Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelompok 5 :
1.
2.
Alyssa Noviera
3.
Astrianti
4.
5.
6.
Lupita
Statement of Authorship
Saya/Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami
gunakan tanpa menyebut sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
: 17 Mei 2014
Dosen
Nama
NPM
1206316723
1206316774
Astrianti
1206316856
1206317064
1206317511
1206317581
Tanda Tangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulisan tugas makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum
Bisnis Program S1 Ekstensi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kami
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan tugas makalah ini, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan tugas
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Supriyanto sebagai
dosen dari Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas makalah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Penulis
ABSTRAK
Tugas ini membahas penjelasan tentang distribusi barang dan perizinan usaha berdasarkan
pembayaran, penyerahan barang, pengangkutan dan pengiriman juga perizinan di bidang
kegiatan usaha.
Makalah ini disusun dengan metode deskriptif, dimana kami memberi penjelasan tentang semua
hal tersebut berdasarkan KUH Perdata dan KUH Dagang
Kata Kunci :
Distribusi barang, izin usaha, pembayaran, penyerahan barang, pengangkutan, pengiriman
ABSTRAC
: Explanation about
This paper discusses explanation about the Competition Law based on Prohibition of
Monopolistic Practices and Unfair Competition which include general provisions, principles and
objectives, the agreement prohibited, prohibited activities, the dominant position, business
competition supervisory commission, case handling procedures and sanctions.
This paper was prepared with the descriptive method, where we explain all about the Expansion
of Business Activities based on KUHP dan KUHD
Key Words :
General Provisions, Principles and Objectives, the Agreement Prohibited, Prohibited Activities,
the Dominant Position, Business Competition Supervisory Commission, Case Handling
Procedures and Sanctions.
PERIZINAN USAHA
Perizinan usaha dagang adalah alat untuk membina, mengarahkan, mengawasi dan menerbitkan
izin-izin usaha perdagangan. Fungsi adanya surat izin usaha bagi pemerintah untuk mengetahui
perkembangan tentang dunia usaha di wilayah Indonesia. Undang undang tentang perizinan
usaha tertera pada SK Menteri perdagangan Nomor 1458/KP/12/1984.
I.
SIUP perusahaan kecil dan menengah diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala
kantor perdagangan daerah tingkat II atas nama menteri. Sedangkan perusahaan besar
diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala kantor wilayah departemen perdagangan daerah
tingkat I atas nama menteri. SIUP untuk perusahaan kecil dan menengah tidak memiliki
batas kadaluarsa selama perusahaan terkait masih menjalankan perusahaannya. Sedangkan
SIUP perusahaan besar mempunyai masa berlaku selama 5 tahun.
NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak)
Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun atau denda setinggi-tingginya
sebesar empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau tidak dibayar. Setiap
badan yang menjadi subjek pajak penghasilan yaitu PT, CV, Firma, BUMN, BUMD,
Persekutuan, Perseroan/Perkumpulan Kongsi, Koperasi, Yayasan/Lembaga, dan Bentuk
Usaha Tetap.
NRP (Nomor Register Perusahaan)
Nomor Register Perusahaan disebut juga tanda daftar perusahaan (TDP). Tanda
daftar perusahaan wajib dipasang ditempat yang mudah dilihat umum Apabila tanda daftar
perusahaan hilang atau rusak, wajib mengajukan permintaan tertulis kepada kantor
pendaftaran perusahaan untuk memperoleh penggantinya. Tanda daftar perusahaan berlaku
untuk jangka waktu 5 tahun. Dan perpanjangan dilakukan selambat-lambatnya 3 bulan
sebelum masa berlaku habis.
NRB (Nomor Rekening Bank)
Nomor rekening bank untuk perusahaan minimal 2 orang yaitu bendahara dan
manajer.
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Adalah keseluruhan proses yang meliputi penyusunan AMDAL bagi berbagai usaha
atau kegiatan terpadu/multi sektor.
Izin prinsip
Perizinan yang diberikan kepada perusahaan industri oleh pemerintah daerah yang
berkaitan dengan operasi produksi dari perusahaan.
Dalam perizinan penanaman modal sebagaimana terdapat dalam pedoman tata cara
berinvestasi yang dikeluarkan oleh BKPM terdapat jenis izin yang harus diurus, yaitu:
Perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing yang bekerja lebih dari satu
provinsi,
2.
Permodalan;
3.
Kepemilikan
4.
5.
Izin Gangguan
Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Permendagri 27/2009, yang dimaksud dengan Izin
Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi/badan di lokasi
tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk
tempat/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya saja
dari akta itu dalam bentuk otentik. (KUHD 26, 28.)
Pasal 25
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat memperoleh
salinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)
Pasal 26
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat:
1. nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;
2. pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah terbatas
pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan dalam hal terakhir, dengan
menunjukkan cabang khusus itu; (KUHD 17.)
3. penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas nama firma;
4. saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya;
5. dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai
untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero. (KUHD 27 dst.)
Pasal 27
Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu dibawa
kepada panitera. (KUHD 23.
Pasal 28
Di samping itu para persero wajib untuk mengumumkan petikan aktanya dalam surat
kabar resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26. (Ov. 105; KUHPerd. 444, 1036; KUHD
29, 38.)
Pasal 29
Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka perseroan firma itu terhadap
pihak ketiga dianggap sebagai perseroan umum untuk segala urusan, dianggap didirikan
untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada seorangpersero pun yang dilarang
melakukan hak untuk bertindak dan bertanda tangan untuk firma itu.
Dalam hal adanya perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan, maka
terhadap pihak ketiga berlaku ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan pasal yang
lalu yang dicantumkan dalam surat kabar resmi. (KUHPerd. 1916; KUHD 30 dst., 39.)
perseroan
atau
yang
harus
dimasukkannya,
tanpa
diwajibkan
untuk
Perseroan Terbatas
Pasal 36
Perseroan terbatas tidak mempunyai firma, dan tak memakai nama salah seorang atau
lebih dari antara para persero, melainkan mendapat namanya hanya dari twuan
perusahaan saja.
Sebelum perseroan tersebut dapat didirikan, akta pendiriannya atau rencana pendiriannya
harus disampaikan kepada Gubernur Jenderal (dalam hal ini Presiden) atau penguasa
yang ditunjuk oleh Presiden untuk memperoleh izinnya.
Untuk tiap-tiap perubahan syarat-syarat dan untuk perpanjangan waktu perseroan, harus
juga terdapat izin seperti itu. (KUHD 3 dst., 37, 51; Rv. 99; S. 1870-64.)
Pasal 37
Bila perseroan itu tidak bertentangan dengan kesusilaan atau dengan ketertiban umum,
dan selain itu tidak ada keberatan-keberatan yang penting terhadap pendiriannya, pun
pula aktanya tidak memuat ketentuan-ketentuan yang berlawanan dengan hal-hal yang
diatur dalam pasal 38 sampai dengan pasal 55, maka izinnya diberikan.
Bila izin itu tidak diberikan, alasan-alasannya diberitahukan kepada para pemohon agar
diketahuinya, kecuali sekiranya pemberitahuan itu dianggap tidak seyogyanya.
Pemberian izin itu, bila ada alasan-alasannya, dapat digantungkan pada syarat bahwa
perseroan itu akan bersedia dibubarkan, bila menurut pertimbangan Gubernur Jenderal
(dalam hal ini Menteri Kehakiman) hal itu dianggap perlu untuk kepentingan umum.
Bila izin itu diberikan tanpa syarat, maka perseroan tidak dapat dibubarkan atas
kekuasaan umum, kecuali setelah Hooggerechtshof (kini: Mahkamah Agung), yang
pendapatnya dalam hal ini harus didengar, menyatakan, bahwa para pengurusnya telah
tidak memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat akta perseroan itu. (AB. 23;
KUHPerd. 1335, 1653; KUHD 45, 50.)
Pasal 38
Akta perseroan itu harus dibuat dalam bentuk otentik dengan ancaman akan batal.
(KUHD 22 dst., 42, 48 dst., 52 dst., 56, 58.).
(s.d.u. dg. S. 1923-548, 594; S. 1937-572.) para persero diwajibkan untuk mendaftarkan
akta itu dalam keseluruhannya beserta izin yang diperolehnya dalam register yang
diadakan untuk itu pada panitera raad van justitie dari daerah hukum tempat kedudukan
perseroan itu, dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi. (Ov. 82, 105; KUHD 23;
S. 1946-135.).
Segala sesuatu yang tersebut di atas berlaku terhadap perubahan-perubahan dalam
syaratsyarat, atau pada perpanjangan waktu perseroan.
Ketentuan-ketentuan pasal 25 berlaku juga terhadap ini.
Pasal 42
Dalam akta ditentukan cara bagaimana sero-sero atau saham-saham atas nama dioperkan;
hal itu dapat dilakukan dengan Pemberitahuan suatu pernyataan kepada para pengurus
dari Persero bersangkutan dan pihak penerima pengoperan, atau dengan pernyataan
seperti itu yang dimuat dalam buku-buku perseroan itu dan ditandatangani oleh atau atas
nama kedua belah pihak. (KUHPerd. 613 dst., 1977.)
III.