Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Konjungtivitis
Pembimbing :
DR. dr. M.Mukhlis Rudi P, M.Kes, M.Si.Med, Sp.An
Disusun oleh :
Pratiwi Ariefianti N
G1A011096
Stella Gracia O
G1A011097
G1A011098
Annisa Fatimah
G1A011099
I.
PENDAHULUAN
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan
permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Karena lokasinya,
konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan substansi-substansi
dari lingkungan luar yang mengganggu. Peradangan pada konjungtiva disebut
konjungtivitis, penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan
mata berair sampai konjungtivitis berat dengan sekret purulen (Vaughan,
2010) Peradangan konjungtiva, bisa disebabkan oleh alergi, virus, atau
bakteri.
B. Etiologi dan Predisposisi
Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu
hiperakut, akut, subakut dan kronik. Konjungtivitis bakteri hiperakut biasanya
disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis. Bentuk
yang akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan
Haemophilus aegyptyus. Penyebab yang paling sering pada bentuk
konjungtivitis bakteri subakut adalah H influenza dan Escherichia coli,
sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada konjungtivitis sekunder
atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis (Jatla, 2009).
Konjungtivitis bakterial biasanya mulai pada satu mata kemudian mengenai
mata yang sebelah melalui tangan. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang
yang terlalu sering kontak dengan penderita, sinusitis dan keadaan
imunodefisiensi (Marlin, 2009).
alergi
dibedakan
atas
lima
subkategori,
yaitu
hipersekresi.
Pada
konjungtivitis
ditemukan
kebutaan.
Kelainan
lapang
pandang
yang
tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata.
Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan
menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan
silier berarti kornea terkena (Karen, 2014).
air mata
mengandung
substansi
antimikroba
termasuk lisozim
peradangan
konjungtiva
hipertrofi papila
yang sering disertai
sensasi benda asing
dan sensasi
tergores, panas,
atau gatal.
dilatasi pembuluh
pembuluh
konjungtiva
posterior,
merangsang sekresi
air mata
hiperemi pada
forniks
bergabung dengan
fibrin dan mukus
dari sel goblet
Transudasi ringan
dan menambah
jumlah air mata
sel radang
bermigrasi dari
stroma konjungtiva
eksudat
konjungtiva
yang
timbul
yaitu
injeksi
konjungtiva,
sekret
yang
timbul
yaitu
mata
gatal,
kemerahan,
: Baik
Kesadaran
: Kompos mentis
Tanda vital
: Normal
Status generalis
Status Lokalis
OD
OS
5/5
Visus
5/5
Sekret (+)
Sekret
Sekret (+)
Sekret
mukopurulen
(konjungtivitis bacterial),
Sekret
mukopurulen
(konjungtivitis bacterial),
sekret
mukoid
sekret
mukoid
alergi)
alergi)
Sentral
Kedudukan
Sentral
Ke segala arah
Pergerakan
Ke segala arah
Palpebra
bacterial).
bacterial).
Konjungtiva
Jernih
Kornea
Jernih
Putih
Sklera
Putih
Dalam
COA
Dalam
Iris
Jernih
Lensa
Jernih
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas
dengan pulasan gram atau giemsa. Pada konjungtivitis bacterial, sel
neutrofil mendominasi hasil pemeriksaan. Pada konjungtivitis viral, sel
limfosit mendominasi hasil pemeriksaan. Pada konjungtivitis vernalis,
eosinofil mendominasi hasil pemeriksaan.
b. Kultur bakteri
c. Uji sensitifitas antibiotik
(Vaughan, 2010).
F. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
a. Konjungtivitas bakterial
1) Antibiotik spectrum luas sambil menunggu hasil lab, contohnya
polymyxin-trimethoprim
2) Kornea tidak terlibat : ceftriaxon 1 gr im dosis tunggal
dengan
larutan
saline
untuk
menghilangkan
sekret
konjungtiva
(Vaughan, 2010).
b. Konjungtivitas viral
1) Antivirus topikal : trifluridin setiap 2 jam sewaktu bangun selama
7-10 hari
2) Antivirus sistemik : acyclovir 5x400 mg/hari oral
(Vaughan, 2010).
c. Konjungtivitas alergi
1) Antihistamin topikal
2) Tetesan vasokonstriktor
3) Steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya
(Vaughan, 2010).
2. Non farmakologis
a. Konjungtivitis bacterial dan viral
1) Edukasi mengenai penyakit, cara penularan penyakit, dan terapi.
2) Tidak menggosok mata yang sakit lalu menggosok mata yang sehat
3) Mencuci tangan setelah memegang mata yang sakit
4) Menggunakan handuk baru dan terpisah saat melakukan kompres
5) Istirahat di rumah agar tidak menular
(Vaughan, 2010).
b. Konjungtivitis alergi
1) Hindari faktor pencetus
2) Jaga higienitas
(Vaughan, 2010).
III.
Konjungtivitis
adalah
KESIMPULAN
peradangan
pada
konjungtiva.
Peradangan
DAFTAR PUSTAKA
K
Yeung.
2014.
Bakterial
Conjunctivitis.
Available
http://emedicine.medscape.com/article/1191730-overview#a0104
at
Kemenkes RI, 2010. 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2009. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Available at http://www.depkes.go.id
Accessed on 10/11/2014 at 05:39 PM
Marlin, D.S., 2009. Bacterial Conjunctivitis. Penn State College of Medicine.
Available at http://emedicine.medscape.com/article/1191370-overview
Accessed on 10/11/2014 at 05:39 PM
Scott, I.U., 2010. Viral Conjunctivitis. Departement of Opthalmology and Public
Health
Sciences:
Available
at
http://emedicine.medscape.com/article/1191370-overview Accessed on
10/11/2014 at 05:39 PM
Vaughan, D. 2010. Oftalmologi Umum Ed. 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.