Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Desember 2010
Pembimbing II
Drs. Sulkarnaen.AZ,.MSI
NIP 15110061
Diketahui
Dekan
FKIP UNPAS
Drs.H.Dadang Iskandar.M.Pd
NIP 131282209
Dengan
Allah Swt
rahmat
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya.serta atas dorongan restu dari kedua orangtua ,sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini ,dengan judul Analisis laporan keuangan
dalam mengukur tingkat profitabilitas pada PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ
GARUT
Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana
pendidikan pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan program studi ekonomi akuntansi
unipersitas pasundan bandung
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih sangat jauh dari
sempurna baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya ,disebabkan pengetahuan dan
kemampuan penulis yang sangat terbatas ,walaupun demikian penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik
. Tak ada gading yang tak retak , demikian pula dengan skripsi ini untuk itu dengan tangan
terbuka penulis menerima saran dan kritik demi penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
semua pihak yang membutuhkannya amien......
Bandung,
Desember 2010
Penulis
12. Kepada seluruh Staf - Staf yang telah banyak membantu kepada penulis dalam
penganalisaan dan penyelesaian penulisan skripsi ini
13. Kepada nasep arifin yang selalu membantu baik dalam suka maupun duka
14. kepada kedua orang tuaku yang tercinta ( Bpk Asep. E. S & Ibu Nanih. M )
Beserta ke dua kaka yang saya hormati dan serta telah banyak memberikan
dorongan moril kepada penulis
15. Kepada anak anak kostan juga beserta Ibu kostnya
16. Dan Pihak pihak yang khususnya telah banyak membantu yang mohon maaf
tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga allah SWT membalas dengan berkah dan karunia yang
setimpal. Amien...........
Bandung,
Januari 2010
Penulis
v
ABSTRAK
Judul yang penulis ajukan dalam penelitian ini Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Tingkat Profitabilitas di PT PLN (persero) Distribusi Jawa Barat UPJ
GARUT.Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan analisis laporan
keuangan,
untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan untuk mengetahui bagaimana analisis laporan
keuangan dapat mengukur tingkat profitabilitas di PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ
GARUT.
Untuk membahas perumusan masalah tersebut diatas, dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu metode yang menggambarkan atau
memecahkan masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengan teknik pengumpulan data
dokumentasi, wawncara,Observasi, dan studi kepustakaan. Dengan teknik analisa dan rasio
laba usaha dengan aktiva usaha,rasio rate of return on ivestment, dan rasio profitabilitas
ekonomi.
Hasil dari penelitian ini yaitu analisis rasio rasio profitabilitas untuk 2006 sampai
2008 ada yang mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini terlihat dari rasio laba usaha
dengan aktiva tetap tahun 2008 meningkat sebesar 554,12 % dari 645,88 % pada tahun 2006
menjadi 1200 % pada tahun 2007, tahun 2008 berkurang sebesar 557,96% , dari 1200 %
tahun 2008 menjadi 1871,45 % tahun 2008. rasio of rate return
on invesment tahun 2007 meningkat sebesar 557,96 % dari 652.25 % menjadi 1210,21 %
pada tahun 2007, tahun 2008 berkurang sebesar 557,96 % dari 652,25 % turun hingga 94,04
% tahun 2008. rasio profitabilitas tahun 2007 penurunan sebesar 1052,08 % dari 1151,19 %
menjadi 99,11 % 2008.
Maka hasil penelitian dapat menjawab pertanyaan permasalahan penelitian yaitu
bahwa analisis laporan keuangan dapat dijadikan alat bantu bagi manajemen untuk
menentukan tingkat profitabilitas di PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT.
Adapun untuk mengurangi penurunan rasio profitabilitas PT PLN (persero) distribusi
jawa barat UPJ GARUT diusahakan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya
sehingga diperoleh kenaikan laba.
Vi
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN
MOTO
.......................................................................i
..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR
......................................................................iii
...........................................................iv
ABSTRAK
DAFTAR ISI
..................................................................................vi
....................................................................................vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
...........................................................................x
...............................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Tujuan dan pemikiran
C. Kerangka pemikiran
D. Asumsi dan pertanyaan
E. Definisi Operasional
...................................................1
.....................................................3
...........................................................4
....................................................5
......................................................6
Vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis laporan keuangan
1.
...............................................6
2.
.......................................6
3.
.....................................7
4.
5.
..................18
........................... 20
B. Profitabilitas
1.
pengertian profitabilitas
...................................................20
2.
3.
jenis profitabilitas
4.
.....21
..............................................................22
.......................22
........23
.....................................................................25
................................................................25
.......................................................26
..........................................................27
..............................................................27
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum perusahaan
1. sejarah singkat perusahaan
2. aktifitas perusahaan
................................................28
...........................................................30
.............30
............................33
.............................34
a)
b)
c)
......................34
.............................35
.....................................36
..................................................37
..........................................................................40
..................................................................................42
.........................................................................43
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 : Rasio laba usaha dengan aktiva usaha
2 : Rasio rate of return on investment
3 : Rasio profitabilitas ekonomis
.........................35
.............................35
.....................................36
x
DAFTAR LAMPIRAN
Xi
BAB I
PENDUHULAN
A. Latar belakang masalah
Keadaan perekonomian indonesia sedang dilanda krisis yang berkepanjangan sejak tahun
1997, sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha baik perusahaan
swasta maupun badan usaha milik negara ( BUMN ) yang mengalami failed, dikarenakan
tidak mampu lagi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, salah satu penyebab
terjadinya peningkatan harga produk dan terjadinya penurunan daya beli konsumen.
Sedangkan tujuan daripada perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba, sedangkan
tujuan untuk memperoleh laba perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan yang
lainnya, maka hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas baik kualitas
jasa manapun kualitas produk.
Agar dapat mengetahui perkembangan perusahaan, maka suatu perusahaan sangatlah
perlu untuk mengetahui kondisi keuangannya dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan
dapat diketahui dari laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubngan dengan posisi keuangan dan hasil hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan perlu
mengadakan analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Analisis laporan keuangan sangat
diperlukan oleh perusahaan, karena dengan mengnalisis laporan keungan kondisi perusahaan
dapat diketahui apakah perusahan itu mengalami kemajuan atau kemunduran.
1
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan pada suatu perusahaan, maka
perusahaan perlu memiliki alat bantu guna dapat mengukur tingkat keuangan, salah satunya
yaitu dengan mengukur tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah menunjukan kemampuan
suatu perusahan dalam memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada masalah tersebut denagn mengambil judul : Analisis laporan keuangan
dalam mengukur tingkat profitabilitas di PT PLN ( persero )distribusi jawa barat UPJ
GARUT .
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.Tujuan penelitian
Berdasarkan masalah yang ada maka yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan analisis laporan
keuangan di PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat profitabilitas ekonomi di
PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat UPJ GARUT
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis laporan keuangan dapat
mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN ( persero
)distribusi jawa barat UPJ GARUT
2. Kegunaan Penelitian
2.1. Bagi penulis
Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mendapatkan gambaran
yang sebenarnya antara teori dan praktek. Selain itu dapat menganalisis dan
memecahkan masalah dengan menerapkan metode ilmiah,khususnya menyangkut
analisis laporan keuangan dapat mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN
( persero ) distribusi jawa barat UPJ GARUT
2.2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbang saran
bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk memperbaiki atau
meningkatkan usaha atau cara terhadap laporan keuangan ,Sehingga laporan keungan
keuangannya dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan relevan bagi pihak
yang berkepentingan
2.3 Bagi akademis
Pertanyaan penelitian
Dengan asumsi tersebut diatas maka penulis mengajukan
pertanyaan penelitian yaitu apakah laporan keuangan dapat digunakan untuk mengukur
tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT ?
4
F. Definisi Opersional
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman juga penafsiran antara penulis
dan pembaca, maka perlu adanya penafsiran istilah. Istilah yang digunakan dalam skripsi ini
adalah :
1.Kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke tiga
(2000:43) menyatakan bahwa analisis adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
2. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya standar
akuntansi keuangan (2000:2) maenyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara
misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta
materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.
3. Munawir (2000: 33) menyatakan bahwa profitabilitas
Adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk
Menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Munawir (2000: 31) menyatakan bahwa analisis laporan
Keuangan adalah memperbandingkan elemen elemen
Yang terdapat dalam laporan keuangan untuk dianalisis
Dalam tiga periode atau lebih, sehingga akan dapat
Diketahui keadaan finansial suatu perusahaan yang akan
Mendukung keputusan yang akan diambil
dengan
analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas dalam penelitian ini
adalah kegiatan penyelidikan laporan keuangan yang mencakup neraca, dan laporan
rugi laba, dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis laporan keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan terhadap hubungan hubungan
dan kecenderungan terhadap laporan keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan, hasil
opersi, dan perkembangan perusahaan itu memuaskan atau tidak.
Menurut S. Munawir (2000: 31) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
Data keuangan akan lebih berarti bagi pihak pihak yang Berkepetingan apabila data tersebut
diperbandingkan untuk dua Periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat
Mendukung keputusan yang akan diambil.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2003: 327) mengemukakan bahwa analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Dengan menghubungkan elemen elemen dari berbagai aktiva satu dengan yang lainnya,
elemen elemen dari berbagai pasiva satu dengan lainnya serta menghubungkan elemen
elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat tertentu akan dapat
diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan finansial Suatu perusahaan.
Dari pertanyaan diatas, dapat dikemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah
memperbandingkan elemen elemen yang terdapat dalam laporan keuangan untuk di analisis
dalam dua periode atau lebih, sehingga akan dapat diketahui keadaan finansial suatu
perusahaan.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih,
dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
keputusan yang akan diambil.
6
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam standar akuntansi keuangan (2002: 4)
menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyngakut
posisi keuangan, kinerja ,serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
S Munawir (2000: 6) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang
dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.
Sedangkan menurut bertein yang dialih bahasakan oleh Sofyan Safri Haraphap (2003;
147) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a.Screening
Analisis dilakuakan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi laporan
keuangan perusahaan dalam memilih kemungkinan investasi atau merger
b.Understanding
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memahami perusahaan,kondisi keuangan
dan hasil usahanya
c.Forcasting
Analisis dilkukan dengan tujuan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan
dimasa yang akan datang
d.Dignosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah yang terjadi
baik dalam manajemen, oprasi, keuangan, atau masalah lainnya
e.Evaluation
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memulai prestasi manajemen dalam
mengelola perusahaan
Dari pendapat diatas,dapat dikemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
untuk menyediakan informasi atau untuk memberikan gambaran mengenai posisi keuangan
dari satu perusahaan yang bermanfaat bagi pimpinan untuk merumuskan kebijksanaan
perusahaan untuk masa yang akan datang.
3.
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan, dan data keuangan itu akan tercermin didalam
laporan keuangan.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya standar akuntasi keuangan (2002: 2)
menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Menurut myner dalam bukunya financial statement analisis yang dialih bahasakan
oleh S.
Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusn oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca, atau daftar posisi keuangan dan daftar
pendapatan atau rugi laba. Pada waktu akhir akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba
yang tak dibagikan (laba yang ditahan).
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yang juga merupakan
suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung
jawabkan Tugas tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.
disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan tujuan lain
yaitu sebagai laporan kepada pihak pihak diluar perusahaan.
8
Laporan finansial (financial statment), memberikan ikhtisar mengenai kaedaan
financial suatu perusahaan, dimana neraca atau(balance sheet) mencerminkan nilai
aktiva,utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi laba (income
statement) mencerminkan hasil hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya
meliputi periode satu tahun.
Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa pada umumnya laporan keuangan
itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana
neraca menunjukan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan dari laporan rugi laba
memperlihatkan dari hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi
selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan
atau alasan alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji
dan pekerjan bagi pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai
alat penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
dari suatu perusahaan,
dimana dengan hasil analisis tersebut pihak pihak yang berkepentingan mengambil suatu
keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil hasil yang
dicapai oleh perusahan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan.
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pihak intern
dan pihak ekstern yaitu untuk keperluan pimpinan perusahaan dalam mengendalikan
perusahaan yang di pimpinnya agar dapat mencapai tujuan tujuan secara efesien. Pihak
ekstern yaitu untuk keperluan para pemegang saham, para kreditur, pemerintah dan pihak
pihak lain yang memerlukan.
Munawir (2000:2) menyatakan bahwa pihak pihak yang berkepentingan dalam perusahaan
yaitu :
1.Pemilik perusahaan,
Sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaanya,terutama untuk perusahaan
perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan, karena
dengan laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manager
dalam memimpin
9
perusahaannya dan kesuksesan seorang biasanya dinilai atau diukur dengan laba yang
diperoleh perusahaan.
2. Manager atau pimpinan perusahaan
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya period yang baru lalu akan dapat
menyusun rencana yang baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan
kebijaksanaan kebijaksanaannya yang lebih tepat. Bagi managemen yang penting adalah
bahwa laba yang dipakai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman terjaga dengan
baik,struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik
mengenai hari deapan, baik dibidang keuangan maupun dibidang opersi.
3. Para investor (penanam modal jangka panjang)
Bankers maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan
keuangan perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan
terhadap prospek keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya,
untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi keuangan jangka
pendek perusahaan tersebut.
4.Para kreditur dan bankers
Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu
perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari suatu perusahaan yang
bersangkutan. Posisi atau keadaan keuangan perusahaan peminta kredt akan dapat diketahui
melalui penganalisaan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan dilakukan baik
oleh kreditur jangka pendek maupun kreditur jangka panjang.
5.Pemerintah
Dimana perusahaan tersebut berdomisili, sangat berkepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung
oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh biro pusat statistik.dinas perindustrian,
perdagangan, dan tenaga kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan bersifat umum, sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi
semua pihak. Oleh karena itu tanggung jawab manajemen untuk menyusun laporan keuangan
yang sesuai dengan standar akuntansi yang lazim digunakan Indonesia, sehingga laporan
keuangan yang disajikan dapat dipahami oleh semua pihak.
10
Adapun bentuk bentuk laporan keuangan sebagai berikut , laporan keuangan yang
lengkap meliputi neraca, laporan rugi laba , laporan equitas serta laporan keuangan lainnya
yang dapat mencerminkan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan selama periode
tertentu. Untuk lebih memahami hal tersebut perlu kiranya bagi penulis untuk membahas
tentang bentuk isi serta prinsip prinsip dari tiap macam laporan keuangan.
a) Neraca
Menurut S. Munawir (2000: 13) menyatakan neraca adalah sebagai berikut :
Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang srta modal dari suatu perusahaan
pada suatu tertentu.jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu
peruasahaan pada tanggal tertentu,
biasanya pada waktu dimana buku- buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir
tahun fiscal atau tahun kalender,sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet.
Dari pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa neraca adalah laporan yang
menyajikan tentang aktiva,hutang,dan modal suatu perusahaan pada saat tertentu atau periode
tertentu.
Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang, dan
modal.
1) Aktiva
Menurut S. Munawir (2000: 14) menyatakan aktiva adalah sebagai berikut :
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud
saja, tetapi termasuk juga pengeluaran pengeluaran yang belum dialokasikan ( deffered
charges ) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang,
serta aktiva yang tidak berwujud lainnya ( itengible assets ) misalnya goodwill, hak
patent, hak menerbitkan dan sebagainya.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar
akuntansi keuangan ( 2002: 13 ) menyatakan bahwa aktiva adalah sumber data yang dikuasai
oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dimasa depan diharapkan akan diperoleh dari perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa aktiva adalah sumber sumber
ekonomi yang dimiliki perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana
manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan manfaatnya dimasa datang.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva
lancar dan aktiva tidak lancar :
11
a) Aktiva lancar
Menurut S. Munawir (2000: 14) menyatakan aktiva lancar adalah sebagai berikut :
Uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumen dalam periode
berikutnya ( paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang
normal ).
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi
keuangan (2002:92) menyatakan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat
direalisasikan dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal, perusahaan, yang mana
yang lebih lama.
Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan aktiva
lancar adalah aktiva yang dapat dicairkan atau diuangkan dalam waktu satu tahun atau dalam
siklus opersai normal.
Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah :
1) kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan.
2) Investasi jangka pendek ( surat surat berharga atau
marketable securities ), adalah investasi yang sifatnya sementara ( jangka
pendek ) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum
dibutuhkan dalam operasi.
3) piutang weseal, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain
yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang
diatur dalam undang undang karena wesel pembuatanya diatur dengan undang
undang, maka wesel ini lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin
pelunasannya, dan piutang wesel ( notes receiveable ) ini dapat diperjual belikan.
4) piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditor atau langganan )
sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.
5) persediaan, untuk perusahaan perdagangan yang dimaksud dengan persedian adalah
semua barang barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih
digudang atau masih belum laku dijual. Untuk perusahaan
6) manufacturing ( yang memproduksikan barang ) maka persediaan yang dimiliki
meliputi : persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam dalam proses, dan
persediaan barang jadi.
7) piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima ,adalah penghasilan
yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa atau
12
prestasinya, tetapi belum diterima pembayarannya, sehingga merupakan tagihan.
8) pereskot atau biaya yang harus dibayar dimuka, adalah pengeluaran untuk
memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi
biaya atau jasa atau prestasi pihak lain itu dinikmati oleh perusahaan pada periode ini
melainkan pada periode berikutnya.
b) Aktiva tidak lancar
Menurut S. Munawir (2000: 16) menyatakan aktiva tidak lancar adalah sebagai
berikut :
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen
atau jangka panjang
( mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu
kali perputaran operasi perusahaan ).
Yang termasuk aktiva lancar adalah :
1) investasi jangka panjang dapat berupa :
(a) saham dari perusahaan lain, obligasi atau pinjaman dari
perusahaan lain.
(b) aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha
perusahaan
(c) dalam bentuk dana dana yang sudah mempunyai tujuan
Tertentu.
Tujuan investasi atau penanaman ini pada umumnya adalah untuk
Dapat mengadakan pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan terhadap perusahaan
lain, untuk memperoleh pendapatan yang tetap secara terus menerus, untuk membentuk suatu
dana tujuan tujuan tertentu, untuk membina hubungan baik drngan perusahaan lain, dan
untuk tujuan tujuan lainnya.
Penyajian investasi jangka panjang ini dalam neraca adalah sebesar cost atau harga
perolehan dari investasi tersebut,yang meliputi harga beli, komisi perantar, pajak, dan
pengeluaran pengeluaran lain sehubungan dengan pembelian investasi jangka panjang
tersebut.
14
Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar ( hutang
jangka pendek ) dan hutang jangka panjang.
(a) Hutang lancar atau hutang jangka pendek
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 18) menyatakan bahwa hutang lancar
atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayarannya
akan dilakukan dalam jangka pendek ( satu tahun sejak tanggal neraca ) dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya
standar akuntansi keuangan (2002:911) menyatakan bahwa kewajiban jangka pendek
adalah kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun atau satu
siklus operasi normal perusahaan, mana yang lebih lama.
Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kewajiban jangka pendek adalah hutang jangka
pendek atau hutang lancar yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun.
Yang termasuk hutang lancar adalah :
1) Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena
adanya pembelian barang dagang secara kredit
2) Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji
tertulis ( yang diatur dengan undang undang ) untuk
melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu
tertentu dimasa yang akan datang
3) Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang
bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang
belum disetorkan ke kas negara.
4) Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya biaya
yang harus sudah terjadi tetapi belum dilakukan
pembayarannya.
5) Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah
sebagian ( seluruh ) hutng jangka panjang yang sudah
menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera
dilakukan pembayarannya.
6) Penghasilan yang diterima dimuka ( defered revenue )
adalah penerimaan uang untuk penjualan barang dan jasa
yang belum direalisasi.
15
b) Hutang jangka panjang
Menurut Menurut S. Munawir (2000:19) menyatakan bahwa hutang lancar atau
hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya ( jatuh
tempo ) masih jangka panjang ( lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca ).
Dari pengertian diatas, bahwa yang dimaksud hutang jangka panjang adalah hutang
yang periode pengambilannya lebih dari satu tahun.
Yang termasuk hutang jangka panjang adalah :
hutang obligasi
3) Modal
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 19) menyatakan Modal
sebagai berikut :
hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos
modal ( modal saham ), surflus dan laba yang
ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang
hutangnya.
Sedangkan menurut ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam buku standar akuntansi
keuangan (2002:17), menyatakan bahwa modal atau ekuitas adalah hak residul atau aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua perusahaan.
Bentuk neraca :
Menurut S Munawir bentuk bentuk neraca (2000: 20) adalah sebagai berikut
bentuk skronto ( account form ) dimana semua aktiva tercantum
sebelah kiri atau debet dan hutng,serta modal tercantum sebelah
kanan atau kredit
Bentuk vertical ( refort form ), dalam bentuk ini semua aktiva
nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang, serta modal
Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi
keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau
posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas.
16
2).
3).
4).
5).
tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak pihak yang
membutuhkan.
19
4.
kemajuan perusahaan, faktor untuk menilai posisi keuangan dengan mengadakan analisa ratio
yang dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan.
Tujuan menganalisa pada umumnya adalah tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan likwiditas
dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka angka rasio pada dasarnya juga
dapat digolongkan.
Menurut S Munawir (2000:115) menyatakan angka angka rasio dapat digolongkan
sebagai berikut :
a. Likwiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
dipenuhi,atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih.
b. Solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut
dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang.
c. Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba selama periode tertentu.
B. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal
yang ditanamkan dalam suatu usaha. Profitabilitas merupakan kriteria penilaian yang secara
luas digunakan dan dianggap
paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi
perusahaan, karena mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
1. Profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai altrernatif
investasi atau penanaman modal yang ( yang sudah barang tentu )
sesuai dengan tingkat resiko masing masing secara umum dapat
dikatakan semakin besar resiko suatu penanam investasi atau modal
dituntut profitabilitas yang semakin tinggi pula, demikian sebaliknya.
2. Profitabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan
digunakan ukuran profitabilitas, yaitu hasil perbandingan antara laba yang dihasilkan pada
suatu waktu dengan besarnya modal yang diinvestasikannya.
21
Profitabilitas secara umum adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan
seluruh modal yang bekerja didalamnya selama periode tertentu. Profitabilitas juga
merupakan alat evaluasi yang paling valid tentang hasil operasi perusahaan.
Manfaat lain yang dapat diambil dari profitabilitas adalah dapat dipakai sebagai alat
bantu perusahaan dalam membuat proyeksi laba perusahaan. Adapun tujuan perhitungan
profitabilitas bagi perusahaan yaitu untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh dari modal
yang dipakai atau dinamakan sebagai gambaran efesiensi perusahaan secara keseluruhan.
3. Jenis Profitabilitas
Dengan terdapatnya bermacam macam cara didalam usaha penilaian profitabilitas
suatu perusahaan, maka jelas antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak
mempunyai kesamaaan didalam perhitungan profitabilitas.
menyatakan bahwa propitabilitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu profitabilitas
ekonomi dan profitabilitas modal sendiri.
a. Profitabilitas ekonomi ( PE )
profitabilitas ekonomi,adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah laba
dari hasil operasi perusahaan yaitu yang disebut laba usaha.
Profitabilitas ekonomi (PE) = laba bersih x 100 %
Modal
b. Profitabilitas modal sendiri ( PMS )
Profitabilitas modal sendiri atau sering disebut juga profitabilitas usaha, adalah
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disuatu pihak
dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung modal
sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan
atau income tax.
Profitabilitas modal sendiri (PSM) = laba bersih x 100 %
Modal sendiri
4. Pengukuran dan penafsiran profitabilitas
Rasio pengukuran profitabilitas dapat dihitung dengan beberapa cara antara alin :
usaha
100%
Modal sendiri
C. Laporan keuangan sebagai dasar pengukuran
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat
di gunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan.
Untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan keuangan suatu perusahaan,
maka perusahaan tersebut perlu mengadakan
interprestasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan dan
data tersebut akan tercermin dari laporan keuangan, sehingga dapat diketahui keadaan dan
perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan
dalam menganalisis laporan keuangan yaitu dengan menggunakan alat ukur profitabilitas.
Dengan menggunakan alat ukur ini, dapat diketahui perkembangan perusahaan, apakah
perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan dalam tingkat profitabilitas. Tingkat
23
profitabilitas akan dapat diketahui dengan cara menganalisis dan menginterprestasikan
laporan keuangan perusahaan bersangkutan dengan menggunakan metode atau teknik analisa
yang tepat sesuai dengan tujuan analisa.
Dengan laporan keuangan perusahaan dapat menentukan atau menilai posisi
keuangan suatu perusahaan, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak pihak yang
berkepentingan dapat mengambil keputusan. Dengan demikian jelaslah bahwa laporan
keuangan merupakan dasar perhitungan profitabilitas, hal ini dilakukan dengan melihat
kemajuan atau kemunduran dari suatu perusahaan.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode penelitian
Metode merupakan suatu cara atau langkah langkah yang harus dilalui dengan
menyelesaikan suatu masalah. Dalam menyusun laporan penelitian perlu mencari dan
mengumpulkan data serta informasi yang sesuai dengan sifat permaslahannya dan berkaitan
dengan tujuan penulis agar dapat suatu susunan data yang lengkap untuk dipakai sebagai
dasar pembahasan.
Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, penulis melakukan metode deskriptif
kuantitatif, yaitu melakukan penelitian untuk memperoleh fakta dan data sekunder maupun
primeer yang diperlukan.
Menurut Winarno Surakhmad (2001:140) menyatakan metode deskriptif adalah
sebagai berikut :
Bentuk penyelidikan deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada,
misalnya tentang situasi yang dialami saling berhubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang
nampak, atau tentang suatu proses yang sedang muncul kecenderungan yang nampak.
Pertentangan yang merunncing dan sebagainya.
Berdasarkan dengan hal diatas, maka metode yang digunakan dalam penelitian adalah
metode deskriptif yaitu penelitian terhadap suatu objek dengan tujuan untuk membuat
gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta fakta dan hubungan antara fenomena
yang diselidiki.
2. Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2007: 19) dalam bukunya metode penelitian administrasi
menyatakan variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang
mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Berdasarkan judul penulis ajukan yaitu analisis laporan keuangan dalam mengukur
tingkat profitabilitas. Maka dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa judul tersebut
merupakan variabel mandiri, dan mempunyai indikator variabel sebagai berikut :
25
Variabel
Analisis laporan keuangan
dalam mengukur tingkat
profitabilitas
Dimensi
Indikator
- Laba usaha
- Aktiva usaha
On invesment
3. Profitabilitas
Ekonomis
- Laba bersih
( SbI pajak )
- Jumlah aktiva
usaha
- Neraca th
2006,2007, dan
2008
- Laba rugi th
2006,2007,2008
28
Sedangkan pembangkit dan penyebaran tetap dikuasai dan dikelola oleh
pemerintahan Republik Indonesia, yaitu oleh pemerintahan atau perusahaan negara untuk
pembangkit listrik disingkat PENUSPETEL.
Pada tahun 1957 terjadi nasionalisasi perusahaan milik asing, yang menyebabkan
GEBEO diambil alih pada tanggal 27 desember 1957.
Sehubungan dengan nasionalisasi ini, maka pada tahun 1958 dikeluarkan peratuaran
pemerintahan no 86 pada tahun 1958,peratuaran pemerintah no 18 tahun 1959, dan peraturan
pemerintah pengganti UU no 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara.
Berdasarkan peraturan pemerintah no 16 tahun 1959 tersebut, maka GEBEO
dibandung dinyatakan menjadi perusahaan milik negara. Selanjutnya melalui peraturan
perusahaan umum listrik negara disingkat BPU PLN.
Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah no 19 tahun 1965 dan peraturan menteri
pekerjaan umum dan tenaga no 1/DPRT/1965 tanggal 21januari 1965, diadakan reorganisasi,
dimana BPU PLN dihapus dan tingkat daerah dibentuk susunan organisasi PLN yang
disebut dengan Perusahaan Listrik Negara Eksploitas dan di jawa barat disebut dengan PLN
Eksploitas XI yang berkedudukan dibandung termasuk cabang cabangnya.
Dalam peraturan pemerintah no 18 tahun 1972 mengenai perum listrik negara dalam
bab I pasal I ayat I dan 2, disebutkan hal hal yang menyangkut status PLN untuk jelaskan
ayat ayat tersebut yaitu :
1.
PLN yang didirikan dengan peraturan no 30 tahun 1970 peraturan pemerintah ini
ketentuan dalam peraturan pemerintah no II tahun 1970 sepanjang anggaran tentang anggaran
Dasar perusahaan umum listrik negara. ( PLN ), dinyatakan tidak berlaku lagi. Berdsarkan
peraturan menteri PUTL no 013/PRT/1075 tanggal 19 september 1975, tentang organisasi tata
kerja perusahaan umu listrik negara, maka PLN mengadakan reorganisasi yang menyangkut
tugas dan wilayah kerja didaerahnya. Kemudian berdasarkan pengumuman no 05d/SEK/1975
tanggal 14 juli 1975, maka perum listrik negara eksploitasi XI disingkat PLN distribusi III
dan berikiutnya diubah lagi menjadi perum listrik negara distrik jawa barat , yang
29
2. Aktivitas Perusahaan
Layaknya sutau perusahaan PT PLN memiliki maksud dan tujuan perusahaa,
berdasarkan peraturan pemerintah no 23 tahun 1994 tanggal 16 juni 1994 mengenai
perubahan status PLN dari perusahaan umum ( PERUM ) menjadi perusahaan
perseroan ( PERSERO ), maka PLN memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
2. mengusahakan menyediakan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu
yang memadai yang berdasarkan kaidah bisnis yang sehat guna
menjamin keberadaan dan pengembangannya dalam jangka panjang
dengan tujuan untuk :
a) Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
b) Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan
tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.
3. Merintis kegiatan - kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik yang
belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.
4. Menyelenggarakan usaha usaha lain yang menunjang usaha
penyediaan tenaga listrik sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Bidang usaha PLN, ditetapkan dengan peraturan Pemerintah no 17
tahun 1990 vtanggal 28 mei 1990 pasal 6 ayat (1), (2). (3) :
Denagan memindahkan prinsip prinsip ekonomi dan terjamin
keselamatan kekayaan negara, PLN menyelenggarakan penyediaan
tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan, tranmisi dan
distribusi sampai titk pemakaian.
30
MANAJER
SUPERV
ISOR
PENGE
NDALIA
N
KEU
DAN
ADM
SUPER
VISOR
PELAY
ANAN
PELAN
GGAN
SUPERV
ISOR
CATER
&
PENGE
LOLA
REKENI
NG
SUPEER
VISOR
PENGEN
DALIAN
PENAGI
HAN
Manajer
Tugas dan fungsinya antara lain :
a. Memenuhi target bidang pemasaran
b. Memenuhi target bidang efesiensi
c. Memenuhi target mutu dan keandalan
d. Memenuhi target pelayanan
e. Memenuhi target kualitas sumber daya manusia
f.
SUPER
VISOR
DISTRI
BUSI
SUPERV
ISOR
SAMBU
NGAN
PELAN
GGAN
SUPER
VISOR
PENER
TIBAN,
PELAN
GGAR
AN
TENAG
A
LISTRI
K
( P2TL )
Mengawasi dan memeriksa buku kas harian, baik penerimaan maupun pengeluaran
serta rekonsiliasi bank.
j.
Membina hubungan baik dengan pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan
b.
c.
d.
b.
c.
32
b.
c.
d.
e.
f.
Mengirim rekening listrik yang diperbaiki dan menerima kembali rekening listrik
setelah perbaikan
g.
h.
Memantau dan mengawasi rekening listrik yang harus dilunasi dan yang belum
dilunasi
i.
6. Supervisor Distribusi
Tugas dan fungsinya antara lain :
a.
b.
c.
Melakukan pelaksanaan teknik dalam rangka surat perintah baik perlusan jaringan
atau penambahan gardu
b.
c.
33
Sebelum penulis mengemukakan perhitungan analisis rasio profitabilitas terlebih
dahulu akan penulis kemukakan laporan keuangan yang ada di PT PLN( persero ) distribusi
jawa barat dan banten UPJ GARUT.
Pada umumnya laporan keuangan yang ada pada PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan
banten UPJ GARUT terdiri dari neraca, dan laporan laba rugi per fungsi, dan laporan laba
rugi per unsur.
Laporan keuangan perusahaan, terutama neraca dalam laporan laba rugi merupakan
dokumen utama yang menjadi bahan penelitian, karena masalah profitabilitas tergolong
kepada salah satu kategori rasio rasio neraca yaitu rasio yang semua datanya diambil atau
bersumber pada laporan neraca dan laporan rugi laba. Dimana neraca menunjukan atau
menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan,
pada tanggal tertentu atau menunjukan posisi kekayaan perusahaan, dan kewajiban keuangan
perusahaan pada waktu tertentu, sedangkan perhitungan laporan rugi laba memperlihatkan
hasil hasil yang telah dicapai perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu
atau menunjukan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan dalam periode waktu tertentu.
2. Tingkat Profitabilitas Ekonomi di PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan
banten UPJ GARUT
Berdasarkan data data yang berasal dari neraca dan daftar rugi laba PT PLN
( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT
Desember 2007, dan 31 Desember 2008,maka penulis akan melakukan perhitungan analisis
rasio profitabilitas. Untuk tahun yang bersangkutan perhitungan rasio rasio profitabilitas
yang penulis lakukan yaitu rasio laba usaha dengan aktiva usaha, Rate Of ROI dan rasio
profitabilitas ekonomi.
a. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha
Rasio ini dilakukan dengan cara membandingkan laba usaha dengan aktiva usaha.
Laba usaha yaitu keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok, sedangkan aktiva
usaha
( operating assets ) adalah semua aktiva yang digunakan untuk melakukan aktiva usaha.
Analisis rasio laba usaha dengan aktiva usaha yang penulis lakukan adalah sebagai
berikut :
34
1. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha, untuk tahun 2006
= laba usaha
x100 %
x 100%
x 100 %
2006
43.337.240.349.
2007
53.100.308.978
2008
66.914.900.340
6.709.747.581
645,88 %
4.424.582.707
1200%
3.527.463.384
1871,45
35
Rate Of Return On Investment, untuk tahun 2006
= laba bersih ( sebelum pajak )
Jumlah aktiva usaha
= 43.764.534.206 x 100 %
6.709.747.581
= 652,25 %
x 100 %
x 100 %
x 100 %
Tabel
Rasio Rate Of Return Investment
Keterangan
Laba Bersih
(Sebelum Pajak)
2006
43.764.534.206
2007
53.547.039.778
2008
67.244.365.180
Aktiva Usaha
6.709.747.581
4,424.582.707
3.527.463,384
Rate Of ROI
652,25 %
1210,21 %
1906,30 %
36
1.
2.
3.
2006
43.337.240.349
3.764.534.206
1151,19 %
2007
53.100.308.978
53.547.039.778
99,11 %
2008
66.914.900.340
7.244.365.180
923,68 %
( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT sehingga mengakibattkan
rasio ini naik.
37
Sedangkan pada tahun 2008, rasio usaha dengan aktiva usaha ini mengalami
kenaikan yaitu dari 1871,45 % untuk tahun 2007 menjadi untuk tahun 2008.jadi rasio ini naik
sebesar 671,45 % . pada
tahun 2008 penurunan ini disebabkan karena adanya aktiva usaha yang tidak diikuti oleh
bertambahnya laba opersi.
Maka dari analisis ini dapat terlihat kemajuan PT PLN
( persero )distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT dari tahun 2006 sampai dengan
tahun 2008 khususnya mengenai profitabilitas.
Dari tabel diatas bahwa Rasio rate of return on investment pada tahun 2006
menunjukan rasio sebesar 652,25 % , ini berarti bahwa jumlah aktiva usaha yang digunakan
perusahaan sebesar Rp 100,- dapat menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 652,25 % .
Kemudian pada tahun 2007 rasio menunjukan adanya kenaikan sebesar 557,96 %
dari tahun 2006 sebesar 652,25 % menjadi 1210,21 % pada tahun 2007. Ini berarti setiap Rp
100,- dapat menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1210,21. Aktiva usaha yang
digunakan perusahaan dapat mengalami kenaikan dikarenakan bertambahnya laba usaha
sebesar Rp 53.100.308.978,sedangkan aktiva usaha mengalami penurunan sebesar Rp
4.424.582.707,dengan begitu rasio ditahun 2008 mengalami peningkatan.
Sedangkan pada tahun 2008 rasio menunjukan adanya penurunan sebesar 557,96 %
yaitu dari tahun 2007 sebesar 652,25 % turun hingga 1210,21 % ditahun 2008, ini artinya
bahwa setiap Rp 100,- aktiva usaha yang digunakan perusahaan dapat menghasilkan laba
sebelum pajak sebesar Rp 1210,21 %. terjadinya penurunan ini dikarenakan adanya
penambahan aktiva usaha antara laba bersih dengan aktiva usahanya relatif kecil sehingga
ditahun 2008 menunjukan kondisi perusahaan kurang baik, walaupun pada tahun 2007 PT
PLN
( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT sudah mencapai hasil yang cukup
baik.
Dari analisis ini terlihat bahwa untuk memperbesar rasio rate of return on
investment ini perlu diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi di sektor penjualan dan
administrasi yaitu kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar
maupun aktiva tetap.
Dari tabel rasio profitabilitas ekonomis PT PLN
( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, pada tahun 2006
menunjukan rasio sebesar 1151,19 % ini berarti bahwa modal yang digunakan sebesar
Rp 100,- dapat menghasilkan laba sebesar 1151,19 % sedangkan pada tahun 2007
38
rasio profitabilitas ekonomis yang dicapai mengalami penurunan sebesar 1052,08 % yaitu
tahun 2006 sebesar 1151,19 % menjadi 99,11 % pada tahun 2007, yang artinya bahwa setiap
Rp 100,-modal yang digunakan perusahaan dapat menghasilkan laba Rp 99 %. kemudian
pada tahun 2008 rasio profitabilitas ekonomis mengalami kenaikan sebesar 824,57 % yaitu
dari 99,11 % tahun 2007 menjadi 923 ,68% ditahun 2008. Ini berarti modal yang digunakan
untuk kegiatan usaha setiap Rp 100,-dapat menghasilkan laba Rp 923,68
Maka dari analisis yang penulis lakukan, untuk rasio profitabilitas ekonomis PT
PLN( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, menunjukan bahwa
penggunaan modal berpengaruh sangat kecil dalam keuntungan yang dicapai.
Dengan menganalisis laporan keuangan dan melakukan perhitungan rasio pada PT
PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, maka kita akan dapat
menentukan tingkat profitabilitas terlihat pada besar kecilnya rasio yang diperoleh PT PLN
( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, yang dapat dijadikan ukuran untuk
menentukan tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.
PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, selalu mengukur
tingkat profitabilitas ekonomi secara periodik.
Maka hasil penelitian dapat menjawab permasalahan penelitian yaitu bahwa analisis
laporan keuangan dapat dijadikan alat bantu manajemen dalam menentukan tingkat
profitabilitas PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT. Aadapun
untuk mengurangi penurunan rasio profitabilitas PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan
banten UPJ GARUT, diusahakan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi beban
sehingga diperoleh kenaikan laba.
39
BAB V
KESIMPULA DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahsan penelitian serta sajian teoritis mengenai analisis
laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas, maka sebagai penutup penelitian ini
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan laporan keuangan yang dilakukan PT PLN
( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, yaitu
laporan
pos dalam neraca, laporan laba rugi psr fungsi. Apabila jumlah jumlah yang diungkapkan
dalam laporan keuangan tahun sebelumnya dengan tahun berjalan tidak
dapat diperbandingakan, maka jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tahun lalu
harus disesuaikan. Hal hal khusus yang menyangkut penyesuaian harus diungkapkan dalam
catatan dalam laporan keuangan.
2. Tingkat profitabilitas PT PLN
( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT
dariperiode
41
B.Saran
Berkaitan dengan penelitian yang telah penulis lakukan, penulis
akan memberikan beberapa saran yang mungkin akan dijadikan
pertimbangan dalam upaya meningkatkan kemajuan rofitabilitas PT PLN
( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT kearah yan lebih
Baik.
Dalam analisis rasio laba usaha dengan aktiva usaha. Rate Of Return On Investment
dan rasio profitabilitas ekonomi yang penulis lakukan mengalami penurunan terutama pada
tahun 2008. hal ini terjadi karena rendahnya volume penjualan rekening dibandingkan dengan
ongkos ongkos yang diperlukan, adanya efesiensi baik dalam pembelian maupun
pemasaran, dan adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
Untuk memperoleh laba yang meningkat hendaknya dilakukan cara sebagai berikut :
Mengurangi biaya usaha relatif besar daripada pengurangan
terhadap pendapatan.
Analisis rasio profitabilitas hendaknya dapat dipakai untuk lebih
meningkatkan usaha
Analisis rasio profitabilitas hendaknya dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
upaya menghasilkan laba.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN - LAMPIRAN