Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ukuran Sampel
Pecahan sampling 0,10 atau 0,20 Bering dianggap banyak penelitian sebagai
ukuran sampel yang memadai. Sebetulnya ukuran sampel bergantung pada derajat
keseragaman, presisi yang dikehendaki, rencana analisis data dan fasilitas yang tersedia
(Singarimbun dan Effendi, 1982). Bila unsur populasi betulbetul seragam, satu unsur saja
cukup. Bila kita ingin melakukan analisis tabulasi silang, jumlah sampel harus cukup
banyak sehingga tidak terlalu banyak yang kosong. Bila biaya, waktu, dan tenaga cukup
tersedia, sampel yang besar dapat digunakan, lalu apa yang disebut presisi?
Presisi, dalam teori sampling, hanya dapat dipahami setelah kita mengerti konsep
estimasi dalam statistik. Tidak mungkin di sini diuraikan estimasi statistik. Secara
singkat, estimasi adalah metode menduga nilai parameter dari statistik. Nilai rata-rata
dalam sampel merupakan penduga nilai rata-rata dalam populasi. Bila dalam sampel kita
menemukan rata-rata pendapatan adalah Rp 20.000,00, kita menduga populasi itu
mempunyai rata-rata pendapatan seperti itu. Dugaan kita tidak selalu presis. Mungkin
rata-rata populasi sebenarnya Rp 20.500,00. Angka Rp 500,00 disebut galat sampling
(sampling error).
Tetapi rata-rata populasi biasanya tidak diketahui. Yang kita ketahui hanyalah
rata-rata sampel. Berdasarkan rata-rata sampel kita menduga rata-rata populasi. Untuk
memperoleh kecermatan pendugaan, kita menetapkan jarak nilai di sekitar nilai rata-rata
sampel. Misalnya, rata-rata populasi terletak antara 20.250 - 20.750. Angka ± 250 dari
rata-rata sampel disebut presisi. Jarak nilainya disebut selang kepercayaan (confidence
interval). Di samping presisi dan selang kepercayaan, estimasi statistik menambahkan
lagi konsep tingkat kepercayaan (reliability atau confidence level). Tingkat kepercayaan
bisa 90%, 95%, atau 99,7% (diartikan hampir pasti). Sebagai contoh, kita dapat berkata:
“Kita 99,7% yakin rata-rata populasi berada di antara ± 250 angka rata-rata
sampel”.
Dengan pengetahuan tentang presisi, selang kepercayaan, dan tingkat
kepercayaan, sekarang kita dapat menghitung besarnya sampel. Ukuran sampel
ditetapkan dengan rumus:
(Z S)2
n =
d2
di mana Z adalah koefisien reliabilitas (1,65 untuk 90%, 1,96 untuk 95%, dan 2,58 untuk
99%) S adalah standar deviasi, dan d adalah nilai presisi.
Misalnya, kita ingin menduga rata-rata kecerdasan mahasiswa dengan presisi
5 point dan reliabilitas 99,7% (hampir pasti). Berapa ukuran sampel yang kita perlukan?
Untuk itu, kita harus lebih dahulu rnengetahui standar deviasi populasi. Bila ini tidak
diketahui, kita mencari standar deviasi dari sampel penelitian terdahulu atau dari sampel
percobaan yang kita lakukan. Katakanlah, kita mendapat angka standar deviasi 14 point.
Ukuran sampel, dengan demikian, diperoleh sebagai berikut:
(Z S)2
n =
d2
(3 x 14)2
n =
25
= 207
Cara lain untuk menghitung ukuran sampel didasarkan pada pendugaan proporsi
populasi. Misalnya, berapa persen dari populasi menonton televisi, berapa persen tidak.
Rumus yang sederhana untuk ini ialah (Yamane, 1967:99):
N
n =
Nd2 + 1
Contoh: Kita ingin menduga proporsi pembaca surat kabar dari populasi 3.000 orang.
Presisi ditetapkan di antara ± 5% dengan tingkat kepercayaan 95% (Z = 2). Berapa besar
sampel yang diperlukan?
Jawabannya:
3000 3000
n = = = 353
2
(3000)(0,05) + 1 (3000x0,05) + 1
Yamane memberikan tabel khusus (lihat Lampiran 3) sehingga kita tidak perlu
menghitung lagi.