Вы находитесь на странице: 1из 6

1.

Warrants
Waran adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan
harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/perusahaan emiten.
Harga pasar saham dapat berubah-ubah setelah penawaran umum perdana. Ketika harga
tersebut naik menjadi lebih tinggi, maka pemilik waran akan mendapat keuntungan karena
dapat membeli saham tersebut dengan harga awal. Sebaliknya jika harga pasar turun
menjadi lebih rendah dari harga awal, pemilik waran akan mengalami kerugian sesuai harga
waran, karena waran tersebut tidak dapat digunakan untuk membeli saham dengan harga
yang lebih rendah dari harga pasar.
Waran umumnya dapat diperdagangkan juga di bursa, sehingga pemilik waran dapat
juga mendapat keuntungan (capital gain) jika bisa menjual waran tersebut lebih tinggi dari
harga beli. Waran hampir mirip dengan Opsi, sama-sama merupakan suatu jenis kontrak
dari pasar modal, hanya saja Waran lebih bersifat pribadi, sedangkan Opsi lebih ke khayalak
umum dan terbuka.

2.

Perbedaan Antara Warrants dan Call Options


Meskipun waran dapat disamakan dengan call option, ada perbedaan mendasar pada
kedua produk finansial ini. Exercise call option sama sekali tidak ada sangkut pautnya
dengan perusahaan penerbit saham (yang sahamnya digunakan sebagai underlying asset)
sehingga perusahaan penerbit saham sama sekali tidak terlibat meskipun informasi harga
saham mereka dimanfaatkan oleh penjual dan dan pembeli option. Pada waran, pihak yang
menerbitkan call option pada suatu saham adalah perusahaan penerbit saham itu sendiri. Jika
terjadi exercise waran, perusahaan harus menyediakan (menjual) saham baru dan menerima
pembayarannya senilai exercise price warrant. Akibatnya jumlah saham beredar dan modal
sendiri perusahaan bertambah.

3.

Penilaian Warrants dan Model Black-Scholes


Ada berbagai metode (model) evaluasi yang tersedia untuk menilai waran secara
teoritis, termasuk model evaluasi Black-Scholes. Namun, penting untuk memiliki beberapa
pemahaman tentang berbagai pengaruh pada harga waran. Nilai pasar waran dapat dibagi
menjadi dua komponen:
Nilai Intrinsik : Ini hanyalah perbedaan antara harga pelaksanaan dengan harga saham
yang mendasarinya. Waran juga disebut sebagai in-the-money atau out-of-the-money,

tergantung di mana harga aset saat ini dalam kaitannya dengan harga pelaksanaan waran
tersebut.
Nilai Waktu : nilai waktu dapat dianggap sebagai nilai risiko yang berkelanjutan
terhadap pergerakan dalam harga saham yang mendasari penyediaan waran tersebut. Nilai
waktu akan menurun sebagai semakin dekatnya waktu untuk berakhirnya waran tersebut.
Nilai waktu suatu waran dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu kadaluwarsa, volalitas,
dividen, dan tingkat suku bunga.
Model Black-Scholes
Ada beberapa asumsi dalam menggunakan rumus Black-Scholes, yaitu volatilitas dari
aset dasarnya diketahui dan stabil selama periode waran, pergerakan harga aset dasarnya
tidak secara mendadak, suku bunga stabil, investor bisa mendapat pinjaman dana tidak
terbatas, jual rugi (short selling) tidak dibatasi dan seluruh hasil jual rugi bisa digunakan
investor semuanya, tidak ada biaya transaksi dan pajak untuk aset dasar dan waran. Cara
melakukan estimasi dengan menggunakan rumus Black-Scholes, yaitu :
Co = SoN(d1) Xe-rTN(d2)
d1 = [ln(So/X) + (r + 2/2)T] / (T1/2)
d2 = d1 + (T1/2)
dimana :
Co

= Current Call Option Value

So

= Current Stock Price

N(d)

= Probability that a random draw from a normal dist, will be less than d

= Exercise Price

= 2.71828, the base of natural log

= Risk-free Interest Rate (Annualizes continuously compounded with the same


maturity as the option)

4.

= Time to maturity of the option in years

ln

= Natural Log Function

= Standard Deviation of annualized cont. compounded rate of return on the stock

Convertible Bonds
Obligasi konversi atau yang dikenal juga dengan nama convertible bond, adalah suatu
jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi

dan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan
obligasi tersebut. Ini merupakan sekuritas hibrida yaitu suatu sekuritas yang terdiri dari dua
unsur yaitu utang dan ekuitas. Walaupun demikian biasanya obligasi konversi ini memiliki
tingkat suku bunga kupon yang rendah dimana pemegang obligasi diangap telah menerima
kompensasi berupa suatu kesempatan untuk menukarkan atau mengkonversikan obligasinya
dengan saham biasa dengan harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut dipasaran.
Dari sisi penerbit obligasi konversi maka keuntungan yang diperolehnya yaitu
pembayaran bunga yang lebih rendah, namun sebagai kompensasi keuntungan tersebut maka
penerbit juga akan mengalami dilusi saham sewaktu pemegang obligasi melakukan konversi
obligasinya ke saham baru.
5.

Nilai Convertible Bonds


Nilai dari obligasi konversi dapat digambarkan dalam tiga komponen: nilai straight
bond, nilai konversi, dan nilai opsi.
Nilai straight bond adalah ketika obligasi konversi akan dijual jika mereka tidak dapat
dikonversi menjadi saham biasa. Ini akan tergantung pada tingkat umum suku bunga dan
risiko default. Berikut adalah formula dari nilai straight bond :
Bond Price = [ C/(1 + i) + C/(1+i)2 + C/(1+i)3 + . + C/(1+i)n ] + M/(1+i)n
dimana :
C

= Coupon Payment

= Number of Payments

= Interest Rate, or Required Yield

M = Value at Maturity, or Par Value


Nilai obligasi konversi tergantung pada nilai konversi. Nilai konversi adalah ketika
obligasi akan bernilai jika mereka segera dikonversi menjadi saham biasa pada harga saat
ini. Biasanya, kita menghitung nilai konversi dengan mengalikan jumlah saham biasa yang
akan diterima pada saat obligasi dikonversi oleh harga saat ini dari saham biasa.:
Nilai dari obligasi konversi umumnya akan melebihi kedua nilai straight bond dengan
nilai konversi. Hal ini terjadi karena pemegang konversi tidak perlu mengkonversi dengan
segera. Sebaliknya, dengan menunggu mereka dapat mengambil keuntungan dari mana yang
lebih besar di masa depan, nilai obligasi lurus atau nilai konversi. Opsi untuk menunggu ini
memiliki nilai, dan menimbulkan nilai lebih baik nilai straight bond dengan nilai konversi.

6.

Alasan Menerbitkan Warrants dan Convertibles


Pertama kali yang dibandingkan adalah utang konversi dengan straight debt. Kemudian
bandingkan utang konversi dengan ekuitas. Untuk setiap perbandingan, akan terlihat dalam
situasi apa perusahaan lebih baik dengan utang konversi dan dalam situasi apa hal tersebut
menjadi buruk.
Utang Konversi versus Straight Debt, utang konversi membayar tingkat bunga yang lebih
rendah daripada straight debt. Sebagai contoh, jika tingkat bunga adalah 10 persen untuk
straight debt, tingkat bunga utang konversi mungkin 9 persen. Investor akan menerima
tingkat bunga yang lebih rendah pada konversi karena potensi keuntungan dari konversi.
Dibandingkan dengan straight debt, perusahaan menjadi lebih buruk setelah mengeluarkan
utang konversi jika saham yang mendasarinya kemudian tidak baik. Perusahaan akan lebih
baik setelah dikeluarkan utang konversi jika saham yang mendasarinya kemudian tidak
buruk. Dalam pasar yang efisien, kita tidak bisa memprediksi harga saham di masa
mendatang. Dengan demikian, kita tidak bisa membantah bahwa convertible mendominasi
atau didominasi oleh straight debt.
Utang Konversi versus Saham Biasa, perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan
menerbitkan saham di atas harga pasar. Artinya, perusahaan akan menerima lebih dari nilai
saham berikutnya. Namun, penurunan harga saham tidak banyak mempengaruhi nilai
konversi karena nilai straight debt berfungsi sebagai dasar. Dibandingkan dengan ekuitas,
perusahaan akan lebih baik setelah dikeluarkannya utang konversi jika saham yang
mendasarinya kemudian tidak baik. Perusahaan akan lebih buruk setelah mengeluarkan
utang konversi jika saham yang mendasarinya kemudian tidak buruk. Kita tidak bisa
memprediksi harga saham di masa depan pasar yang efisien. Dengan demikian, kita tidak
bisa mengatakan bahwa mengeluarkan convertible lebih baik atau lebih buruk daripada
menerbitkan saham.

7.

Mengapa Perusahaan Menerbitkan Warrants dan Convertibles?


Secara keseluruhan diharapkan waran/konvertibel bisa menurunkan total biaya
keseluruhan. Tetapi alasan tersebut tidak masuk akal di pasar yang efisien. Beberapa alasan
mengapa perusahaan menerbitkan waran/konvertibel.
Mempertemukan Aliran Kas, aliran kas akan disesuaikan (matching) dengan usia
perusahaan. Perusahaan kecil yang masih tumbuh akan menerbitkan waran/konvertibel

karena akan membayar bunga yang lebih kecil. Kemudian ketika besar, harga saham
meningkat, pemegang waran/konvertibel akan menukarkannya menjadi saham.
Biaya Keagenan, jika hanya obligasi biasa yang diterbitkan, potensi konflik antara
pemegang saham dengan pemegang hutang cukup tinggi. Untuk menghindari konflik
tersebut, waran/konvertibel diterbitkan. Waran/konvertibel adalah obligasi dengan
karakteristik saham.
Saham Tidak Langsung (Backdoor Equity), perusahaan kecil barangkali sulit menerbitkan
obligasi. Risiko kebangkrutan yang tinggi mengakibatkan biaya bunga yang terlalu tinggi.
Di lain pihak, pemilik perusahaan tidak ingin menerbitkan saham karena harganya masih
terlalu rendah.
8.

Kebijakan Konversi
Ketika obligasi disebut, pemegang obligasi memiliki sekitar 30 hari untuk memilih
antara:
1. Konversi obligasi menjadi saham biasa pada rasio konversi .
2. Menyerahkan obligasi dan menerima harga panggilan secara tunai
Salah satu alasannya adalah bahwa jika perusahaan berusaha untuk menerapkan strategi
yang optimal, hal itu mungkin tidak benar-benar optimal. Ingat bahwa pemegang obligasi
memiliki waktu 30 hari untuk memutuskan apakah akan mengkonversi obligasi menjadi
saham biasa atau menyerahkan obligasi untuk harga beli secara tunai. Pada 30 hari harga
saham bisa turun, memaksa nilai konversi di bawah harga beli. Jika demikian, konversi
adalah "out of the money" dan perusahaan memberikan uang. Perusahaan akan memberikan
uang tunai untuk saham biasa bernilai jauh lebih sedikit. Karena kemungkinan ini,
perusahaan-perusahaan di dunia nyata biasanya menunggu sampai nilai konversi secara
substansial diatas harga beli sebelum mereka memicu pembelian.

DAFTAR PUSTAKA
S. A. Ross, R. W. Westerfield, J. Jaffe, B. D. Jordan (2008). Modern Financial Management 8th
edition. McGraw-Hill Irwin.

http://id.wikipedia.org/wiki/Waran

http://mrasyidin.blogspot.com/2010/07/hybrid-financing-prefered-stock.html

http://nia-share.blogspot.com/2009/10/opsi-warrant-convertible-forward-future.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Warrant_(finance)#Pricing

thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab%20II%20_07-53.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Obligasi_konversi

http://www.investopedia.com/university/advancedbond/advancedbond2.asp

directory.umm.ac.id/sistem.../BAB_28_Instrumen_Keuangan_Derivatif.p...

Вам также может понравиться