Вы находитесь на странице: 1из 6

Bentuk-Bentuk Demokrasi

1. Demokrasi Konstitusionalisme
Menurut Miriam Budiardjo, di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya pada demokrasi
konstitusional, undang-undang dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga menyelenggarakan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang.
Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi.
Dan gagasan ini dinamakan konstitusionalisme.
Sebutan lain dari demokrasi konstitusionalisme yaitu constitutional government = limited
government atau restrained government.
Menurut Lord Acton, seorang ahli sejarah Inggris bahwa manusia mempunyai kekuasaan
cenderung untk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan
yang tidak terbatas pasti akan menyalahgunakannya (Power tends to corrupt, but absolut power
corrupts absolutely)
Demokrasi konstitusionil muncul sebagai suatu program dan sistem politik yang konkrit yaitu
pada akhir abad ke-19.
Bahwa pembatasan atas kekuasaan negara sebaik-baiknya diselenggarakan dengan suatu
konstitusi tertulis, yang dengan tegas menjamin hak-hak asasi dari warga negara.
Disampng itu kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga kesempatan penyalahgunaan
diperkecil dengan cara menyerahkan beberapa orang atau badan dan tidak memusatkan badan.
Perumusan yuridis dari prisnsip ini terkenal dengan istilah negara hukum (rechtsstaat) dan (rule
of law)
Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme adl sebuah gagasan bhwa pemerintah merupakan
suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan olh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan
beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bhwa kekuasaan yang diperlukan u/
pemerintahan itu tidak disalahgunakan olh mereka yg mendapa tugas u/ memerintah

2. Demokrasi Liberal
Menurut Toto Pandoyo, sistem demokrasi ini mendasarkan pada faham liberalisme, berasal dari
kata libre yang berarti bebas atau merdeka.
Dalam faham ini ada beberapa elemen yang sangat penting, yaitu:
Menurut Kansil C.S.T, dalam faham ini manusia akan mencapai kesempurnaannya sendiri asal
diberi kemerdekaan pribadi
Sedangkan menurut Soehino, martabat manusia, harga diri manusia harus dihormati. Oleh
karena itu, tiap orang tidak boleh diganggu gugat dalam segala tindakannya.
3. Demokrasi Rakyat
Menurut Triwahyuningsih, sistem politik demokrasi ini berdasarkan pada ajaran pikiran
komunisme atau ajaran Marxisme
Ajaran ini merupakan reaksi terhadap praktek demokrasi liberal.
Oleh karena itu, kalau dalam demokrasi liberal kemerdekaan individu diutamakan, maka
didalam sistem demokrasi rakyat sebaliknya, kebebasan individu tdk diakui

Ciri-ciri Demokrasi Rakyat

- Menurut Karl Marx, kebebasan individu yang diajarkan oleh penganut paham individu hanya
akan menimbulkan kelas-kelas dalam masyarakat yaitu kelas kapitalis atau pemilik modal
disatu pihak sebagai golongan penindasan dan kelas buruh dilain pihak sebagai golongan
tertindas.
- Menurut Miriam Budiardjo, sistem demokrasi rakyat mencerminkan nilai-nilai tertentu yang
menjadi cirinya, yaitu
- Gagasan monisme yaitu gagasan menolak adanya golongan-golongan didalam masyarakat
sebab dianggap bahwa setiap golongan yang berlainan aliran pikirannya merupakan
perpecahan.
- Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah yang harus dipakai untuk mencapai komunisme
yang sama rasa, sama rata atau masyarakat tanpa kelas; dan
- Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme.

Definisi dan Prinsip Demokrasi

1. Definisi Demokrasi
Menurut Sumarno AP dan Yeni R. Lukiswara, secara etimologis demokrasi berasal dari kata
demos yang berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti pemerintahan. Jadi demokrasi
artinya pemerintahan oleh rakyat yang dalam declaration of independence adalah of the people,
for the people and by the people.
Menurut Charles Costello, demokrasi dalam konteks kontemporer adalah sistem sosial dan
politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan
kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara. Demokrasi mengakui kehendak
rakyat sebagai landasan bagi legitimasi dan kewenangan pemerintahan (kedaulatan rakyat)
bahwa kehendak itu akan dinyatakan dalam sebuah iklim politik yang terbuka melalui pemilihan
umum yang bebas dan berkala. Setiap warga negara memilih pihak yang akan memerintah serta
menurunkan pemerintah yang ada kapan saja mereka mau.
Menurut C.F. Strong, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas
anggota dewan dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin
bahwa pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas
itu.
Menurut Joseph A. Schumpeter, sebuah sistem politik disebut demokratis sejauh para pengabil
keputusan kolektifnya yang paling kuat dipilih melalui pemilu periodik, dimana hampir semua
orang dewasa berhak memilih. Dalam hal ini demokrasi mencakup dua dimensi, yaitu: (1)
Persaingan; dan (2) Partisipasi.
Menurut Ranny, demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan yang ditata dan
diorganisasikan berdasarkan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat (popular soveregnity), kesamaan
politik (political equality), konsultasi atau dialog dengan rakyat (political consultation), dan
berdasarkan pada aturan mayoritas.
Menurut Philippe C. Schmitter, teori demokrasi yaitu bahwa agar suatu negara tanggap
terhadap kebutuhan dan kepentingan warga negaranya, warga negara tersebut harus
berpartisipasi secara aktif dan bebas dalam merumuskan kebutuhan dan mengungkapkan
kepentingan. Mereka tak hanya harus memiliki “pengertian jelas” mengenai kepentingan-
kepentingan...tetapi juga harus mempunyai sumber-sumber dan keinginan untuk melibatkan
diri dalam perjuangan politik yang diperlukan agar preferensi mereka itu dipertimbangkan oleh
yang berkuasa atau dengan berusaha menduduki jabatan pemerintahan.
Menurut Sarjen, setiap sistem demokrasi selalu didasrkan pad aide bahwa warga negara
seharusnya terlibat dalam hal tertentu di bidang pembuatan keputusan politik, baik secara
langsung maupun melalui wakil pilihan mereka di lembaga perwakilan.

2. Prinsip-prinsip Demokrasi

Menurut Paimin Napitupulu. Prinsip-prinsip Demokrasi, yaitu:


1.Popular sovereignity: tanggungjawab akhir keputusan pemerintahan harus bermuara kepeda
kepentingan publik;
2.Political equality: setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam proses pemerintahan;
3.Popular consultation: prinsip mendengarkan suara rakyat (popular consultation) mencakup: (a)
sebuah negara demokratis mempunyai mesin/alat kelembagaan melalui mana pejabat public
belajar kebijakan publik apa yang ingin diterima dan ditegakkan masyarakat serta apa yang
menjadi public choice; dan (b) setelah memastikan preferensi masyarakat, pejabat publik harus
mencari tahu apakah yang diperintah setuju atau tidak. Prinsip ini, merupakan konsekwensi logis
dari kedaulatan rakyat.
4. Majority rule: prinsip-prinsip aturan mayoritas dalam sebuah demokrasi mengharuskan agar
bila masyarakat tidak sepakat dengan suatu kebijakan public, pemerintah harus bertindak sesuai
dengan kehendak public choice dari jumlah yang lebih besar daripada yang lebih kecil. Manakala
proses formulasi kebijakan public atas dasar analisis mendalam terhadap public choice, maka
disitulah proses pembangunan pemerintahan yang bertanggungjawab dimulai.
Demokrasi Memberikan Kesempatan untuk:
1. Partisipasi yang efektif. Sebelum sebuah kebijakan digunakan oleh asosiasi, seluruh anggota
harus mempunyai kesempatan yang sama dan efektif untuk membuat pandangan mereka
diketahui oleh anggota-anggota yang lainnya sebagaimana seharusnya kebijakan itu dibuat.
2. Persamaan suara. Ketika akhirnya tiba saat dibuatnya keputusan tentang kebjaksanaan itu,
setip anggota harus mempunyai kesempatan yang sama dan efektif untuk memberikan suara
dan seluruh suara harus dihitung sama.
3. Pemahaman yang cerah. Dalam batas waktu yang rasional setiap anggota harus mempunyai
kesempatan yang sama dan efektif untuk mempelajari kebijakan-kebijakan alternative yang
relevan dan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin.
4. Pengawasan agenda. Setiap anggota harus mempunyai kesempatan eksklusif untuk
memutuskan bagaimana dan apa permasalahan yang dibahas dalam agenda.
5. Pencakupan orang dewasa. Semua, atau paling tidak sebagia besar, orang dewasa yang
menjadi penduduk tetap seharusnya memiliki kewarganegaraan penuh yang ditunjukan oleh
empat kriteria sebelumnya. (Robert Dahl)

Diperlukan prasyarat untuk mengamati apakah suatu tatanan politik (political order) merupakan
sistem demokratik atau tidak, yaitu:
1. Akuntabilitas. Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan public yang dipilih rakyat harus
dapat mempertanggungjawabkan segala kebajikannya baik yang akan dilakukan maupun yang
telah diimplementasikan kepada public (masyarakat). Selain itu ia juga harus
mempetanggungjawabkan kata-katanya dan prilakuknya selama ia memegang jabatan publik.
2. Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi, peluang terjadinya rotasi kekuasaan harus ada dan
dilakukan secara teratur dan damai. Sehingga tidak hanya satu orang yang selalu memegang
jabatan, sementara peluang lain tertutup;
3. Rekrutmen politik terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan
satu sistem rekrutmen politik yang terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk
mengisi jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai kesempatan yang sama;
4. Pemilihan umum. Dalam suatu negara yang demokratis, pemilu dilaksanakan secra teratur
dan tentunya harus memenuhi asas jujur dan adil tanpa rekayasa. Setiap warga negara yang
telah memenuhi syarat mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan bebas menggunakan
hanya sesuai dengan nuraninya;
5. Menikmati hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis, setiap masyarakat dapat
menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk didalamnya hak untuk menyatakan
pendapat (freedom of expression), hak untuk berkumpul (freedom of assembly) dan hak untuk
menikmati pers yang bebas (freedom of the pass).(Affan Gaffar)
Menutur Franz Magnis Suseno, negara demokratis memiliki lima ciri, yaitu:
1.Negara hukum;
2.Pemerintahan di bawah kontrol nyata masyarakat
3.Pemilhan umun (pemilu) yang bebas;
4.Prinsip Mayoritas;
5.Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis
Menurut Robert Dahl, demokrasi responsif yang layak dapat terjadi/ada hanya jika paling
sedikitnya terdapat jaminan terhadap delapan institusi, yaitu:
1. Kebebasan untuk berbuat dan bergabung dalam organisasi.
2. Kebebasan untuk berekspresi
3. Hak untuk memilih.
4. Sifat memenuhi syarat untuk jabatan pemerintahan.
5. Hak terhadap pemimpin-pemimpin politik untuk bersaing untuk pendukung dan suara.
6. Sumber-sumber alternative terhadap informasi
7. Pemilihan umum yang bebas dan jujur
8. Institusi-institusi untuk pembuatan kebijakan-kebijakan pemerintah yang bergantung pada
suara pemilih dan pernyataan-pernyataan pilihan yang lain.
Menurut Hans Jorgen Nilsen. Pada prinsipnya, kedelapan kondisi yang dipaparkan oleh Dahl
mencakup tiga dimensi utama demokrasi politik, yaitu kompetisi, partisipasi, dan kebebasan
politik dan sipil.
Menurut Larry Diamond, Juan J. Linz dan Seymour Martin Lipset, demokrasi politik dapat
dilihat sebagai sistem pemerintahan yang memenuhi kondisi-kondisi berikut:
1.Kompetisi yang luas dan bermakna diantara individu dan kelompok organisasi (khususnya
partai-partai) pada seluruh posisi kekuasaan pemerintah yang efektif, dalam jangka waktu yang
teratur dan meniadakan penggunaan kekerasan;
2.Tingkat partisipasi politik yang inklusif dalam pemilihan pemimpin dan kebijakan, paling tidak
melalui pemilihan bebas secara teratur, dan tidak ada kelompok sosial (dewasa) utama yang
disingkirkan;
3.Tingkat kebebasan politik dan sipil-kebebasan berpendapat, kebebasan pers, kebebasan
mendirikan dan menjadi anggota organisasi-cukup untuk memastikan integritas dan kompetisi
politik.
Menurut Muladi. Parameter untuk mengaudit kualitas demokrasi disuatu negara terdiri dari
empat macam, yaitu:
1. Adanya sistem pemilihan yang jujur dan adil (free and fair elections);
2. Adanya pemerintahan yang terbuka, akuntabel, dan responsif (open, accountable, and
responsive government);
3. Adanya promosi dan perlindungan HAM yang berkelanjutan terutama hak-hak sipil dan
politik; dan
4. Adanya masyarakat demokratis dalam bentuk civil society maupun lembaga-lembaga politik
yang merefleksikan adanya masyarakat yang percaya diri (a society self-confident citizens).
Kelebihan dari Demokrasi
1. Demokrasi menolong mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum otokrat yang kejam
dan keji.
2. Demokrasi menjamin bagi warga negaranya sejumlah hak asasi yang tiak diberikan, dan tidak
dapat diberikan oleh sistem-sistem yang tidak demokratis.
3. Demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi warga negaranya daripada
alternative lain yang memungkinkan.
4. Demokrasi membantu orang-orang untuk melindungi kepentingan pokok mereka.
5. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya
bagi orang-orang untuk menggunakan kebebasan menentukan nasibnya sendiri, yaitu untuk
hidup dibawah hukum yang mereka pilih sendiri.
6. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya
untuk menjalankan tanggung jawab moral.
7. Demokrasi membantu perkembangan manusia lebih total daripada alternative lain yang lebih
memungkinkan.
8. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu pekembangan kadar persamaan
politik yang relative tinggi.
9. Negara-negara demokrasi perwakilan modern tidak berperang satu sama lain.
10. Negara-negara dengan pemerintahan yang demokratis cenderung lebih makmur daripada
negara-negara dengan pemerintahan tidak demokratis.

Kritik-kritik Terhadap Demokrasi

Dilema Demokrasi

Menurut Lipson, ada tiga (3) dilema dari demokrasi yaitu:


(1) Tirani mayoritas
(2) Menempatkan orang bodoh dalam kekuasaan; dan
(3) Bahwa philosofi dari demokrasi hanyalah ilusi belaka.
Menurut Robert Dahl, bahwa demokrasi pada semua skala dan ukuran mengandung dilema
fundamental tertentu:
1) Hak versus Utilitas
2) Masyarakat yang lebih inklusif versus Masyarakat yang lebih ekslusif
3) Persamaan antar individu versus Persamaan antar organisasi
4) Persamaan versus Perbedaan
5) Sentralisasi versus Desentralisasi
6) Konsentrasi versus Disparitas kekuasaan dan sumber-sumber politik

Вам также может понравиться