Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
C. Kajian Teori
Sifat koligatif larutan merupakan sifat dari suatu larutan yang hanya
bergantung pada zat terlarut, bukan pelarut atau dengan kata lain sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut).
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat
larutan nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam
larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion,
sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak
terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif
larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit.
Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud
padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dijumpai
adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut
berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu (Sastrohamidjojo,
2001).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2),
maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan
dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak
sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi
keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ionionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan
demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non
elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
1. Penurunan tekanan uap
Penurunan tekanan uap menurut hukum Roult, tekanan uap salah satu
cairan dalam ruang di atas larutan ideal bergantung pada fraksi mol cairan
tersebut dalam larutan PA = XA . PAo. Dari hukum Roult ternyata tekanan uap
pelarut murni lebih besar daripada tekanan uap pelarut dalam larutan. Jadi
penurunan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut
(Syukri, 1999).
Selisih antara titik beku dengan titik beku larutan disebut penurunan titik
beku.
Tf = titik beku pelarut titik beku larutan
Apabila suatu senyawa nonelekrolit terlarut di dalam pelarut. Sifat-sifat
pelarut murni berubah dengan adanya zat terlarut. Sifat-sifat fisika seperti titik
didih, titik beku, tekanan uap berbeda dengan pelarut murni. Adanya
perubahan ini tergantung pada jumlah partikel-partikel pelarut yang terdapat di
dalam larutan. Makin berat larutan, makin rendah titik beku, makin tinggi titik
didih. Perubahan hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi.
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p
Contoh :
Tekanan uap air 17.5 torr , ditambahkan glukosa pada air sehingga
XH2O=0,8. Berapa tekanan uap Larutan?
Jawab : Plarutan=(0,8)(17,5)= 14 torr , jadi penambahan glukosa pada air akan
menurunkan tekanannya sebesar 3,5 torr.
2. Kenaikan titik didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan
lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan
titik didih dinyatakan dengan:
Tb = m . Kb
keterangan:
Tb = kenaikan titik didih (oC)
m
= molalitas larutan
(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat
dinayatakan sebagai:
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan
dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + Tb) oC
= molalitas larutan
Kf
= massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya
dinyatakan sebagai:
Tf = (O Tf)oC
4. Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat
menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui
membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada.
Menurut Vant hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
D. Rancangan Percobaan
1. Alat dan Bahan:
Gelas kimia 100mL
Kaki tiga dan kasa
Termometer
Pembakar spirtus
Aquades
Garam dapur (NaCl)
Gula (C12H22O11)
2. Langkah Percobaan
Kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit
50 mL H20
-dimasukkan ke dalam gelas kimia A
H2O
50 mL H2O
-dimasukkan ke dalam gelas kimia B
3,42 gram gula
-dimasukkan ke dalam gelas kimia B
-dipanaskan sampai mendidih dan catat suhunya
Larutan Gula
50 mL H2O
-dimasukkan ke dalam gelas kimia C
0,58 gram garam
-dimasukkan ke dalam gelas kimia C
-dipanaskan sampai mendidih dan catat suhunya
Larutan Garam
50 mL H2O
-Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL
sebanyak 4 buah (1a, 2a, 3a, 4a)
H2O
Dimasukkan
ke dalam gelas
kimia 2a
Dimasukkan
ke dalam gelas
kimia 3a
Dimasukkan
ke dalam
gelas kimia 4a
50 mL H20
- Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL
Sebanyak 4 buah (1b, 2b, 3b, 4b)
H2O
E. Hasil Pengamatan
No
Prosedur Percobaan
1
50 mL H2O
- dimasukkan ke
dalam gelas kimia
A
Hasil
Dugaan/ Reaksi
Pengamatan
Tb aquades =
Titik didih larutan
gula dan garam lebih
92
Tb larutan gula besar dibandingkan
= 95
Tb larutan
garam = 96
H2O
3,42 gram gula
Kesimpulan
Titik didih larutan
lebih tinggi daripada
titik didih pelarut
murninya
Titik didih larutan
elektrolit lebih tinggi
daripada titik didih
larutan non elektrolit
H2O(l) + NaCl(s)
NaCl(aq)
-dimasukkan ke
dalam gelas kimia
B
Larutan Gula
0,58 gram garam
H2O(l)+C12H22O11
C12H22O11(aq)
-dimasukkan ke
dalam gelas kimia
C
Larutan Garam
2
50 mL H2O
- dimasukkan ke
dalam gelas kimia
100 mL sebanyak 4
buah (1a, 2a, 3a, 4a)
H2O
1a: 3,42 gr
2a: 6,84 gr
Gula
3a: 10,26 gr
4a: 13,68 gr
Tb 1a = 95
Tb 2a = 95
Tb 3a = 95
Tb 4a = 95
Sifat koligatif
larutan gula lebih
kecil daripada
larutan garam
H2O(l)+C12H22O11
C12H22O11(aq)
Sifat koligatif
larutan elektrolit
lebih besar daripada
larutan non elektrolit
Larutan Gula
Tb 1b = 96
Tb 2b = 96
- Dimasukkan ke dalam Tb 3b = 96
gelas kimia 100 mL
Tb 4b = 96
sebanyak 4 buah (1b,
2b, 3b, 4b)
50 mL H2O
H2O
1b: 0,58 gr
Garam
2b: 1,17 gr
3b: 1,75 gr
4b: 2,35 gr
Sifat koligatif
larutan garam lebih
besar daripada
larutan gula
H2O(l) + NaCl(s)
NaCl(aq)
F.
Analisis Data
C12H22011(aq) diperoleh 95
terjadi
NaCl(aq) diperoleh 96
gelembung-gelembung
pada
permukaan
gelas
kimia.
C12H22011(aq) dan
yang
G.
Diskusi
Pada percobaan sifat koligatif larutan, terdapat perbedaan titik didih yang
diperoleh melalui hasil percobaan dan teori.
Berdasarkan hasil
dalam menentukan titik didih larutan garam diperoleh titik didih sebesar
96
teori, dalam menentukan titik didih larutan perlu diperhatikan suhu dan
tekanan standar ruangan yaitu pada suhu 25
1 atm, sedangkan pada saat melakukan percobaan tidak diukur suhu dan
tekanan ruangan.
Secara teori,
H.
Simpulan
Titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya.
I.
Jawaban Pertanyaan :
1. Mengapa titik didih larutan gula lebih tinggi dibandingkan titik didih air?
Jawab :
Karena pada larutan gula terdapat partikel-partikel zat terlarut dalam suatu
larutan yang menghalangi peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut.
2. Mengapa sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar dibandingkan larutan
non elektrolit?
Jawab :
Karena pada sifat koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya
partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam
faktor Van't Hoff.
Dimana,
= faktor Van't Hoff
n = jumlah koefisien kation
= derajat ionisasi
J.
Daftar Pustaka :
Ahmad, Hiskia. 1990. Kimia Larutan. Bandung : Jurusan Kimia FMIPA
ITB.
Tim Kimia Dasar. 2010. Kimia Dasar II. Jurusan Kimia FMIPA UNESA.
Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Jurusan
Kimia FMIPA UNESA.
Tim Wikipedia. 2013. Sifat Koligatif Larutan.
http://www.id.wikipedia.org/wiki/sifat_koligatif_larutan. Diakses
pada tanggal 12 Maret 2013.
LAMPIRAN
Molalitas
Larutan Gula
1a.
= 0,2 m
2a.
= 0,4 m
3a.
= 0,6 m
4a.
= 0,8 m
Larutan Garam
1b.
= 0.198 m = 0,2 m
2b.
= 0,4 m
3b.
= 0,598 m = 0,6 m
4b.
= 0.803 m = 0,8 m
= 1 + (2-1) 1
=2
1b.
Tb = 100,208
2b.
Tb = 100,416
3b.
Tb = 100,624
4b.
Tb = 100,832
Kurva
1. Larutan Gula
101
100
Suhu (C)
99
98
TeorI
97
Praktikum
96
95
94
0
10
15
Massa (gr)
2. Larutan Garam
102
101
Suhu ( )
100
99
Teori
98
Praktikum
97
96
95
0
0.5
1.5
Masssa (gr)
2.5
Percobaan 1
Kenaikan Titik Didih larutan Elektrolit dan non elektrolit
Percobaan 2
Kenaikan suhu larutan Elektrolit dan non elektrolit