Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Dewasa ini sering kita dengar terjadinya penganiayaan/perlakuan salah terhadap anak,
baik yang dilakukan oleh keluarga ataupun oleh pihak-pihak lain. Akhir-akhir ini juga banyak
diberitakan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua atau pengasuh terhadap
anaknya. Dari yang memukul anak, menyiram anak dengan air panas, hingga membakar
anak. Ada juga berita ayah melakukan hubungan sexual dengan anak, atau kakek dengan
anak atau kakak dengan adik, bahkan sampai hamil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh
orang tua maupun pengasuh, antara lain kesal karena anak tidak bisa diberi tahu, anak rewel
terus, kesal pada suami, kesal pada majikan, dsb. Itu adalah fenomena child abuse yang
terjadi di sekitar kita.
Perawat, terkadang merupakan orang yang pertama mengenali adanya child abuse di
masayarakat. Perawat maternitas, perawat anak dan perawat keluarga hendaknya mengamati
adanya tandatanda family abuse sehingga dapat mempersiapkan untuk menangani hal
tersebut secara objektif. Hal ini penting agar korban kekerasan menjadi aman dan agar fungsi
keluarga dapat berjalan dengan baik.
Dalam bidang kedokteran sendiri, child abuse ini pertama kali dilaporkan pada tahun
1860, di Perancis. Dimana 320 orang anak meninggal dengan kecurigaan akibat perlakuan
yang salah.
Memang sangat sukar kita percayai bahwa seseorang anak yang seharusnya menjadi tempat
curahan kasih sayang dari orang tua dan keluarganya, malah mendapatkan penganiayaan
sampai harus dirawat di Rumah Sakit ataupun sampai meninggal dunia.
Insidennya :
1. Hampir 3 juta kasus penganiayaan fisik dan seksual pada anak terjadi pada tahun
1992
2. Sebanyak 45 dari setiap 100 anak dapat mengalami penganiayaan
3. Lebih dari 100 anak meninggal setiap tahunnya karena penganiayaan dan pengabaian
4. Penganiayaan seksual paling sering terjadi pada anak perempuan, keluarga tiri, anakanak yang tinggal dengan satu orang tua atau pria yang bukan keluarga
Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan tugas pembuatan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Child Abuse, diharapkan mahasiswa memahami tentang Child Abuse.
B. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan tugas asuhan keperawatan pada pasien dengan
Child Abuse, mahasiswa mampu :
a) Memahami definisi Child Abuse
b) Mengetahui etiologi terjadinya Child Abuse
c) Mengetahui patofisiologi terjadinya Child Abuse
d) Mengetahui proses terjadinya Child Abuse
e) Mengetahui manifestasi klinis dari Child Abuse
f) Mengetahui komplikasi dari Child Abuse
g) Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk Child Abuse
h) Merumuskan asuhan keperawatan pada anak dengan Child Abuse meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
II.I
Definisi
Child Abuse : tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak
Etiologi
Perlakuan salah terhadap anak bersifat multidimensional, tetapi ada 3 faktor penting
II.III Klasifikasi
Macam macam Child Abuse :
1. Emotional Abuse,
Perlakuan yang dilakukan oleh orang tua seperti menolak anak, meneror,
mengabaikan anak, atau mengisolasi anak. Hal tersebut akan membuat anak
merasa dirinya tidak dicintai, atau merasa buruk atau tidak bernilai. Hal ini akan
menyebabkan kerusakan mental fisik, sosial, mental dan emosional anak.
Indikator fisik kelainan bicara, gangguan pertumbuhan fisik dan
perkembangan. Indikator perilaku kelainan kebiasaan ( menghisap, mengigit, atau
memukul-mukul ).
2. Physical Abuse
Cedera yang dialami oleh seorang anak bukan karena kecelakaan atau
tindakan yang dapat menyebabkan cedera serius pada anak, atau dapat juga
diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pengasuh sehingga mencederai
anak. Biasanya berupa luka memar, luka bakar atau cedera di kepala atau lengan.
Indikator fisik luka memar, gigitan manusia, patah tulang, rambut yang
tercabut, cakaran. Indikator perilaku waspada saat bertemu degan orang dewasa,
berperilaku ekstrem seerti agresif atau menyendiri, takut pada orang tua, takut
untuk pulang ke rumah, menipu, berbohong, mencuri.
3. Neglect
Kegagalan orang tua untuk memberikan kebutuhan yang sesuai bagi anak,
seperti tidak memberikan rumah yang aman, makanan, pakaian, pengobatan, atau
meninggalkan anak sendirian atau dengan seseorang yang tidak dapat
merawatnya.
Indikator fisikkelaparan, kebersihan diri yang rendah, selalu mengantuk,
kurangnya
perhatian,
masalah
kesehatan
yang
tidak
ditangani.
4. Sexual Abuse
Termasuk menggunakan anak untuk tindakan sexual, mengambil gambar
pornografi anak-anak, atau aktifitas sexual lainnya kepada anak. Indikator fisik ,
kesulitan untuk berjalan atau duduk, adanya noda atau darah di baju dalam, nyeri
atau gatal di area genital, memar atau perdarahan di area genital / rektal,
berpenyakit kelamin.
Indikator kebiasaan pengetahuan tentang seksual atau sentuhan seksual
yang tidak sesuai dengan usia, perubahan pada penampilan, kurang bergaul
dengan teman sebaya, tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan fisik, berperilaku
permisif / berperilaku yang menggairahkan, penurunan keinginan untuk sekolah,
gangguan tidur, perilaku regressif ( misal: ngompol ).
II.IV Patofisiologi
Faktor Sosiokultural
1. Nilai/norma yang ada di masyarakat
2. Hubungan antar manusia
3. Kemajuan zaman
Stres keluarga
Fisik berbeda
Kemiskinan
Rendah diri
Mental berbeda
Pengangguran mobilitas,
Temperamen berbeda
perlakuan salah
memadai
Depresi
Anak angkat
realistis
Kelainan karakter/gangguan
Perceraian
jiwa
Situasi Pencetus
Disiplin
Konflik
keluarga/pertengkaran
Masalah keluarga
Sikap/perbuatan yang keliru
Penganiayaan
Keracunan
Teror mental
II.V
patah tulang, perdarahan retina akibat dari adanya subdural hematom dan adanya kerusakan
organ dalam lainnya. Sekuel/cacat sebagai akibat trauma, misalnya jaringan parut, kerusakan
saraf, gangguan pendengaran, kerusakan mata dan cacat lainnya. Kematian.
Akibat pada tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang
mengalami perlakuan salah, pada umumnya lebih lambat dari anak yang normal, yaitu:
1. Cidera Kulit
Cidera kulit adalah tanda-tanda penganiayaan anak yang paling umum dan
paling mudah dikenali. Bekas gigitan manusia tampak sebagai daerah lonjong
dengan bekas gigi, tanda hisapan atau tanda dorongan lidah. Memar multiple atau
memar pada tempat-tempat yang tidak terjangkau menunjukkan bahwa anak itu
telah mengalami penganiayaan. Memar yang ada dalam berbagai tahap
penyembuhan menunjukkan adanya trauma yang terjadi berulang kali. Memar
berbentuk objek yang dapat dikenali umumnya bukan suatu kebetulan.
2. Kerontokan Rambut Traumatik
Kerontokan rambut traumatik terjadi ketika rambut anak ditarik, atau
dipakai untuk menyeret atau menyentak anak. Akibatnya pada kulit kepala dapat
memecahkan pembuluh darah di bawah kulit. Adanya akumulasi darah dapat
membantu membedakan antara kerontokan rambut akibat penganiayaan atau nonpenganiayaan.
3. Jatuh
Jika seorang anak dilaporkan mengalami kejatuhan biasa, namun yang
tampak adalah cidera yang tidak biasa, maka ketidaksesuaian riwayat dengan
trauma yang dialami tersebut menimbulkan kecurigaan adanya penganiayaan
terhadap anak.
1. Cidera Eksternal pada Kepala, Muka dan Mulut
Luka, perdarahan, kemerahan atau pembengkakan pada kanal telinga luar,
bibir pecah-pecah, gigi yang goyang atau patah, laserasi pada lidah dan kedua
mata biru tanpa trauma pada hidung, semuanya dapat mengindikasikan adanya
penganiayaan.
2. Cidera Termal Disengaja atau Diketahui Sebabnya
Luka bakar terculap, dengan garis batas jelas, luka bakar sirkuler kecilkecil dan banyak dalam berbagai tahap penyembuhan, luka bakar setrikaan, luka
bakar daerah popok dan luka bakar tali semuanya memberikan kesan adanya
tindakan jahat yang disengaja.
3. Sindroma Bayi Terguncang
Guncangan pada bayi menimbulkan cidera ekslersi deselersi pada otak,
menyebabkan regangan dan pecahnya pembuluh darah. Hal ini dapat
menimbulkan cidera berat pada system saraf pusat, tanpa perlu bukti-bukti cidera
eksternal.
4. Fraktur dan Dislokasi yang Tidak Dapat Dijelaskan
Fraktur Iga Posterior dalam berbagai tahap penyembuhan, fraktur spiral
atau dislokasi karena terpelintirnya ekstremitas merupakan bukti cidera pada anak
yang tidak terjadi secara kebetulan.
5. Pertumbuhan fisik anak pada umumnya kurang dari anak2 sebayanya yang
tidak mendaapat perlakuan salah.
6. Perkembangan kejiwaan juga mengalami gangguan, yaitu :
a) Kecerdasan
Berbagai
penelitian
melaporkan
terdapat
keterlambatan
dalam
b) Emosi
c) Konsep diri
Anak yang mendapat perlakuan salah merasa dirinya jelek, tidak dicintai,
tidak dikehendaki, muram, dan tidak bahagia, tidak mampu menyenangi
aktifitas dan bahkan ada yang mencoba bunuh diri.
d) Agresif
e) Hubungan social
Pada anak sering kurang dapat bergaul dengan teman sebayanya atau
dengan orang dewasa. Mereka mempunyai sedikit teman dan suka
mengganggu orang dewasa, misalnya dengan melempari batu atau
perbuatan2 kriminal lainnya.
Tanda akibat trauma atau infeksi lokal, misalnya nyeri perianal, sekret
vagina, dan perdarahan anus.
Tingkah laku atau pengetahuan seksual anak yang tidak sesuai dengan
umurnya. Pemeriksaan alat kelamin dilakuak dengan memperhatikan
vulva, himen, dan anus anak.
c. Dampak kekerasan seksual. Menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003) diantara korban
yang masih merasa dendam terhadap pelaku, takut menikah, merasa rendah diri, dan
trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini mereka sudah dewasa atau bahkan sudah
menikah. Bahkan eksploitasi seksual yang dialami semasa masih anak-anak banyak
ditengarai sebagai penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika kekerasan seksual
terjadi pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara lain dari
yang biasanya tidak mengompol jadi mengompol, mudah merasa takut, perubahan
pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom fisik seperti sakit perut
atau adanya masalah kulit, dll (dalam Nadia, 1991);
d. Dampak penelantaran anak. Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini
adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak, Hurlock
(1990) mengatakan jika anak kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan
berkembangnya perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab, dan
selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang.
e. Dampak yang lainnya (dalam Sitohang, 2004) adalah kelalaian dalam mendapatkan
pengobatan menyebabkan kegagalan dalam merawat anak dengan baik. Kelalaian
dalam pendidikan, meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi
dengan lingkungannya gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah
untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.
II.VIIIMEKANISME KOPING
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melindungi diri. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien untuk
melindungi diri antara lain :
1. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain
seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2. Proyeksi :Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
Misalnya
seorang
yang
tertarik
pada
teman
suaminya,
akan
terhadap
lingkungan
hidup
yang dapat
membahayakan
atau
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
III.I
Pengkajian
Psikososial
1) Melalaikan diri (neglect), baju dan rambut kotor, bau
2) Gagal tumbuh dengan baik
3) Keterlambatan perkembangan tingkat kognitif, psikomotor dan psikososial
4) With drawl (memisahkan diri) dari orang-orang dewasa
Muskuloskletal
1) Fraktur
2) Dislokasi
3) Keseleo (sprain)
Genito Urinaria
1) Infeksi saluran kemih
2) Perdarahan per vagina
3) Luka pada vagina/penis
4) Nyeri waktu mikasi
5) Laserasi pada organ enetalia eksternal, vagina & anus
Intergumen
1) Lesi sirculasi (biasanya pada kasus luka bakar oleh karena rokok)
2) Luka bakar pad kulit, memar atau abrasi
3) Adanya tanda-tanda gigitan manusia yang tidak dapat dijelaskan
4) Trauma yang tidak dijelaskan
5) Bengkak
Diagnosa Keperawatan
berhubungan
faktor-faktor
Child Abuse
yang
Tujuan
menyebabkan
Intervensi
Rasional
1. Identifikasi faktor-faktor 1.
yang
Dengan
menyebabkan faktor-faktor
rusaknya
mengidentifikasi
yang
dilakukan
keluarga,
pelayanan
ekonomi
perkembangan
pada
kelompok
dapat
dan
kesehatan
tepat
membantu,
masalah
yang
pelayanan spesifik.
pribadi
mengenai
individu
atau keluar
untuk
perilaku mereka.
memodifikasi
3.
Dorong
anak
keluarga
mengungkapkan
yang
tidak
realistis
perilaku
kekerasan.
4.
Ajarkan
orang
tua
umur.
kemampuan
Ajarkan
merawat
Perubahanpertumbuhan
perkembangan
anak
dan Perkembangan
berhubungan anak,
kognitif
psikomotor
dengan
umurnya
tingkatan 2.
Melakukan
tua
dan
anak
akan
aktivitas merencanakan
tujuan
jangka
anak
untuk menyebabkan
keterlambatan
meningkatkan
per- perkembangan
tugas
Aktivitas
kognitif engkoreksi
karena
dapat
masalah
perkembangan
akibat
dari
Dengan
menentukan
anak
membantu perkembangan
tahap
dapat
yang
dan 4.
Program
stimulasi
membantu
dapat
meningkatkan
perkembangan
menentukan
kekerasan
pada
1.
Identifikasi
kekeras-an,
maladaptive.
menggunakan/
perilaku 1.
Dengan
saat perilaku
mengidentifikasi
kekerasan
dapat
2.
Dengan
mengidentifikasi
mempengaruhi
kekerasan seperti
lakukan
kerjasama
situasi
konsuling perilku,
yang
mempengaruhi
membantu
dirinya
termasuk
perkembangan
koping
yang
seorang
Melaporkan
support
kepada
terjadi
pejabat berwenang
Peran
orang
tua
berhubungan dengan ikatan keluarga kasar dapat menjadi lebih 1. Diskusikan ikatan yang 1. Menyadarkan orang tua akan
yang terganggu.
efektif
normal
proses
dan
keahlian
yang tepat
forum
praktek
untuk
forum
praktek
untuk
BAB IV
KESIMPULAN
Child abuse adalah segala perlakuan buruk yang dilakuakn terhadap anaka atupun
remaja oleh para orang tua,wali atau orang lain yang seharusnya memelihara dan merawat orang
tersebut.
Child abuse ini dapat dibagi dalam 2 jenis,yaitu di dalam keluarga dan diluar keluarga
Diagnosa keperawatan pada child abuse ditegakkan berdasarkan :
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
Penganiyaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan radiologi
Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan dan kekerasan pada anak merupakan hal
serius yang segera harus dilakukan oleh semua pihak, yaitu orang tua/keluarga, pendidik,
penegak hukum, penanggung jawab keamanan, mass media dan pelayanan kesehatan
Mengingat dampak penganiayaan dan kekerasan akan mengganggu proses kehidupan anak yang
panjang hendaknya upaya pencegahan lebih diprioritaskan. Terlebih atas anak adalah masa
depan suatu bangsa.
Diharapkan dengan adanya Undang undang no.23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak ,maka angka kejadian child abuse bisa berkurang bahakan hilang dari permukaan Negara
Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Budi Keliat, ., Penganiayaan Dan Kekerasan Pada Anak, FIK UI, 1998
Ennis Sharon Axton,Pediatric Nursing Care Plans,2nd Edition,Pearson Education,New
Jersey,2003
Nelson, Ilmu Kesehatan Anak I, Jakarta, EGC 1999
Whaleys and Wong, Clinic Manual of Pediatric Nursing,4th Edition,Mosby Company,1996
Sowden Betz Cicilia, , Keperawatan Pediatric, Jakarta, EGC, 2002
SUMBER :
http://www.researchgate.net/publication/42321513_Asuhan_Keperawatan_Pada_Anak_Child_Abuse
http://dwihandra089.blogspot.com/2012/11/askep-kekerasan-pada-anak.html
http://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2013/05/askep-perilaku-kekerasan.html
http://janisarwestri.blogspot.com/2013/07/asuhan-keperawatan-pada-child-abuse_5.html