Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(MAKALAH)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Perubahan
Oleh
1. Ikbal Purnama Alamsyah (134010070)
2. Kharis Bahrul Hikayat (134010074)
3. Reza Krismarisandi (134010083)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Model
manajemen
perubahan
bermanfaat
ketika
kita
ingin
Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana model perubahan menurut Kurt Lewin?
2. Bagaimana model perubahan menurut Chin dan Benne?
3. Bagaimana model perubahan menurut Bullock dan Batten?
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui model perubahan menurut Kurt Lewin
2. Mengetahui model perubahan menurut Chin dan Benne
3. Mengetahui model perubahan menurut Bullock dan Batten
4. Mengetahui model perubahan menurut Beckhard dan Harris
5. Mengetahui model perubahan menurut 7S Models
1.4
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
a. Bagi penulis
Mengetahui berbagai model perubahan yang dikemukakan menurut teori
para ahli dalam manajemen perubahan.
b. Bagi pembaca
Memberikan informasi mengenai model perubahan yang dikemukakan
menurut teori para ahli dalam manajemen perubahan.
BAB II
KONSEP MANAJEMEN PERUBAHAN
2.1
Tahap 3: Pembekuan
Sebagaimana tersirat dalam pengertian freezing atau refreezing maka
tahap ini adalah tentang membangun stabilitas kembali setelah
perubahan dibuat. Demikian pula halnya bahwa perubahan yang telah
terjadi mulai diterima sebagai norma baru. Demikian pula selanjutnya
setiap orang akan membentuk hubungan baru dan menjadi nyaman
dengan rutinitas mereka, yang kesemuanya berjalan dalam waktu.
Namun dalam dunia saat ini, perubahan baru berikutnya bisa terjadi
dalam beberapa minggu atau kurang, sehingga adanya fase pembekuan
mulai menuai kritik, mengingat tidak adanya cukup waktu untuk
memulihkan keadaan pada kondisi rutinitas yang nyaman. Sehingga
adanya tahap pembekuan dianggap tidak sesuai dengan pemikiran
modern tentang adanya perubahan yang terus menerus, dan kadangkadang terjadi dalam proses yang kacau sehingga fleksibilitas yang
besar sangat dituntut. Dengan kata lain, pemikiran populer saat ini mulai
mempertanyakan tentang konsep pembekuan. Sebaliknya, kita harus
berpikir dan menyikapi tahap akhir ini secara lebih fleksibel, seperti kita
memikirkan adonan milkshake atau es krim yang lembut dengan rasa
favorit saat ini, bukan lagi berfikir tentang es balok yang beku dan kaku.
Dengan pola pikir yang fleksibel ini akan lebih memudahkan kita dalam
melakukan langkah 'unfreezing' berikutnya. Namun demikian jauh hari
Kurt Lewin telah menulis, bahwa sebuah perubahan menuju tingkat
yang lebih tinggi seringkali berumur pendek, dan biasanya kinerja tim
kerja akan segera kembali ke tingkat sebelumnya. Kurt Lewin juga
mengingatkan bahwa perubahan yang dilakukan perlu diperkuat, guna
memastikan bahwa perubahan yang diinginkan dapat diterima dan
dipertahankan di masa depan. Kurt Lewin pun berpendapat agar
pembekuan yang dilakukan dapat mendukung perubahan lebih lanjut
dan perlu dipastikan bahwa perubahan tersebut tidak menguap begitu
saja. Model ADKAR adalah model yang lebih modern tentang
perubahan yang secara eksplisit menganjurkan tentang langkah
penguatan sebagai salah satu fase yang perlu dilakukan. Disamping itu
suatu pembekuan perlu dikunci sebagai langkah terakhir. Selama ini kita
selalu berfikir, bahwa bicara mengenai perubahan merupakan sebuah
perjalanan yang memiliki awal, tengah, dan akhir. Namun ada baiknya
sekarang kita berpikir dan menerima kenyataan bahwa perjalanan
tersebut tidak memiliki akhir. Perlu beristirahat dan berhenti sejenak
masih dimungkinkan! Namun perlu disadari bahwa saat ini kita tengah
menempuh suatu perjalanan perubahan yang tiada akhir. Karenanya
perlu berhati-hati dalam berpikir seolah proses perubahan memiliki
akhir yang pasti, dan nampaknya model manajemen perubahan dari Kurt
Lewin seolah-olah menyarankan hal demikian. Namun, model Kurt
Lewin tetap berguna dalam membingkai suatu proses perubahan yang
lebih mudah dimengerti. Tentu saja setiap tahap dapat diperluas untuk
membantu pemahaman yang lebih baik tentang proses perubahan.
Memahami konsep unfreezing sekaligus menguasai analisis medan
kekuatan, tentunya akan menambah wawasan dan membantu kita agar
lebih memahami tentang bagaimana kita berurusan dengan suatu
perubahan.
pusat,
laboratorium
pendidikan
regional, negara
atau
keahlian
untuk
mengadopsi
atau
menerapkan
negara
bagian.
Keputusan-keputusan
pengadilan
juga
memajukan yang jadi tujuannya. Selain itu, perubahan tidak hanya suatu
tanggapan rasional terhadap informasi baru, tetapi terjadi pada tingkat
yang lebih pribadi pada nilai-nilai dan kebiasaan. Selain itu, individu
dipandu oleh norma-norma sosial dan kelembagaan. Prinsip menyeluruh
dari model ini adalah bahwa individu harus mengambil bagian dalam
perubahan dirinya sendiri jika terjadi. Model ini termasuk intervensi
langsung oleh agen-agen perubahan, yang fokus pada sistem klien dan
yang
bekerja sama
dan
normatif
reedukatif
mempekerjakan
bantuan
agen
dan prosedur dalam organisasi. Bullock dan Batten dianalisis lebih dari 30
model dari manajemen perubahan dan tiba di sendiri 4 fase mereka model
manajemen perubahan diprogram yang dapat diterapkan pada hampir semua
keadaan.
Model berguna dalam hal membedakan antara 'fase' perubahan yang
organisasi melewati karena menerapkan perubahan, dan 'proses' perubahan,
yaitu metode yang diterapkan untuk mendapatkan organisasi dengan
keadaan yang diinginkan. Model berlangsung sebagai berikut:
Tahap eksplorasi - Organisasi harus membuat keputusan tentang
perlunya perubahan:
Jelajahi dan memutuskan perlunya perubahan
Mengidentifikasi perubahan apa yang diperlukan
Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan
Tahap Perencanaan - Memahami masalah:
Diagnosis masalah
Memperjelas tujuan dan sasaran
Mengidentifikasi kegiatan khusus yang diperlukan untuk melakukan
perubahan
Setuju perubahan dengan para pemangku kepentingan
Identifikasi dukungan yang diperlukan untuk memungkinkan perubahan
terjadi
Tahap Aksi - Perubahan diidentifikasi disepakati dan dilaksanakan:
Dukungan untuk perubahan adalah jelas
Perubahan yang dipantau dan dievaluasi
Hasil dikomunikasikan dan ditindaklanjuti
Penyesuaian dan perbaikan yang dibuat jika diperlukan
Tahap Integrasi - Stabilisasi dan embedding perubahan:
Perubahan yang didukung dan diperkuat
Hasil dan hasil dari perubahan dikomunikasikan ke seluruh organisasi
Terus mengembangkan karyawan melalui pelatihan, pendidikan
Monitoring dan evaluasi berkelanjutan
10
2.4
2.5
7-S Models
Konsultan di McKinsey & Company mengembangkan model 7-S pada
akhir tahun 1970 untuk membantu mengatasi manajer kesulitan perubahan
organisasi. Model ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh
organisasi dan banyak variabel yang saling berhubungan yang terlibat
kompleks perubahan make, dan bahwa upaya perubahan yang efektif harus
mengatasi banyak masalah ini secara bersamaan.
7-S Model adalah kerangka kerja untuk menganalisis organisasi dan
efektivitas mereka. Ini terlihat pada tujuh elemen kunci yang membuat
organisasi sukses, atau tidak: strategi; struktur; sistem; gaya; keterampilan;
staf; dan nilai-nilai bersama. Model 7-S adalah alat untuk analisis manajerial
dan tindakan yang menyediakan struktur yang dapat digunakan untuk
mempertimbangkan perusahaan secara keseluruhan, sehingga masalah
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Manajemen perubahan dilakukan ketika organisasi atau perusahaan
membutuhkan langkah-langkah untuk mengubah sebagian atau seluruh
sistem maupun struktur lama yang berlaku di dalamnya demi penyesuaian
dengan kondisi internal maupun eksternal organisasi.
"Model
manajemen
perubahan
bermanfaat
ketika
kita
ingin
Saran
Adapun saran untuk para pembaca yaitu pelajari juga mengenai
berbagai teori manajemen perubahan dari para ahli yang lain yang belum
dibahas dalam makalah ini sehingga bisa menambah wasasan untuk
manajeen perubahan ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14