Вы находитесь на странице: 1из 14

PENGANTAR HUKUM BISNIS

Rangkuman Pertemuan ke-XII


Dosen : Supriyanto Sudihardjono, S.H., M.H.

Kelompok 5 :
1.

Ade Putri Ilmi Bandari

2.

Alyssa Noviera

3.

Astrianti

4.

Dianis Nurmala Mayanda

5.

Karina Sarasati Suwarto

6.

Marcellina Cynthia Cindy

Lupita

Program Ekstensi Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia

Statement of Authorship
Saya/Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami
gunakan tanpa menyebut sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Ajaran

: Pengantar Hukum Bisnis

Judul Makalah/Tugas : Hukum Persaingan Usaha


Tanggal

: 17 Mei 2014

Dosen

: Bapak Supriyanto Sudihardjono, S.H., M.H

Nama

NPM

Ade Putri Ilmi Bandari

1206316723

Alyssa Noviera Dwiastuti

1206316774

Astrianti

1206316856

Dianis Nurmala Mayanda

1206317064

Karina Sarasari Suwarto

1206317511

Marcellina C Cindy Lupita

1206317581

Tanda Tangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulisan tugas makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum
Bisnis Program S1 Ekstensi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kami
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan tugas makalah ini, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan tugas
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Supriyanto sebagai
dosen dari Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas makalah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.

Depok, 17 Mei 2014

Penulis

ABSTRAK

Program Studi : Program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Judul

: Penjelasan Tentang Distribusi Barang dan Perizinan Usaha

Tugas ini membahas penjelasan tentang distribusi barang dan perizinan usaha berdasarkan
pembayaran, penyerahan barang, pengangkutan dan pengiriman juga perizinan di bidang
kegiatan usaha.
Makalah ini disusun dengan metode deskriptif, dimana kami memberi penjelasan tentang semua
hal tersebut berdasarkan KUH Perdata dan KUH Dagang

Kata Kunci :
Distribusi barang, izin usaha, pembayaran, penyerahan barang, pengangkutan, pengiriman

ABSTRAC

Study Program : Extension Program of Faculty of Economics University of Indonesia


Title

: Explanation about

This paper discusses explanation about the Competition Law based on Prohibition of
Monopolistic Practices and Unfair Competition which include general provisions, principles and
objectives, the agreement prohibited, prohibited activities, the dominant position, business
competition supervisory commission, case handling procedures and sanctions.
This paper was prepared with the descriptive method, where we explain all about the Expansion
of Business Activities based on KUHP dan KUHD

Key Words :
General Provisions, Principles and Objectives, the Agreement Prohibited, Prohibited Activities,
the Dominant Position, Business Competition Supervisory Commission, Case Handling
Procedures and Sanctions.

PERIZINAN USAHA

Perizinan usaha dagang adalah alat untuk membina, mengarahkan, mengawasi dan menerbitkan
izin-izin usaha perdagangan. Fungsi adanya surat izin usaha bagi pemerintah untuk mengetahui
perkembangan tentang dunia usaha di wilayah Indonesia. Undang undang tentang perizinan
usaha tertera pada SK Menteri perdagangan Nomor 1458/KP/12/1984.

I.

JENIS-JENIS SURAT PERIZINAN


Jenis-jenis surat perizinan usaha adalah sebagai berikut :
SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
SITU pada umumnya diberikan dengan jangka waktu tiga tahun terhitung
permohonan. Dan pemohon harus memperpanjang SITU selambat-lambatnya sebulan
sebelum masa berlaku SITU habis.
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang berwenang
kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan di bidang perdagangan dan jasa. SIUP
diberikan kepada para pengusaha, baik itu perorangan, firma, CV, Koperasi, BUMN, dan
lain sebagainya. SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili penduduk atau penanggung jawab
perusahaan.
Berdasarkan besarnya jumlah modal dan kekayaan bersih di luar tanah dan bangunan
atau jumlah modal disetor dalam akta pendirian/perubahan, maka penggolongan SIUP
dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih
atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
b. SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) s/d Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
c. SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih
atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai sampai dengan
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

SIUP perusahaan kecil dan menengah diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala
kantor perdagangan daerah tingkat II atas nama menteri. Sedangkan perusahaan besar
diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala kantor wilayah departemen perdagangan daerah
tingkat I atas nama menteri. SIUP untuk perusahaan kecil dan menengah tidak memiliki
batas kadaluarsa selama perusahaan terkait masih menjalankan perusahaannya. Sedangkan
SIUP perusahaan besar mempunyai masa berlaku selama 5 tahun.
NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak)
Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun atau denda setinggi-tingginya
sebesar empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau tidak dibayar. Setiap
badan yang menjadi subjek pajak penghasilan yaitu PT, CV, Firma, BUMN, BUMD,
Persekutuan, Perseroan/Perkumpulan Kongsi, Koperasi, Yayasan/Lembaga, dan Bentuk
Usaha Tetap.
NRP (Nomor Register Perusahaan)
Nomor Register Perusahaan disebut juga tanda daftar perusahaan (TDP). Tanda
daftar perusahaan wajib dipasang ditempat yang mudah dilihat umum Apabila tanda daftar
perusahaan hilang atau rusak, wajib mengajukan permintaan tertulis kepada kantor
pendaftaran perusahaan untuk memperoleh penggantinya. Tanda daftar perusahaan berlaku
untuk jangka waktu 5 tahun. Dan perpanjangan dilakukan selambat-lambatnya 3 bulan
sebelum masa berlaku habis.
NRB (Nomor Rekening Bank)
Nomor rekening bank untuk perusahaan minimal 2 orang yaitu bendahara dan
manajer.
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Adalah keseluruhan proses yang meliputi penyusunan AMDAL bagi berbagai usaha
atau kegiatan terpadu/multi sektor.
Izin prinsip
Perizinan yang diberikan kepada perusahaan industri oleh pemerintah daerah yang
berkaitan dengan operasi produksi dari perusahaan.

Izin hak guna dan hak pakai


Ijin yang dikeluarkan sebagai bukti bahwa perusahaan tersebut memiliki hak untuk
menggunakan dan memakai lahan tempat perusahaan berdiri untuk kegiatan usaha dan
produksi.
Izin mendirikan bangunan (IMB)
Ijin yang diberikan kepada perusahaan untuk mendirikan bangunan atau merenovasi
dan merubah bentuk bangunan di lahan yang dimiliki.
Izin Usaha Tetap (IUT)
adalah izin yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
atau Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) untuk perusahaan (badan
usaha PT) yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN).

Dalam perizinan penanaman modal sebagaimana terdapat dalam pedoman tata cara
berinvestasi yang dikeluarkan oleh BKPM terdapat jenis izin yang harus diurus, yaitu:

izin angka pengenal importer terbatas,

izin Usaha Tetap/Perluasan,

Rencana penggunaan tenaga kerja asing,

Rekomendasi Visa bagi penggunaan tenaga kerja asing,

Perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing yang bekerja lebih dari satu
provinsi,

Fasilitas pembebasan/keringanan bea masuk atas pengimporan barang,

Modal, atau bahan baku/ penolong dan

Fasilitas fiskal lainnya

Izin usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat


wajib dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang:
1.

Susunan organisasi dan kepengurusan;

2.

Permodalan;

3.

Kepemilikan

4.

Keahlian di bidang Perbankan;

5.

Kelayakan rencana kerja.


Persyaratan dan tata cara perizinan bank sebagaimana dimaksud ditetapkan

oleh Bank Indonesia, yaitu:


A. Pembukaan Kantor Cabang Bank Umum hanya dapat dilakukan dengan izin Pimpinan
Bank Indonesia.
B. Pembukaan kantor cabang, kantor perwakilan, dan jenis-jenis kantor lainnya di luar
negeri dari Bank Umum hanya dapat dilakukan dengan izin Pimpinan Bank Indonesia.
C. Pembukaan kantor di bawah Kantor Cabang Bank Umum wajib dilaporkan terlebih
dahulu kepada Bank Indonesia.
D. Persyaratan dan tata cara pembukaan kantor Bank Umum sebagaimana dimaksud
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Izin Gangguan
Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Permendagri 27/2009, yang dimaksud dengan Izin
Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi/badan di lokasi
tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk
tempat/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah

II. Perizinan Usaha menurut KUHD


Firma
Pasal 22
Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya
kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada.
(KUHPerd. 1868, 1874, 1895, 1898; KUHD 1, 26, 29, 31.)
Pasal 23
Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang
disediakan untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah
hukum tempat kedudukan perseroan itu. (Rv. 82; KUHPerd. 152; KUHD 24, 27 dst., 30
dst., 38 dst.; S. 1946-135 pasal 5.)
Pasal 24

Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya saja
dari akta itu dalam bentuk otentik. (KUHD 26, 28.)
Pasal 25
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat memperoleh
salinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)
Pasal 26
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat:
1. nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;
2. pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah terbatas
pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan dalam hal terakhir, dengan
menunjukkan cabang khusus itu; (KUHD 17.)
3. penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas nama firma;
4. saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya;
5. dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai
untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero. (KUHD 27 dst.)
Pasal 27
Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu dibawa
kepada panitera. (KUHD 23.
Pasal 28
Di samping itu para persero wajib untuk mengumumkan petikan aktanya dalam surat
kabar resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26. (Ov. 105; KUHPerd. 444, 1036; KUHD
29, 38.)
Pasal 29
Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka perseroan firma itu terhadap
pihak ketiga dianggap sebagai perseroan umum untuk segala urusan, dianggap didirikan
untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada seorangpersero pun yang dilarang
melakukan hak untuk bertindak dan bertanda tangan untuk firma itu.

Dalam hal adanya perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan, maka
terhadap pihak ketiga berlaku ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan pasal yang
lalu yang dicantumkan dalam surat kabar resmi. (KUHPerd. 1916; KUHD 30 dst., 39.)

Persekutuan Komanditer (CV)


Pasal 19
Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan
komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau
lebih sebagai pemberi pinjaman uang.
Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero firma
di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. (KUHD. 16, 20,
22 dst.)
Pasal 20
Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, maka
nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. (KUHD 19-21.) Persero ini
tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan
tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.)
Ia tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya
dalam

perseroan

atau

yang

harus

dimasukkannya,

tanpa

diwajibkan

untuk

mengembalikan keuntungan yang telah dinikmatinya. (KUHPerd. 1642 dst.)

Perseroan Terbatas
Pasal 36
Perseroan terbatas tidak mempunyai firma, dan tak memakai nama salah seorang atau
lebih dari antara para persero, melainkan mendapat namanya hanya dari twuan
perusahaan saja.
Sebelum perseroan tersebut dapat didirikan, akta pendiriannya atau rencana pendiriannya
harus disampaikan kepada Gubernur Jenderal (dalam hal ini Presiden) atau penguasa
yang ditunjuk oleh Presiden untuk memperoleh izinnya.

Untuk tiap-tiap perubahan syarat-syarat dan untuk perpanjangan waktu perseroan, harus
juga terdapat izin seperti itu. (KUHD 3 dst., 37, 51; Rv. 99; S. 1870-64.)
Pasal 37
Bila perseroan itu tidak bertentangan dengan kesusilaan atau dengan ketertiban umum,
dan selain itu tidak ada keberatan-keberatan yang penting terhadap pendiriannya, pun
pula aktanya tidak memuat ketentuan-ketentuan yang berlawanan dengan hal-hal yang
diatur dalam pasal 38 sampai dengan pasal 55, maka izinnya diberikan.
Bila izin itu tidak diberikan, alasan-alasannya diberitahukan kepada para pemohon agar
diketahuinya, kecuali sekiranya pemberitahuan itu dianggap tidak seyogyanya.
Pemberian izin itu, bila ada alasan-alasannya, dapat digantungkan pada syarat bahwa
perseroan itu akan bersedia dibubarkan, bila menurut pertimbangan Gubernur Jenderal
(dalam hal ini Menteri Kehakiman) hal itu dianggap perlu untuk kepentingan umum.
Bila izin itu diberikan tanpa syarat, maka perseroan tidak dapat dibubarkan atas
kekuasaan umum, kecuali setelah Hooggerechtshof (kini: Mahkamah Agung), yang
pendapatnya dalam hal ini harus didengar, menyatakan, bahwa para pengurusnya telah
tidak memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat akta perseroan itu. (AB. 23;
KUHPerd. 1335, 1653; KUHD 45, 50.)
Pasal 38
Akta perseroan itu harus dibuat dalam bentuk otentik dengan ancaman akan batal.
(KUHD 22 dst., 42, 48 dst., 52 dst., 56, 58.).
(s.d.u. dg. S. 1923-548, 594; S. 1937-572.) para persero diwajibkan untuk mendaftarkan
akta itu dalam keseluruhannya beserta izin yang diperolehnya dalam register yang
diadakan untuk itu pada panitera raad van justitie dari daerah hukum tempat kedudukan
perseroan itu, dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi. (Ov. 82, 105; KUHD 23;
S. 1946-135.).
Segala sesuatu yang tersebut di atas berlaku terhadap perubahan-perubahan dalam
syaratsyarat, atau pada perpanjangan waktu perseroan.
Ketentuan-ketentuan pasal 25 berlaku juga terhadap ini.
Pasal 42
Dalam akta ditentukan cara bagaimana sero-sero atau saham-saham atas nama dioperkan;
hal itu dapat dilakukan dengan Pemberitahuan suatu pernyataan kepada para pengurus

dari Persero bersangkutan dan pihak penerima pengoperan, atau dengan pernyataan
seperti itu yang dimuat dalam buku-buku perseroan itu dan ditandatangani oleh atau atas
nama kedua belah pihak. (KUHPerd. 613 dst., 1977.)

III.

Вам также может понравиться