Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RONGGA MULUT
Oleh :
KELOMPOK 4
1.
(04111004042)
2.
(04111004043)
3.
(04111004044)
4.
Yosefa adventi
(04111004045)
5.
(04111004047)
6.
Aisyah
(04111004048)
7.
Widya manurung
(04111004049)
8.
Leo saputra
(04111004050)
9.
Adi nugroho
(04111004051)
(04111004052)
(04111004054)
(04111004055)
(04111004056)
ini bersifat reversible dan apabila koreksi tidak segera dilaksanakan akan
merupakan tahap pertama dari rangkaian kelainan yang akan menurunkan faal
ginjal. Hidrasi dapat dipertahankan dengan pemberian 3 liter air, sehingga urin
yang terbentuk sekitar 2 - 2,5 liter. Natrium perlu dibatasi, karena natrium
dipertahankan dalam tubuh walaupun faal ginjal sudah menurun.
C. Patogenesis
Penyebabnya belum diketahui. Peningkatan ambilan sistin seluler
mengakibatkan timbunan di dalam lisosom, di mana sistin ini tidak dapat
dipertahankan dalam bentuk tereduksi. Sistin ini juga menampakkan
bahwa ada kegagalan dalam pelepasan asam amino ini dari lisosom. Defek
enzim tertentu belum teidentifikasi. Kadar sistin jaringan tidak berkorelasi
dengan derajat disfungsi tubulus ginjal; karenanya, pengaruh toksin sistin
sederhana pada tubulus bukan merupakan penyebab sindrom Fanconi pada
sistinosis.5
Sistin ditimbun dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam
limpa, hati, limfonodi, dan sumsum tulang, tetapi tidak dalam otot atau
otak. Penimbunan terjadi di dalam sel tubulus ginjal, kornea, dan
konjungtiva. Sistin juga berakumulasi di dalam leukosit darah perifer dan
fibroblast. Perubahan ginjal awal mirip dengan perubahan yang terjadi
pada sindrom Fanconi primer; lesi leher angsa: khas terdiri dari atrofi dan
pemendekan tubulus proksimal tepat di bawah glomerulus. Kristal sistin
refraktif ganda dapat ditemukan dalam jaringan intertsisial dan jarang
dalam sel tubulus; Kristal ini kadang-kadang hanya dapat dikenali dalam
mikroskopis elektron. Pada gagal ginjal yang lanjut, ginjal menjadi
mengkerut dan kontraksi, dengan sklerosis glomerulus dan fibrosis
interstisial.5
D. Manifestasi Oral
Apabila aspek fungsional ginjal terganggu pada tahap terminal,
maka fungsi ginjal hampir tidak ada sehingga glomerulus filtration rate
terus menurun dan retensi dari berbagai produk buangan sistemik akan
kalkulus
terutama
pada
penderita
yang
menjalani
bermanifestasi
sekunder
dari
efek
imunosupresi
obat.4,6,12
Sumber : Scott S.DeRossi D,S. Garry Cohen D.Renal Disease. In: Martin
S. Greenberg D, Michael Glick D,editors. Burketts Oral Medicine. 11th
ed. Ontario : BC Decker Inc;2008.p.407-28
Gambar 4. Papilloma
Gambar 5. Ulserasi
11
menunjukkan
efek
imunosupresan
iatrogenik,
yang
12
kronis biasanya berupa infeksi herpes yang pernah dilaporkan pada pasien
yang menerima transplantasi ginjal, tetapi sekarang ini penggunaan rejimen
anti herpes telah mengurangi frekuensi kejadian tersebut.6
i. Kelainan Gigi
Beberapa kelainan struktur gigi seperti hipoplasia enamel, erosi gigi,
peningkatan mobility gigi, dan maloklusi dapat terjadi pada penderita penyakit
ginjal kronis. Gigi lambat tumbuh dilaporkan pada anak-anak dengan gagal
ginjal kronis. Hipoplasia enamel pada gigi susu maupun permanen dengan
atau tanpa warnanya berubah menjadi coklat juga dapat timbul akibat dari
perubahan metabolism kalsium dan fosfor. Selain itu, pada gigi penderita
tampak juga adanya erosi. Menurut beberapa penelitian, erosi yang parah pada
gigi tersebut merupakan hasil mual dan muntah setelah menjalani perawatan
dialisis.4,6,13
Manifestasi klinis lain termasuk mobility gigi, maloklusi, dan klasifikasi
jaringan lunak. Peningkatan mobility dan drifting
14
anemia
pada penyakit
ginjal
kronis
sehinggadisarankan agar tes hematologi seperti darah rutin dan tes koagulasi
dilakukan sebelum perawatan invasive dilakukan. Infeksi rongga mulut harus
dieliminasi dan profilaksis antibiotik harus dipertimbangkan apabila risiko
endokarditis infektif (pada penderita yang menjalani hemodialisis) dan septimia
meningkat. Contohnya, pada saat pencabutan gigi, perawatan periodontal dan
bedah. Demi mengurangi risiko perdarahan, perawatan dapat dijadwalkan pada
hari setelah hemodialisis supaya heparin dalam darah berada pada tingkat paling
minimal. Sebelum perawatan dimulai, tekanan darah penderita harus diperhatikan
dan disarankan untuk mengurangi perasaan cemas pada penderita dengan
sedasi.6,13
Kebersihan mulut yang teliti dapat menurunkan plak yang berhubungan
dengan penyakit gusi, tetapi mungkin masih ada beberapa penyakit pembesaran
gusi yang diakibatkan oleh obat. Penatalaksanaan pembesaran gusi akibat efek
obat idealnya adalah dengan mengganti dengan obat lain, tetapi ini tidak
selamanya dapat dilakukan, salah satu penelitian melaporkan penggunaan obat
kumur antimicrobial seperti metronidazole untuk mengurangi pembesaran gusi,
tetapi metronidazole juga dapat meningkatkan konsentrasi cyclosporin dan
berpotensial untuk nefrotoksik. Rekuren sering terjadi sehingga disarankan agar
melakukan kontrol plak yang efektif dan dapat dibantu dengan pemberian
klorheksidin glukonat topical atau triklosan.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrade MRTC, Mendes PCA dan Primo LG. Dental findings in a child
with chronic renal failure secondary to cystinosis. Academy General
Dentistry. 2012. 16-17
2. Dorland, W.A. Newman. Kamus saku kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.
2011
3. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
K MS, Setiati S. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.IV. Jakarta:
Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
4. Scott S.DeRossi D,S. Garry Cohen D.Renal Disease. In: Martin S.
Greenberg D, Michael Glick D,editors. Burketts Oral Medicine. 11th ed.
Ontario : BC Decker Inc;2008.p.407-28
5. Beherman,Kliekman dan Arfin. 2000. Ilmu kesehatan anak: Nelson ed. 15.
Jakarta:EGC
6. Proctor R, Kumar N, Stein A, Moles D, Porter S. Oral and Dental Aspect
of Chronic Renal Failure. J dent Res. 2005. 84(3): 199-208
7. Suhardjono. The Development of A Continuous Ambulatory Peritoneal
Dialysis Program In Indonesia. Perit Dial Int. 2008. 59-62
8. Hamid MJ, Dummer CD, Pinto LS. Systemic Conditions, Oral Findings
and Dental Management of Chronic Renal Failure Patients: General
Considerations and Case Report. Braz Dent J. 2006. Vol. 17 (2) : 166-170
9. Craig RG, Spittle MA, Levin NW. Importance of Periodontal Disease in The Kidney Patient. Blood Purif. 2002. 20 (1): 113-119
10. Seymour RA, Smith DG. The Effect of Plaque Control Programme on The
Incidence and Periodontal Health Status in Patients Undergoing
Hemodialysis. J Am Dent Assoc. 2009. Vol 140 (10): 1283-1293
16
Gulati,
MBBS,
MD,
DNB(Peds),
DM,
DNB(Neph),
17