Вы находитесь на странице: 1из 4

Tugas Karya Tulis

Selasa, 16 Desember 2014

EKOHIDROLOGI: City of the future The blue-green network

BANJIR KANAL TIMUR (BKT): Konsep Blue and Green Component di Jakarta
Alvin Gustomy G24110065

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banjir menjadi salah satu masalah kompleks yang masih melanda kota Jakarta dari zaman kolonial
Belanda hingga saat ini. Permasalahan banjir di Jakarta selain daerahnya yang berupa dataran rendah, dapat
pula disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, aliran permukaan (run off) yang besar, dan pendangkalan
sungai di sekitar muaranya. Pemerintah membuat alternatif untuk mengatasi banjir, yakni membangun
proyek Banjir Kanal. Dengan adanya proyek tersebut diharapkan banjir di Jakarta dapat di minimalisir.
BKT kini dapat diarahkan dengan pendekatan ekohidrologi melalui konsep yang saat ini berkembang yaitu
konsep city of the future yang menempatkan sistem sungai dan taman (blue and green component) sebagai
pengelolaan pada tingkat Banjir Kanal.
B. Metode/ Konsep
Kajian pustaka dilakukan untuk menelusuri perkembangan konsep ekohidrologi untuk dapat
merumuskan implementasi konsep ekohidrologi, khususnya Proyek BKT dengan penerapan Blue-green
component untuk kota Jakarta, yang menyelaraskan pengembangan kota dengan keberadaan sungai dan
taman kota, serta kawasan rekreasi alam dengan jasa lingkungan yang meningkat dengan pendekatan city
of the future.

PEMBAHASAN
Konsep ekohidrologi (EH): merupakan perpaduan antara hidrologi dan biota di daerah tangkapan
untuk diaplikasikan dalam penyelesaian masalah lingkungan (Zalewski et al., 1997). Hasil kajian EH
berupa model-model interaksi antara ekosistem dan sistem hidrologi merupakan suatu dasar pengelolaan
lingkungan, baik pada aspek hidrologi, sebagai model konservasi sumber daya air, pengelolaan banjir dan
juga pada tingkatan biota, sehingga dapat diperoleh produktivitas dan jasa lingkungan yang berkelanjutan.

EKOHIDROLOGI: City of the future | Alvin Gustomy


Banjir Kanal, Jakarta: Dalam perkembangan pemerintah menetapkan dua lokasi Banjir Kanal.
Proyek Banjir Kanal pertama kali dibangun dengan nama Banjir Kanal Barat (BKB, namun tidak mampu
mengatasi banjir yang terjadi di Jakarta. Kemudian pemerintah membangun kembali Banjir Kanal di
wilayah timur kota Jakarta dikenal dengan nama Banjir Kanal Timur (BKT) sepanjang 23,5 kilometer.

Sumber: pu.go.id

Gambar 1 Banjir Kanal Timur (BKT)

Kondisi BKT dalam jangka waktu satu tahun terakhir, secara garis besar dapat dijelaskan sebagai
berikut: 1) Air yang melewati sungai-sungai BKT tidak dapat mengalir dengan baik akibat terkendala
sedimentasi lumpur serta lebar sungai yang telah banyak mengalami penyempitan; 2) Terdapat tumpukan
sampah di beberapa titik pertemuan antara BKT dengan sungai-sungai yang melaluinya sehingga
mengganggu aliran air sungai ke BKT; 3) BKT dapat mengurangi ketersediaan air tawar di Jakara karena
keberadaan BKT dapat mempercepat perjalanan air ke laut, sehingga sirkulasi air tanah akan hilang bila
BKT tidak didukung penanganan maksimal Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terhubung ke BKT.
Perbandingan implementasi ekohidrologi (EH) di dunia untuk di BKT, Jakarta: Belajar dari
pengalaman negara lain seperti Jerman, Amerika, Kanada, dan berbagai Negara Eropa yang sudah
menerapkan ekohidrologi pada dekade 1980-an, dalam mengembangkan konsep EH tidak terjadi dalam
waktu singkat. Hal ini terlihat dari pengembalian sungai yang diluruskan menjadi berkelok-kelok alami,
memfungsikan lagi daerah retensi air seperti rawa-rawa untuk menyerap air sekaligus kawasan konservasi,
dan penanaman kembali bakau di daerah pantai (Maryono, 2005). Salah satu proyek yang dikembangkan
di Jakarta adalah BKT. Proyek BKT ini dibangun untuk mengurangi dampak banjir yang kerap melanda

EKOHIDROLOGI: City of the future | Alvin Gustomy


ibukota. Oleh karena itu, pengembangan BKT kini diarahkan dengan pengembangan yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan dengan konsep city of the future.

Sumber: Jakarta.go.id

Gambar 2 Masterplan Proyek BKT

Prinsip perencanaan dengan menggunakan konsep city of the future untuk mengatasi
permalasahan BKT, yaitu perencanaan guna lahan, perencanaan transportasi, dan perencanaan
jaringan hijau-biru. Perencanaan guna lahan di sepanjang bantaran BKT mengenai pelaksanaan
pembebasan lahan harus sesuai rancangan awal pembangunan. Berdasarkan rancangan awal pembangunan,
daerah di sepanjang bantaran BKT akan diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau yaitu berupa taman-taman
kota dan jalur inspeksi sepeda. Hal ini bertujuan untuk sarana keindahan, interaksi sosial, serta sebagai
sarana peningkatan kualitas lingkungan. Perencanaan transportasi, transportasi hijau menjadi fitur kunci
dalam perencanaan transportasi city of the future ini. Hal ini guna meningkatkan penggunaan moda nonmotor seperti berjalan kaki atau bersepeda, sehingga jaringan jalan yang dibuat memisahkan antara jalan
untuk moda motor dan non-motor. Hal ini dilakukan guna mengurangi konflik antara pejalan kaki dengan
pengendara kendaraan bermotor, dengan prioritas kepada jaringan jalan untuk moda non-motor dan
pengguna transportasi umum. Sedangkan perencanaan jaringan biru-hijau, sesuai rancangan awal BKT
direncanakan memiliki kawasan hijau dengan vegetasi (hijau) yang luas dan sirkulasi air (biru) yang besar
untuk meningkatkan ekologi dan membuat lingkungan yang menarik, serta kegiatan rekreasi berbasis air
lainnya. Ide pembangunan taman-taman tersebut tidak lain untuk menarik perusahaan berbasis
pengembangan teknologi, energi baru, teknologi informasi, industri kreatif, pendidikan dan pelatihan, juga
industri jasa modern lainnya.
Berdasarkan prinsip perencanaan dan pengembangan tersebut, maka pembangunan yang ada di
sekitar BKT akan memenuhi standar pembangunan. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk
mengembangkan eco-culture bagi penduduknya, dimana penduduknya diharapkan akan melakukan
mobilisasi harian dengan berjalan kaki atau bersepeda. Proyek BKT, Jakarta berusaha menciptakan daerah
perkotaan dengan keseimbangan harmoni antara manusia, ekonomi, dan lingkungan. Melalui komitmen
yang signifikan antara pemerintah Jakarta dan lembaga terkait, Jakarta akan menghadapi masa depan
dengan kondisi sungai yang sehat yang merefleksikan kehidupan perkotaan sehat.

EKOHIDROLOGI: City of the future | Alvin Gustomy


KESIMPULAN
BKT menjadi salah satu proyek pengembangan city of the future pemerintah Jakarta yang
prospektif dan terbilang sukses sampai tahapnya kini. BKT diharapkan menjadi DAS yang berkembang
dengan model pembangunan berkelanjutan. Prinsip dan model yang diusung BKT dapat diterapkan atau
ditiru di kota lain di Indonesia bahkan negara lain, tentunya dengan skala proyek yang berbeda.
Keberlanjutan program ini dibutuhkan banyak partisipasi dari berbagai pihak dan stakeholder agar proyek
ini dapat terimplementasi dengan baik. Selain itu juga dibutuhkan lebih banyak inovasi dan ide terhadap
proyek ini agar dapat menjadi percontohan bagi kota-kota lain dalam mengembangkan pengelolaan air demi
terwujudnya masa depan sungai yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Apip. 2006. Ekohidrologi sebuah konsep dan kajian dalam modeling limnology. Warta Limnologi. 8-14.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Dinas Pengairan dan Pekerjaan Umum Provinsi Jakarta. 2005. Data dan penjelasan area banjir di Jakarta.
Pemda Jakarta.
Pawitan, H dan GS Haryani. 2011. Konsep pendidikan Pasca Sarjana dan kebutuhan riset ekohidrologi di
Indonesia. Seminar Nasional Integrating Ecohydrological Principles For Good Water
Governance. Asia-Pacific Center for Ecohydrology (APCE)/Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI).

Вам также может понравиться