Вы находитесь на странице: 1из 9

Laporan

Pengamatan kromosom Drosophila melanogaster

Disusun untuk memenuhi salah satu kriteria penilaian mata kuliah Biologi

Nama
Tingkat/Semester
NIM

: Fiera Riandini
: IB/1
: P17320113108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
Jl. Dr. Otten No.32 Bandung No. Telp/Fax (022)40231057
BANDUNG 2013

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Drosophila melanogaster adalah serangga bersayap yang masuk keordo
dipetera. Drosophila ini merupakan jenis serangga yang satu ordo dengan drosophila
ananase. Spesies ini umumnya diketahui sebagai lalat buah umum dan merupakan
organisme yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika.
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah, dimasukkan dalam filum
atropoda kelas insekta bangsa dipteral. Jenis Drosophila melanogaster di Indonesia
terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 129 jenis dari suku drosophila. Drosophila
melanogaster yang sering ditemukan di Indonesia dan Asia adalah Drosophila
melanogaster ananasae, kikawai, malerkotliana, replete, hypocousta dan imigran.
Lalat buah dan atrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri
segmen yang teratur. Segmen ini menusun tiga bagian tubuh utama. Seperti hewan
semetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior dan
poros dorsopentral.
Di sisi lain, lalat buah memiliki kromosom yang hampir mirip dengan manusia.
Kromososm lalat buah sangat berguna untuk penelitian dan pengamatan sebagai
pembanding dengan kromososm manusia.
Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui bentuk kromosom Drosophila
melanogaster.

Pembahasan

Kromosom adalah suatu molekul asam nukleat yang melakukan repliksi sendiri serta
mengandung sejumlah gen. Pada struktur tertentu kromosom tersusun dari DNA dan protein
dan ditemukan dalam inti sel eukariot (Brown 1989 dalam handout A.D Corebima).
Pada kelenjar ludah lalat buah Drosophila melanogaster ditemukan kromosom yang berukuran
lebih besar dari ukuran kromosom normal, yang biasa disebut kromosom raksasa (polytene
chromosom). Menurut Kimball, 1998, kromosom raksasa ini memiliki
ukuran seratus kali lebih besar daripada ukuran kromosom normal. Kromosom raksasa ini
menunjukkan detail struktur yang lebih jelas dari kromosom normal. Bentuk kromosom raksasa
pada lalat buah (Drosophila melanogaster) ini adalah linier atau batang. Kromosom raksasa ini
terdiri dari dua daerah yaitu daerah pita yang gelap dan pita terang (interband) yang terletak
berselang-seling secara bergantian. Pada daerah pita yang gelap terdapat banyak DNA. Pada
daerah ini, kromatin mengalami kondensasi atau pelipatan secara maksimal yang disebut
sebagai heterokromatin yang berperan aktif pada saat terjadi pembelahan. Heterokromatin
adalah gen yang tidak terekspresi (Kimball, 1998). Sedangkan pada interband atau pita terang
tidak terjadi kondensasi. Pada pita terang ini terdapat eukromatin (gen yang tidak diaktifkan).
Kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster ini kebanyakan memiliki lima lengan, tiga
pada sisi kromosom bagian kanan sedangkan dua pada sisi kiri.
Kromosom raksasa adalah kromosom interfase yang lebih memanjang daripada kromosom
metaphase, sebab kromosom ini dapat dilihat pada waktu interfase, sedangkan kromosom
biasa tidak karena merupakan hasil duplikasi berulang dari kromosom tanpa disertai
pembelahan sel.
Pada kelenjar ludah Drosophila melanogaster setiap kromosom raksasa merupakan hasil
duplikasi berulang dari kromosom tanpa disertai pembelahan sel. Pada kelenjar ludah
Drosophila melanogaster setiap kromosom raksasa merupakan hasil sembilan siklus replikasi
(Kimball, 1998). Kromosom raksasa dibentuk oleh peristiwa endomitosis yaitu suatu replikasi
yang menghasilkan banyak kromosom yang terpisah.
Lalat buah atau Drosophila melanogaster adalah organisme yang memiliki ciri yang sudah
dikenal dan sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak dan memiliki
siklus hidup singkat. Sepasang lalat buah dapat menghasilkan 300-400 butir telur. Siklus hidup
Drosophila terdiri atas stadium telur, larva, pupa, dan imago. Telur Drosophila sp. Telur
Drosophila berukuran kira-kira 0,5 mm berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak mendatar,

sedangkan permukaan ventral agak membulat. Pada bagian anterodorsal terdapat sepasang
filament yang fungsinya yang melekatkan diri pada permukaan, agar telur tidak tenggelam pada
medium. Pada bagian ujung anterior terdapat lubang kecil yang disebut micropyle, yaitu tempat
masuknya spermatozoa. Telur yang dikeluarkan dari tubuh biasanya sudah dalam tahap
blastula. Dalam waktu 24 jam telur akan menetas menjadi larva. Larva yang menetas ini akan
mengalami 2 kali pergantian kulit, sehingga periode stadium yang paling aktif. Larva kemudian
menjadi pupa yang melekat pada permukaan yang relative kering, yaitu pada dinding botol
kultur atau pada kertas saring. Pupa akan menetas menjadi imago setelah berumur 8-11 hari
bergantung pada spesies dan suhu lingkungan (Kimball, 1990).
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang
teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu; kepala, thoraks, dan abdomen.
seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior
(kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan
sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan
kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan
akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen (Kimball, 1990).
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur
larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Perkembangan dimulai segera
setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam
telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam
waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk
makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual
dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi
pada saat dewasa (Anonim, 2011).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di
permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat
dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan
mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan,
yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat

(Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai tipis. Korion mempunyai kulit
bagian luar yang keras dari telur tersebut (Anonim, 2011).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali
dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala.Untuk pernafasan pada trakea, terdapat
sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior. Saat kutikula tidak
lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa.Kutikula
lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi.Selama
periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas
sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada
mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap
untuk membentuk pupa.Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan
medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada
Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang
berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar
II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Anonim, 2011).
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat
banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik.Larva yang
dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan
disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan
oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa (Anonim, 2011).
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula
menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa
ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar
pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan
tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa.Struktur dewasa tampak
jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap
embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari
pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Anonim, 2011).

Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari.
Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang.
Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma
dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan (Anonim, 2011).

Praktikum pengamatan kromosom Drosophila melanogaster

. Metodologi Penelitian
1. Alat dan Bahan

Cawan petri

Gelas arloji

Kaca preparat

Cover glass

Jarum suntik

Pipet tetes

Mikroskop cahaya

Lup

Lalat buah (Drosophila melanogaster)

Cairan ringer

Acetocarmin

2. Langkah Kerja

1. Keluarkan larva Drosophila dari media kultur dan letakkan diatas kaca preparat yang telah
ditetesi larutan ringer.
2. Dengan menggunakan dua jarum yang dipegang dengan kedua tangan, tusuk bagian kepala
dan abdomen larva lalu tarik secara berlawanan arah jika kurang jelas gunakan lup.
3. Dapatkan kelenjar ludah dari bagian anterior larva. Bila ada lemak yang menempel pada
kelenjar ludah bersihkan menggunakan jarum dan amati menggunakan mikroskop cahaya.

4. Letakkan kelenjar ludah diatas gelas arloji dan tetesi dengan asetokarmin dan diamkan
minimal selama 10 menit dalam keadaan tertutup menggunakan cawan petri.
5. Ambil sediaan, letakkan diatas kaca preparat, tetesi squades, dan tutup dengan kaca
penutup.
6.

Lakukan squash dengan menekan sediaan dengan spidol yang digulung

7.

Amati sediaan dibawah mikroskop cahaya

8.

Dokumentasikan gambar yang diamati.

D. Hasil Pengamatan
Analisis:
Giant Kromosom ( Kromosom raksasa pada lalat buah terdapat pada kelenjar salivanya
(kelenjar ludahnya). Kromosom raksasa ini terdapat disana karena proses endometosi dimana
strad kromosom mereplikasi terus menerus tanpa terjadi pembelahan inti. Proses endometosis
menghasilkan bentukan kromosom yang besar dan panjang menyerupai untaian pita yang
dapat disebut kromosom polytene. Kromosom raksasa biasanya ditemukan pada stadium larva
karena adanya replikasi kromosom yang berulang, hal ini pun dapat menguntungkan larva yang
sedang tumbuh cepat dari pada jika sel pada keadaan haploid. Kromosom raksasa pada
Drosophila melanogaster berbentuk seperti benang kusut dengan pita gelap terang yang
letaknya berselang-seling bergantian pada permukaannya.
http://vallgeovanny.blogspot.com/2012/12/giant-chromosome-of-drosophila.html
30 november 2013

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kromosom raksasa yang terdapat pada kelenjar ludah Drosophila
melanogaster terbentuk karena proses endomitosis. Untuk mendapatkan
kromosom raksasa ini perlu didapatkan terlebih dahulu kelenjar ludah larva
insttar 3 Drosophila melanogaster. Kelenjar ludah Drosophila melanogaster
berjumlah sepasang dengan bentuk seperti ginjal.
Kromosom terdapat di bagian anterior Drosophila melanogaster, struktur
kromosom terdiri atas bagian lengan (umumnya berjumlah lima) dan bagian
kepala yang berada di pusat (sentromer).

Вам также может понравиться