Вы находитесь на странице: 1из 7

HOMEOSTASIS KALSIUM

Mekanisme homeostasis kalsium adalah proses untuk menarik kalsium dari sumber
makanan dan untuk mengusahakan perubahan yang jelas dari konsentrasi kalsium
dalam cairan ekstra sel.

Mekanisme homeostasis kalsium memerlukan aksi 3 hormon, yaitu:

o Hormon parathyroid (PTH)


o Kalsitriol (1,5 (OH)2-D3)
o Kalsitonin (CT).

Mekanisme homeostasis kalsium beraksi pada 3 organ :

o Tulang
o Ginjal
o Usus
Proses Homeostasis Kalsium
Jika kadar ion kalsium dalam plasma turun dibawah batas terendah (1,1 mmol/L),
kelenjar parathyroid meningkatkan sekresi PTH. PTH selanjutnya merangsang
pergerakan kalsium dan fosfat dari tulang ke darah dan beraksi pada ginjal
meningkatkan resorpsi kalsium dan ekskresi fosfat.
Aksi kedua PTH yang penting pada ginjal selanjutnya adalah: merangsang
pembentukan 1,25 (OH)-D3.
Kalsitriol (bentuk aktif dari vitamin D) bekerja pada usus meningkatkan penyerapan
kalsium dan ikut berperan dalam aksi PTH pada tulang dan ginjal. Kerja bersama zat
ini menaikkan kadar kalsium dalam cairan ekstra sel, dan mempertahankan atau
menurunkan kadar fosfat dalam cairan ekstra sel.
Peningkatan kalsitonin berfungsi dalam menghambat proses resorpsi (penyerapan)
tulang.
Peran hormon kalsitonin dan Paratyroid (PTH)
Kalsitonin diproduksi oleh sel C kelenjar tiroid, memiliki pengaruh pada kadar
kalsium plasma. Seperti PTH, kalsitonin memiliki dua efek pada tulang, tetapi dalam
hal ini kedua efek menurunkan kadar kalsium plasma. Pertama dalam jangka pendek

kalsitonin menurunkan perpindahan kalsium dari cairan tulang ke dalam plasma.


Kedua, dalam jangka panjang kalsitonin menurunkan resorpsi tulang menurunkan
kadar fosfat serta mengurangi konsentrasi kalsium plasma. Efek hipokalsemik dan
hipofosfatemik kalsitonin seluruhnya disebabkan oleh efek hormon ini pada tulang.
Hormon ini tidak berefek pada ginjal atau usus. [2]
Ketika kalsium dalam darah tinggi, kalsitonin menurunkan kalsium dan fosfat dalam
darah dengan menghambat resorbsi tulang (pemecahan/penghancuran matrix
extraseluler tulang) oleh osteoklas dan meningkatkan uptake kalsium dan fosfat ke
dalam matrix ekstraseluler tulang. [1]
Kalsium dalam darah memiliki kisaran minimal dan maksimal, yaitu minimal 8,4
mg/dl atau 2,1 mol/liter. Dan memiliki batas maksimum yaitu 10,4 mg/dl atau 2,7
mol/liter. Jika kadar kalsium dalam darah meningkat dan melampaui batas maksimum
maka akan terjadi hiperkalsimia dan kebalikannya jika kurang akan mengakibatkan
hipokalsimia atau rendahnya kadar kalsium dalam darah. [3] [4]
Kalsitonin memiliki fungsi yang berlawanan dengan PTH yang mengurangi kadar
kalsium dalam cairan ekstraseluler. Kalsitonin disekresi oleh sel C yang ada di folikel
sel kelenjar tiroid sebagai respon dari tingginya kalsium dalam darah. Karena itu,
kalsitonin menghambat aksi absopsi oleh osteoklas dengan cara menghambat
aktifivitas osteolitik dan tak terbentuknya pertukaran kalsium fosfat melewati
membran osteotik. Maka dari itu, endapan kalsium adalah bentukan dari garam
kalsium. Efek jangka panjang kalsitonin adalah untuk mengurangi pembentukan
osteoklas untuk mengimbangi penurunan pembentukan osteoblas dan menukar
kalsium

meskipun

menurunkan

garam-garam

mineral

di

matrix

tulang.

Bagaimanapun, kalsitonin memiliki efek yang terbatas dalam homeostatis kalsium,


dalam pembelajaran pemotongan kelenjar tiroid (tiroidektomi), konsentrasi ion
kalsium tidak berubah secara signifikan. Absorpsi dan deposisi sangat rendah
aktifivitasnya pada manusia. [4]
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR KALSIUM
DALAM DARAH

1. Faktor-faktor yang meningkatkan absorpsi kalsium


a.

Tingkat kebutuhan tubuh terhadap kalsium.


Peningkatan kebutuhan terjadi pada pertumbuhan, masa kehamilan,
menyusui, defisiensi kalsium.

b.

Vitamin D
Vitamin D merangsang absorpsi kalsium melalui langkah-langkah

kompleks. Vitamin D meningkatkan absorpsi pada mukosa usus dengan


cara merangsang produksi protein-pengikat kalsium. Vitamin D yang
digunakan untuk meningkat absorpsi kalsium dalam usus. Dalam hal ini
vitamin D yang digunakan adalah dalam bentuk aktif yaitu 1,25
dihidroksikolekalsiferol. 1,25-dihidroksikolekalsiferol berfungsi untuk
meningkatkan absorpsi kalsium oleh usus dengan cara meningkatkan
pembentukan protein pengikat kalsium di sel epitel usus. Protein pengikat
kalsium ini berfungsi di brush border untuk mengangkut kalsium ke dalam
sitoplasma sel dan selanjutnya kalsium bergerak melalui membran
basolateral sel dengan cara difusi terfasilitasi(Lauralee,2009).
Langkah pertama dalam aktivasi vitamin D adalah mengubah
vitamin D menjadi 25 hidroksikalsiferol dan proses in terjadi di hati. Den
selanjutnya 25 hidroksikalsiferol akan diubah lagi menjadi bentuk aktif
dari vitamin D yaitu 1,25 hidroksikalsiferol. Proses ini terjadi di tubulus
proksimal ginjal dan juga mendapat bantuan langsung dari PTH
(Lauralee,2009).

c.

Asam klorida
Asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung membantu
absorpsi kalsium dengan cara menurunkan pH di bagian atas usus
halus (Lauralee,2009).

d.

Makanan yang mengandung lemak (Lauralee,2009).


Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran
cerna, dengan demikian memberikan waktu lebih banyak untuk
absorpsi kalsium (Lauralee,2009).

e.

Hormon paratiroid dan kalsitriol


PTH berfungsi dalam mempertahankan kadar kalsium dalam darah,

sedangkan kalsitonin berfungsi untung meningkatkan penyerapan kalsium


di usus. Hormon Paratiroid (PTH) menyediakan mekanisme yang kuat
untuk mengatur konsentrasi kalsium lewat pengaturan reabsorbsi usus,
ekskresi ginjal dan pertukaran ion-ion antara CES dan tulang. Naiknya
konsentrasi kalsium terutama kerana dua hal, yaitu efek PTH yang
meningkatkan absorbsi kalsum dan fosfast dari tulang dan efek yang cepat
dari PTH dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal (Lauralee,2009).
PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi
kalsium dan phospat. Efek tersebut antara lain:
a.

Tahap cepat
PTH dapat menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari dua
tempat dalam tulang, yaitu :

a) Dari matriks tulang disekitar osteosit yang terletak


dalam tulangnya sendiri
b) Disekitar

osteoblas

yang

terletak

disepanjang

permukaan tulang.
Letak peran PTH dalam proses ini adalah pertama, membran sel
osteoblas dan osteosit memiliki protein reseptor untuk mengikat
PTH. PTH nantinya akan mengaktrifkan pompa kalsium dengan kuat
sehinga menyebabkan perpindahan garam-garam kalsium fosfat
dengan cepat dari cristal tulang amorf yang terletak dekat dengan
sel. PTH diyakni merangsang pompa ini dengan meningkatkan
permeabilitas kalsium pada sisi cairan tulang dari membran
osteositik, sehingga mempermudah difusi ion kalsium ke dalam
membran sel cairan tulang. Selanjutnya pompa kalsium di sisi lain
dari membran sel memindahkan ion kalsium yang tersisa ke dalam
CES (Lauralee,2009).
b.

Tahap lambat
Salah satu pengatus absorbsi dan sekresi kalsium pada tulang adalah
PTH. Bila konsentrasi kalsium CES turun dibawah normal, kelenjar
paratiroid langsung dirangsang untuk meningkatkan produksi PTH.
Hormon ini nantinya bekerja langsung pada tulang untuk
meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang sehingga sejumlah besar
kalsium dilepaskan dari tulang ke CES untuk mempertahankan

keseimbangan kalsium. Bila konsentrasi ion klasium pada CES


menurun, maka sekresi PTH akan diturunkan pula dan hampir tidak
akan terjadi resorbsi. Dan produksi kalsium yang berlebihan tadi
nantinya akan dideposit ke tulang dalam rangka pembentukan tulang
yang baru (Lauralee,2009).
Tulang sebernarnya tidak mempunyai persediaan kalsium yang
banyak. Dalam jangka panjang, asupan kalsium ini harus diimbangi
dengan ekskresi kalsium oleh traktus gastrointestinal dan ginjal.
Pengaturan absorbsi kalsium ini adalah PTH. Jadi PTH mengatur
konsentrasi kalsium melalui 3 efek (Lauralee,2009)
a.

Dengan merangsang resorbsi tulang

b.

Dengan merangsang aktifitas vitamin D, yang nantinya akan


meningkatkan reabsorbsi kalsium pada gastro intestinal

c.

Dengan meningkatkan secara langsung reabsorbsi kalsium


oleh tubulus ginjal.

2.

Faktor-faktor yang menghambat absorbsi kalsium (Guyton,2007).


a.

Kekurangan vitamin D bentuk aktif.

b.

Makanan yang mengandung asam oksalat seperti bayam dan sayuran


lain.

c.

Makanan tinggi serat karena mempercepat waktu transit makanan di


dalam saluran cerna.

d.

Hormon kalsitonin, menurunkan kadar kalsium dalam darah, namun


meningkatkan kadar kalsium dalam tulang.

Вам также может понравиться