, dan tingkat suku bunga.
Model Black-Scholes
Ada beberapa asumsi dalam menggunakan rumus Black-Scholes, yaitu volatilitas dari
aset dasarnya diketahui dan stabil selama periode waran, pergerakan harga aset dasarnya
tidak secara mendadak, suku bunga stabil, investor bisa mendapat pinjaman dana tidak
terbatas, jual rugi (short selling) tidak dibatasi dan seluruh hasil jual rugi bisa digunakan
investor semuanya, tidak ada biaya transaksi dan pajak untuk aset dasar dan waran. Cara
melakukan estimasi dengan menggunakan rumus Black-Scholes, yaitu :
Co = SoN(d1) Xe-rTN(d2)
d1 = [ln(So/X) + (r + 2/2)T] / (T1/2)
d2 = d1 + (T1/2)
dimana :
Co
So
N(d)
= Probability that a random draw from a normal dist, will be less than d
= Exercise Price
4.
ln
Convertible Bonds
Obligasi konversi atau yang dikenal juga dengan nama convertible bond, adalah suatu
jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi
dan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan
obligasi tersebut. Ini merupakan sekuritas hibrida yaitu suatu sekuritas yang terdiri dari dua
unsur yaitu utang dan ekuitas. Walaupun demikian biasanya obligasi konversi ini memiliki
tingkat suku bunga kupon yang rendah dimana pemegang obligasi diangap telah menerima
kompensasi berupa suatu kesempatan untuk menukarkan atau mengkonversikan obligasinya
dengan saham biasa dengan harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut dipasaran.
Dari sisi penerbit obligasi konversi maka keuntungan yang diperolehnya yaitu
pembayaran bunga yang lebih rendah, namun sebagai kompensasi keuntungan tersebut maka
penerbit juga akan mengalami dilusi saham sewaktu pemegang obligasi melakukan konversi
obligasinya ke saham baru.
5.
= Coupon Payment
= Number of Payments
6.
7.
karena akan membayar bunga yang lebih kecil. Kemudian ketika besar, harga saham
meningkat, pemegang waran/konvertibel akan menukarkannya menjadi saham.
Biaya Keagenan, jika hanya obligasi biasa yang diterbitkan, potensi konflik antara
pemegang saham dengan pemegang hutang cukup tinggi. Untuk menghindari konflik
tersebut, waran/konvertibel diterbitkan. Waran/konvertibel adalah obligasi dengan
karakteristik saham.
Saham Tidak Langsung (Backdoor Equity), perusahaan kecil barangkali sulit menerbitkan
obligasi. Risiko kebangkrutan yang tinggi mengakibatkan biaya bunga yang terlalu tinggi.
Di lain pihak, pemilik perusahaan tidak ingin menerbitkan saham karena harganya masih
terlalu rendah.
8.
Kebijakan Konversi
Ketika obligasi disebut, pemegang obligasi memiliki sekitar 30 hari untuk memilih
antara:
1. Konversi obligasi menjadi saham biasa pada rasio konversi .
2. Menyerahkan obligasi dan menerima harga panggilan secara tunai
Salah satu alasannya adalah bahwa jika perusahaan berusaha untuk menerapkan strategi
yang optimal, hal itu mungkin tidak benar-benar optimal. Ingat bahwa pemegang obligasi
memiliki waktu 30 hari untuk memutuskan apakah akan mengkonversi obligasi menjadi
saham biasa atau menyerahkan obligasi untuk harga beli secara tunai. Pada 30 hari harga
saham bisa turun, memaksa nilai konversi di bawah harga beli. Jika demikian, konversi
adalah "out of the money" dan perusahaan memberikan uang. Perusahaan akan memberikan
uang tunai untuk saham biasa bernilai jauh lebih sedikit. Karena kemungkinan ini,
perusahaan-perusahaan di dunia nyata biasanya menunggu sampai nilai konversi secara
substansial diatas harga beli sebelum mereka memicu pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
S. A. Ross, R. W. Westerfield, J. Jaffe, B. D. Jordan (2008). Modern Financial Management 8th
edition. McGraw-Hill Irwin.
http://id.wikipedia.org/wiki/Waran
http://mrasyidin.blogspot.com/2010/07/hybrid-financing-prefered-stock.html
http://nia-share.blogspot.com/2009/10/opsi-warrant-convertible-forward-future.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Warrant_(finance)#Pricing
thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab%20II%20_07-53.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Obligasi_konversi
http://www.investopedia.com/university/advancedbond/advancedbond2.asp
directory.umm.ac.id/sistem.../BAB_28_Instrumen_Keuangan_Derivatif.p...