Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
STUDI KELAYAKAN
FLYOVER RAWA BOKOR
LAPORAN AKHIR
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan teknis
kontrak pengadaan jasa konsultan perencana antara PT. Buana Cakra
Konsultan dengan Dinas Pekerjaan Umum, Kota Tangerang, pada Pekerjaan FS
Fly Over Rawa Bokor.
teknis,
analisa
ekonomi,
analisa
dampak
lingkungan
dan
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. PDRB Kota Tangerang Tahun 2010 2013 (dalam milyar rupiah) .... 15
Tabel 2.2. Pendapatan Kota Tangerang Tahun 2010 2013 (dalam juta rupiah) .16
Tabel 3.1. Cara Pembobotan Aspek Penilaian................................................... 31
Tabel 3.2. Kriteria Penilaian ............................................................................ 33
Tabel 3.3. Penilaian Alternatif Penanganan yang Diusulkan............................... 34
Tabel 4.1. Nilai Satuan Mobil Penumpang ........................................................ 36
Tabel 4.2. Hubungan Kelas Perencanaan Dengan Lebar Jalur ........................... 36
Tabel 4.3. Standar Perencanaan Lalu Lintas Harian .......................................... 37
Tabel 4.4. Standar Rencana Lalu Lintas Harian Per Jalur................................... 37
Tabel 4.5. Kapasitas Dasar ............................................................................. 38
Tabel 4.6. Faktor Koreksi Untuk Lebar Jalan .................................................... 39
Tabel 4.7. Faktor Koreksi Untuk Pemisahan Arah ............................................. 40
Tabel 4.8. Faktor Koreksi Untuk Gesekan Samping ........................................... 40
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan ............................................. 41
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Kecepatan Aktual.............................................. 41
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Waktu Perjalanan ............................................. 42
Tabel 5.1. Biaya Pekerjaan Fisik ...................................................................... 44
Tabel 5.2. Harga Input Parameter Analisa BOK ................................................ 49
Tabel 5.3. BOK untuk Kendaraan Mobil Penumpang ......................................... 49
Tabel 5.4. BOK untuk Kendaraan Bus .............................................................. 50
Tabel 5.5. BOK untuk Kendaraan Truk............................................................. 50
Tabel 5.6. Nilai Waktu Perjalanan.................................................................... 51
Tabel 5.7. Biaya Investasi untuk Berbagai Alternatif Studi ................................ 54
Tabel 5.8. Hasil Analisa Ekonomi untuk Berbagai Alternatif ............................... 55
Tabel 6.9. Analisa Ekonomi Untuk Alternatif 1 Pembangunan Fly Over............ 56
Tabel 6.10. Analisa Ekonomi Untuk Alternatif 2 Pembangunan Underpass....... 57
Tabel 7.1. Matriks Interaksi Antara Komponen Lingkungan ............................... 62
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
URAIAN UMUM
program
utama
Pemerintah
untuk
mendorong
pertumbuhan
jumlah
penduduk,
peningkatan
jumlah
kendaraan,
indikasi
mempertimbangkan
program
hasil-hasil
penanganan
telaah
jalan
tahapan
dilakukan
dengan
sebelumnya.
Dari
estimasi
awal
mengenai
biaya
pembangunan
dan
pembebasan lahan.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan suatu studi
kelayakan pembangunan simpang tak sebidang dan pra rencana teknis
yang nantinya dapat dipergunakan dalam perencanaan teknis.
Sedangkan secara khusus tujuan dari kegiatan ini adalah untuk:
a. Melakukan kajian kelayakan atas pembangunan simpang tak sebidang
dan pra rencana teknis.
b. Penyusunan Pra Rencana Teknis yang optimum dari segi teknis dan
ekonomi sebagai bahan untuk perencanaan dan pembangunan simpang
tak sebidang dan pra rencana teknis.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan
bahwa setiap pembangunan jalan dalam kaitannya dengan perkembangan
wilayah diharapkan sedapat mungkin memperhatikan beberapa asas
seperti :
1. Asas Manfaat
Segala usaha dan kegiatan dalam penyediaan, pemakaian, dan
pengaturan jasa transportasi diupayakan sejauh mungkin bermanfaat
sebesar-besarnya untuk pembangunan nasional
2. Asas Adil dan Merata
Jasa transportasi dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh bangsa
dan bahwa tiap-tiap warga negara berhak menikmati jasa transportasi
yang layak bagi dirinya.
3. Asas Keseimbangan
Jasa transportasi diupayakan sejauh mungkin menghindari gejolak
dalam kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh tidak adanya
keseimbangan baik antara permintaan dan penyediaan maupun antara
sarana dan prasarana dan antara setiap komponen baik pada tingkat
nasional, wilayah maupun propinsi dalam lingkup intra dan antar moda
transport.
4. Asas Keterpaduan
Salah satu keinginan pengguna jasa transportasi adalah dapat
melaksanakan perjalanan dari asal ketujuan dengan lebih mudah ( door
to door service) oleh karena itu diupayakan jaringan transportasi dalam
keterkaitan yang utuh, terpadu dan saling mengisi intra dan antar moda
transportasi dalam konteks kepentingan nasional, wilayah dan provinsi.
5. Asas Ekonomi
Salah satu aspek dalam kehidupan bermasyarakat adalah terpenuhinya
kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan dengan memperhatikan
prinsip ekonomi dalam arti pemenuhan kebutuhan tersebut dapat
dilakukan dengan pengorbanan tertentu yang sekecil-kecilnya.
6. Asas Kelaikan
Keselamatan adalah unsur utama dalam transportasi oleh karena itu
setiap moda transportasi harus memenuhi syarat-syarat kelaikan yang
menjamin keselamatan penumpang maupun barang.
7. Asas Keteraturan
Kehidupan selaras, serasi dan seimbang menuntut adanya ketertiban
dan keteraturan dalam segala bidang. Oleh karena itu penyediaan jasa
transportasi harus dilaksanakan secara teratur dan tertib agar
masyarakat dan penyedia jasa transportasi dapat menentukan pilihan
terbaik bagi dirinya.
8. Asas Optimasi
Keterbatasan sumber daya dan perubahan lingkungan yang tepat
mengharuskan peyedaiaan jasa transportasi diupayakan secara optimal
dengan kekuatan sendiri.
9. Asas Kesadaran Hukum
Penyediaan jasa transportasi diupayakan senantiasa memperhatikan
serta menjaga kelestarian lingkungan.
tersebut,
baik
pada masa
jadwal
pelaksanaan
pembangunannya
ditinjau
dari
1.3.
1.4.
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan studi kelayakan simpang tidak sebidang akan meliputi
kegiatan pengumpulan data dan analisis keadaan sekarang, proyeksi data
input, evaluasi ekonomi, pekerjaan pra rencana teknik, survei kecepatan
perjalanan, survey perhitungan lalu lintas dan analisis dampak lingkungan.
1. Pengumpulan Data dan Analisis Keadaan Sekarang
Tahap pertama studi kelayakan jalan kota ini adalah mengumpulkan
data informasi yang telah ada atau tersedia, yang berhubungan dengan
kebutuhan survai studi kelayakan ini. Data informasi tersebut antara
lain :
Sosial Demografi
aspek-aspek demografi
dan
dan
pendapatan
daerah,
pemilikan
kendaraan
dan
dan
peralatan.
Keuntungan
diperhitungkan
dari
Permasalahan Transportasi
Metodologi
Program Kerja
Traffic
Volume
dari
Assignment,
benefit
revenue,
cost
ditambah
dengan
perumusan
implementasi
sesuai
dengan
komitmen-komitmem studi.
10
BAB 2
KONDISI FISIK SOSIAL EKONOMI
2.1.
KONDISI FISIK
2.1.1. Geografis
Kota Tangerang yang terbentuk
pada
Bandara
Internasional
Soekarno-Hatta,
Pelabuhan
11
2.1.2. Administrasi
Secara administratif luas wilayah Kota Tangerang dibagi dalam 13
kecamatan, yaitu Ciledug (8,769 Km2), Larangan (9,611 Km2), Karang
Tengah (10,474Km2), Cipondoh ((17,91 Km2), Pinang (21,59 Km2),
Tangerang (15,785 Km2), Karawaci (13,475 Km2), Jatiuwung (14,406
Km2), Cibodas (9,611 Km2), Periuk (9,543 Km2), Batuceper (11,583 Km2),
Neglasari (16,077 Km2), dan Benda (5,919 Km2), serta meliputi 104
kelurahan dengan 981 rukun warga (RW) dan 4.900 rukun tetangga (RT).
12
SOSIAL EKONOMI
2.2.1. Kependudukan
Kepadatan penduduk Kota Tangerang cenderung mengalami peningkatan
selama periode tahun 2010 hingga 2013. Pada tahun 2013, total jumlah
penduduk mencapai 1.952.396 jiwa, dengan komposisi 997.398 jiwa
(51,08%) penduduk laki-laki dan 954.998 jiwa (48,92%) perempuan.
Selama kurun waktu 2010-2013, rata-rata laju pertumbuhan penduduk
mencapai 2,62% per tahun. Capaian rata-rata laju pertumbuhan penduduk
tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian Provinsi
Banten
13
pertumbuhan
PDRBHarga
PDRB,
Pemerintah
Berlaku.
Kota
PDRBHarga
Tangerang
Berlaku
ini
lebih
konstan.
tinggi
Pada
daripada
tahun
2013
PDRB dengan
PDRB
dengan
menggunakan
harga
sedangkan
untuk
harga
konstan
sebesar
14
Jika dilihat dari data pendapatan per kapita Kota Tangerang terlihat bahwa
pada tahun 2013 Pendapatan per kapita Kota Tangerang dengan
menggunakan harga berlaku mencapai
sedangkan
dengan
harga
Rp.
41.034.733,73
konstan pendapatan
per
Per
kapita
tahun,
Kota
Tahun
2010
56,921.25
29,396.84
2011
63,675.09
6,753.84
11.87
31,414.11
2,017.27
6.86
2012
70,200.92
6,525.83
10.25
33,428.89
2,014.78
6.41
2013
80,116.05
9,915.13
14.12
35,411.35
1,982.46
5.93
15
Tahun
2010
56,921.25
1,798,601
31.65
29,396.84
1,798,601
16.34
2011
63,675.09
1,847,341
34.47
31,414.11
1,847,341
17.01
2012
70,200.92
1,918,556
36.59
33,428.89
1,918,556
17.42
2013
80,116.05
1,952,396
41.03
35,411.35
1,952,396
18.14
2.3.
PENGEMBANGAN TRANSPORTASI
16
17
18
tingkat
penumbuhan
lalu
lintas,
analisis
kecelakaan,
Klarifikasi kendaraan
Pergerakan membelok
Survey Lalu lintas hanya dilakukan pada arah yang paling padat Lalu
Lintasnya, yaitu dari arah Barat (Tangerang) ke Utara (Tol Bandara) serta
dari Arah Utara (Tol Bandara) ke Selatan (Tangerang) selama 2 hari x 24
Jam
Adapun hasil survey lalu lintas dapat dilihat pada halaman berikut
19
20
21
22
23
3.2.
DATA TOPOGRAFI
Secara umum, hasil pengukuran topografi dalam studi ini dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi prasarana eksisting serta kontur di wilayah studi. Secara lebih
detail, selain informasi dari dokumentasi foto dan video, informasi yang ingin
diperoleh dengan pengukuran topografi ini adalah sebagai berikut:
Kondisi jalan
Utilitas
24
STUDI
DISETUJUI
MENGETAHUI
PD
TL
EIC
DRAFT
SKALA
SITUASI
:-
: TANPA SKALA
PROYEK
DIPERIKSA
NO. LBR : 01
JLH. LBR : 04
25
BAB 4IF
PENANGANAN
SIMPANG
4.1.
UMUM
Tujuan utama penanganan simpang Rawa Bokor adalah untuk mengurangi
tingkat kemacetan pada persimpangan tersebut, juga untuk mengurangi
tingkat kecelakaan antar moda transportasi akibat faktor human error.
Berdasarkan pertimbangan aspek aspek teknis sebagaimana telah
diuraikan dalam laporan pendahuluan maka akan dikaji secara teknis lebih
mendalam alternatif penanganan yang telah diuraikan pada laporan
sebelumnya.
4.2.
Panjang fly over sebesar 650 m, yang melewati jalan tol bandara dan
simpang Rawa Bokor.
Trase jalan ada disisi kiri jalan eksisting dilihat dari arah tol bandara.
26
Sketsa penanganan dengan flyover dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Pembangunan jalan
baru 350 m
Pembangunan
Flyover 650 m
350 m
Pelebaran jalan
eksisting 250 m
350 m
4.3.
27
yang menuju arah Kota Tangerang, sementara untuk arah menuju tol tetap
akan mengalami kemacetan. Pembangunan Underpass juga seringkali
bermasalah dalam penanganan sistem drainase jalan, terutama apabila
kontur lokasi pembangunan tidak mendukung.
Pada lokasi simpang Rawa Bokor, untuk membangun underpass jalan dari
arah tol menuju kota tangerang terdapat permasalahan saluran irigasi yang
memotong jalur underpass, sehingga harus dibuat jembatan air.
Desain underpass simpang tidak sebidang tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
28
Pembangunan
Underpass 200 m
350 m
Pelebaran jalan
eksisting 250 m
350 m
Pembangunan
Jembatan Air 15 m
350 m
4.4.
PENENTUAN ALTERNATIF
Penentuan alternatif terpilih berdasarkan kajian teknis yang diusulkan
adalah berdasarkan hasil penilaian terhadap aspek-aspek sebagai berikut :
1. Aspek Keterkaitan dengan RUTR
2. Aspek Rekayasa
a. Manajemen lalu lintas terdiri dari tingkat konflik lalu lintas yang
ditimbulkan, keamanan dan kenyamanan pengguna jalan serta
aspek-aspek lainnya seperti tingkat kejenuhan, VCR, dan lain-lain.
b. Panjang dan alinyemen trase
c. Aksesibilitas, aspek ini dimaksudkan untuk menilai akses ke kaki
simpang yang ada.
d. Pelaksanaan
Struktur
Bawah
untuk
alternatif
simpang
tidak
29
PARAMETER EVALUASI
30
No.
Aspek Penilaian
Bobot
1.
20
2.
Rekayasa
60
10
Aksesibilitas
Kemungkinan Pengembangan
Lingkungan
20
Sosial
Fisik Kimia
Pembebasan Lahan
3.
Total
100
31
No.
Aspek Penilaian
Skala
Nilai
1.
Keterkaitan
dengan RUTR
2.
Rekayasa
a) Manajemen
Lalu Lintas
b) Panjang dan
alinyemen
c) Aksesibilitas
d) Pelaksanaan
Bersambung.......
32
Lanjutan.....
No.
Aspek Penilaian
Skala
e) Pelaksanaan
Struktur Atas
Banyak gangguan
Tidak ada
f) Gangguan Lalu
Lintas
g) Kemungkinan
Pengembangan
Nilai
Lingkungan
a) Sosial
b) Fisik-Kimia
c) Pembebasan
Lahan
33
No
Aspek Penilaian
1.
2.
Rekayasa
3.
Bobot
Nilai
Jumlah
Alt.I
Alt.II
Alt.I
Alt.II
20
80
40
10
30
20
32
16
c) Aksesibilitas
24
16
45
40
16
32
16
g) Kemungkinan Pengembangan
36
27
Sosial
35
21
Fisik-Kimia
21
21
Pembebasan Lahan
24
24
399
186
Lingkungan sosial
Total
100
34
BAB 5
KAJIAN LALU LINTAS
5.1.
GAMBARAN UMUM
Analisa kapasitas jalan digunakan untuk menentukan tingkat pelayanan
suatu ruas jalan dimana lebar dan jumlah lajur yang dibutuhkan tidak
dapat direncanakan dengan baik walaupun LHR telah ditentukan. Hal ini
disebabkan oleh karena tingkat kenyamanan dan keamanan yang akan
diberikan oleh jalan rencana belum ditentukan. Lebar lajur yang
dibutuhkan akan lebih lebar jika pelayanan jalan diharapkan lebih tinggi.
Kebebasan bergerak yang dirasakan pengemudi akan lebih baik pada jalanjalan dengan kebebasan samping yang memadai.
Pada keadaan volume lalu lintas rendah, pengemudi akan merasa lebih
nyaman mengendarai kendaraan dibandingkan jika berada pada daerah
dengan volume lalu lintas besar. Kenyamanan berkurang sebanding
dengan bertambahnya volume lalu lintas.
Kenyamanan dari kondisi arus lalu lintas yang ada tidak cukup hanya
digambarkan dengan volume lalu lintas tanpa disertai data kapasitas jalan
dan kecepatan pada jalan tersebut.
Tingkat pelayanan jalan merupakan kondisi gabungan yang ditunjukkan
dari hubungan antara Volume/Capaciity dan kecepatan yang dinamakan
sebagai Derajat Kejenuhan.
Standar dan peraturan yang digunakan dalam analisa kapasitas jalan
adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) (Bina Marga 1997)
35
5.2.
NO.
JENIS KENDARAAN
NILAI SMP
1.
1,0
2.
1,5
3.
3,0
KELAS PERENCANAAN
Tipe I
Tipe II
Kelas 1
3,50
Kelas 2
3,50
Kelas 1
3,50
Kelas 2
3,25
Kelas 3
3,25 3,00
jalur
kecuali
jumlah
jalur
belok
dan
jalur
percepatan/perlambatan.
36
KELAS
PERENCANAAN
Tipe I
Tipe II
Kelas 1
20.000
Kelas 2
20.000
Kelas 1
18.000
Kelas 2
15.000
Kelas 3
13.000
oleh
perbandingan
antara
volume
kendaraan
untuk
KELAS
PERENCANAAN
Tipe I
Tipe
II
Kelas 1
15.000
Kelas 2
15.000
Kelas 1
13.000
Kelas 2
13.000
Kelas 3
12.000
Co
37
FCw
FCsp =
FCmc =
FCsf
Kapasitas Dasar ( C )
Kapasitas dasar untuk berbagai kondisi medan dapat dilihat pada
tabel 5.5. Kapasitas Dasar.
BASE
ROAD TYPE /TERRAIN TYPE
CAPACITY
COMMENT
( SMP / JAM )
Four Lane Divided
-
Flat Terrain
1900
Rolling Terrain
1850
Hilly Terrain
1800
Per lane
Flat Terrain
1700
Rolling Terrain
1650
Per lane
Flat Terrain
3100
Rolling Terrain
3000
Hilly Terrain
2900
38
ROAD TYPE
FCW
Per Lane
Four lane divided average
effective shoulder width
3,00
8,91
3,25
8,96
3,50
1,00
3,75
1,03
Per Lane
3,00
0,91
3,25
8,96
3,50
1,00
3,75
1,03
4,5
0,69
0,81
0,91
1,00
1,08
1,15
10
1,21
11
1,27
menentukan
faktor
koreksi
kendaraan
sepeda
motor
Q mc
Qc
39
Dimana :
FCmc = Jumlah sepeda motor ( SMP / Jam )
= 0,25 x jumlah sepeda motor ( Kendaraan / Jam )
Qc
Directional split SP % - %
FCsp
50 - 50
55 45
60 - 40
65 - 35
70 - 30
1.00
0.97
0.94
0.91
0.88
Undivided Roads
ROAD
TYPE
SIDE
FRICTION
CLASS
4/2 D
2/2 UD
4/2 UD
VL
0,98
1,00
1,02
1,04
0,92
0,95
0,99
1,02
0,86
0,90
0,96
0,99
0,80
0,85
0,93
0,96
VH
0,75
0,80
0,90
0,94
VL
0,96
0,98
1,00
1,03
0,90
0,92
0,95
0,99
0,83
0,86
0,90
0,96
0,76
0,80
0,85
0,93
VH
0,70
0,74
0,80
0,90
40
5.3.
analisa
derajat
kejenuhan
untuk
berbagai
alternatif
NO
STUDI ALTERNATIF
DERAJAT KEJENUHAN
2018
2028
2033
2038
1.42
2.02
2.70
3.62
TANPA PENANGANAN
DENGAN PENANGANAN
B.2.
0.48
0.68
0.91
1.22
B.3.
Pembangunan Underpass
0.65
0.93
1.24
1.66
NO
STUDI ALTERNATIF
TANPA PENANGANAN
DENGAN PENANGANAN
B.2.
B.3.
2028
2033
2038
5.00
1.00
1.00
1.00
65.00
60.00
56.00
23.00
Pembangunan Underpass
49.00
45.00
23.00
15.00
41
NO
STUDI ALTERNATIF
2028
2033
2038
0.16
0.80
0.80
0.80
TANPA PENANGANAN
DENGAN PENANGANAN
B.2.
0.0123
0.0133
0.0143
0.0348
B.3.
Pembangunan Underpass
0.0041
0.0044
0.0087
0.0133
42
BAB 6
ANALISA EKONOMI
6.1.
UMUM
Perhitungan ekonomi dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentang
komponen biaya dan komponen manfaat apa saja yang diperlukan untuk
studi kelayakan ini. Selanjutnya akan dilakukan penilaian ekonomi proyek
berdasarkan hasil perhitungan komponen biaya dan komponen manfaat
untuk menentukan apakah proyek simpang tidak sebidang ini selama
ekonomis dapat dipertanggung jawabkan.
Pada bagian ini akan dibahas tentang komponen biaya proyek dan
komponen manfaat proyek untuk kondisi dengan dan tanpa penanganan
untuk masing masing alternatif. Analisa untuk komponen biaya harus
sudah termasuk semua biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan teknis,
pembangunan simpang dan pemeliharaannya sedangkan manfaat yang
diperoleh akan dihitung terutama berdasarkan penghematan biaya operasi
kendaraan (VOC Saving) dan penghematan biaya waktu tempuh (Travel
Time Saving).
6.2.
43
6.3.
ban
kendaraan,
biaya
pemeliharaan,
depresiasi
akibat
44
1. Bahan Bakar :
Mobil Penumpang
:Y=
Bus
:Y=
Truk
Mobil Penumpang
Bus
Truk
Mobil Penumpang
: Y = 0,0008848 V + 0.0045333
Bus
: Y = 0,0012356 V + 0.0064667
Truk
: Y = 0,0011553 V +
0.0059333
Mobil Penumpang
: Y = 0,0000064 V + 0.0005567
Bus
: Y = 0,0000332 V + 0.0020891
Truk
: Y = 0,0000191 V + 0.0015400
45
5. Depresiasi :
Mobil Penumpang
: Y = (1)/(2,5 V + 125)
Bus
: Y = (1)/(8,756 V + 350)
Truk
: Y = (1)/(6,129 V + 145)
Mobil Penumpang
: Y = (1)/(500 x V)
Bus
: Y = (1)/(2571 x V)
Truk
: Y = (1)/(1714 x V)
Mobil Penumpang
: Y = (3,5 x 0,5)/(500 x V)
Bus
: Y = (40 x 0,5)/(2571 x V)
Truk
: Y = (60 x 0,5)/(1714 x V)
Bus
: Y = (1000)/(V)
Truk
: Y = (1000)/(V)
46
9. Over Head :
Over head diperhitungkan hanya untuk Bus dan Truk yang nilainya 10
% dari jumlah komponen 1 s/d 8.
6.3.2. Nilai Waktu
Keuntungan Nilai Waktu (NW) pada suatu pengoperasian jalan merupakan
keuntungan yang didapat dari selisih waktu perjalanan pada kondisi jalan
sebelum ditingkatkan dan setelah ditingkatkan.
NW bagi setiap orang sangat berbeda tergantung dari tujuan perjalanan,
persepsi terhadap nilai waktu, dan pribadi seseorang. Apabila seluruh
faktor yang mempengaruhi NW diperhitungkan, analisa akan menjadi tidak
praktis dan efisien. Oleh sebab itu NW dapat disederhanakan dan
dibedakan atas tujuan perjalanan, yaitu :
1. Perjalanan untuk kerja (bisnis), dan
2. Perjalanan lainnya (non bisnis).
Berdasarkan studi di negara maju menunjukan bahwa, pemakaian fasilitas
jalan :
47
: 0 orang.
48
49
50
6.4.
51
BCR > 1
BCR = 1
Keuntungan
yang
didapat
hanya
mampu
untuk
BCR < 1
52
dicoba beberapa tingkat suku bunga yang lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku di masyarakat.
Selain dengan cara trial and erorr), dapat juga dihitung dengan cara
interpolasi dari beberapa perhitungan NPV. Dan interpolasi dapat dilakukan
secara aritmatik maupun grafis. Rumus perhitungan IRR dengan metode
interpolasi adalah :
IRR = DF + Interval {(NPVn)/(NPVp-NPVn)}
Dimana :
IRR
DF
: Faktor Diskonto
NPVn
53
Biaya investasi untuk berbagai alternatif dalam lingkup studi ini dapat
dilihat pada Tabel
biaya
operasi
kendaraan,
akibat
adanya
perubahan
tingkat
kemacetan,
berkaitan
dengan
peningkatan
54
Alternatif Penanganan
EIRR
10%
20%
30%
10%
20%
30%
Pembangunan FlyOver
10.85
3.29
1.39
11,608
2,860
0,531 30.96%
Pembangunan UnderPass
25.28
8.24
3.66
9,434
2,985
1,123 32.95%
Adapun hasil analisa mendapatkan nilai BCR, NPV, dan IRR seperti pada Tabel
5.9. Untuk alternatif 1 dan Tabel 5.10. Untuk Alternatif 2.
55
Tahun
Tahun
ke
Biaya
Volume Kendaraan
Manfaat
Nilai Sekarang
Total
i = 10%
Ringan
Bus
Truk
BOK
Waktu
Total
Biaya
i = 20%
Manfaat
Biaya
i = 30%
Manfaat
Biaya
Manfaat
-4
2014
23,888,250,000.00
34,974,786,825.00
49,534,675,200.00
68,227,230,825.00
-3
2015
687,500,000.00
915,062,500.00
1,188,000,000.00
1,510,437,500.00
-2
2016
414,063,000,000.00
501,016,230,000.00
596,250,720,000.00
699,766,470,000.00
-1
2017
414,063,000,000.00
455,469,300,000.00
496,875,600,000.00
538,281,900,000.00
2018
12,644,330
423,765
1,360,355
7,210,730,520.12
238,069,425,000.00
245,280,155,520.12
2019
19,906,875,000.00 13,402,990
449,191
1,441,976
7,643,374,351.33
252,353,590,500.00
259,996,964,851.33
18,097,159,090.91
236,360,877,137.57
16,589,062,500.00
216,664,137,376.10
15,312,980,769.23
199,997,665,270.25
2020
19,906,875,000.00 14,207,169
476,142
1,528,495
8,101,976,812.40
267,494,805,930.00
275,596,782,742.40
16,451,962,809.92
227,765,936,150.75
13,824,218,750.00
191,386,654,682.23
11,779,215,976.33
163,075,019,374.20
2021
19,906,875,000.00 15,059,599
504,711
1,620,205
8,588,095,421.15
283,544,494,285.80
292,132,589,706.95
14,956,329,827.20
219,483,538,472.54
11,520,182,291.67
169,058,211,635.97
9,060,935,366.41
132,968,861,951.27
2022
19,906,875,000.00 15,963,175
534,994
1,717,417
9,103,381,146.42
300,557,163,942.95
309,660,545,089.37
13,596,663,479.27
211,502,318,891.72
9,600,151,909.72
149,334,753,611.77
6,969,950,281.85
108,420,764,360.27
2023
31,851,000,000.00 16,920,966
567,093
1,820,462
9,649,584,015.20
318,590,593,779.53
328,240,177,794.73
19,776,965,060.76
203,811,325,477.48
12,800,202,546.30
131,912,365,690.40
8,578,400,346.90
88,404,623,247.60
2024
19,906,875,000.00 17,936,224
601,119
1,929,690
10,228,559,056.12
337,706,029,406.30
347,934,588,462.41
11,236,911,966.34
196,400,004,551.02
6,666,772,159.53
116,522,589,693.18
4,124,230,936.01
72,083,769,724.97
2025
19,906,875,000.00 19,012,397
637,186
2,045,471
10,842,272,599.48
357,968,391,170.67
368,810,663,770.16
10,215,374,514.85
189,258,186,203.71
5,555,643,466.27
102,928,287,562.31
3,172,485,335.39
58,775,996,852.67
2026
19,906,875,000.00 20,153,141
675,417
2,168,199
11,492,808,955.45
379,446,494,640.92
390,939,303,596.37
9,286,704,104.41
182,376,070,341.76
4,629,702,888.56
90,919,987,346.71
2,440,373,334.92
47,925,043,587.56
2027
19,906,875,000.00 21,362,329
715,942
2,298,291
12,182,377,492.78
402,213,284,319.37
414,395,661,812.15
8,442,458,276.74
175,744,213,238.42
3,858,085,740.47
80,312,655,489.59
1,877,210,257.63
39,077,343,232.93
10
2028
31,851,000,000.00 22,644,069
758,899
2,436,189
41,305,339,505.64
923,749,842,986.82
965,055,182,492.46
12,279,939,311.62
372,070,549,539.16
5,144,114,320.62
155,861,799,769.31
2,310,412,624.77
70,003,317,862.31
11
2029
19,906,875,000.00 24,002,713
804,432
2,582,360
43,783,659,875.98
979,174,833,566.03
1,022,958,493,442.01
6,977,238,245.24
358,540,711,374.10
2,679,226,208.66
137,677,923,129.56
1,110,775,300.37
57,079,628,410.81
12
2030
19,906,875,000.00 25,442,876
852,698
2,737,302
46,410,679,468.54
1,037,925,323,579.99
1,084,336,003,048.53
6,342,943,859.31
345,502,867,324.13
2,232,688,507.22
121,615,498,764.44
854,442,538.75
46,541,850,858.04
13
2031
19,906,875,000.00 26,969,449
903,860
2,901,540
49,195,320,236.65
1,100,200,842,994.79
1,149,396,163,231.44
5,766,312,599.37
332,939,126,694.16
1,860,573,756.01
107,427,023,908.59
657,263,491.34
37,949,509,161.17
14
2032
19,906,875,000.00 28,587,616
958,092
3,075,632
52,147,039,450.85
1,166,212,893,574.48
1,218,359,933,025.33
5,242,102,363.06
320,832,249,359.83
1,550,478,130.01
94,893,871,119.26
505,587,301.03
30,943,445,931.42
15
2033
31,851,000,000.00 30,302,873
1,015,577
3,260,170
231,470,334,434.36
6,622,423,217,083.64
6,853,893,551,517.99
7,624,876,164.46
1,640,767,623,455.99
2,067,304,173.35
444,855,192,701.45
622,261,293.58
133,902,002,054.18
16
2034
19,906,875,000.00 32,121,045
1,076,512
3,455,780
245,358,554,500.42
7,019,768,610,108.66
7,265,127,164,609.07
4,332,316,002.53
1,581,103,346,239.40
1,076,720,923.62
392,955,420,219.61
299,164,083.45
109,181,632,444.18
17
2035
19,906,875,000.00 34,048,308
1,141,103
3,663,127
260,080,067,770.44
7,440,954,726,715.18
7,701,034,794,485.62
3,938,469,093.21
1,523,608,679,103.43
897,267,436.35
347,110,621,193.99
230,126,218.04
89,025,023,377.56
18
2036
19,906,875,000.00 36,091,206
1,209,569
3,882,915
275,684,871,836.67
7,887,412,010,318.09
8,163,096,882,154.75
3,580,426,448.37
1,468,204,727,136.03
747,722,863.62
306,614,382,054.69
177,020,167.72
72,589,634,446.32
19
2037
19,906,875,000.00 38,256,679
1,282,143
4,115,889
292,225,964,146.87
8,360,656,730,937.17
8,652,882,695,084.04
3,254,933,134.89
1,414,815,464,331.08
623,102,386.35
270,842,704,148.31
136,169,359.79
59,188,471,163.92
20
2038
31,851,000,000.00 40,552,079
1,359,072
4,362,843
387,509,428,321.15
8,631,105,800,842.27
9,018,615,229,163.41
4,734,448,196.20
1,340,559,687,416.64
830,803,181.80
235,242,040,371.08
167,593,058.20
47,453,998,523.71
1,178,509,913,873.66
12,786,927,657,959.00
1,248,603,019,340.14
4,109,416,275,988.67
1,378,172,636,366.71
1,909,867,757,355.49
245,280,155,520.12
10%
245,280,155,520.12
20%
245,280,155,520.12
30%
BCR
10.85
3.29
1.39
NPV
11,608,417,744,085.40
2,860,813,256,648.53
531,695,120,988.78
IERR
30.96%
56
Tahun
Tahun
ke
Biaya
Volume Kendaraan
Manfaat
Nilai Sekarang
Total
i = 10%
Ringan
Bus
Truk
BOK
Waktu
Total
Biaya
i = 20%
Manfaat
Biaya
i = 30%
Manfaat
Biaya
Manfaat
-4
2014
7,807,500,000.00
11,430,960,750.00
16,189,632,000.00
22,299,000,750.00
-3
2015
2,750,000,000.00
3,660,250,000.00
4,752,000,000.00
6,041,750,000.00
-2
2016
135,330,000,000.00
163,749,300,000.00
194,875,200,000.00
228,707,700,000.00
-1
2017
135,330,000,000.00
148,863,000,000.00
162,396,000,000.00
175,929,000,000.00
2018
1
2
423,765
1,360,355
7,210,730,520.12
218,831,491,666.67
226,042,222,186.79
2019
6,506,250,000.00 13,402,990
449,191
1,441,976
7,643,374,351.33
231,961,381,166.67
239,604,755,517.99
5,914,772,727.27
217,822,505,016.36
5,421,875,000.00
199,670,629,598.33
5,004,807,692.31
184,311,350,398.46
2020
6,506,250,000.00 14,207,169
476,142
1,528,495
8,101,976,812.40
245,879,064,036.67
253,981,040,849.07
5,377,066,115.70
209,901,686,652.13
4,518,229,166.67
176,375,722,811.86
3,849,852,071.01
150,284,639,555.66
2021
6,506,250,000.00 15,059,599
504,711
1,620,205
8,588,095,421.15
260,631,807,878.87
269,219,903,300.02
4,888,241,923.37
202,268,898,046.59
3,765,190,972.22
155,798,555,150.47
2,961,424,670.00
122,539,783,022.31
2022
6,506,250,000.00 15,963,175
534,994
1,717,417
9,103,381,146.42
276,269,716,351.60
285,373,097,498.02
4,443,856,293.97
194,913,665,390.35
3,137,659,143.52
137,622,057,049.58
2,278,018,976.93
99,917,053,848.96
2023
10,410,000,000.00 16,920,966
567,093
1,820,462
9,649,584,015.20
292,845,899,332.70
302,495,483,347.90
6,463,790,973.05
187,825,895,739.80
4,183,545,524.69
121,566,150,393.80
2,803,715,663.91
81,470,828,523.00
2024
6,506,250,000.00 17,936,224
601,119
1,929,690
10,228,559,056.12
310,416,653,292.66
320,645,212,348.77
3,672,608,507.41
180,995,863,167.44
2,178,929,960.78
107,383,432,847.86
1,347,940,223.03
66,430,060,180.29
2025
6,506,250,000.00 19,012,397
637,186
2,045,471
10,842,272,599.48
329,041,652,490.22
339,883,925,089.70
3,338,735,006.74
174,414,195,415.90
1,815,774,967.31
94,855,365,682.27
1,036,877,094.64
54,166,049,070.08
2026
6,506,250,000.00 20,153,141
675,417
2,168,199
11,492,808,955.45
348,784,151,639.63
360,276,960,595.08
3,035,213,642.49
168,071,861,037.14
1,513,145,806.09
83,788,906,352.67
797,597,765.11
44,166,163,087.91
2027
6,506,250,000.00 21,362,329
715,942
2,298,291
12,182,377,492.78
369,711,200,738.01
381,893,578,230.78
2,759,285,129.54
161,960,156,999.42
1,260,954,838.41
74,013,533,944.86
613,536,742.39
36,012,409,902.45
10
2028
10,410,000,000.00 22,644,069
758,899
2,436,189
41,305,339,505.64
839,772,584,533.47
881,077,924,039.11
4,013,505,642.96
339,693,681,077.78
1,681,273,117.88
142,299,003,693.31
755,122,144.48
63,911,762,867.98
11
2029
6,506,250,000.00 24,002,713
804,432
2,582,360
43,783,659,875.98
890,158,939,605.48
933,942,599,481.46
2,280,400,933.50
327,341,183,584.05
875,663,082.23
125,697,453,262.43
363,039,492.54
52,112,668,184.66
12
2030
6,506,250,000.00 25,442,876
852,698
2,737,302
46,410,679,468.54
943,568,475,981.81
989,979,155,450.35
2,073,091,757.73
315,437,867,817.35
729,719,235.19
111,032,750,381.81
279,261,148.11
42,491,867,904.42
13
2031
6,506,250,000.00 26,969,449
903,860
2,901,540
49,195,320,236.65
1,000,182,584,540.72
1,049,377,904,777.37
1,884,628,870.66
303,967,399,896.72
608,099,362.66
98,078,929,503.93
214,816,267.77
34,647,215,368.22
14
2032
6,506,250,000.00 28,587,616
958,092
3,075,632
52,147,039,450.85
1,060,193,539,613.16
1,112,340,579,064.01
1,713,298,973.33
292,914,039,900.48
506,749,468.88
86,636,387,728.47
165,243,282.90
28,250,806,377.16
15
2033
10,410,000,000.00 30,302,873
1,015,577
3,260,170
231,470,334,434.36
5,394,264,729,551.76
5,625,735,063,986.12
2,492,071,233.93
1,346,756,246,175.60
675,665,958.51
365,140,986,968.29
203,376,348.19
109,907,920,575.64
16
2034
6,506,250,000.00 32,121,045
1,076,512
3,455,780
245,358,554,500.42
5,717,920,613,324.87
5,963,279,167,825.28
1,415,949,564.73
1,297,783,291,769.21
351,909,353.39
322,541,205,155.32
97,777,090.48
89,617,227,546.29
17
2035
6,506,250,000.00 34,048,308
1,141,103
3,663,127
260,080,067,770.44
6,060,995,850,124.36
6,321,075,917,894.80
1,287,226,877.03
1,250,591,172,068.51
293,257,794.49
284,911,397,887.20
75,213,146.52
73,072,508,614.67
18
2036
6,506,250,000.00 36,091,206
1,209,569
3,882,915
275,684,871,836.67
6,424,655,601,131.82
6,700,340,472,968.49
1,170,206,251.85
1,205,115,129,447.84
244,381,495.41
251,671,734,800.36
57,856,266.55
59,582,199,331.96
19
2037
6,506,250,000.00 38,256,679
1,282,143
4,115,889
292,225,964,146.87
6,810,134,937,199.73
7,102,360,901,346.60
1,063,823,865.32
1,161,292,761,104.28
203,651,246.18
222,310,032,406.98
44,504,820.43
48,582,408,686.06
20
2038
10,410,000,000.00 40,552,079
1,359,072
4,362,843
387,509,428,321.15
387,509,428,321.15
1,547,380,167.73
57,600,807,319.22
271,534,994.90
10,107,816,584.36
54,775,163.60
2,038,990,617.98
388,538,665,208.31
9,822,710,529,812.95
412,450,042,489.43
3,397,544,274,390.94
455,982,206,820.90
1,669,556,135,850.98
226,042,222,186.79
10%
20%
226,042,222,186.79
226,042,222,186.79
30%
BCR
25.28
8.24
3.66
NPV
9,434,171,864,604.64
2,985,094,231,901.51
1,213,573,929,030.08
IERR
12,644,330
32.95%
57
58
BAB 7
ASPEK LINGKUNGAN
7.1.
59
7.2.
7.2.1. Iklim
Suhu udara minimum dikota Tangerang adalah 22,01
C sedangkan
kecepatan angin rata-rata adalah sebesar 3,92 knot dengan arah mata
angin 160O dan kelembaban udara 74 %.
7.2.2. Fisiografi dan Geologi
Daerah Kota Tangerang berada pada dataran rendah, secara geografi
terletak antara 105o . 1 . 11 106o .87 . 12 BT dan 5o . 87 . 50 78o
.1 . 1 LS. Kondisi fisik topografi relatif datar dengan kemiringan rata-rata
0 - 3%. Jenis tanah sebagian besar terdiri dari tanah liat dengan pasir
(regosol kelabu).
7.2.3. Kualitas Udara dan Kebisingan
Secara visual kualitas udara terutama debu di sekitar lokasi rencana
kegiatan fly over ini masih dalam kondisi bagus tidak ada indikator yang
menunjukkan nilai kritis.
7.2.4. Aspek Biologi
Dari aspek biologi pada wilayah studi ini lingkungan lokasi rencana
kegiatan pembangunan fly over tidak ditemukan flora, fauna atau sesuatu
yang dilindungi karena berada di tengah-tengah kota. Jadi flora dan fauna
yang ada merupakan flora fauna budidaya
7.2.5. Kesehatan Masyarakat
Pada saat ini tingkat kesehatan masyarakat di Kecamatan Benda cukup
baik, tidak pernah terjadi suatu wabah penyakit yang serius, hanya
penyakit-penyakit
ringan
biasa
seperti
influensa,
batuk-batuk,
dan
sebagainya.
60
7.3.
PRAKIRAAN DAMPAK
61
X
X
-
SOSEKBUD
Keresahan Sosial
Persepsi May.
Estetika
Lalu Lintas
Kesehatan Masy.
Kesempatan Kerja
Perubahan Mt. Pencaharian
Kecemburuan Sosial
II
a
b
c
d
e
f
g
h
X
X
-
X
X
-
X
-
X
X
X
-
X
X
X
-
X
X
X
-
X
X
X
X
X
X
X
X
X
-
X
X
X
X
X
X
-
X
X
-
X
X
-
10
X
-
X
X
-
11
X
X
-
12
P-K
FISIKA KIMIA
Kualitas Udara
Kebisingan
Genangan
Kualitas Air
Kondisi Alam
Utilitas Umum
Konstruksi
PraKonstruksi
I
a
b
c
d
e
f
No.
1
2
3
4
5
6
Keterangan
62
Tahap Konstruksi
Dampak yang terjadi pada saat konstruksi antara lain :
a. Dampak terhadap Aspek Kualitas Udara
Pengukuran alat-alat berat akan mengakibatkan penurunan kualitas
udara karena emisi yang dikeluarkan
Aspek kualitas udara disini termasuk juga kebisingan terutama
apabila ada pemancangan selain itu dampak terhadap aspek kualitas
udara akan timbul akibat pekerjaan tanah, hal ini akan lebih besar
dampaknya pada waktu kemarau (timbul debu).
Dimana aspek ini kalau tidak dikelola akan mengakibatkan
munculnya dampak lain yaitu menurunnya kesehatan masyarakat
b. Dampak terhadap Aspek lalu lintas
Selama masa konstruksi diperkirakan akan terjadi sedikit gangguan
sehubungan dengan adanya pelaksanaan konstruksi (kurang lebih
diperkirakan 1-1,5 tahun)
Gangguan lalu lintas bisa terjadi karena kemungkinan adanya:
Kerusakan Jalan
Penyempitan Jalan
ini
bila
tidak
dikendalikan
akan
mengakibatkan
63
64
7.4.
KESIMPULAN
Rencana
kegiatan
Pembangunan
Flyover
Rawa
Bokor
akan
65
BAB 8
KESIMPULAN
8.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari kajian lalu lintas, kajian teknis dan kajian ekonomi
untuk studi simpang tidak sebidang Rawa Bokor, dapat disimpulkan hal
hal sebagai berikut :
1. Dilihat dari hasil analisa kapasitas jalan maka alternatif Pembangunan
Fly over memberikan hasil yang paling unggul baik dari sisi derajat
kejenuhan, kecepatan aktual maupun waktu perjalanan.
2. Berdasarkan hasil dari kajian teknis, alternatif 1 Pembangunan
FlyOver mendapatkan nilai tertinggi yaitu sebesar 399, Sementara
alternatif 2 Pembangunan Underpass yang mendapatkan nilai sebesar
186.
3. Dari hasil perhitungan dan analisis kelayakan ekonomi, Nilai EIRR
tertinggi terdapat pada alternatif 2 Pembangunan Under pass dengan
nilai
EIRR
sebesar
32.95%.
Sementara
untuk
alternatif
REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil hasil dari studi
simpang tidak sebidang Rawa Bokor, dapat diuraikan sebagai berikut :
Pembangunan Flyover sebagai bentuk penanganan simpang Rawa
Bokor,
merupakan
salah
satu
alternatif
yang
layak
untuk
66
67