Вы находитесь на странице: 1из 11

Tambahan Bahan Kuliah Untuk Monitoring dan Evaluasi : (Oleh : Alam Bakti Keloko).

Perbandingan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (Monitoring, Controlling, dan


Evaluation).
Sumber : Manajemen Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Djoko Wijono, Duta Prima Airlangga, Surabaya, 2010.

Karakter

Monitoring

Controlling

Evaluation

Tujuan

Mengamati atau memperhatikan


proses
pelaksanaan
program
berjalan apakah telah sesuai
dengan perencanaannya.

Menilai
atau
menaksir
apakah hasil pelaksanaan
kegiatan
program
telah
sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang direncanakan
atau
apakah
terjadi
perbedaan (masalah atau
penyimpangan).

Kegiatan

Melakukan pengamatan (observasi)


langsung atau tidak langsung dari
data sekunder, catatan dan laporan.

Menjaga
agar
pelaksanaan program
sesuai dengan yang
direncanakan dengan
melakukan koreksi atau
perbaikan
dengan
pengarahan
apabila
diperlukan
untuk
mencapai
tujuan
program.
Kegiatan pengendalian
(controlling) mencakup
kegiatan pengawasan
(monitoring)
dan
perbaikan (koreksi).

Metode

Dengan menggunakan metode dan


alat pengumpulan data yang sesuai,
baik kualitatif maupun kuantitatif,
dengan
observasi,
wawancara
kuesioner, laporan catatan, survei,
sensus, statistik, data AVA.
Dilakukan terutama pada fase
proses
pelaksanaan
kegiatan
(implementasi) program merupakan
bagian integral dalam manajemen.

Fase
Kegiatan
Dalam
Manajemen
Pelaksanaan

Biasanya
dilakukan
oleh
pengelola/staf program sendiri.

Dampak

Monitoring lebih bersifat untuk


pengamatan, yang praktis tak
memberi akibat pada proses
pelaksanaan kegiatan program.

Dengan metode dan


teknik
pengendalian
seperti dilakukan pada
monitoring
dengan
tindakan koreksi yang
diperlukan.
Semua fase dalam
sistem terutama fase
perencanaan,
pelaksanaan input dan
proses pelaksanaan
Para
supervisor
instruktur,
manajer
program
yang
bersangkutan.
Perbaikan atau koreksi
proses
pelaksanaan,
termasuk
sumber
dayanya (input).

Melakukan
perbandingan
antara hasil yang didapat
dengan standar, norma,
target
yang
ditetapkan
berdasarkan kriteria dan
indikator
yang
telah
direncanakan.
Secara kuantitatif maupun
kualitatif dengan metode
statistik
atau
penilaian
program.

Semua
fase
fungsi
manajemen input proses
output outcome dan
impact
dan
manfaat
(benefit).
Biasanya dilakukan oleh
pihak ke 3, evaluator
(spesialis
evaluasi)
atau
dilakukan tersendiri (berdiri
sendiri).
Penilaian dapat berakibat :
Proyek/program
berjalan diteruskan
(berlanjut).
Dihentikan.
Diganti atau
Berubah
(dimodifikasi).

Perbedaan Monitoring dan Evaluasi dalam Promosi Kesehatan.

Monitoring

Evaluasi

Untuk menjawab pertanyaan berikut :


1. Bagaimana kecukupan dan kualitas sarana
prasarana (input) termasuk unsur-unsur
komunikasinya ?.
2. Apa yang sedang terjadi pada proses
pelaksanaan kegiatan promkes ?.
3. Apakah SOP promkes ditepati ?.
4. Seberapa hasil antara (output) yang telah
diperoleh ?. (pada target sasaran, pada
petugas, hasil cakupan pada tahap
pelaksanaan) sudah/belum tercapai.
5. Apakah pelaksanaan kegiatan promkes
efektif dan efisien?.
6. Apakah tidak terjadi pemborosan sumber
daya ?.
7. Apa yang mempengaruhi ?.
8. Adakah hambatan ?.
9. Mengapa hal itu terjadi ?.
10. Apakah masih bisa diperbaiki ?.
Tujuan :
1. Untuk mengadakan perbaikan, perubahan
sasaran atau peningkatan cakupan dalam
pelaksanaan program promkes.
2. Untuk menyesuaikan strategi promkes,
khususnya komunikasi dan pesan-pesan,
berdasarkan
temuan-temuan
dalam
monitoring.
3. Memperbaiki rencana kegiatan (plan of
action).
4. Memberikan dukungan sumber daya yang
diperlukan terhadap proses pelaksanaan.
5. Mengidentifikasi hambatan dan solusinya,
identifikasi sasaran baru dan kemungkinan
adanya peristiwa yang disebabkan oleh
intervensi program.

Untuk mengetahui pertanyaan berikut :


1. Apa hasil intervensi (outcome) program
promkes ?.
2. Adakah terjadi perubahan perilaku sasaran ?.
3. Seberapa banyak dari target sasaran
(populasi) berperilaku seperti diharapkan ?.
4. Mengapa mereka mau berperilaku seperti
disarankan ?, mengapa tidak ?.
5. Dampak (outcome/impact) kesehatan apa
yang terjadi pada target sasaran (populasi)
6. Penilaian hasil guna dan daya guna.

Tujuan :
1. Untuk menunjukkan hasil program promkes.
2. Untuk
menentukan
adanya
difusi
inovasi/tingkat adopsi perilaku sasaran
(populasi).
3. Untuk menentukan dampak program
kesehatan (yang didukung promkes)
terhadap status kesehatan.
4. Untuk pengambilan keputusan apakah
program kesehatan dihentikan karena dinilai
tidak bermanfaat, dilanjutkan, dimodifikasi,
atau dapat diterapkan di tempat lain.

Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
1. Sejak awal kegiatan program
1. Pada umumnya data dikumpulkan
menyangkut
monitoring
beberapa kali pada saat yang
input/sumber daya.
berbeda,
untuk
perbandingan,
2. Selama proses pelaksanaan kegiatan
misalnya
:
sebelum
program
program sedang berjalan.
intervensi strategi promkes mulai
3. Monitoring dimulai segera setelah
diterapkan untuk dipakai sebagai
suatu
strategi
promkes
di
data dasar (baseline) dan sesudah
implementasikan
dan
berlanjut
program intervensi/promkes selesai
selama intervensi.
untuk mengadakan perbandingan
4. Data dikumpulkan secara berkala,
sebelum dan sesudah intervensi (predan seringkali jarak waktunya sudah
post comparison).
2

ditetapkan atau bila saja kesempatan


memungkinkan.
5. Monitoring biasanya dilakukan oleh
orang yang juga melaksanakan
kegiatan promkes.
6. Data dianalisis sesuai keperluannya
dan
segera
digunakan
untuk
perbaikan pelaksanaan kegiatan
promkes.

2. Pengumpulan data direncanakan


sedemikian
rupa,
hingga
memungkinkan cukup waktu untuk
bisa menimbulkan dampak program
intervensi yang dilakukan.
3. Evaluasi sering dilaksanakan oleh staf
(tim monev) dalam organisasi
bersangkutan, yang tidak secara
langsung terlibat dalam kegiatan
promkes yang akan di evaluasi, atau
oleh evaluator eksternal.

Metode, Alat Pengumpulan Data dan Sumber Data Penelitian.

Metode Pengumpulan Data


Metode Pengamatan (observasi) :
a. Pengamatan (observasi)
langsung/tak langsung.
b. Partisipan/Non Partisipan.
c. Sistematik/Tidak
Sistematik.
Metode Kuesioner (Angket) :
a. Kuesioner terbuka.
b. Kuesioner tertutup.

Alat Pengumpulan Data

Sumber Data
a. Pengamatan
langsung
a. Seseorang.
dengan visual biasa.
b. Benda.
b. Pengamatan
tidak
c. Keadaan (fenomena)
langsung
dengan
yang diamati.

a.
b.
c.

d.

Metode Wawancara (Interview) :

a. Wawancara
langsung/tak
langsung.
b. Wawancara
sistematik/tidak
sistematik.
c. Wawancara
terpimpin/bebas.
Metode Dokumentasi, Metode
Biografi, dan Metode Sejarah

a. Responden
:
seseorang
anggota
kelompok masyarakat
, mahasiswa, dll.

a. Wawancara
bebas
atau
dengan
menggunakan
panduan pertanyaan
pokok
(Interview
Guide).

a. Responden
:
seseorang
anggota
kelompok masyarakat
, mahasiswa, dll.

a.

a. Resmi, artefak, fosil,


dll.

b.

Metode Diskusi

menggunakan
alat,
misalnya
:
meteran,
mikroskoplab. Medis, dll.
Dengan
menggunakan
instrumen kuesioner.
Check List (tanda).
Kuesioner terbuka/isian
dijawab dengan kalimat
sendiri.
Kuesioner
tertutup/pilihan
ganda
responden memilih.

Dokumen/data sekunder
dikumpulkan
dengan
membuat daftar atau
formulir kompilasi data.
Alat dokumentasi (AVA),
alat laboratorium yang
bersangkutan.

a. Menggunakan
panduan diskusi.
3

a. Peserta diskusi, nara


sumber.

Metode pengumpulan data lain


seperti : pemetaan, pemotretan,
rekaman, dll.
Analisis laboratorium fisika, kimia,
dan biologi.

a.

a.

Dengan mencatat atau


merekam
dengan
bantuan alat yang sesuai.
Metode analisis yang
bersangkutan.

Peta, foto dan rekaman.

a.

Benda-benda
diselidiki.

yang

Berbagai cara pengumpulan data ini, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
sehingga dapat digunakan secara bersama agar saling melengkapi dan menyempurnakan.
Rincian dibawah ini menunjukkan hal tersebut :

Daftar Pertanyaan
(Questionnaire)

Wawancara
(Interview)

Pengamatan
(Observation)

Sifat Dasar :
a. Tidak langsung, secara
tertulis.
Pengumpulan
data
anonim
(tanpa
nama), atau dari pihak
kedua.
b. Berstruktur;
Pilihan
jawaban
terbatas.
Terbuka ; menjawab
langsung soal yang ada.
Tertutup ; menjawab
dengan pilihan ganda.
c. Tidak banyak menyita
waktu.
d. Mudah dilaksanakan.

Sifat Dasar :
a. Bersifat langsung, face to
face.
b. Relatif tidak berstruktur,
jarang
memaksakan
pilihan,
kadang-kadang
hanya perlu pancingan
pertanyaan terbatas.
c. Perlu waktu banyak.
d. Sulit persiapannya, proses
pelaksanaannya
perlu
pewawancara terlatih.

Kelebihan :
a. Anonimus
mungkin
membuat lebih terus
terang dan jujur dalam
memberikan jawaban.
b. Karena berstruktur, data
mudah dikompilasi dan
dianalisis.
c. Dapat mencakup banyak
responden.
d. Waktu yang digunakan
untuk pengumpulan data,
mengolah dan menyajikan
data lebih singkat.
e. Mudah
dilaksanakan,
tidak
banyak
keterampilan
yang

Kelebihan :
a. Jawaban yang diperoleh
lebih mendalam dan
relatif diungkapkan lebih
cermat.
b. Lebih banyak kebebasan
dan tidak kaku.
c. Keterlibatan responden
lebih dalam (erat) dan
dapat
menimbulkan
kepercayaan.

Sifat dasar :
a. Bersifat
langsung;
pengamatan
terhadap
perilaku.
b. Pengamatan
tidak
langsung,
merupakan
kesimpulan dari hasil
pengamatan
terhadap
perilaku.
c. Agak
berstruktur,
pengamatan
dilakukan
terhadap perilaku yang
tidak dicatat (ditentukan)
sebelumnya.
d. Menghabiskan waktu.
e. Sulit
pelaksanaannya,
perlu
keterampilan
khusus dalam :
Menentukan kategori
Melakukan
pengamatan.
Analisis data yang
dikumpulkan.
Kelebihan :
a. Pengukurannya cermat.
b. Kategori
dapat
disesuaikan
dengan
keinginan
apa
yang
hendak diamati.
c. Waktu dapat diatur oleh
pengamat sendiri.
d. Dapat
lebih
jelas
mengamati
adanya
hubungan atau sebab
akibat.

diperlukan.
f. Biaya lebih murah.
Kelemahan :
a. Karena tidak langsung,
sulit
mengetahui
perasaan, pendapat atau
makna yang terkandung
berhubungan
dengan
pertanyaan
yang
bersangkutan.
b. Pilihan jawaban yang
terbatas, tidak mungkin
dapat lebih mengungkap
perasaan dan pendapat
sebenarnya.
c. Tidak dapat mengikuti
permasalahan
lebih
lanjut.
d. Bersifat
kaku
tidak
fleksibel.

Kelemahan :
a. Tidak ada anonim atau
kerahasiaan.
b. Konfrontatif.
c. Perlu kepercayaan tinggi
untuk
bersedia
memberikan wawancara
secara terus terang.
d. Bertele-tele.
e. Jawaban bisa ngelantur
(merembet
kemanamana).
f. Sulit diukur.
g. Menghabiskan
banyak
waktu.
h. Perlu
keterampilan
melakukan wawancara.
i. Biaya mahal.

Kelemahan :
a. Sulit mengetahui dan
menilai perasaan dari
perilaku yang terlihat.
b. Kesulitan
dalam
menentukan
kategori
yang diperlukan.
c. Perlu
waktu
yang
panjang.
d. Perlu keterampilan dan
keahlian khusus dalam
mengamati (jarang yang
bisa).
e. Biaya mahal.

Tingkatan Perencanaan, Proses, Komponen dan Sasaran Evaluasi :


Tingkatan Perencanaan
Komponen Evaluasi
Perumusan
Kebijakan Memeriksa Relevansi
(Policy Formulation)

Penyusunan program pokok Menilai kesesuaian batasan


(garis
besar)
(Broad masalah
Programming)

Penyusunan
garis
besar
program
dan
anggaran
(Program
Planning
Budgeting).

Memeriksa
relevansi
program
yang
disusun
terhadap
masalah
yang
ditetapkan untuk diatasi.

Sasaran Evaluasi Manajerial


Evaluasi
kebijakan
nasional/daerah
(policy
evaluation
level pimpinan (top
manager).
Menteri dan para
Dirjen.
Evaluasi
kebijakan
pokok
program
(program evaluation)
para top manager
pada level pimpinan
menengah
(middle
Manager.
Para
Dirjen
dan
Direktur.
Evaluasi
sistem
rencana
pokok
program
dan
anggaran
(program
planning budgetting
systems).
Pada level pimpinan
menengah dan bawah
(lower manager), para
direktur dan sub
direktorat.

Rencana pokok kegiatan Menilai


penyusunan
(master plan of action).
(formulasi) program dan
anggaran. Apakah telah
cukup (adequacy).

Penyusunan
kegiatan- Menilai
penyusunan
kegiatan program lebih rinci, (formulasi) pokok program
termasuk sumber daya.
dan anggaran. Apakah telah
cukup sesuai (adequacy).

Proses
Pelaksanaan
(Implementasi).

Hasil Pelaksanaan

Dampak
program
manfaat program

dan

Evaluasi
pokok
program
dan
anggaran
serta
sumber daya dan
waktu
yang
ditetapkan.
Para direktur dan
bidang/bagian.
Evaluasi
terhadap
penyusunan program
kegiatan
yang
berkaitan.
Para
kepala
bagian/bidang.
Evaluasi input, proses
dan output.
Progres evaluation.
Pada tingkat staf
pelaksana program.

Menilai apakah telah

disusun
kegiatankegiatan
program

yang
berkaitan

dengan cukup sesuai


(adequacy).
Menilai kecukupan
sumber daya bagi
pelaksanaan kegiatan,
dan
waktu
yang
diperlukan.
Meninjau (review) kemajuan
pelaksanaan
kegiatan
(progress)
meliputi
:
memeriksa
kecukupan
penggunaan sumber daya
tenaga,
biaya,
bahan
peralatan, metode dan waktu
yang digunakan.
Menilai
hasil Sesuai kebutuhan evaluasi
pelaksanaan
sesuai bagi semua tingkatan.
dengan waktu dan
indikator
yang
ditetapkan.
Menilai hasil akhir
yaitu efektivness dan
efisiensi.

Menilai dampak jangka


pendek (outcome) dan
dampak jangka panjang
(impact).
Manfaat
(benefit)
program dan kerugian
program.
6

Evaluasi
dampak
program
(impact
evaluation)
yang
terjadi pada sasaran
program
atau
masyarakat.
Sesuai
kebutuhan

Menilai
hambatan,
kendala, tantangan dan
peluang.

tingkatan organisasi
politik, masyarakat,
mereka
yang
berkepentingan.

Macam dan sasaran evaluasi program kesehatan :

Evaluasi

Input
(Diagnostic Penilaian kebutuhan sumber
Evaluation) Sumber Daya
daya :
Tenaga promkes.
Anggaran promkes.
Bahan promkes.
Alat promkes.
Metode promkes.
Program promkes.
Proses Promkes (Formative Pelaksanaan Promkes :
Evaluation)
Waktu
yang
digunakan.
Kepatuhan terhadap
SOP promkes.
Implementasi fungsifungsi manajemen.
Output
(Summative Hasil Promkes :
Evaluation)
hasil
Hasil
langsung
pelaksanaan
pencapaian
target
program dan sasaran
populasi
promkes
yang ditentukan.
Outcome
(Summative Perubahan
perilaku
Evaluation) Dampak jangka (Behavior Change) :
pendek
Pengetahuan
yang
didapat (knowledge).
Keyakinan (belief).
Sikap (attitude).
Perubahan kebiasaan
(habit change).
Peningkatan
keterampilan.
Impact
(summative Status kesehatan, Status gizi,
evaluation) Dampak jangka dan Kualitas hidup.
panjang.
Angka
kesakitan
(morbiditas).
Angka
kematian
(mortalitas).
Angka
kecacatan
(disability).
Status gizi

Contoh kasus perbedaan Monitoring VS Auditing :

Dalam suatu audit medis, seorang atau lebih ahli bedah senior melaksanakan
audit medis terhadap tindakan operasi tertentu yang dilakukan sejawat junior
apakah operasi sudah semestinya sesuai standar ?.
Dapat terjadi bahwa hasil audit medisnya menemukan tidak sesuai SOP !
Namun berdasarkan monitoring terungkap bahwa peralatan medisnya tidak
sesuai, lampu kerja operasi kurang terang, atau tidak cermat menghitung
instrumen bedah, sehingga gunting tertinggal diperut dan juga karena tergesagesa.

Kasus lain seorang auditor menemukan bahwa suatu Puskesmas yang terletak di
perlintasan jalan/jalan raya utama, sesuai ketentuan seharusnya memberikan
pelayanan gawat darurat 24 jam. Namun dalam kenyataannya ternyata
Puskesmas ini hanya buka pada siang hari saja. Monitoring dapat menunjukkan
bahwa anggaran untuk Puskesmas ini ternyata tidak mencukupi untuk menggaji
staf keamanan yang membutuhkan, dan juga karena tidak ada para medis yang
berani bekerja malam hari di Puskesmas ini karena berlokasi didaerah rawan
kejahatan.

Kesimpulan : Dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara auditing dan


monitoring, tetapi memang tidak identik.

Perencanaan Program Promosi Kesehatan


Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas
Oleh : Drs. Alam Bakti Keloko, Mkes.

Abstrak
Desain Program Promosi Kesehatan ditujukan untuk merubah perilaku dari
sasaran baik itu individu, kelompok maupun masyarakat yang sesuai dengan
tujuan dari program itu sendiri yaitu perilaku untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan yang kondusif. Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan
dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari Leavel and Clark yaitu :
(1) Promosi Kesehatan sebagai revitalisasi dari pendidikan kesehatan yaitu
adanya peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan,
kesehatan perorangan. Dan juga perlindungan khusus seperti imunisasi,
diagnosis segera dan pengobatan segera, pembatasan cacat dan rehabilitasi.
Sebagai langkah pertama dalam merencanakan program promosi
kesehatan adalah kegiatan analisis situasi eksternal maupun internal Puskesmas
untuk melihat SWOT. Untuk kegiatan eksternal Puskesmas yang dilihat adalah
Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman) DPL: untuk melihat faktor
pendukung dan hambatan yang berasal dari luar Puskesmas. Untuk kegiatan
internal Puskesmas dilihat adalah Strength (kekuatan) dan weakness
(kelemahan) sehingga dapat memperkuat kekuatan kita dan mengurangi
kelemahan kita. Hal ini dianggap perlu karena analisis ini diperlukan untuk
mengetahui apakah faktor-faktor yang dianalisis mempunyai dampak terhadap
timbulnya masalah kesehatan dan masalah pelayanan kesehatan.

Tahapan untuk melakukan perencanaan program Promosi Kesehatan Non


Comunicable Disease (Hipertensi) di Puskesmas adalah sbb: Analisis masalah
kesehatan Menetapkan tujuan Menetapkan sasaran Menetapkan pesan
pokok Menetapkan metode dan alat bantu/media Menetapkan kegiatan
operasional Menetapkan monitoring dan evaluasi.

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkelanjutan dan terusmenerus untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program promosi hygiene
sanitasi dan perubahan perilaku.
1. Mengetahui kemajuan perubahan secara fisik dengan menggunakan peta
sosial.
Apakah ada perubahan tempat-tempat yang semula digunakan untuk
buang air besar (seperti di sungai, hutan kebun, dll) dan sekarang masih
digunakan untuk BAB.
Apakah ada tempat-tempat untuk membuang kotoran bayi, balita dan
sekarang masih terjadi.
Apakah ada penambahan jumlah sarana jamban keluarga, jamban
sekolah, tempat cuci tangan di sekolah.
Apakah di jamban ada perubahan tentang penyediaan air dan sabun untuk
cuci tangan.
2. Memeriksa kemajuan pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan tabel
perencanaan yang disusun berdasar data dalam rencana kerja masyarakat,
untuk mengetahui apakah jenis dan volume kegiatan yang direncanakan pada
saat ini sudah dilaksanakan.
3. Evaluasi perubahan perilaku secara partisipatif, misalnya melalui sistem
berbaris siswa sekolah kemudian ditanyakan :
Siapa yang telah cuci tangan dengan air sesudah BAB.
Siapa yang tidak cuci tangan dengan air dan sabun sesudah BAB.
Siapa yang tidak cuci tangan sesudah BAB.
4. Monitoring
kesinambungan.
Untuk
melaksanakan
monitoring
kesinambungan khususnya bidang kesehatan, dilakukan tahapan sbb :
Tahap 1 dilakukan untuk merekam data situasi baseline berdasarkan
bagaimana kondisi yang terjadi saat ini seperti perilaku buruk apa saja
yang masih dilakukan masyarakat, bagaimana kondisi dan jumlah dari
sarana air bersih di masyarakat, sekolah dan tempat ibadah, sarana
sanitasi di masyarakat, di sekolah dan tempat ibadah dan tempat cuci
tangan di sekolah.
Tahap 2 dilakukan untuk memonitor kualitas dari proses perencanaan
masyarakat dan rencana kerja masyarakat sebelum disetujui untuk didanai
10

khususnya bidang kesehatan. Apakah perencanaan kegiatan program


promosi kesehatan sudah mencantumkan semua perilaku kunci/perilaku
sasaran yang ingin diubah, apakah ada rencana promosi perbaikan
perilaku hidup bersih tersebut di sekolah. Apakah ada rencana promosi
perbaikan perilaku hidup bersih tersebut di masyarakat. Apakah telah
direncanakan indikator dan mekanisme monitoring untuk perbaikan
perilaku tersebut di lingkungan murid-murid sekolah. Apakah telah
direncanakan indikator dan mekanisme monitoring untuk perbaikan
perilaku tersebut dalam masyarakat.
Tahap 3 kesesuaian antara rencana kerja masyarakat dengan kenyataan
dari pelaksanaan kegiatan. Apakah perencanaan PHBS dalam rencana
kerja masyarakat telah mulai dilaksanakan. Siapa yang bertanggungjawab
pelkaksanaan di sekolah, di masyarakat. Apakah ada penanggungjawab
pelaksanaan sudah terima pelatihan. Apakah dana disediakan sesuai
dengan rencana kerja masyarakat untuk menerima kegiatan PHBS di
sekolah dan di masyarakat.
Tahap 4 dilakukan bagi seluruh pelaksana proyek dan masyarakat
pengguna untuk mengetahui bagaimana dampak atau hasil dari kegiatan
yang dilakukan melalui rencana kegiatan masyarakat.

11

Вам также может понравиться