Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB I

IDENTITAS PEMRAKARSA

A. Identitas pemrakarsa
1. Nama

: Suharlin

2. Jabatan

: Pimpinan

3. Alamat Pemrakarsa

: Lingkungan Geres Lauq RT. 03


Kelurahan

Geres

Kecamatan

Labuhan Haji Kabupaten Lombok


Barat, NTB.
4. Nama Perusahaan

: UD. Yudie Putra

5. Penanggung Jawab

: Suharlin

6. Alamat Usaha dan/atau Kegiatan

: Lingkungan Geres Lauq


Kelurahan

Geres

Kecamatan

Labuhan Haji Kabupaten Lombok


Timur

B. Latar Belakang Usaha dan/atau Kegiatan


Batu apung merupakan salah satu bahan material bukan logam atau
batuan yang ada di kelurahan Geres, namun karena usaha penambangan
telah berjalan sangat lama dan merata pada seluruh kawasan maka potensi
bahan galian batu apung makin lama makin terbatas.

Walau demikian

permintaan batu apung untuk kebutuhan ekspor masih tetap tinggi.

Disamping itu penambangan, pengolahan dan pengkutan yang akan


kami lakukan ini sebagai bentuk berpartisipasi dalam penyediaan
kebutuhan batu apung dan juga ingin menyediakan lapangan kerja bagi
masyarakat lokal. Rencana usaha tersebut akan kami lakukan di wilayah
Lingkungan Geres Lauq Kelurahan Geres Kecamatan Labuhan Haji. Kami
pilih lokasi tersebut karena pertimbangan lahan dimana bahan galian yang
masih memiliki nilai ekonomis dan juga memperhatikan dampak lingkungan
yang kemungkinan akan terjadi. Disamping tujuan ekonomis, pengolahan
atau pemurniaan batu apung ini bertujuan merubuh ukuran bongkahan batu
apung menjadi beberapa ukuran yang diinginkan dari bahan mentahnya
menjadi bahan yang siap pakai.
Oleh karena itu segera diupayakan ijin penambangan dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Lombok Timur dengan tetap memperhatikan aturanaturan dan kaidah-kaidah lingkungan seperti yang disyaratkan dalam
penerbitan ijin Usaha Penambangan (IUP) dan juga sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup yang termasuk
didalamnya Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dan Peraturan Bupati Lombok
Timur Nomor 04 Tahun 2007 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), maka kami
pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan menyampaikan Dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup (UPL) Usaha Penambangan Batuan Mineral Bukan Logam sebagai


berikut :

C. Maksud dan Tujuan Penyusunan UKL - UPL


Adapun maksud dan tujuan disusunnya Dokumen UKL UPL ini
adalah sebagai berikut:
1. Tersusunnya suatu pedoman yang jelas dalam pelaksanaan pengelolaan
dan pemantauan dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan
penambangan batu apung.
2. Memberikan

rujukan

yang

memudahkan

aparat

pengawas

dan

pengendali dalam melakukan pengawasan dan pembinaan.


3. Sebagai salah satu persyaratan yang dibutuhkan untuk proses
pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk penambangan, pengolahan
dan pengangkutan hasil produksi batu apung yaitu IUP (Izin Usaha
Penambangan).

D. Dasar Hukum Penyusunan UKL - UPL


Dasar
pengelolaan

hukum
dan

yang

digunakan

pemantauan

sebagai

lingkungan

acuan

kegiatan

pelaksanaan
penambangan,

pengolahan dan pengangkutan hasil produksi batu apung di Lingkungan


Geres Lauq Kelurahan Geres Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok
Timur ini berpedoman kepada beberapa peraturan perundangan yaitu :

1. Undang Undang

- Undang Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Ketentuan


ketentuan Pokok Pertambangan.
- Undang-undang Nomor 24 tahun 1984 tentang Penataan Ruang.
- Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

2. Peraturan Pemerintah
-

Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980 tentang Penggolongan


Bahan-bahan Galian

Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan


Bagi usaha dan/atau kegiatan.

3. Peraturan Menteri
-

Keputusan

Menteri

Pertambangan

dan

Energi

N0mor:

388.K/088/1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya


Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) untuk kegiatan Pertambangan.
-

Keputusan

Menteri

Pertambangan

dan

Energi

N0mor:

555.K/23/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatann Kerja


Pertambangan Umum.
-

Keputusan

Menteri

Pertambangan

dan

Energi

N0mor:

1211.K/088/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan


Perusakan dan Pencemaran Lingkungan
Pertambangan Umum.

pada Kegiatan Usaha

Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral N0.1453


K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) untuk kegiatan Pertambangan umum.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 tahun 2012,


tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

4. Peraturan Daerah
-

Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 04 Tahun 2007 tentang


Upaya

Pengelolaan

Lingkungan

Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

BAB II

Hidup

(UKL)

dan

Upaya

RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN

A. Nama Rencana Usaha dan /atau Kegiatan


Rencana usaha dan /atau kegiatan UD. Yudie Putra adalah Penambangan,
Pengolahan dan Pengangkutan Batu Apung yang terletak di lingkungan
sekitar Wilayah Kerja Kelurahan Geres Kecamatan Labuhan Haji.

B. Lokasi Rencana Usaha dan /atau Kegiatan


Lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di Lingkungan Geres Lauq
Kelurahan Geres Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur,
dengan batas batas sebagai berikut :
- Sebelah utara

: Jalan

- Sebelah selatan

: Pemukiman

- Sebelah timur

: Kebun Muh. Ali

- Sebalah barat

: Pemukiman

Titik koordinat lokasi usaha dan /atau kegiatan Penambangan, Pengolahan


dan Pengangkutan Batu Apung UD. Yudie Putra terletak pada :
Tabel 1.
Gambaran titik koordinat lokasi usaha dan /atau kegiatan Penambangan
Titik Koordinat Bujur Timur (BT/BB)
Lintang Selatan (LU/LS)

'

"

'

"

116

34

37.10

38

40.87

116

34

38.67

38

40.10

116

34

37.93

38

39.01

116

34

36.47

38

39.30

Tabel 2.
Gambaran titik koordinat lokasi usaha dan /atau kegiatan Pengolahan

Titik Koordinat

Bujur Timur (BT/BB)

Lintang Selatan (LU/LS)

'

"

'

"

116

34

36.08

38

41.51

116

34

36.92

38

40.95

116

34

37.10

38

40.87

116

34

36.18

38

39.45

116

34

35.06

38

40.04

C. Skala Usaha dan /atau Kegiatan


Pembangunan Usaha dan /atau kegiatan UD. Yudie Putra menggunakan
lahan seluas 20 are untuk pengolahan batu apung dan luas 24.93 are
untuk penambangan dengan kapasitas produksi rata- rata 5.000 bag/bulan,
dengan bidang usaha berupa perdagangan barang jenis batu apung,
dimana untuk hasil proses produksi akhir diasumsikan menjadi beberapa
ukuran diameter () :
- Ukuran dengan diameter : 2-3 cm
- Ukuran dengan diameter : 2-4 cm
- Ukuran dengan diameter : 3-5 cm

D. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan /atau Kegiatan


1. Kesesuaian Lokasi dengan Tata Ruang
Dalam pelaksanaan operasional penambangan, pengolahan dan
pengangkutan kedepannya tidak akan terjadi masalah atau gangguan
dari lingkungan sekitar lokasi operasi produksi karena lokasi usaha
dan/atau kegiatan tersebut berdasarkan tata ruang Kabupaten Lombok
Timur Nomor 02 tahun 2012 tentang RTRW sesuai dengan peruntukan

tata

ruang

Lombok

Timur

sebagai

daerah

pengolahan

dan

penambangan batu apung.

2. Persetujuan Ijin Prinsip


Usaha

dan/atau

kegiatan

penambangan,

pengolahan

dan

pengangkutan yang dilakukan biasanya disertai dengan ijin prinsip yang


sudah disetujui oleh pemerintah daerah melalui instansi yang
berwenang, yang selanjutnya baru dilakukan pengurusan izin yang lain.
Kegiatan penambangan yang dilakukan UD. Yudie Putra saat ini
pengurusan izin dilakukan bersamaan dengan pengurusan izin lainnya.

3. Uraian Mengenai Komponen Rencana Usaha dan /atau Kegiatan


yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan
Rencana usaha dan atau kegiatan UD. Yudie Putra adalah usaha
dibidang perdagangan barang hasil penambangan batu apung,
pengolahan atau pemurniaan batu apung. Untuk menunjang kegiatan
tersebut maka harus dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana
yang

dalam

masing-masing

tahapan

pembangunannya

akan

memberikan berbagai dampak lingkungan, baik dampak positif maupun


negatif. Untuk mengetahui dampak lingkungan yang akan terjadi akibat
dari kegiatan UD. Yudie Putra, maka dilakukan analisis terhadap jenis
dan besaran kegiatan yang rencananya akan dilakukan Jenis dan
besaran

dampak

dari

masing-masing

dijelaskan sebagai berikut :


a. Tahap Prakonstruksi

tahapan

kegiatan

dapat

1) Pembebasan lahan
Lahan

yang

digunakan

sebagai

lokasi

penambangan,

pengolahan/pemurnian dan pengangkutan batu apung UD. Yudie


Putra berupa ladang gersang, merupakan lahan milik sendiri

dengan luas arel usaha dan/atau kegiatan 20 are untuk lokasi


pengolahan dan luas 24.93 are untuk lokasi penambangan,
sehingga tidak dilakukan pembebasan lahan dan dari luas tanah
yang ada akan dimanfaatkan untuk areal penambangan,
pengolahan atau pemurniaan dan pengangkutan batu apung dan
juga lahan tersebut akan digunakan untuk menyediakan
berbagai kelengkapan sarana - prasarana perusahaan dalam
menunjang kelangsungan usaha dan /atau kegiatan produksi,
adapun sarana - prasarana yang dibangun berupa gudang
produksi, len tempat jemur, kolam penampungan air, bangunan
rumah

tempat

istrahat

dan

tempat

penyimpanan

hasil

produksi,dll.

2) Perijinan
Pengurusan perizinan dilakukan pada Dinas/Instansi terkait,
antara lain Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Lombok
Timur, Badan Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal
(BLHPM) Kabupaten Lombok Timur. Surat izin yang telah dan
harus dimiliki antara lain 1) Izin Prinsip, 2) Surat Izin Tempat
Usaha (SITU), 3) Surat Izin Gangguan (HO), 4) Surat Tanda

Daftar Perusahaan (STDP) dan 5) NPWP, 6) Surat Izin Usaha


Perdagangan (SIUP), dan 7) Tanda Daftar Gudang (TDG).

b. Tahap Konstruksi
1) Penerimaan tenaga kerja (Pelaksana)
Pekerjaan konstruksi membutuhkan tenaga kerja terutama
tenaga kerja buruh harian, Untuk kelancaran pembangunan
gudang

penyimpanan,

penampungan

air

dan

tempat

proses penjemuran,

prasarana

lain

pengolahan

kolam
atau

pemurniaan batu apung UD. Yudie Putra dibutuhkan tenaga


kerja dari bebagai kualifikasi. Sedapat mungkin tenaga kerja
diambil dari penduduk sekitar lokasi usaha dan /atau kegiatan.
Kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Pembersihan lahan
Pembersihan (clearing) lahan disekitar lokasi usaha dan /atau
kegiatan dilakukan dengan menggunakan alat alat berupa
cangkul dan sekop untuk areal pembangunan gudang produksi.
Pembersihan (clearing) dilakukan pada saat sebelum dilakukan
pembangunan tempat proses pengolahan atau pemurniaan
dimulai, terlebih dahulu dilakukan kegiatan pembersihan lahan
(land clearing) dan pengupasan tanah penutup.

3) Mobilisasi peralatan dan bahan material

Peralatan yang dipergunakan untuk pembangunan fisik berupa


dump truk, genset, mesin serut, dan lain-lain sedangkan material
yang dibutuhkan berupa semen, pasir, kerikil, besi, batu bata,
batu tahan api, seng, kayu balok, papan, dan lain-lain. Kegiatan
ini menggunakan alat angkut dan sarana penunjang lainnya yang
dapat menyebabkan timbulnya ganguan dan pencemaran akibat
debu polutan Penyimpanan bahan bangunan ditempatkan pada
lokasi

yang

telah

disediakan.

Sedangkan

material

yang

dibutuhkan didatangkan dari luar dan sesuai permintaan atau


kebutuhan.
4) Pembangunan sarana dan prasarana
Pembangunan sarana dan prasarana berkenaan terhadap
fasilitas-fasilitas

yang

akan

mendukung

kegiatan

proses

pengolahan/pemurniaan batu apung UD. Yudie Putra seperti


pembangunan

jaringan

jalan,

gudang

penyimpanan

hasil

produksi, sistem jaringan listrik, tempat produksi,tempat jemur,


kolam penampungan air, saluran pembuangan air limbah dan
lain lain dengan penjelasan sebagai berikut :
a) Pembangunan jaringan jalan
Pembangunan

jaringan jalan di lokasi rencana usaha

dan/atau kegiatan terdiri dari jalan utama masuk ke lokasi hal


ini untuk memudahkan akses keluar masuk kendaraan
pengangkut hasil produksi dan jalan untuk mengangkut
bahan penambangan ke lokasi pengolahan.

b) Pembangunan Gudang
Pembangunan

gudang

diperuntukan

sebagai

tempat

penyimpanan hasil produksi pengolahan atau pemurniaan


yang terdiri dari 1 buah gudang produksi, untuk penyimpanan
hasil produksi pengolahan batu apung setelah penjemuran
dimana

letak

gudang

berada

disebelah

utara

mesin

pengolahan maupun tempat penjemuran.


c) Pembangunan jaringan listrik
Sistem jaringan listrik utama disiapkan pembangkit daya
listrik Generator Set (Genset) berbahan solar dengan
kapasitas 30.000 KVA yang digunakan untuk menghidupkan
mesin pembangkit molen dan 10.000 KVA untuk mesin
penggerak molen. Dengan semakin gencarnya penataan
lingkungan hidup oleh instansi instansi terkait guna
menghindari pencemaran lingkungan oleh sebuah industri
maka dari pihak pemrakarsa rencana kedepan akan
melakukan kerjasama dengan pihak PT.PLN (Persero) untuk
jaringan listrik guna mengganti mesin mesin pembangkit
daya listrik genzet.
d) Tempat Produksi
Proses produksi dilakukan terpisah dengan proses lain dan
berada di belakang gudang penyimpanan dengan jarak
kurang lebih 5 meter. Tempat produksi

dibuat seperti

dataran rendah, untuk menempatkan alat alat produksi

berupa molen size basah dan mesin molen size masing masing 1 buah dan tinggi, sebagai tempat berpijak oleh para
pekerja untuk memasukan bahan mentah kedalam molen
size.
e) Tempat penjemuran hasil produksi
Proses penjemuran sangat penting dilakukan dari pihak
pemrakarsa direncanakan

membuat

2 buah tempat

penjemuran yang berada di sebelah utara ada 1 buah dan


selatan ada 1 buah, penjemuran hasil produksi difokuskan
pada sebelah selatan sedangkan tempat penjemuran yang
disebelah utara sebagai persiapan saja.
f)

Kolam penampungan air


Penampungan air dibuat dalam bentuk kolam yang terdiri
dari 1 buah kolam sesuai kebutuhan, kolam digunakan untuk
menampung air yang berasal dari sumber air yang berupa air
mengalir dari sungai dan bahkan diangkut dari luar, air yang
ditampung dialirkan alat produksi dengan menggunakan alat
berupa mesin air yang terdiri dari 1 buah.

g) Saluran pembuangan air limbah


Untuk menghindari genangan air sisa buangan produksi
disekitar lokasi usaha dan/atau kegiatan dibuat saluran
pembuang dari sekitar lokasi pengolahan atau pemurniaan
sampai keluar areal kegiatan.

c. Tahap Operasional
1) Penerimaan tenaga kerja / karyawan
Dalam mendukung operasional usaha dan /atau kegiatan
pengolahan/pemurniaan batu apung oleh UD. Yudie Putra
melakukan perekrutan karyawan yang mengutamakan penduduk
sekitar. Jumlah karyawan yang dibutuhkan sekitar 18 orang
pria/perempuan meliputi 8 orang tenaga kerja perempuan dan
10 orang tenaga kerja laki-laki dan rata rata tingkat pendidikan
karyawan/tenaga kerja maksimal Sekolah Dasar (SD).

2) Penambangan, Pengolahan dan Pemurniaan


Kegiatan utama UD. Yudie Putra adalah berupa pengolahan atau
pemurniaan

batu

apung,

dimana

bahan

bahan

yang

dibutuhkan berupa batu apung untuk proses pemurniaan


disuplay dari luar atau dibeli dari penambang batu apung yang
lain dari berbagai wilayah meliputi Kelurahan Geres, Lendang
Nangka Masbagik. Dengan kapasitas disesuaikan kebutuhan.
Kegiataan

pengolahan

atau

pemurniaan

setiap

produksi

menghasilkan 5.000 bg/ bulan atau disesuaikan dengan


besarnya permintaan maupun kebutuhan proyek. Batu apung
yang sudah di beli ditimbun disekitar areal produksi yang
selanjutnya

di

bawa

dengan

menggunakan

cikar

atau

menggunakan tenaga manusia sendiri ke mesin pengolahan /

pemurniaan

untuk diproses menjadi beberapa ukuran yang

diingikan dengan distribusi ukuran sebagai berikut :


- Ukuran dengan diameter : 2-3 cm
- Ukuran dengan diameter : 2-4 cm
- Ukuran dengan diameter : 3-5 cm

Tabel 3.
Alat alat Pengolahan dan Pemurniaan Batu Apung
No
Jenis Alat
Kapasitas
Jumlah Kepemilikan
1.

Molen Size

1 Unit

Milik Sendiri

2.

Cikar

2 Unit

Milik Sendiri

3.

Sekop

2 Unit

Milik Sendiri

4.

Mesin

30.000 KVA

2 Unit

Milik Sendiri

3000 V

1 Unit

Milik Sendiri

10.000 KVA

1 Unit

Milik Sendiri

pembangkit
5.

Mesin air

6.

Mesin
Penggerak
Molen

3) Pengangkutan, penjemuran dan pengepakan


Pengangkutan hasil pengolahan atau pemurniaan dilakukan
dalam dua tahapan pertama dari tempat produksi yang dibawa
ketempat penjemuran untuk dilakukan proses pengeringan
selama 2 x 24 jam dengan menggunakan cikar yang didorong
oleh tenaga manusia, selama proses penjemuran hasil produksi
di bolak balik menggunakan sekop untuk mempercepat
pengeringan. Selanjutnya setelah pengeringan selesai hasil
produksi di masukan kedalam karung sesuai ukuran kemudian

dibawa dengan cikar ke gudang penyimpanan dan tahap kedua


pengangkutan dilakukan dari areal usaha dan/atau kegiatan dari
gudang penyimpanan yang selanjutnya dibawa ke konsumen
menggunakan Dump truck yang di desain khusus sesuai
persyaratan

sebagai

mobil

pengangkut

hasil

produksi

pengolahan atau pemurniaan batu apung.

4) Pembuangan dan penanganan limbah


Setiap usaha dan /atau kegiatan akan menghasilkan sisa
buangan yang pada akhirnya akan berdampak pada lingkungan
sekitar,

pada

kegiatan

penambangan

dan

pengolahan/pemurniaan batu apung ini akan menghasilkan sisa


buangan berupa debu, kebisingan dan perubahan tata guna
lahan.
a) Kualitas Udara dan Kebisingan
Pencemaran udara yang terjadi berupa debu yang berasal
dari sumber tersebar Selain itu pencemaran udara juga
diakibatkan

oleh

kegiatan

pengangkutan,

maupun

pengolahan/Pemurniaan. Debu ini dapat membahayakan


kesehatan para pekerja yang terlibat langsung dalam
kegiatan pengolahan atau pemurniaan ini, alat-alat yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah alat berat berupa Molen
size, Sekop, Cikar, Genzet, Mesin molen dan Mesin air dan
lain-lain. Kebisingan yang dapat mengganggu pendengaran
akan terjadi pada kegiatan pengolahan atau pemurniaan

juga. Dari hasil pengukuran dilapangan untuk tingkat


kebisingan di areal usaha dan/atau kegiatan UD. Yudie Putra
yang persyaratkan untuk kawasan industri 70 dBA.

b) Pembuangan air limbah


Sisa buang berupa air limbah yang berasal dari proses
produksi langsung dibuang ke areal diluar usaha dan/atau
kegiatan melalui saluran pembuangan air limbah yang sudah
dibuat, pembuangan air limbah ini diminta langsung oleh
masyarakat sekitar lokasi kegiatan atau yang mempunyai
tanah sekitar lokasi untuk dimanfaatkan dalam kegiatan
reklamasi atau penimbunan lahan lahan yang sekiranya
masih berlubang atau cekung, sejauh ini permintaan air
limbah dari proses produksi UD. Yudie Putra untuk dialirkan
ke lahan masyarakat masih sangat banyak.

c) Perubahan Tata Guna Lahan


Perubahan tata guna lahan terjadi baik pada lokasi
pengolahan atau pemurniaan batu apung, maupun jalan
keluar masuk usaha dan/atau kegiatan yang dibuat. Lahan
yang sebelumnya merupakan tegalan dan hanya ditumbuhi
semak belukar berubah menjadi lahan yang tanahnya
terpadatkan. Kemungkinan juga terjadi perubahan fungsi tata
letak lahan akibat adanya pengolahan atau pemurniaan
tampa diperhatikan upaya untuk mengatasinya hal itu perlu

dilakukan reklamasi lahan pada lokasi pengolahan yang


dapat menyebabkan menurunnya kesuburan tanah

d. Tahap Pasca Operasional


Kegaiatan pada pasca operasional adalah penimbunan /
perataan tanah penutup sebagai media tanam tanaman reklamasi.
Pelaksanaan reklamasi akan dilakukan dengan pembuatan lahan
pertanian baru. Tanaman yang memungkinkan untuk dilakukan
penanaman dan merupakan tanaman lokal yang telah mampu
beradapatasi pada lokasi tersebut adalah tanaman jagung, dan
Pisang lainnya, srikaya ataupun jarak pagar. Reklamasi akan
dilakukan sesuai dengan perubahan fungsi lahan.

Вам также может понравиться