Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2014
Potensi yang dimiliki oleh hutan dan hasil hutan saat ini belum dimanfaatkan
secara optimal, baik keanaekaragaman pemanfaatannya maupun rendahnya pemanfaatan
ruang dan lahan yang ada, hal ini terjadi selain disebabkan oleh keterbatasan keterampilan,
informasi potensi dan pasar, serta masih kurangnya dukungan dari pemerintah dalam
pengembangan kegiatan usahanya.
Lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk
dikembangkan dalam pembudidayaannya, hal ini disebabkan karena sumber pakan lebah
yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai
sumber pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman
perkebunan. Produk yang dihasilkan oleh lebah madu dapat dimanfaatkan dan mempunyai
nilai ekonomi yang cukup tinggi, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
berkembangnya teknologi maka tingkat pemanfaatan produk yang dihasilkan oleh lebah
madu semakin meningkat baik untuk kepentingan konsumsi atau obat-obatan, dan
permintaan pasar akan produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin tinggi.
Page 1
2014
II.
Maksud dibuatnya kegiatan ini adalah agar tercipta Sumber Daya Manusia yang
terampil dalam pengembangan budidaya lebah madu, baik dalam hal peningkatan
pengetahuan, penguatan modal usaha serta pemasaran hasil produksinya
sedangkan
tujuannya adalah agar lebih berkembangnya kegiatan budidaya lebah madu baik kualitas
maupun kuantitasnya, sehingga diharapkan kesejakteraan masyarakat semakin meningkat
dan tekanan terhadap hutan dan hasil hutan semakin berkurang. Meningkatkan kualitas
lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih, dan nyaman.
III.
LINGKUP KEGIATAN
Page 2
2014
Lingkupi kegiatan pengembangan Budidaya Lebah Madu ini adalah Peningkatan Sumber
Daya Manusia yang ahli dalam pengenalan lebah madu dan produk yang dihasilkannya,
mengetahui persyaratan lahan budidaya, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan
pemasarannya, dan analisa usaha budidaya lebah madu
IV.
RISALAH UMUM
A.
zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan
tempat-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang yang
sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan
sebagainya. Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu
dan pada saat ini dengan sistem stup.
Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dikenal sejak pelopori oleh
Rijkeuns, seorang bangsa belanda pada tahun 1841, namun perkembangannya sangat jauh
tertinggal apabila dibandingkan dengan kegiatan serupa yang ada di Negara Australia,
Jerman, Mexico, India, Jepang dan China.
Di Indonesia lebah ini mempunyai nama bermacam-macam, di Jawa disebut tawon
gung, gambreng, di Sumatera barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan
sebagainya. Di Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya tawon
Odeng. Di propinsi Sulawesi Tenggara orang menyebutnya sebagai wani.
B.
2014
Apis cerana merupakan lebah madu yang banyak tersebar di wilayah asia antara lain
tersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang dan Indonesia, Lebah madu jenis Apis
cerana dapat dibudidayakan secara tradisional dalam glodok maupun secara
modern yang dibudidayakan di dalam kotak (stup) Apabila sumber pakan dan air
mencukupi lebah madu ini dapat dipanen tiga kali dalam 1 tahun dengan produksi
madu bisa mencapai 2-5 kg per tahun.
b. Apis mellifera
Apis mellifera merupakan lebah madu yang berasal dari Italia, tetapi lebah madu
jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk dikembangkan di Indonesia. Apabila
sumber pakan dan air mencukupi lebah madu jenis ini dapat memproduksi madu
35-40 kg per tahun per koloni.
Page 4
V.
2014
2. Tahun Kedua
Jika tenaga trampil yang ahli dalam budidaya lebah madu telah tersedia maka
direncanakan di tahun kedua ini akan diadakan pelatihan budidaya lebah madu untuk
masyarakat yang terdapat disekitar kawasan hutan dan pembuatan kebun percontohan
lebah madu
3. Tahun Ketiga
Diadakannya pelatihan pasca panen lebah madu, cara-cara pengolahan dan pemasaran
hasil budidaya lebah madu. Pendampingan tenaga ahli bagi masyarakat, kelompok tani
hutan
maupun
lembaga-lembaga
masyarakat
lainnya
yang
berniat
untuk
4. Tahun keempat
Perluasan jaringan pemasaran dan penghitungan analisa kelayakan lebah madu. Analisa
kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada usaha
Page 5
2014
budidaya lebah madu, adapun analisis kelayakan dapat diketahui dengan mengetahui
tingkat break event point (BEP), benefit cost ratio (BC ratio) dan return of investment
(ROI)
1) Break event point (BEP).
BEP dipakai untuk mengatahui tingkatan volume produksi dan harga produk rata-rata
dimana para pelaku usaha budidaya lebah madu dapat menutup semua biaya yang
dikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan keuntungan/titik inpas. BEP tercapai apabila
biaya produksi sama dengan nilai jual produk yang dihasilkan oleh lebah madu (madu,
lilin dan bee pollen), BEP dirumuskan sebagai berikut :
Total Biaya Produksi
BEP volume produksi rata-rata = -------------------------------------------Rata-rata harga jual hasil produksi
2) Benefit cost ratio (B/C ratio)
B/C ratio di gunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan modal dalam
kegiatan usaha budidaya lebah madu. B/C ratio pada kegiatan usaha budidaya lebah
madu adalah sebagai berikut :
Keuntungan
B/C = --------------------------Biaya Produksi
2014
5. Tahun kelima
Pelepasan pendampingan kegiatan budidaya lebah madu secara bertahap, dan
selanjutnya akan diteruskan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala.
Adapun keunggulan dan nilai lebih dari rancangan pengelolaan ini adalah :
1.
Pengiriman
tenaga
terampil
untuk
mengikuti
pelatihan
akan
menjamin
berlangsungnya kegiatan budidaya lebah madu karena akan tersedia tenaga ahli
sebagai nara sumber untuk semua permasalahan yang mungkin akan terjadi dalam
pelaksanaan budidaya lebah madu nantinya.
2.
Budidaya lebah madu akan menjadi alternatif mata pencaharian bagi masyarakat
utamanya yang berada disekitar hutan.
3.
4.
Kegiatan ini akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pada umumnya dan
masyarakat disekitar hutan pada khususnya.
VI. PENUTUP
Lebah madu adalah salah satu kekayaan sumber daya alami Indonesia. Selain dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil madu dan produk perlebahan lainnya bagi kepentingan
peningkatan pendapatan dan gizi masyarakat, keberadaan lebah madu juga penting bagi
kesehatan lingkungan. Peran lebah madu terhadap penyerbukan tumbuhan memberikan
Page 7
2014
sumbangan yang sangat besar bagi kelangsungan hidup banyak species tumbuhan mengingat
tidak sedikit tumbuhan yang proses polinasinya hanya dapat dilakukan oleh lebah madu.
Mengingat peran dan manfaat lebah madu yang sangat besar tersebut, maka keberadaannya
perlu dijaga dan pemanfaatannya perlu ditingkatkan. Kemampuan meningkatkan produksi
dan produktivitas koloni lebah madu akan sangat membantu upaya peningkatan pendapatan
masyarakat dan pengembangan perlebahan nasional.
Demikian usulan proposal kegiatan ini kami sampaikan dengan harapan mendapat
tanggapan, dan atas perkenaannya diucapkan terima kasih.
Lampiran : Adapun rincian biaya pembuatan kebun percontohan budidaya lebah madu, dapat
dilihat di bawah ini :
Asumsi-asumsi :
1. Waktu analisa usaha
2. Jenis lebah
3. Kekuatan peralatan produksi
:
:
:
1 tahun
Apis mellifera
3 tahun
Page 8
2014
4. Pendapatan yang berasal dari Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran : tidak
diperhitungkan
5. Lama penggembalaan lebah
: 3 bulan per tahun
6. Jumlah periode panen dalam 1 tahun : 4 kali
7. Penyusutan alat produksi : 30 % tahun
No
1.
Uraian
Biaya Pelatihan Budidaya lebah Madu
Volume
6
Orang
Harga Satuan
(Rp)
10.000.000
Jumlah I
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Koloni Lebah
Kotak Lebah
Dudukan stup
Alat Pengaman Ratu Paralon,benang,lem)
Alat Pembuat Mangkokan Ratu
(lilin,cetakan mangkok,alat pemanas dan
bingkai lebah)
Alat pemanenan (smoker, pisau, sikat
lebah Pengungkit)
Alat Pasca Panen
Ekstraktor madu
Jliken
Ember
Saringan Madu
Perlengkapan petugas (masker,topi
pengaman, Baju lapangan)
12.
13.
14.
60.000.000,60.000.000,-
10
10
10
4
2
Unit
Unit
Unit
Paket
Paket
750.000
150.000
75.000
150.000
500.000
7.500.000,1.500.000,750.000,600.000,1.000.000,-
Paket
300.000
600.000,-
2
5
5
5
2
Unit
buah
Buah
Unit
Unit
1.500.000
50.000
40.000
15.000
500.000
3.000.000,250.000,200.000,75.000,1.000.000,-
Jumlah II
Biaya Operasional / 3 bulan
Biaya operasional penggembalaan
Biaya Transportasi (sewa kendaraan,
Upah bongkar muat)
Sewa lahan
Jumlah (Rp)
16.975.000,90
2
Hari
Paket
50.000
1.500.000
4.500.000,3.000.000.-
paket
100.000
1.000.000,-
Page 9
Jumlah III
JUMLAH TOTAL
2014
8.500.000
85.475.000,-
Page 10