Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tampilan Klinis
Stadium Klinis
Asymptomatic/ Asimtomatik
Mild/ Ringan
Advance/ Lanjut
Severe/ Berat
Stadium Klinis 1
1. Tidak ada gejala
2. Pembesaran
Kelenjar
Limfe
Lymphadenopathy)
Menetap
(Persistent
Generalized
Stadium Klinis 2
1. Berat badan menurun <10% dari BB semula
2. Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis media, faringitis)
3. Herpes zoster
4. Cheilitis angularis
5. Ulkus oral yang berulang
6. Papular pruritic eruption
7. Dermatitis seboroika
8. Infeksi jamur kuku
Stadium Klinis 3
1. Berat badan menurun >10% dari BB semula
2. Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
3. Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan >
37,5oC) > 1 bulan
4. Kandidiasis Oral persisten (thrush)
5. Oral Hairy Leukoplakia
6. TB paru
7. Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang atau
sendi, meningitis atau bakteremia)
8. Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
9. Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni kronis yg
tdk dpt diterangkan sebabnya
Stadium Klinis 4
1. HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik > 1 bln atau demam >1
bln yg tdk disebabkan peny lain)Pneumonia Pneumocystis (PCP)
2. Pneumonia bakteri berat yg berulang
3. Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal > 1 bulan atau
viseral)
4. Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
5. TB ekstra paru
6. Sarkoma Kaposi
7. Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)
8. Toksoplasmosis SSP
9. Ensefalopati HIV
10. Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
11. Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
12. Progressive multifocal leukoencephalopathy
13. Cryptosprodiosis kronis
14. Isosporiasis kronis
15. Mikosis diseminata (histoplasmosis atau coccidioidomycosis ekstra paru)
16. Septikemi berulang (a.l. Salmonella non-typhoid)
17. Limfoma (serebral atau non Hodgkin sel B)
18. Karsinoma serviks invasif
19. Leishmaniasis diseminata atipik
20. Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yg simtomatis
C. Etiologi
Penyebab AIDS adalah retrovirus (HIV/ Human Immunodeficiency Virus) yang
termasuk famili retroviridae. Sarana transmisinya HIV (Retrovirus HIV) melaui :
1. Rute yang dikatahui beresiko tinggi (semen, sekresi vagina).
a. Hubungan seksual.
b. Homoseksual, biseksual (rute utama).
c. Heteroseksual (laki-laki perempuan atau sebaliknya)
2. Darah (melalui darah murni komponen selular, plasma, factor pembeku)
a. Tranfusi darah atau komponen darah.
b. Jarum suntik yang dipakai bersama-sama.
c. Tusukan jarum suntik (resiko rendah).
3. Perinatal
a. Intra placenta
b. Menyusui ASI
c. Ludah dan air mata.
D. Patofisiologi
HIV dapat diisolasi dari darah, cairan cerebrospinalis, semen, air mata, sekresi
vagina atau serviks, urine ASI, dan air liur. Penularan terjadi paling efisien melalui
darah dan semen. HIV tergolong kedalam virus yang dikenal sebagai retrovirus yang
menunjukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya ke dalam asam
ribonekleat (RNA) bukan asam deoksisribonukleat (DNA). Vition HIV (partikel virus
lengkap yang di bungkus oleh selubung pelindung). Selubung luarnya atau kapsul
viral, terdiri dari lemak lapis ganda yang mengandung banyak tonjolan protein. Duri
ini terdiri dari dua glikoprotein yaitu gp120 dan gp41. Gp mengacu kepada
glikoprotein dan ankanya mengacu kepada massa protein dalam ribuan dalton. Gp120
adalah selubung permukaan eksternal duri dan gp41 adalah bagian transmembran.
Terdapat suatu protein matrix yang disebut p17 yang mengelilingi segmen bagian
dalam membran virus. Sedangkan intinya dikelilingi oleh suatu protein kapsid yang
disebut p24. Di dalam kapsid 24 terdapat 2 untai RNA identik dan molekul
performed reserve transciptase, integrase, dan protease yang sudah terbentuk.
HIV adalah suatu retrovirus sehingga materi genetik berada dalam RNA bukan
RNA. Reserve transciptase adalah enzim yang mentranskipsikan RNA virus menjadi
DNA setelah virus masuk ke sel sasaran. Enzim-enzim lain yang menyerang RNA
adalah intergrase dan protease. HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel
sasaran yang memiliki reseptor membran CD4. Sejauh ini sel sasaran yang disukai
HIV adalah limfosit T penolong positif-CD4, atau sel T4. Sel-sel CD4+ meliputi
monosit, makrograf dan limfosit T4 helper ini merupakan sel yang paling banyak
diantara ketiga sel diatas. Sesudah terkait dengan membran sel T4 helper, HIV akan
menginjeksikan dua utas benang dengan membran sel T4 helper. Dengan
menggunakan enzim yang dikenal dengan Reserve Transciptase, HIV akan
melakukan pemprograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi unutk
membuat double-stranded DNA ( DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan
kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang
permanen.
Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel terinfeksi diaktifkan.
Aktivasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin. Pada
saat sel t4 yang terinfeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan
terjadi dan sel T4 akan dihancurkan. Hiv yang baru dibentuk ini akan dilepaskan
kedala plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ dan lainnya.
infeksi monosit dan makrofag tampaknya akan berlangsung secara persisten dan
tidak mengakibatkan kematian sel yang bermakna, tetapi sel-sel ini menjadi reservoir
bagi HIV sehingga virus tersebut dapat bersembunyi dari sistem imun dan terangkut
keseluruh tubuh lewat sistem ini unutk menginfeksi jaringan lain. Sebagian besar
jaringan ini dapat mengandung molekul CD4+ atau memiliki kemampuan
memproduksinya. Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa sesudah infeksi inisial,
+- 25% dari sel-sel kelenjar limfe akan terinfeksi pula oleh HIV.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
ELISA
Western biot
Positif
Radioimmunoprecipitation
assay
(RIPA)
Pelacakan HIV
Antigen P24
Reaksi
rantai
polimerase
Kultur
sel
mononuklear
darah
secara
mendeteksi
berturut-turut
enzim
reserve
transciptase
atau
antigen
p24
Mikroglobulin B2
Protein
meningkat
bersamaan
Neopetrin serum
Kadar
meningkat
dengan
berlanjutnya penyakit.
Status Imun
# sel-sel CD4+
Menurun
% sel-sel CD4+
Menurun
Rasio CD4:CD8
Kadar immunoglobulin
Meningkat
unutk
pereaksi
terhadap antigen
F. Komplikasi
1. Oral lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
penurunan berat badan, nutrisi, dehidrasi, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a.
Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung HIV pada sel saraf.
b.
Enselopathi
akut,
karena
reaksi
terapeutik,
hipoksia,
hipoglikemi,
ketidakseimbangan elektrolit.
c.
d.
3. Gastrointestinal
a.
b.
c.
Penyakit anorektal, karena abses dan vistula, ulkus dan inflamasi perianal
yang sebagai akibat infeksi.
4. Respirasi
Infeksi karena pneumocystik, cytomegalovirus, virus influenza.
5. Dermatologik
Lesi kulit staphylococcus,dermatitis, lesi scabies, dan decubitus.
6. Sensorik
a.
b.
G. Pencegahan
1. Penyuluhan kesehatan di sekolah tentang cara menghindari resiko terjadinya
infeksi HIV.
2. Tidak melakukan hubungan seks dengan orang yang diketahui mengidap AIDS
serta tidak bergonta-ganti pasangan.
3. Memperbanyak fasilitas pengobatan bagi pecandu obat terlarang, begitu juga
dengan program harm reduction yang menganjurkan para pengguna jarum suntik
untuk menggunakan metode dekontaminasi dan menghentikan jarum bersama.
4. Menyediakan fasilitas konseling dan testing HIV.
5. Melakukan pemeriksaan tes HIV pada wanita hamil sejak dini untuk mencegah
penularan HIV melalui uterus dan perinatal.
6. Darah yang digunakan untuk donor sebaiknya dilakukan uji antibody HIV.
7. Sikap hati-hati terhadap penanganan, pemakaian, dan pembuangan jarum suntik,
dan alat-alat kesehatan yang bersifat tajam serta bersifat disposible.
8. Merekomendasikan pemberian immunisasi bagi anak-anak yang terinfeksi HIV
tanpa gejala dengan vaksin EPI (Expended Programme on Immunization).
H. Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi, apabila terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) maka terapinya yaitu:
I. Prognosis
Perjalanan alamiah penyakit AIDS belum diketahui dengan pasti. Faktorfaktor yang memegang peran untuk timbulnya AIDS pada seseorang HIV positif
belum diketahui dengan jelas. Diperkirakan bahwa infeksi HIV yang berulang dan
pemajanan terhadap infeksi-infeksi lain, seperti virus herpes simpleks, CMV, dan
EBV mengakibatkan progresivitas penyakit. Median survival pasien AIDS adalah
antara 1-2 tahun untuk negara maju dan kurang dari satu tahun untuk negara yang
sedang berkembang.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Aktivitas / Istirahat
Gejala
Tanda
Perubahan tidur.
Sirkulasi
Gejala
Tanda
Integritas Ego
Gejala
Tanda
Prilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata yang
kurang.
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang
sama.
Eliminasi
Gejala
Diare yang intermiten, terus menerus, seiring dengan atau tanpa disertai
kram abdominal.
Tanda
Makanan / Cairan
Gejala
Tanda
Penurunan
berat
badan:
perawakan
kurus,
menurunnya
lemak
subkutan/massa otot.
Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih dan perubahan warna.
Higiene
Gejala
Tanda
Neurosensori
Gejala
Tanda
10
berjalan ataksia.
Nyeri / Kenyamanan
Gejala
Tanda
Pernapasan
Gejala
(tanda awal dari adanya PCP mungkin batuk sapsmodik saat napas
dalam.
Tanda
Keamanan
Gejala
penyembuhannya.
Demam
berulang;
suhu
rendah,
peningkatan
suhu
Tanda
11
Seksualitas
Gejala
Tanda
Interaksi Sosial
Gejala
pada
orang
lain,
takut
akan
penolakan/kehilangn pendapatan.
Tanda
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala
Kegagalan
untuk
mengikuti
perawatan,
melanjutkan
Pertimbangan
rencan
Memerlukan
pemulangan
bantuan
keuangan,
obat-obatan/tindakan,
dan
12
persiapan;
perawatan
diri,
prosedur
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diare yang berhubungan dengan kuman patogen usus dan atau infeksi HIV
2. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan immunodefisisensi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keadaan mudah letih, kelemahan,
malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan hipoksia yang
menyertai infeksi paru.
4. Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan pneumonia,
peningkatan sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk yang
menyertai kelemahan serta mudah letih
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
asupan oral
6. Isolasi sosial yang berhubungan dengan stigma penyakit , penarikan diri dari
sistem pendukung , prosedur isolasi dan ketakutan bila dirinya menulari orang lain
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan cara-cara mencegah penularan HIV
AIDS dan perawatan mandiri.
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan I
Masalah Keperawatan: Perubahan pola eliminasi: diare
Kemungkinan disebabkan oleh: adanya patogen enterik dan atau infeksi HIV
Ditandai dengan: Frekeunsi BAB >3 kali sehari, turgor kulit jelek
Intervensi
Rasional
nutrisi adekuat.
sayuran
mentah,
dan
kacang-
kacangan.
13
4. Mencegah hipovolemi.
Diagnosa Keperawatan II
Masalah keperawatan: Resiko terjadinya infeksi.
Kemungkinan disebabkan oleh: Terjadinya immunodefisiensi.
Ditandai dengan: Intervensi
Rasional
1. Pantau adanya infeksi: Suhu tubuh 1. Deteksi dini terhadap infeksi penting
meningkat
(demam),
kemerahan,
Infeksi
lama
dan
berulang
daerah perineal
2. Pantau jumlah sel darah putih dan 2. Peningkatan SDP dikaitkan dengan
deferensial.
infeksi
tehnik
aseptik
bila 4. Organisme
pengganggu
harus
injeksi.
Rasional
status
batuk,
pernapasan
bunyi
napas
14
1. Menunjukkan
abnormal.
fungsi
pernapasan
2. Mencegah
statis
sekresi
dan
pasien
dalam
mengambil
terapi
oksigen
sesuai
ketentuan.
vislositas sekresi:
3L/
hari
kecuali
dikontraindikasikan.
b. Lembabkan
diinspirasi
udara
sesuai
yang
kebutuhan
dokter.
c. Konsulkan
mengenai
dengan
dokter
penggunaan
agens
Diagnosa Keperawatan IV
Masalah Keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Kemungkinan disebabkan oleh : Penurunan masukan oral
Ditandai dengan : Penurunan berat badan
Intervensi
Rasional
tinggi
dan
1. Memberikan
berat
pengukuran
objektif
2. Memastikan
serta
kebutuhan
terhadap
pendidikan nutrisi.
intoleransi
3. Memastikan dasar dan arahan untuk
15
intervensi
masukan oral
a. Meminimalkan
pasien
untuk
pasien
yang
keletihan
prinsip
c. Membatasi isolasi
Diagnosa Keperawatan V
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
Kemungkinan disebabkan oleh : Penyakitnya, menarik diri dari sistem
dukungan, prosedur isoalsi dan rasa takut
terhadap orang lain yang terinfeksi.
Ditandai dengan: Perilaku menarik diri, tidak merespon orang disekelilingnya,
nampak ketakutan.
Intervensi
Rasional
individual.
seperti
membaca,
Diagnosa Keperawatan VI
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan tentang cara-cara pencegahan
penularan HIV
Kemungkinan disebabkan oleh: Kurang mendapatkan informasi
Ditandai dengan: Ketidakmampuan mengungkapkan pengertian tentang proses
infeksi dan penularannya dan tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah
16
penularan
Intervensi
Rasional
tentang
penularan
tentang
pencegahan
penularan HIV.
a. Menghindari
kontak
b. Gunakan
kondom
prostitusi
melaui
tinggi.
seksual
HIV
d. Jangan
kontak
terinfeksi
dengan
intravena.
17
dalam kandungan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2009. Asuhan Keperawatan HIV-AIDS. http://kumpulanaskep.com/
blog/asuhan-keperawatan-aids-hiv/. Diakses pada tanggal 1 Desember 2014
2. Doenges E. Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
EGC
3. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patologis : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
4. Smeltzer S. C. & Bare B.G. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner
suddart. Ed. 8. Vol. 3. Jakarta: EGC
18