Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di negara-negara miskin seperti negara Afrika, Asia, Amerika Latin, termasuk
Indonesia banyak terjadi kasus kekurangan gizi terutama terjadi pada masa anak-anak.
Hal ini disebabkan karena negara miskin memiliki tingkat ekonomi yang rendah.
Tingkat pengetahuan keluarga tentang nutrisi kurang, perawatan anak yang belum
memadai, sifat tahayul terhadap bahan makanan dan kesehatan lingkungan yang
buruk.
United Nation Children Fund (UNICEF) mengkategorikan kekurangan gizi
sebagai kegawatdaruratan yang tidak kentara Silent Emergency (Laily Savitri,
2000).
Pada tahun- tahun terakhir ini bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa
sulit, yaitu terjadinya krisis moneter yang menghantarkan perekomian Indonesia ke
titik yang paling rendah. Harga-harga barang naik, rupiah mengalami keterpurukan
dan banyaknya pegawai yang di PHK.
Keadaan yang demikian berdampak besar terhadap pola konsumsi makan
masyarakat Indonesia akibatnya terjadi penurunan status gizi anak yang salah satu
diantaranya di tandai dengan penyakit Kwashiorkor.
Kwashiorkor adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein.
(Ratna Indrawati, 1994).
Di tinjau dari golongan umur, Kwashiorkor sering terjadi pada anak balita.
Angka kejadian tertinggi pada umur 1,5 2 tahun yaitu saat setelah terjadinya
penyapihan sedangkan anak belum mengenal jenis makanan lain. Kekurangan protein
atau Kwashiorkor pada masa anak-anak bukanlah masalah main-main karena bukan
saja menyebabkan kematian tetapi juga mengganggu sistem kekebalan tubuh, bahkan
dalam skala yang berat dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.
Diagnosa dini serta penatalaksanaan yang dapat sangat diperlukan untuk
menghindari akibat yang lebih parah. Untuk itu tenaga bidan atau perawat dituntut
memiliki kemampuan dan ketrampilan lebh dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada klien dan keluarga yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan
1
2
rehabilitatif, secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai
satu kesatuan yang utuh secara bio psiko sosial spiritual.
B. TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
meningitis
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kelenjar ludah
2.
3.
Kelenjar hati
4.
Kelenjar pankreas
5.
C. STRUKTUR PENCERNAAN
1.
Mulut / Oris
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.
Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.
Didalam rongga mulut terdapat :
a) Geligi, ada 2 (dua) macam yaitu;
Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada
umur 2 tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari 8
buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8
buah gigi geraham (premolare).
Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32
buah terdiri dari; 8 buah gigi seri (dens insisiws),
(dens kaninus), 8 buah gigi geraham (molare) dan 12 buah gigi geraham
(premolare).
4
Fungsi gigi terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring
gunannya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi
geraham gunannya untuk mengunyah makanan yang sudah dipotongpotong.
b) Lidah
Lidah dibagi menjadi 3 (tiga) bagian;
Pangkal lidah (Radiks lingua), pada pangkal lidah yang belakang terdapat
epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita
menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas.
Punggung lidah (Dorsum lingua), terdapat puting-puting pengecap atau
ujung saraf pengecap.
Ujung lidah (Apeks lingua)
Fungsi lidah yaitu; mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat
pengcepa dan menelan, serta merasakan makanan.
Otot lidah; otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah, (M.
Mandibularis, os Hioid dan prosesus stiloid) menyebar ke dalam lidah
membentuk anyaman bergabung dengan otot instrinsik yang terdapat pada
lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari
permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.
c) Kelenjar ludah
Disekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:
Kelenjar parotis: letaknya dibawah depan dari telinga di antara prosesus
mastoid, kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus
ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi
(muskulus buksinator).
Kelenjar submaksilaris: terletak dibawah rongga mulut bagian belakang,
duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat
dengan frenulum lingua.
Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga mulut
bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf-saraf
tersadar.
5
2.
Faring
Merupakan
organ
yang
menghubungkan
rongga
mulut
dengan
Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah
lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir (mukosa),
lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan oto memanjang
longitudinal.
Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah
melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung
dengan lambung.
Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;
Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
4.
Gaster / Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak
terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah
diapragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
a) Bagian lambung terdiri dari;
Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri
osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
6
Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah kurvatura minor.
Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai otot yang
tebal membentuk sfingter pilorus.
Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari ostium
kardiak sampai ke pilorus.
Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang dari sisi
kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai
ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas
kurvantura mayor sampai ke limpa.
Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
b) Fungsi lambung terdiri dari;
1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh
peristaltik lambung dan getah lambung
2) Getah cerna lambung yang dihasilkan:
Pepsin fungsinya; memecah putih telur menjadi asam amino (albumin
dan pepton).
Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai anti
septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen
sehingga menjadi pepsin.
Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk
kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak yang merangsang
sekresi getah lambung.
5.
Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah
panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum samapai ke limpa
dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebralumbalis I dan II di
belakang lambung.
a) Bagian dari pankreas
Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam
lelukan duodenum yang melingkarnya.
7
Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebra umbalis pertama.
Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri yang sebenamnya
menyentuh limpa.
Fungsi pankreas
Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan
elektrolit.
Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulaupulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ
endokrin yang mensekresikan insulin.
Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke
duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau
lanngerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredaraan darah.
Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagon, hormon tersebut
dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.
Hasil sekresi
Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah
tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini
termasuk sel-sel kelenjar endokrin.
Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk
kelenjar eksokrin, getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui
duktus pankreatikus, duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak
pada dinding duodenum.
Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan
darahnya ke vena kava inteferior melalui vena pankreatika.
Jaringan pankreas terdiri dari atas lobulus dari sel sekretori yang
tersusun mengitati saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam
ekor pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan.
Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian
bersatu untuk membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.
8
b) Struktur pankreas
Merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing mempunyai
saluran, saluran dari masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus yang
jari-jarinya 3 mm, duktus ini disebut duktus pankreatikus.
Pankreas mempunyai 2 macam sel kelenjar, dimana sel itu
dikumpulkan dan menyerupai pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.
Pulau-pulau ini membuat insulin yang langsung masuk ke pembuluh darah
dan kelenjar bagian tubuh.
Di dalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah
perut atau getah perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh kelenjar.
Pembuluh ini bersatu ke dalam saluran wirsungi kemudian masuk ke dalam
duodenum pada tempat papilla/arteri kelenjar perut menghasilkan 1 liter
ludah perut dalam satu hari.
6.
Kantung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot,
letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir
depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm
a) Fungsi kantung empedu
Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.
Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah
setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc sekresi yang
digunakan untuk mencerna lemak. 80% dari getah empedu pigmen
(warna) insulin dan zat lainnya.
b) Bagian dari kantung empedu
Fundus vesikafelea, merupakan bagian kantung empedu yang paling akhir
setelah korpus vesikafelea.
Korpus vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang didalamnya berisi
getah empedu.
Leher kantung kemih. Merupakan leher dari kantung empedu yaitu saluran
yang pertama masuknya getah empedu ke badan kantung empedu lalu
menjadi pekat berkumpul dalam kantung empedu.
9
Duktus sistikus. Panjangnya 3 cm berjalan dari leher kantung empedu
dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke
duodenum.
Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.
7.
Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya dibawah difragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini
dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa
racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
8.
9.
10
a) Fungsi usus besar;
Menyerap air dari makanan
Tempat tinggal bakteri koli
Tempat feses
b) Bagian-bagian usus besar atau kolon;
Kolon asendens. Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah
kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati
melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika.
Kolon transversum. Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon asendens
sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan
terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
Kolon desendens. Panjangnya 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian
kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan
ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Kolon sigmoid. Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring,
dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung
bawahnya berhubungan dengan rektum.
Rektum. Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os
sakrum dan os koksigis.
10. Usus Buntu
Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks vermiformis. Pada awalnya
organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki fungsi, tetati saat ini
diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif
berperan
dalam
sekresi
immunoglobulin
(suatu
kekebalan
tubuh)
dimana
11
12. Rektum
Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan , mengatur). Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering
kali material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan kembali
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi.
13. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum
dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis bagian posterior dari
peritoneum. Dindingnya diperkuat oleh 3 otot sfingter yaitu:
Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.
Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja sesuai kehendak.
BAB III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUH KEMBANG
KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA
13
a. Faktor heriditer/ genetik
Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada
individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan
secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif,
psikososial maupun spiritual
Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya.
Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan
beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti
temperamen.
Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam
pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas
hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh
hasil yang optimal.
b.
14
c.
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai maturitas
(dewasa) yang dipengaruhi oleh faktor bawaan daan lingkungan.
2.
Dalam periode tertentu terdapat percepatan dan perlambatan dalam proses tumbuh
kembang pada setiap organ tubuh berbeda.
3.
Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda antara anak
satu dengan lainnya.
4.
Aktivitas seluruh tubuh diganti dengan respon tubuh yang khas oleh setiap organ.
Secara garis besarmenurutmarkumtumbuh kembang dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Tumbuh kembang fisis
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi
organisme atau individu. Perubahan ini bervariasi dari fungsi tingkat
molekuler yang sederhana seperti aktifasi enzim terhadap diferensi sel, sampai
15
kepada proses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk fisik di
masa pubertas.
b. Tumbuh kembang intelektual
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi
dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti
bermain, berbicara, berhitung, atau membaca.
c. Tumbuh kembang emosional
Proses tumbuh kembang emosional bergantung pada kemampuan bayi umtuk
membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta kasih.
Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry (2005) yaitu:
Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti arah rangkaian
tertentu.
Perkembangan adalah suatu yang terarah dan berlangsung terus menerus, dalam
pola sebagai berikut Cephalocaudal yaitu pertumbuhan berlangsung terus dari kepala
ke arah bawah bagian tubuh, Proximodistal yaitu perkembangan berlangsung terus
dari daerah pusat (proksimal) tubuh kearah luar tubuh (distal), Differentiation yaitu
perkembangan berlangsung terus dari yang mudah kearah yang lebih kompleks.
Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan
pola yang konsisiten dan kronologis.
(Soetjiningsih, 2006 :33)
2.
16
dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa tengkurap dan
berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk tangan dll. Bayi usia 912 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dtuntun,
menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang tua dalam memberikan
pengetahuan dalam mengontrol perkembangan lingkungan sekitar bayi agar
pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan baik.
(Setjiningsih,2006 :33)
3.
4.
5.
17
6.
membantu
para
remaja
untuk
pengendalian
emosi
dan
pengendalian koping pada jiwa mereka saat ini dalam menghadapi konflik.
7.
8.
9.
Dewasa tua
Perawat membantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran,
penglihatan, kematian orang tercinta).
(Soetjiningsih, 2006 :33)
E. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Dalam perkembangan psikoseksual dalam tumbuh kembang dapat dijelaskan
beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
Dalam tahap ini biasanya anak memiliki karakter diantaranya aktivitasnya
mulai melibatkan mulut untuk sumber utama dalam kenyamanan anak,
perasaannya mulai bergantung pada orang lain (dependen), prosedur dalam
pemberian makan sebaiknya memberkan kenyamanan dan keamanan bagi anak.
2. Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun / toddler)
Dalam tahap ini anak biasanya menggunakan rektum dan anus sebagai
sumber kenyamanan, apabila terjadi gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan
kepribadian obsesif-kompulsif seperti keras kepala, kikir, kejam dan temperamen.
3. Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)
Tahap ini anak lebih merasa nyaman pada organ genitalnya, selain itu
masturbasi dimulai dan keinggintahuan tentang seksual.Hambatan yang terjadi
pada masa ini menyebabkan kesulitan dalam identitas seksual dan bermasalah
dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.
18
4. Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah)
Tahap ini anak mulai menggunakan energinya untuk mulai aktivitas
intelektual dan fisik, dalam periode ini kegiatan seksual tidak muncul, penggunaan
koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini.
5. Genital (13 tahun keatas / pubertas atau remaja sampai dewasa)
Tahap ini genital menjadi pusat kesenangan seksual dan tekanan, produksi
horman seksual menstimulasi perkembangan heteroseksual, energi ditunjukan
untuk mencapai hubungan seksual yang teratur, pada awal fase ini sering muncuul
emosi yang belum matang, kemudian berkembang kemampuan untuk menerima
dan memberi cinta.
(Taslim, 2003 :71)
F. PERKEMBANGAN BIOLOGIS
Teori biologisme, biasa disebut teori nativisme menekankan pentingnya peranan
bakat. Pendirian biologisme ini dimulai lebniz (1646-1716) yang mengemukakan teori
kontunuitas yang dilanjutkan dengan evoluisionisme. Selanjutnya Haeckel (18341919) seorang ahli biologi Jerman mengemukakan teori biogenese, yang menyatakan
bahwa perkembangan ontogenese (individu) merupakan rekapitulasi dari filogesenasi.
Para penganut bilogisme menekankan pada faktor biologis, menekankan fasefase perkembangan yang harus dilalui. Sedangkan penganut sosiologisme atau
empirisme menekankan peranan lingkungan pada perkembangan pribadi. Wolf
menentang teori biogenese dan mengemukakan teori epigenese, yang menyatakan
bahwa perkembangan organisme itu tidak ditentukan oleh performansinya, melainkan
ada sesuatu yang baru. William Stern mengemukakan teori konvergensi yang berusaha
mensitesakan kedua teori tersebut.
Sebagai makhluk kodrati yang kompleks, manusia memiliki inteligensi dan
kehendak bebas. Dalam hal perkembangan, pada awalnya manusia berkembang alami
sesuai dengan hukum alam. Kemudian perkembangan alami manusia ini menjadi jauh
melampui
perkembangan
makhluk
lain
melalui
intervensi
inteligensi
dan
kebebasannya.
(Allen, 2009 :23)
19
G. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson,1950
merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama
dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini
dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga
lanjut usia; satu hal yang tidak dilakukan oleh Freud. Selain itu karena Freud lebih
banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran manusia, teori Erikson yang
membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya dianggap lebih realistis.
diantaranya :
(Erikson, 2007 :3)
1.
2.
3.
20
4.
5.
6.
7.
8.
21
Selain teori tersebut menurut, diketahui bahwa gejolak emosi remaja dan
masalah remaja lain pada umumnya disebabkan antara lain oleh adanya konflik
peran sosial. Di satu pihak ia sudah ingin mandiri sebagai orang dewasa, di pihak
lain ia masih harus terus mengikuti kemauan orang tua. Rasa ketergantungan pada
orang tua di kalangan anak anak Indonesia lebih besar lagi, karena memang
dikehandaki demikian oleh orang tua.Konflik peran yang yang dapat
menimbulkan gejolak emosi dan kesulitan kesulitan lain pada amasa remaja dapat
dikurangi dengan memberi latihan latihan agar anak dapat mandiri sedini
mungkin. Dengan kemandiriannya anak dapat memilih jalannya sendiri dan ia
akan berkembang lebih mantap. Oleh karena ia tahu dengan tepat saat saat yang
berbahaya di mana ia harus kembali berkonsultasi dengan orang tuanya atau
dengan orang dewasa lain yang lebih tahu dari dirinya sendiri.
(Erikson,2007 : 3)
H. PERKEMBANGAN MORAL
Moral merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian
orang berpendapat bahwa moral bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak
dewasa ini sehingga ia tidak melakukan hal hal yang merugikan atau bertentangan
dengan kehendak atau pandangan masyarakat.Di sisi lain tiadanya moral seringkali
dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya kenakalan remaja.
Para sosiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri punya peran penting
dalam pembentukan moral. W.G. Summer (1907), salah seorang sosiolog,
berpendapat bahwa tingkah laku manusia yang terkendali disebabkan oleh adanya
kontrol dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi sanksi tersendiri buat
pelanggar pelanggarnya.Bayi berada dalam tahap perkembangan moral yang oleh
Piaget (Hurlock, 1980) disebut moralitas dengan paksaan (preconventional level) yang
merupakan tahap pertama dari tiga tahapan perkembangan moral.
(Duska dan Ronald, 2002 :21)
Menurut teori Kohlbergmenyatakan bahwa perkembangan moral meliputi
beberapa tahap meliputi :
1.
22
2.
3.
I.
PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Sejalan dengan perkembangan social, perkembangan keagamaan mulai disadari
bahwa terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang untuk
melakukannya.Perkembangan spiritual anak sangat bepengaruh sekali dalam tumbuh
kembang anak. Agama sebagai pedoman hidup anak untuk masa yang akan datang.
Selain itu, moral seorang anak juga dapat dibentuk melalui perkembangan spiritual.
Anak diberi pengetahuan adanya kepercayaan terhadap Tuhan YME sesuai dengan
kepercayaan
yang
dianut
orang
tua.
Karena
agama
seorang
anak
itu
23
berdasarkan kaidah-kaidah logika yang bersumber pada indikator alam semesta
sebagai manifestasi dari eksistensi dan keagungan-Nya, pengahayatan secara
rohaniah makin mendalam dalam melaksanakan ritual.
(Jamaris, 2006:19)
3. Masa remaja (12-18 tahun)
Tanda-tanda masa remaja awal : sikap negatif disebabkan alam pikirannya
yang kritis melihat
kedewasaan
intelektual,
pandangan
dalam
hal
ke-Tuhanan
24
BAB IV
LAPORAN PENDAHULUAN MEP
A. DEFINISI
Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan
makanan dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat
bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara
klinis digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum.
Penentuan jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri
yang lengkap (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit),
dibantu dengan pemeriksaan laboratorium (Ngastiyah, 1997).
Kwashiorkor adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi protein.
Penyakit kwashiorkor pada umumnya terjadi pada anak dari keluarga dengan status
sosial ekonomi yang rendah karena tidak mampu menyediakan makanan yang cukup
mengandung protein hewani seperti daging, telur, hati, susu dan sebagainya. Makanan
sumber protein sebenarnya dapat dipenuhi dari protein nabati dalam kacang-kacangan
tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua, anak dapat menderita defisiensi
protein.
Marasmus adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi makanan sumber
energi (kalori), dapat terjadi bersama atau tanpa disertai defsiensi protein. Bila
kekurangan sumber kalori dan protein terjadi bersama dalam waktu yang cukup lama
maka anak dapat berlanjut ke dalam status marasmik kwashiorkor. (Ngastiyah, 1997)
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Ngastiyah, 1997)
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang
berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain:
1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang
cukup, tidak semua makanan mengandung protein/asam amino yang memadai.
Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang
24
25
diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumbersumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya
pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap
terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti
ASI.
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan
sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang
menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana
ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan
infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya
MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap
infeksi.
Penyebab Marasmus :
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori protein yang berat. Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus. Secara
garis besar sebab sebab marasmus antara lain :
a.
Pemasukan kalori yang tidak cukup, marasmus terjadi akibat masukan kalori
yang sedikit.
b.
Pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari
ketidak tahuan orang tua si anak ; misalnya pemakaian secara luas susu kaleng
yang terlalu encer.
c.
Kebiasaan makan yang tidak tepat. Seperti mereka yang mempunyai hubungan
orangtua dan anak terganggu.
d.
26
jantung bawaan, penyakit hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis,
micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis
pancreas.
C. PATOFISIOLOGI
1.
Marasmus
Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejummlah energi yang
dalam keadaan normal dapat dipenuhhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan
ini tidak terpenhi pada masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya
digunakan cadangan protein senagai sumber energi. Pengahancuran jaringan pada
defesiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga
memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya, seperti berbagai
asam amino.
2.
Kwashiorkor
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
kelainanan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang
meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet,
akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amnino
dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang
kemudian berakibat edem. perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan
beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, dengan
akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.
27
D. PATHWAY
Status sosial
Ekonomi rendah
Ekonomi tinggi
MEP
Gangguan nutrisi,vitamin
dan mineral
Defisiensi protein
Malnutrisi berkepanjangan
Katabolisme karbohidrat,
glukosa (inadekuat)
Intake karbohidrat
Terjadinya perubahan
biokimia dalam tubuh
Hilangnya lemak di
bantalan tubuh
hipoglikemia
Gula darah
kwashiorkor
Metabolisme sel
energi
Pengambilan energi selain
protein (otot)
Lemah otot
Gangguan metabolisme
otak
Gangguan pertumbuh
28
29
distropi
Penyusutan otot
Atropi
Aktivitas
Menurunya kesadaran
dan mental
Intelektual
Intoleransi aktifitas
Sulit konsentrasi
Gangguan tumbuh
kembang
30
E. GAMBARAN KLINIK
Gambaran klinik antara Marasmus dan Kwashiorkor sebenarnya berbeda
walaupun dapat terjadi bersama-sama (Ngastiyah, 1997)
Gambaran Klinik Kwashiorkor
Perubahan mental (cengeng atau apatis)
Pada sebagian besar anak ditemukan edema ringan sampai berat)
Gejala gastrointestinal (anoreksia, diare)
Gangguan pertumbuhan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan
mudah dicabut)
Kulit kering, bersisik, hiperpigmentasi dan sering
pavement dermatosis.
Pembesaran hati (kadang sampai batas setinggi pusat, teraba kenyal, licin dengan
batas yang tegas)
Anemia akibat gangguan eritropoesis.
Pada pemeriksaan kimia darah ditemukan hipoalbuminemia dengan kadar globulin
normal, kadar kolesterol serum rendah.
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, sering disertai tanda fibrosis, nekrosis dan
infiltrasi sel mononukleus.
Hasil autopsi pasien kwashiorkor yang berat menunjukkan terjadinya perubahan
degeneratif pada semua organ (degenerasi otot jantung, atrofi fili usus, osteoporosis
dan sebagainya)
Gambaran Klinik marasmus
Pertumbuhan berkurang atau terhenti, otot-otot atrofi
Perubahan mental (cengeng, sering terbangun tengah malam)
Sering diare, warna hijau tua, terdiri dari lendir dengan sedikit tinja.
Turgor kulit menurn, tampak keriput karena kehilangan jaringan lemak bawah kulit
Pada keadaan marasmik yang berat, lemak pipi juga hilang sehingga wajah tampak
lebih tua, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
Vena superfisial tampak lebih jelas
Perut membuncit dengan gambaran usus yang jelas.
31
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan Fisik
a) Mengukur TB dan BB
b) Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan
TB (dalam meter)
c) Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan
trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya
dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper).
Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan
lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
d) Status
gizi
juga
dapat
diperoleh
dengan
mengukur
LLA
untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa
tubuh yang tidak berlemak).
2.
Marasmus
a.
b.
c.
d.
kulit keriput.
Vena superfisialis kepala lebih nyata, frontal sekung, tulang pipi dan dagu
terlihat menonjol, mata lebih besar dan cekung.
2.
e.
f.
Perut buncit
g.
h.
Kwashiorkor
a.
Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng dan mudah terangsang,
pada tahap lanjut anak menjadi apatus dan koma.
b.
Pertumbuhan terlambat
c.
Udema
32
d.
e.
Jaringan otot mengecil, tonus menurun, jaringan subcutis tipis dan lembek.
f.
Rambut berwarna pirang , berstruktur kasar dan kaku serta mudah dicabut.
g.
Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis-garis kulit yang
dalam dan lebam, disertai defesiensi vitamin B kompleks, defesiensi
eritropoitin dan kerusakan hati.
h.
i.
H. PENATA LAKSANAAN
Prinsip pengobatanya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
mengatasi kelainan akut, seperti diare, bronkopneumonia, atau penyakit infeksi berat
lainnya, gangguan elektrolit dankeseimbangan asam basa, renjatan(shock), gagal
ginjal, gagal jantung. Dalam keadaan dehidrasi danasidosis pedoman pemberian cairan
paraenteral adalah sebagai berikut:
1. Jumlah cairan adalah 250 ml/kg BB/hari
2. Jenis cairan yang dipilih adalah Darrow-glukosa aa dengan kadar glukosa
dinaikkan menjadi 10% bila terdapat hipoglikemia.
3. Cara pemberiannya adalah sebanyak 60 ml/kg BB diberikan dalam 4-8 jam
pertama,kemudian sisanya diberikan dalam waktu 16-20 jam berikutnya. Selain itu
ASI ataususu formula dapat diberikan per oral bila anak telah dapat minum.
Pengobatan cairanintravena tersebut dapat dimodifikasi sesuai keadaan penderita
dan jenis penyakit penyerta
33
4. Makanan tinggi energi tinggi protein (TETP) diolah dengan kandungan protein
yang dianjurkanadalah 3,0 5,0 g/kg BB sehari. Biasanya dalam pemberian
makanan diperlukan pula penambahanvitamindan mineral, khususnya vitamin A,
vitamin B kompleks, vitamin C, asam folat mineralkalium, magnesium, dan besi.
34
BAB IV
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. RIWAYAT KEPERAWATAN
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan
(berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan
keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
D. PENGKAJIAN FISIK
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota
keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan,
persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.Pengkajian secara umum
dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status
kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan
genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).
Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:
33
35
1.
2.
Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
3.
Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila
terjadi diare.
4.
Edema tungkai
Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis
terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut,
ruas jari kaki, paha dan lipat paha)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan
terutama jenis
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan
Marasmik-Kwashiorkor adalah:
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat.
2.
3.
4.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang
tidak adekuat.
36
TTD
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Gangguan
pertumbuhan
dan Setelah dilakukan tindaka 1. Jelaskan kepada keluarga 1. Meningkatkan pemahaman
perkembangan b/d asupan kalori keperawatan selama 2 x
tentang
malnutrisi,
akan
pemulihan
menu
dapat
menunjukkan
dan
penyebab
kebutuhan
pengolahan
klien
sehingga
meneruskan
upaya
Kriteria:
tunjukkan
diberikan
sumber
contoh
makanan
menjelaskan penyebab
ekonomis
dialami
kebutuhan
35
pemulihan,
jenis
sesuai
nutrisi
status
susunan
kesempatan
kebutuhan
makanan
sendiri.
sehat
keluarga
melakukannya
nutrisi
klien,
upaya
pemulihan
seimbang.
klien
partisipasi
untuk
perawat,
hospitalisasi.
Dengan
selama
bantuan 3. Laksanakan
keluarga
dapat
pemberian 3. Roborans
meningkatkan
terapi.
35
37
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
mendemonstrasikan
pemberian
diet
INTERVENSI
(per
TTD
RASIONAL
menyertai
keadaan
malnutrisi.
perkembangan
masalah klien.
2.
Gangguan
intoleransi
1. Tentukan
keletihan
24 jam diharapkan
gangguan intoleransi
prioritas keletihan
2. Ajarkan untuk melakukan 2. Melatih otot dan Mencegah
kriteria hasil :
peningkatan rentang
sehat
terjadinya keram
persendian
menurunkan
4. Kolaborasi/konsultasi
dengan ahli terapi.
4. Sangat
resiko
membantu
dan
iritasi
dalam
individu
dan
36
38
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
TTD
RASIONAL
menentukan alat bantu yang
INTERVENSI
sesuai.
3.
Gangguan
integritas
tentang
status Nutrisi
mungkin.
membaik
pentingnya
Kriteria Hasil:
dan
kulit
anak
tetap 3. Tindakan
kering.
untuk
4. Kolaborasi
untuk
dengan
dokter.
lebih lanjut.
gizi
interdependent
bidan/perawat
mengurangi gatal.
ahli
pemenuhan
nutrisi.
37
39
NO
4.
TTD
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Gangguan
pertumbuhan
dan Klien akan mencapai 1. Ajarkan kepada orang tua 1. Meningkatkan pengetahuan
perkembangan b/d asupan kalori pertumbuhan
dan protein yang tidak adekuat.
perkembangan
dan
sesuai
tentang
standar
pertumbuhan
fisik
standar usia.
tugas-tugas
Kriteria Hasil:
Pertumbuhan
dan
perkembangan
fisik 2. Lakukan
keluarga
keterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan anak.
(ukuran
malnutrisi
antropometrik) sesuai
program
secara
standar usia.
pemulihan.
terapi
diet
kognitif
diprogramkan
bertahap
sesuai
Perkembangan
motorik,
tentang
bahasa/
dan 3. Lakukan
personal/sosial sesuai
antropo-metrik
standar usia.
berkala.
pengukuran 3. Menilai
secara
perkembangan
masalah klien.
sesuai
mengejar
keterlambatan
38
40
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
5. Lakukan
rujukan
lembaga
TTD
RASIONAL
ke 5. Mempertahankan
pendukung
kesinambungan
program
perkembangan
(Puskesmas/Posyandu)
memberdayakan
sistem
39
41
DAFTAR PUSTAKA