Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Anamnesis
Identitas Pasien:
Nama
: An.A
Umur
: 8 bulan 22 hari
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Bangkinang
Tanggal Masuk
: 29 September 2013
No MR
: 092944
Keluhan Utama
Pasien datang
karena kejang
sama
Pemeriksaan Fisik
Sensorium
: Composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi
: 102 x/menit
Pernapasan
: 32 x/menit
Suhu
: 38,6 0C
BB
: 7 Kg
Status Generalisata
A. Kepala
Ubun-ubun besar : Terbuka, tidak cekung
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
: Serumen kiri dan kanan ada, Sekret kiri dan kanan tidak ada
Mulut
: Sianosis tidak ada, mukosa bibir basah, lidah kotor tidak ada
Leher
b. Thoraks
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
c. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: Nyeri tekan-lepas tidak ada, hepar teraba tidak teraba, lien tidak teraba ,
turgor < 2 detik
d. Ekstremitas
Superior
Inferior
e. Genitalia
Laki-laki, tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Neurologis
Motorik : Koordinasi baik, kekuatan 4
4
4
Reflek Patologis :
R. Biseps
: +/+
R. Triseps
: +/+
R. Patella
: +/+
R. Archilles
: +/+
R. Babinsky
: -/-
R. Chaddock
: -/-
Kaku Kuduk
:-
Brudzinsky I
:-
:-
: 31 103/mm3
Eritrosit
: Tidak di periksa
Hematokrit
: 25,9 %
Hb
: 8,7 gr %
Trombosit
: 720 103/mm3
Diagnosis Kerja
Kejang Demam kompleks
Diagnosis Banding
Kejang Demam sederhana
Meningitis
Ensefalitis
Terapi
Farmakologi
Pemberian infus
IVFD RL 50 tpm
Sanmol Inf 7cc
Per suppositoria
Proris Supp I
Per oral
Puyer ( PCT, Ambroxol, Diazepam)
Tanggal
SOAP
29-09-2013
S:
-
Anak Rewel
Batuk ada
Kesadaran : CM
Pernapasan : 30x/menit
Suhu : 360C
Berat Badan : 7 kg
O:
IVFD RL 50 tpm
Injeksi
-
Ranitidin 20mg
Per suppositoria
-
Proris Supp
Per oral
30-09-2013
Batuk ada
Kesadaran : CM
Pernapasan : 30x/menit
Suhu : 36,70C
Berat badan : 7 kg
S:
O:
vesiculer,
-
Wh -/-, Rh -/-
Injeksi
-
Ceftriaxon 2 x 175 mg
Ranitidin 2 x 7 mg
Per oral
1-10-2013
Paracetamol 3 x 1 cth
Sanfrima 3 x 1 cth
Batuk ada
Kesadaran : CM
Pernapasan : 25x/menit
Berat Badan : 7 kg
S:
O:
tambahan (-)
Cor: Bj I & II reguler
-
Injeksi
-
Cefriaxon 2 x 175 mg
Ranitidin 2 x 7 mg
Per oral
2-10-2013
Sanfrima 2 x 1 cth
Batuk ada
Kesadaran : CM
Pernapasan : 25x/menit
Suhu : 360C
Berat Badan : 7 kg
S:
O:
tambahan (-)
Cor: Bj I & II reguler
-
Sanfrima 2 x 1 cth
Colsancetine 4 x 1 cth
Luminal 2 x 15 mg
3-10-2013
S:
-
Batuk ada
Kesadaran : CM
Pernapasan : 25x/menit
Suhu : 360C
O:
tambahan (-)
Cor: Bj I & II reguler
-
Sanfrima 2 x 1 cth
Colsancetine 4 x 1 cth
Luminal 2 x 15 mg
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendahuluan
Kejang demam merupakan penyakit kejang yang paling sering dijumpai
dibidang neurologi khususnya anak. Kejang selalu merupakan peristiwa yang
lazim pada masa anak, dengan prognosa yang baik secara seragam. Namun,
kejang demam menandakan adanya penyakit infeksi akut yang serius yang
mendasari sehingga setiap anak harus diperiksa secara cermat dan secara tepat
diamati mengenai penyebab demam yang menyertai.1
Kejang demam pada umumnya dianggap tidak berbahaya dan sering
tidak menimbulkan gejala sisa, akan tetapi bila kejang berlangsung lama sehingga
menimbulkan hipoksia pada jaringan susunan saraf pusat (SSP), dapat
menyebabkan adanya gejala sisa dikemudian hari. Frekuensi dan lamanya kejang
sangat penting untuk diagnosa serta tatalaksana kejang, ditanyakan kapan kejang
terjadi, apakah kejang baru pertama kali terjadi atau sudah pernah sebelumnya,
bila sudah pernah berapa kali dan waktu anak berumur berapa. Sifat kejang perlu
ditanyakan, apakah kejang bersifat klonik, tonik, umum atau fokal. Ditanya pula
lama serangan, kesadaran saat kejang dan pasca kejang. Gejala lain yang
menyertai diteliti, termasuk demam, muntah, atau penurunan kesadaran. Pada
neonatus perlu diteliti riwayat kehamilan ibu serta kelahiran bayi.1
Kejadian kejang demam diperkirakan 2 4% di Amerika Serikat,
Amerika Selatan, dan Eropa Barat. Di Asia dilaporkan lebih tinggi, kira-kira 20%
kasus merupakan kejang demam kompleks. Umumnya kejang demam timbul pada
tahun kedua kehidupan (17-23 bulan).1
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda. Pada anak dengan
ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38C. Pada anak
dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40C.
Terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada anak dengan ambang kejang
yang rendah, sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada suhu
berapa penderita kejang.2
kejang,
jenis
kejang,
kesadaran,
lama
kejang,
suhu
2. Pemeriksaan fisik
Kesadaran, suhu tubuh, tanda rangsang meningeal, tanda peningkatan
tekanan intrakranial, dan tanda infeksi di luar susunan saraf pusat.6
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang
demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis.
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah
perifer, elektrolit dan gula darah.6
b. Pungsi Lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya meningitis
bakterialis adalah 0,6 6,7%. Pada bayi kecil seringkali sulit untuk
menegakkan
atau
menyingkirkan
diagnosis
meningitis
karena
Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi
lumbal.
c. Elektroensefalografi4,3
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi
berulangnya kejang, atau memperkirakan kemungkinan kejadian
epilepsi
pada
pasien
kejang
demam.
Oleh
karenanya
tidak
d. Pencitraan4
Foto X-ray kepala dan pencitraan seperti computed tomography scan
(CT-scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) jarang sekali
dikerjakan,tidak rutin dan hanya atas indikasi seperti :
-
Paresis nervus VI
Papiledema
belum berhenti berikan fenitoin secara IV dengan dosis awal 10-20 mg/kg/ kali
dengan kecepatan 1mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang
berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/ hari dimulai 12 jam setelah dosis
awal. Bila belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruang rawat intensif.6
Kejang
Kejang
Fenitoin IV 10-20 mg/kgBB dengan kecepatan 1mg/kg/menit
Kejang berhenti
Lanjutkan dengan dosis 4-8 mg/kg/hari dimulai 12
jam setelah dosis awal
b.
Profilaksis
Kambuhnya kejang demam perlu dicegah, ada 3 upaya yang dapat
dilakukan, yaitu :8
- Profilaksis intermiten, pada waktu demam.
- Profilaksis rumatan
1. Profilaksis intermiten
Pengobatan intermiten adalah pengobatan yang diberikan pada
saat anak mengalami demam, untuk mencegah terjadinya kejang
demam. Terdiri dari pemberian antipiretik ( parasetamol 10-15
mg/kgBB/kali
diberikan
kali
sehari
atau
ibuprofen
5-10
ANALISA STATUS
Hasil laboratorium darah rutin ditemukan Hb 8,7 gr%, Leokosit 31000 mm3,
Ht 25,9 %, Trombosit 720000 mm3, NS1 Antigen Dengue (-). Pemeriksaan
penunjang lainnya seperti pemeriksaan pungsi lumbal dilakukan untuk
menegakkan
atau
menyingkirkan
kemungkinan
Menengitis
dan
DAFTAR PUSTAKA
Anak.
Cetakan
pertama.
RSUP
Nasional
Dr.