Вы находитесь на странице: 1из 3

Nama

: Noviantie

NPM

: 13050014

Grup

: 2B1

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

Pengelolaan Kas
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk
memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Karena sifat likuidnya tersebut, kas memberikan
keuntungan yang paling rendah. Kalau perusahaan menyimpan kas di bank dalam bentuk
rekening giro yang diterima oleh perusahaan persentasenya akan lebih rendah daripada kalau
disimpan dalam bentuk deposito berjangka (yang tidak setiap saat bisa diuangkan). Karena
itu masalah utama bagi pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu
banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi tidak terlalu sedikit (sehingga
akan mengganggu likuiditas perusahaan).

1. Motif Memiliki Kas


John Maynard Keynes menyatakan bahwa ada tiga motif untuk memiliki kas yaitu :

Motif transaksi

Motif berjaga-jaga

Motif Spekulasi

2. Model-model Manajemen Kas


a. Model Persediaan
Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan
mirip dengan pemakain persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi,
perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan.

Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan
likuiditas akan makin besar.Karena itu seharusnya ada penyeimbangan.
Masalah yang sama juga terjadi untuk persediaan.Misalkan suatu toko buku menghadapi
permintaan buku manajemen keuangan secara ajeg setiap waktu. Misalkan permintaan buku
tersebut dalam satu tahun adalah 240 satuan, dan toko buku tersebut memesan Q satuan setap
kali pesan. Dengan demikian frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah,
Frekuensi pesanan 1 tahun = penjualan/Q = 240/Q
Rata-rata persediaan = (Q/2) satuan
Biaya simpan per tahun = (Q/2)i
Biaya pemesanan dalam 1 tahun (D/Q)o
Y = (Q/2)I + (D/Q)o
(dy/dQ) = (i/2) (oD/Q2) = 0
(oD/Q2) = (i/2)
iQ2 = 2oD
Q = [(2oD/i]1/2

b. Model Miller dan Orr


Bagaimana kalau penggunaan kas per harinya tidak konstan? Untuk itu dua penulis, Miller
dan Orr merumuskan model sebagai berikut. Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas
bersifat acak, perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas bawah saldo kas. Apabila
saldo kas mencapai batas atas, perusahaan perlu merubah sejumlah tertentu kas, agar saldo
kas kembali ke jumlah yang diinginkan.Sebaliknya apabila kas saldo menurun dan mencapai
batas bawah, perusahaan perlu menjual sekuritas agar saldo kas naik kembali ke jumlah yang
diinginkan.

3. Sistem Pengumpulan dan Pembayaran Kas


Dalam perekonomian pembayaran transaksi dilakukan tidak lagi dengan uang tunai tetapi
dengan cheque, timbul situasi dimana pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan tidak
segera mengurangi saldo kas, dan penerimaan cheque tidak segera diikuti dengan
penambahan saldo kas. Misalkan kita membayar dengan cheque senilai Rp100 juta pada
tanggal 13 Oktober 1993. Sebelum kita membayar (dan menulis cheque tersebut), saldo
rekening giro kita di bank misalnya Rp300 juta. Dengan demikian setelah pembayaran
tersebut kita mencatat bahwa saldo kita tinggal Rp200 juta tetapi bank kita belum
mengurangkan jumlah tersebut sampai cheque tersebut dikliringkan.

4. Portofolio Investasi
Misalkan perusahaan saat ini memiliki saldo kas sebesar Rp600 juta. Diperkirakan (dari
anggaran kas yang disusun) Rp400 juta diantaranya baru akan dipergunakan pada tiga bulan
yang akan datang. Untuk itu manager keuangan bisa, misalnya mendepositokan Rp400 juta
tersebut untuk jangka waktu 3 bulan dengan bunga (misal) 12% per tahun. Dengan demikian
selama 3 bulan tersebut perusahaan akan memperoleh penghasilan dari investasinya sebesar
(0,12/12) x 3 x Rp400 juta = Rp12,0 juta
Kalau misalkan manager tersebut tidak yakin bahwa dana yang bebas selama 3 bulan
mendatang akan mencapai sebesar Rp400 juta, maka ia bisa memutuskan mendepositokan
jumlah yang kurang dari Rp400 juta. Kalau cara ini ditempuh, maka keuntungan yang
diterima tentu akan lebih kecil dari Rp12 juta. Cara lain adalah melakukan diversivikasi. Ia
bisa menginvestasikan dana sebesar Rp400 juta tersebut pada berbagai jenis saham. Esensi
pengaturan kas tersebut adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan kas. Jumlah saldo kas
yang terlalu banyak memang baik apabila dipandang dari sisi likuiditas, tetapi tidak
menguntungkan apabila dipandang dari aspek profitabilitas. Hal yang sebaliknya berlaku
apabila saldo kas terlalu kecil, karena itulah pengaturan kas diperlukan.

Вам также может понравиться