Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERTAMBANGAN
JOHAN EDWART L. H.
[ XII PT 1 ]
JURUSAN : GEOLOGI
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Proposal Eksplorasi ini. Adapun judul Laporan ini adalah Eksplorasi
Batubara di Cekungan Kutai Balikpapan Kalimantan Timur.
Penulis sangat berterima kasih pada Guru Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan serta petunjuk yang Penulis perlukan dalam penulisan Laporan
Proposal Eksplorasi, keluarga Penulis yang selalu mendukung dan mendoakan
Penulis, serta Teman-Teman jurusan Geologi Pertambangan SMK Dharma Bhakti 1
Jambi yang telah memberikan semangat serta masukan pada Penulis.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan Karunianya sehingga
Penyusun dapat menyusun Laporan Proposal Eksplorasi Batubara ini
dengan sempurna.
2. Bapak Kepala Sekolah SMK Dharma Bhakti 1 Jambi.
3. Ibu Ernie Eryawanti, S.T. Ketua Jurusan Geologi Pertambangan SMK
Dharma Bhakti 1 Jambi.
4. Orang Tua yang selalu memberikan bantuan dukungan dan doa.
5. Teman - Teman Jurusan Geologi Pertambangan yang membantu dalam
penyusunan Laporan Proposal Eksplorasi Batubara di Cekungan Kutai
Balikpapan Kalimantan Timur.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan pada laporan penelitian
ini, maka dari itu penulis mengharapkan semua kritik dan masukan dari semua
pihak yang bersifat membangun demi hasil yang lebih baik sehingga di dalam
pembuatan laporan yang akan datang akan jauh lebih sempurna. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jambi , 28 November
2013
Johan Edwart L. H.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................... 4
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN................................................................................... 5
1.3 JADWAL KEGIATAN........................................................................................ 5
1.4 LOKASI PENELITIAN DAN KESAMPAIAN DAERAH............................................6
1.5 METODE PENELITIAN.................................................................................... 7
1.5.1 Tahap Pendahuluan................................................................................ 7
1.5.2 Sumber Data.......................................................................................... 7
1.5.3 Pengolahan dan Analisis Data................................................................8
1.6 MANFAAT PENELITIAN................................................................................. 10
1.7 PENELITI TERDAHULU................................................................................. 10
BAB II................................................................................................................... 11
GEOLOGI REGIONAL DAN DAERAH PENELITIAN....................................................11
2.1 GEOMORFOLOGI......................................................................................... 11
2.1.1 Geologi Regional................................................................................... 11
2.2 STRATIGRAFI............................................................................................... 12
2.2.1 Stratigrafi Regional Cekungan Kutai.....................................................12
2.2.2 Stratigrafi Daerah Penelitian................................................................14
2.3 STRUKTUR GEOLOGI................................................................................... 15
2.3.1 Struktur Geologi Regional Cekungan Kutai...........................................15
2.3.2 Struktur Geologi Daerah Penelitian......................................................15
2.3.3 Tatanan Tectonic Cekungan Kutai.........................................................18
BAB III.................................................................................................................. 19
STUDI KHUSUS..................................................................................................... 19
3.1 PENYAJIAN DATA.......................................................................................... 19
3.1.1 Data Inti Batuan................................................................................... 19
3.1.2 Data Log Sumur.................................................................................... 19
3.2 HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN............................................................21
3.2.1 Analisis Lingkungan Pengendapan.......................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhtumbuhan (komposisi utamanya karbon, hidrogen, dan oksigen), berwarna coklat
sampai hitam, sejak pengendapannya terkena proses kimia dan fisika yang
mengakibatkan terjadinya pengkayaan kadungan karbonnya (Wolf,1984, dalam
Kuncoro, 1996).
Di alam kondisi kualitas batubara dijumpai sangat bervariasi, baik secara vertikal
maupun lateral, antara lain bervariasinya kandungan sulfur dan sodium, kondisi
roof dan floor, kehadiran parting dan pengotor, proses leaching. Kondisi tersebut
antara lain dipengaruhi oleh pembentukan batubara yang kompleks, lingkungan
pengendapan yang khas sebagai tempat terbentuknya batubara dan prosesproses geologi yang berlangsung bersamaan atau setelah batubara terbentuk
(Kuncoro, 1996).
Kualitas batubara ditentukan oleh lingkungan pengendapan, aspek fisika, kimia,
dan biologi, yang akan mempengaruhi besarnya kandungan komponen penting
dalam batubara antara lain ash, fixed carbon, moisture, volatile matter, dan
vitrinite reflectance kandungan dari unsur unsur tersebut mempengaruhi
dalam besarnya kalori dan total gas content dalam batubara. Kandungan
komponen - komponen tersebut sangat penting dalam mengetahui kualitas
batubara.
Batubara yang terbentuk di lingkungan back barrier mempunyai kandungan
sulfur tinggi (>1%), demikian juga dengan di lingkungan lower delta plain
kandungan sulfurnya agak tinggi (0.7 % -1 %). Berbeda dengan yang terbentuk
di lingkungan upper delta plain yang kandungan sulfurnya rendah (0.1 % - 0.7
%). Suplai sulfat lebih banyak dari air laut daripada air sungai, sehingga reaksi
lebih mudah terjadi pada batubara yang berasosiasi dengan kondisi marine.
Batubara menjadi sangat penting dan perlu dipelajari karena merupakan salah
satu aspek penting dalam usaha mengembangkan kegiatan penambangan
batubara sebagai penggerak roda ekonomi dan pegembangan batubara sebagai
sumber energi baru yaitu sebagai reservoar coalbed methane. Berdasarkan
uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan antara
kualitas batubara dengan lingkungan pengendapan pembentuk batubara dengan
judul Analisis Fasies dan Karakteristik Pertrofisik Batubara Seam CBM 2, Formasi
Balikpapan, Lapangan X, Cekungan Kutai, Berdasarkan Data Log Sumur dan
Inti Batuan.
1.4 LOKASI
DAERAH
PENELITIAN
DAN
KESAMPAIAN
LOKASI
PENELITIAN
Gambar 1.2
BAB II
GEOLOGI REGIONAL DAN DAERAH
PENELITIAN
2.1 GEOMORFOLOGI
2.1.1 Geologi Regional
Cekungan Kutai dibatasi oleh Paternoster platform, Barito Basin, dan Pegunungan
Meratus ke selatan, dengan Schwaner Blok ke barat daya, lalu Tinggian
Mangkalihat di sebelah utara - timur laut, dan Central Kalimantan Mountains
(Moss dan Chambers, 1999) untuk barat dan utara (Gambar 2.1). Cekungan
Kutai memiliki sejarah yang kompleks (Moss et al., 1997), dan merupakan satu satunya cekungan Indonesia yang telah berevolusi dari internal rifting
fracture/foreland basin ke marginal-sag.. Sebagian besar produk awal pengisi
Cekungan Kutai telah terbalik dan diekspos (Satyana et al., 1999), pada Miosen
Tengah sampai Miosen Akhir sebagai akibat dari terjadinya tumbukan / kolusi
block Micro Continent. Dari peristiwa ini menyebabkan adanya pengangkatan
cekungan, perubahan sumbu antiklin dan erosi permukaan yang mengontrol
sedimentasi pada Delta Mahakam. Delta Mahakam terbentuk di mulut sungai
Mahakam sebelah timur pesisir pulau Kalimantan. Dengan garis pantainya
berorientasi arah NE-SW dan dibatasi oleh Selat Makasar, selat yang
memisahkan pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Gambar 2.1
2.2 STRATIGRAFI
2.2.1 Stratigrafi Regional Cekungan Kutai
Satyana et all, 1999 dalam An Outline Of The Geology Of Indonesia, 2001
melakukan penelitian dan menyusun stratigrafi Cekungan Kutai dari tua ke muda
sebagai berikut :
1) Formasi Beriun
Formasi
Beriun
terdiri
dari
batulempung,
selang
seling
batupasir
dan
setelah
terjadi
penurunan
cekungan
dan
pengendapan
padaFormasi Beriun. Formasi Atan terdiri dari batugamping dan batupasir kuarsa.
Formasi Atan berumur Oligosen Awal.
3) Formasi Marah
Formasi Marah Diendapakan secara selaras diatas Formasi Atan. Formasi Marah
terdiri dari batulempung, batupasir kuarsa dan batugamping berumur Oligosen
Akhir.
4) Formasi Pamaluan
Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Miosen Akhir di lingkungan neritik,
dengan ciri litologi batulempung, serpih, batugamping, batulanau dan sisipan
batupasir kuarsa. Formasi ini diendapkan dalam lingkungan delta hingga litoral.
5) Formasi Bebulu
Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Miosen Tengah di lingkungan neritik.
Ciri litologi Formasi Bebulu adalah batugamping.
6) Formasi Pulubalang
Formasi Pulubalang diendapkan selaras di atas Formasi Pamaluan, terdiri dari
atas selang-seling pasir lanauan dengan disipan batugamping tipis dan
batulempung. Umur dari formasi ini adalah Miosen Tengah dan diendapkan pada
lingkungan sub litoral, kadang-kadang dipengaruhi oleh marine influx. Formasi ini
mempunyai hubungan menjari dengan Formasi Bebulu yang tersusun oleh
batugamping pasiran dengan serpih.
7) Formasi Balikpapan
Formasi Balikpapan diendapkan secara selaras di atas Formasi Pulubalang.
Formasi ini terdiri dari selang seling antara batulempung dan batupasir dengan
sisipan batubara dan batugamping di bagian bawah. Data pemboran yang
LAPORAN PROPOSAL EKSPLORASI - BATUBARA DI BALIKPAPAN KALIMANTAN
TIMUR
P A G E | 13
disipan
batugamping
tipis
sebagai
marine
influx.
Lingkungan
Mahakam
terbentuk
pada
kala
Pleistosen
sekarang.
Proses
pengendapannya masih berlangsung hingga saat ini, dengan ciri litologi material
lepas berukuran lempung hingga pasir halus.
Tabel 2.2
Tabel 2.1
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Awal Synrift (Paleosen ke Awal Eosen): Sedimen tahap ini terdiri dari
sedimen aluvial mengisi topografi NE-SW dan NNE-SSW hasil dari trend
rifting di Cekungan Kutai darat. Mereka menimpa di atas basemen
kompresi Kapur akhir sampai awal Tersier berupa laut dalam sekuen.
Akhir Synrift (Tengah sampai Akhir Eosen): Selama periode ini, sebuah
transgresi besar terjadi di Cekungan Kutai, sebagian terkait dengan rifting
di Selat Makassar, dan terakumulasinya shale bathial sisipan sand.
Awal Postrift (Oligosen ke Awal Miosen): Selama periode ini, kondisi bathial
terus mendominasi dan beberapa ribu meter didominasi oleh akumulasi
shale. Di daerah structural shallow area platform karbonat berkembang
Akhir Postrift (Miosen Tengah ke Kuarter): Dari Miosen Tengah dan
seterusnya sequence delta prograded secara major berkembang terus ke
laut dalam Selat Makassar, membentuk sequence Delta Mahakam, yang
merupakan bagian utama pembawa hidrokarbon pada cekungan. Berbagai
jenis pengendapan delta on dan offshore berkembang pada formasi
Balikpapan dan Kampungbaru, termasuk juga fasies slope laut dalam dan
fasies dasar cekungan. Dan juga hadir batuan induk dan reservoir yang
sangat baik dengan interbedded sealing shale. Setelah periode ini, proses
erosi ulang sangat besar terjadi pada bagian sekuen Kutai synrift.
BAB III
STUDI KHUSUS
3.1 PENYAJIAN DATA
Penelitian fasies batubara dan karakteristik petrofisik batubara Lapangan X,
Formasi Balikpapan, seam CBM2, Cekungan Kutai menggunakan data inti batuan
dan data log sumur. Data inti batuan dan data log sumur mempergunakan 8
buah sumur. Data tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
dalam lingkungan pengendapan transitional lower delta plain. Karena pada log
sumur menunjukkan pola menghalus keatas yang menunjukkan adanya endapan
channel, swamp, interdistributary bay, dan creavasse splay (Gambar 3.3, 3.4).
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.10
Peta Ketebalan & Kedalaman Coal Seam CBM2
menggunakan density dari data log (RHOB) dan density dari data core untuk
melakukan perhitungan petrofisik ke semua sumur yang ada.
antara %Gambar
Ash dengan
3.11% Semua Parameter ( Fixed Carbon [A], Moisture [B] dan Volatile Matter [C
Gambar
Kalibrasi
3.12 Data Inti Batuan (core) ke Data Log Sumur (Well Log)
Gambar 3.13
Peta Penyebaran Batubara dan Non Batubara
BAB IV
ANGGARAN BIAYA
4.1 RINCIAN BIAYA EKSPLORASI
ANGGRAN BIAYA EKSPLORASI
BATUBARA
QTY
1
BIAYA MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
.
JUMLAH
R
p.
27.400.000
Rp.
Rp.
4.500.000
1.200.000
Rp.
10.500.000
Rp.
11.200.000
R
p.
62.570.000
1 Paket
1 Paket
Rp.
Rp.
500.000
500.000
1 Buah
Rp.
21.000.000
1 Paket
1 Buah
1 Buah
2
Minggu
2
Minggu
2
Minggu
Rp.
Rp.
Rp.
1.100.000
16.000.000
15.000.000
Rp.
2.800.000
Rp.
1.680.000
Rp.
3.990.000
R
p.
5.400.000
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.500.000
400.000
1.000.000
500.000
1.500.000
750.000
4
BIAYA PEMBUATAN LAPORAN HASIL EKSPLORASI
.
R
p.
285.000
Rp.
Rp.
60.000
225.000
R
p.
6.900.000
Rp.
Rp.
2.000.000
4.900.000
2 Buah
2 Hari
2
Minggu
2
Minggu
3
BIAYA ANALISIS PENELITIAN BAHAN EKSPLORASI
.
-
Analisis Laboratorium
Analisis Lingkungan Pengendapan
Analisis Geometri Batuan
Analisis Penyebaran Parameter Petrofisik
Analisis Kalibrasi Data Core ke Data Log
Analisis Petrofisik
1
1
1
1
1
1
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Ls
3 Set
5
BIAYA LAIN - LAIN
.
-
Ls
Ls
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
R
p
27.400.000
62.570.000
5.400.000
285.000
6.900.000
102.555.
000
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada parameter batubara dengan
melakukan analisis pertofisik, analisis model penyebaran parameter petrofisik
batubara dan analisis lingkungan pengendapan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Lingkungan pengendapaan lapisan batubara seam CBM 2 berdasarkan
Horne, 1978 adalah Transitional Lower Delta Plain dan Lingkungan
pengendapan lapisan batubara seam CBM 2 berdasarkan Allen, 1998
adalah Delta Plain.
2. Geometri seam CBM 2 dapat diketahui ketebalan batubara seam CBM 2
pada daerah telitian sekitar 5 35 ft dan arah pengendapan seam CBM 2,
yaitu Barat Laut Tenggara. Disamping seam CBM 2 menebal kearah
tenggara dan menipis kearah barat laut.
3. Berdasarkan analisis petrofisik didapatkan karakteristik petrofisik dari
seam CBM 2, nilai tertinggi dari kandungan ash sebesar 2.68 %, fixed
carbon sebesar 46.07 %, volatile matter sebesar 41.28 %, moisture
sebesar 0.11 %, mean vitrinite reflectance sebesar 0.45 %, total gas
content sebesar 127.88 scft/ton dan kalori sebesar 6260 Kcal/kg. Dari hasil
tersebut penulis dapat diketahui bahwa seam CBM 2 memiliki kualitas
yang baik berdasarkan ASTM coal rank yaitu termasuk dalam batubara
jenis bituminous high volatile C, sehingga berpotensi sebagai reservoar
coalbed methane dan sebagai bahan bakar yang ekonomis.
4. Berdasarkan hasil overlay dari peta penyebaran kandungan moisture, peta
fasies batubara, peta kedalaman, peta ketebalan batubara dan peta
geologi. Didapatkan daerah yang berpotensi untuk eksplorasi batubara
dan coalbed methane pada seam CBM2. Daerah telitian ini memiliki
struktur geologi berupa perlipatan antiklin yang berarah utara timur laut selatan barat daya, diendapkan pada lingkungan pengendapan delta plain
DAFTAR PUSTAKA
Allen, G. P., Chambers, & J., L. C. (1998). Sedimentation in the Modern and
Miocene Mahakam Delta. IPA.
Bhanja, A. K. (2007). Multi Log Techniques for Estimation of CBM Gas Content
Scores Over the Available Techniques Based on Single Log, A Case Study.
Crain, E. R., & P., E. (2010). Part II Coal. Reservoir Issue.
Fransisca, V. D. (2011). Analisis Fasies Batubara Dan Karakteristik Petrofisik,
Formasi Balikpapan, Lapangan X, Cekungan Kutai Berdasarkan Data Log
Sumur Dan Inti Batuan. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional
Veteran.
Kuncoro, P. B. (1996). Perencanaan Eksplorasi Batubara, Program Pasca Sarjana
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Lamberson, M. N., & Bustin, R. M. (1993). Coalbed methane characteristics of the
Gates Formation coals, northestern British Columbia: effect of maceral
composition. AAPG Bull,77; p2062-2076.
Rahmat, Basuki, & Ediyanto. (2008). Modul Kompetensi Geologi Level 3 (Bahan
Galian Batubara).