Вы находитесь на странице: 1из 42

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
ARTHRITIS REUMATOID

DISUSUN OLEH :
Manahan Agung Okta.S
Maarifatun
Istiharoh
Deri Saputra
Eki Mei Suprayogi
Reki Hendara Putra
Misda
Lesi Yulikasari
Fadilatul Husna

JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan taufikNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan
Pada Klien Arthritis Rheumatoid.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang belum
terjangkau oleh penulis, maka penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Ns. Ida Rahmawati S.Kep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Gerontik dan teman-teman yang telah membantu terbentunya makalah
ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada kami mendapat imbalan yang
setimpal dari Allah SWT, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu,

juni 2013

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................

ii

DAFTAR ISI........................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................

1.2. Batasan Masalah..........................................................................

1.3. Tujuan..........................................................................................

1.4. Metode Penulisan........................................................................

BAB II

TINJAUAN TEORITIS.....................................................................

BAB III

TINJAUAN KASUS..........................................................................

3.1. Pengkajian .................................................................................

3.2. Analisa Data ..............................................................................

26

3.3. Prioritas Masalah........................................................................

28

3.4. Rencana Asuhan Keperawatan...................................................

29

BAB IV

PENUTUP
4.1. Kesimpulan................................................................................

42

4.2. Saran .........................................................................................

42

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya tangan dan kaki) secara sistematis mengalami peradangan sehingga
menjadi pembengkakan dan nyeri pada sendi.
Penderita arthritis rheumatoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355
juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid. Diperkirakan
angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25%
akan mengalami kelumpuhan (http://www.tempo.co.id). Organisasi kesehatan
dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit
arthritis rheumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan
20% mereka yang berusia 55 tahun (Taja, 1996).
Arthritis rheumatoid kira-kira 2,5 kali lebih sering menyerang wanita
dari pada pria. Insiden meningkat dengan bertambahnya usia, terutama pada
wanita. Insiden puncak adalah antara usia 40-60 tahun. Penyakit ini menyerang
orang-orang di seluruh dunia dari berbagai suku bangsa. Sekitar 1% orang
dewasa menderita arthritis rheumatoid yang jelas dan dilaporkan bahwa di
Amerika Serikat setiap tahun kira-kira 750 kasus baru per satu juta penduduk.

1.2. Batasan Masalah


Kelompok 1 hanya membahas tentang konsep teori dan asuhan
keperawatan dari arthritis rheumatoid.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang konsep teori dan asuhan keperawatan pada


lansia yang menderita arthritis rheumatoid.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid ?
2. Untuk mengetahui etiologi arthritis rheumatoid ?
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala arthritis rheumatoid ?
4. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid ?
5. Untuk mengetahui akibat lanjut arthritis rheumatoid ?
6. Untuk mengetahui cara pencegahan arthritis rheumatoid ?
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ?
1.4. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode penulisan yang berdasarkan
literatur dan metode pustaka.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Definisi
Rematik atau arthritis (radang seni) adalah penyakit yang mengenai otot
skelet, tulang, ligamentum, tendon dan persendian baik pada laki-laki maupun
wanita dengan segala usia. Hal ini bisa disebabkan oleh stress mekanis,
perubahan pelumasan dan imobilitas (Brunner dan Suddarth, 2001).
2.2. Etiologi
1. Proses Menua
Seiring dengan bertambahnya usia, struktur anatomis dan fungsi organ
mulai mengalami kemunduran. Pada lansia cairan sinovial pada sendi mulai
berkurang sehingga pada saat pergerakan terjadi gesekan pada tulang yang
menyebabkan nyeri.
2. Inflamasi
Inflamasi meliputi serangkaian tahapan yang saling berkaitan.
Antibodi immunoglobulin membentuk kompleks imun dengan antigen.
Fagositosis kompleks imun akan dimulai dengan menghasilkan reaksi
inflamasi (pembengkakan, nyeri, serta oedema pada sendi).

3. Degenerasi
Degenerasi

kartilago

artikuler

disebabkan

oleh

gangguan

keseimbangan fisiologis antara stress mekanis dan kemampuan jaringan


sendi untuk bertahan terhadap stress tersebut. Kartilago artikuler maupun
tulang yang normal tetapi beban (gaya yang dihasilkan oleh berat tubuh)
yang berlebihan pada sendi secara fisiologis masih layak tetapi kartilago
artikuler atau tulangnya tidak normal.
3

4. Perubahan Pelumasan
Di samping perubahan pada kartilago artikuler dan tulang subkondrial,
pelumasan juga merupakan faktor degenerasi, bersama dengan beban sendi
(gaya yang dipikul lewat sendi), pelumasan bergantung pada lapisan tipis
cairan interstisial yang terpecah dari kartilago ketika terjadi kompresi antar
permukaan sendi yang berlawanan.
5. Imobilitas
Degenerasi kartilago akibat mobilitas sendi dapat terjadi akibat
gangguan pemompaan lubrikasi yang terjadi pada gerakan sendi.
6. Kegemukan (obesitas)
Menyebabkan beban yang berlebihan pada sendi dan tulang.
7. Cidera/trauma yang menyebabkan kerusakan tulang ataupun sendi.
8. Faktor hormonal.

2.3. Tanda dan Gejala


Gejala klinis penyakit ini sangat bervariasi. Hal ini bergantung pada sendi
yang terkena, lama dan intensitasnya. Gejala biasanya berkembang secara
berangsur-angsur dengan progresif.
1. Nyeri
Nyeri merupakan gejala yang umum pada penyakit ini. Biasanya
bersifat kambuhan, tumpul dan pegal-pegal dan akan terasa bila sendi yang
bersangkutan digerakkan terlalu lama. Nyeri biasanya timbul pada waktu
dingin di pagi hari.
2. Spasme otot dan kekakuan
Terjadi di pagi hari, aktivitas ringan biasanya dapat menghilangkan
kekakuan.
3. Pergerakan terbatas

Dapat terjadi karena pengaruh nyeri atau sebagai akibat dari kurang
digunakannya sendi yang bersangkutan.
4. Pembengkakan sendi
5. Sendi berbunyi
6. Rasa lelah dan lesu
7. Kesulitan tidur yang bisa terjadi akibat dari nyeri
8. Susah berjalan
9. Rasa kesemutan pada kaki/tangan
10. Berat badan menurun dan nafsu makan berkurang.
2.4. Patofisiologi
Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit peradangan kronik yang
menyebabkan degeneratif jaringan ikat. Biasanya jaringan ikat yang pertama kali
mengalami kerusakan adalah jaringan ikat yang membentuk lapisan sendi yaitu
membran sinovial.
Pada arthritis rheumatoid, peradangan berlangsung terus menerus dan
menyebar ke struktur-struktur sendi di sekitarnya termasuk tulang rawan sendi
dan kapsul fibrosa sendi, akhirnya ligamentum dan tendon ikut meradang.
Peradangan ditandai oleh penimbunan sel darah putih, pengaktifan komplemen,
fagositosis ekstensif, dan pembentukan jaringan parut.
Pada peradangan kronik, membran sinovial mengalami hipertrofi dan
menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan nekrosis sel
dan respon peradangan berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh
jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi
sehingga semakin merangsang pandangan dan pembentukan jaringan parut.
Proses ini secara lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
deformitas (Elizabeth J. Corwin, 2000).
2.5. Akibat Lanjut
1. Nyeri pada sendi yang dapat mengganggu aktivitas.
5

2. Tulang mudah patah


3. Tulang keropos
4. Demam terus menerus
5. Daya tahan tubuh menurun
6. Berat badan menurun
7. Anemia
2.6. Pencegahan
1. Istirahat yang cukup
2. Hindari kerja berat
3. Makan makanan tinggi kalsium
4. Olah raga yang teratur
5. Berjemur di pagi hari
6. Kurangi makanan yang mengandung asam urat seperti hati-limpa.
7. Bayam, kangkung, kol, keju, makanan kaleng, dll.
2.7. Perawatan Rematik
1. Kompres hangat pada sendi yang nyeri.
2. Olah raga teratur
3. Mengatur keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
4. Tidak bekerja terlalu berat
5. Makanan tinggi protein, vitamin C dan zat besi
6. Mengatur diet untuk menurunkan berat badan terutama pada penderita.

2.8. WOC
Stress mekanik
Elastisitas kartilago
menurun
Kartilago atrofi
Klasifikasi dengan
ligamentum

Proses penuaan
sendi

Imobilitas

Perubahan
pelumasan

Gangguan
pemompaan
lubrikasi

Kompresi antara
permukaan sendi
meningkat

Efusi sendi

Pelumasan
menurun

Sinovitis Skunder

Degenerasi sendi
REMATIK

Peradangan pada
sendi

Kompleks antibodi
dan antigen

Komplek antibodi
dan antigen

Pembentukan leukoisien dan


prostaglandin
Pembentukan pennus
penghancuran kartilago
Erosi tulang

Reaksi inflamasi
Bengkak, oedema,
nyeri
MK : Nyeri
gangguan
mobilitas

Rusaknya
muskuloskeletal
Kekuatan otot
menurun

Deformitas

Kelemahan
MK : Intoleransi
aktivitas kurang
perawatan diri

Patah
MK : Gangguan
mobilitas fisik

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama

: Ny. A

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 70 Tahun

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Janda

Pendidikan Terakhir

: Tidak pernah sekolah (buta aksara)

Pekerjaan

: Tani

Alamat

: Panti Sosial Tresna Werdha Bengkulu

Tanggal Masuk Panti

: 20 Agustus 2010

B. Alasan Masuk Panti


Klien masuk panti karena klien tidak punya rumah. Rumah klien
dikontrakkan dengan orang lain, anak klien pergi meninggalkan klien
sebelum klien masuk panti.
C. Riwayat kesehatan
1.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Ny. A sudah lama terserang arthritis rheumatoid, jika terserang arthritis
rheumatoid Ny. A tidak dapat berjalan.

2. Riwayat kesehatan sekarang


Ny. A mengatakan saat ini ia mengalami arthritis rheumatoid, Ny. A sudah
menggerakan kakinya, lutut Ny. A terlihat bengkak dan merah.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ny. A mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalai arthritis
rheumatoid dan penyakit keturunan lainnya.

D. Kebiasaan Sehari-hari
N

Jenis Kebutuhan
o
1 Pola Nutrisi

Sebelum Sakit

Sesudah Sakit

a. Makan
i. Jenis

Nasi + lauk pauk

Nasi + lauk pauk

ii. Frekuensi

3 x sehari

3 x sehari

iii. Porsi

1 porsi

1 porsi

i. Jenis

Air putih

Air putih

ii. Frekuensi

Bila haus

Bila haus

7-8 gelas/hari

7-8 gelas/hari

iv. Konsistensi

Lembek

Lembek

v. Frekuensi

2 x sehari

2 x sehari

Khas

Khas

vii. Konsisten

Kuning jernih

Kuning jernih

viii. Frekuensi

5 x sehari

4 x sehari

b. Minum

iii. Banyaknya
2 Pola Eliminasi
a. BAB

vi. Bau
b. BAK

ix. Bau
Khas
3 Pola Tidur dan Istirahat

Khas

x. Waktu

8 jam / hari

6-7 jam / hari

xi. Siang

2 jam

1 jam

xii. Malam

6 jam

5 jam

xiii. Gangguan Tidur

Tidak ada

Ada (insomnia)

E. Hubungan Sosial
a. Hubungan antar keluarga
Ny. A sering dikunjungi keluarga setiap satu minggu sekali.

b. Hubungan dengan orang lain


Ny. A termasuk orang yang ramah namun Ny. A sering marah dengan
anggota wisma Kenanga karena anggota Wisma kenangan ada yang tidak
bisa menjaga kebersihan.
F. Status fisiologis
Postur tulang : Tegap
Tanda tanda vital dan status gizi :
Suhu
: 36,8 c
Tekanan darah
: 140 / 90 mmhg
Nadi
: 88 x/i
Respirasi
: 22 x/i
Bb
: 50 kg
Tb
: 160 cm
G. Pengkajian head to toe :
1. Kepala
Kebersihan
: bersih
Kerontokan rambut
: tidak
Keluhan
: tidak
2. Mata
Konjungtiva
: anemis
Sklera
: tidak ikterik
Strabismus
: tidak
Penglihatan
: kabur
Peradangan
: tidak
Riwayat katarak : tidak ada
Keluhan
: penglihatan menurun.
3. Hidung
Bentuk
: simetris
Peradangan
: tidak
Penciuman
: tidak terganggu
4. Mulut dan tenggorokan
Kebersihan
: bersih
Mukosa
: lembab
Peradangan/ stamatitis : tidak ada
Gigi geligi
: ompong
Radang gusi
: tidak ada
Kesulitan mengunyah
: tidak
Kesulitan menelan
: tidak

10

5. Telinga
Kebersihan
: bersih
Peradangan
: tidak
Pendengaran
: tidak
Keluhan lain
:tidak
6. Leher
Pembesaran keljar tiroid
Kaku kuduk
7. Dada
Bentuk dada
Retraksi
Wheezing
Ronchi
Suara jantung tambahan
Iotus cordis
8. Abdomen
Bentuk
: simestris
Nyeri tekan
: tidak ada
Kembung
: tidak ada
Bising usus
: 12x/i
Massa
; tidak

: tidak
: tidak
: simetris
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: teraba satu jari

9. Genitalia
Kebersihan
: bersih
Haemoroid
: tidak
Hernia
: tidak
10. Ektremitas
Kekuatan otot : 555 555
444 444
Postur tubuh
: bungkuk
Rentang gerak
: tidak maksimal
Deformitas
: ada
Tremor
: tidak
Edema kaki
: ada
Penggunaan alat bantu : ada
Reflek
Reflek
Bisep
Triceps
Knee
Achiles

Kanan
+
+
+
-

Kiri
+
+
+
11

11. Integument
Kebersihan
Warna
Kelembaban
Gangguan pada kulit

: bersih
: tidak ( sawo matang )
: lembab
: tidak ada

H. Pengkajian keseimbangan untuk lansia ( tinneti, ME dang inter , SF. 1998 )


1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Bangun dari kursi :
Ny.A masih dapat bangun dari duduk dengan sekali gerakan tetapi
memegang objek untuk dukungan, pada saat berdiri pertama kali Ny.A
tidak stabil.
Duduk di kursi
Ny. A duduk dikursi secara perlahan dan mengatur posisi duduk untuk
bersandar dan posisi yang nyaman. Ny A tidak langsung menjatuhkan
tubuhnya saat hendak duduk di kursi.
Menahan dorongan pada sternum
Ny A memegang objek dukungan untuk menahan dorongan pada
sternum.
Mata tertutup
Ny A menggerakan kaki dan memegang objek dukungan yang teraba
untuk menahan dorongan.
Perputaran leher
Ny A mengeluh pusing dan menggegam objek dukungan.
Gerakan menggapai sesuatu
Ny A masih bisa menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
Membukuk
Ny A masih mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil
seperti pulpenn dari lantai, tidak memerlukan usaha multiple untuk
bangun.
2. Komponen gaya bergerak atau berjalan
Saat diminta berjalan pada tempat yang telah ditentukan Ny A tampak
ragu dan perlahan berjalan pada tempat yang ditentukan, dengan
memegang objek.
Ketinggian langkah kaki
12

Ny A tidak menggeser / menyeret kaki dan tidak mengangkat kaki


terlalu tinggi (> 2 inchi ).
Kontinuitas langkah kaki
Setelah langkah-langkah awal, kontiunitas langkah kaki tidak
konsisten.
Kesimetrisan langkah
Panjang langkah kaki kanan dan kiri tidak simetris
Penyimpangan jalur saat berjalan tidak terjadi berbalik
Ny A berhenti terlebih dahulu sebelum berbalik dan mulai
membalikkan langkah dengan perlahan.
I.

pengkajian psikososial
hubungan dengan orang lain dalam wisma :
1.
2.
3.
4.

Tidak kenal
Sebatas kenal
Mampu berinteraksi
Mampu bekerjasama

Ny A mampu berinteraksi dengan teman-teman diwismanya dan


hubungan terbina baik hubungan dengan orang lain di luar wisma di
dalam panti.
1.
2.
3.
4.

Tidak kenal
Sebatas kenal
Mampu berinteraksi
Mampu bekerjasama

Ny A mengatakan teman-temannya sering datang kewismanya dan


sering mengobrol bersama-sama kebiasaan lansia berinteraksi
kewisma lainnya dalam panti .
1.
2.
3.
4.

Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

13

Ny A sering melakukan interaksi dengan teman-teman di wisma


lainnya biasanya mereka mengobrol tentang masa lalu, bertukar
pikiran dan kadang bercanda gurau.
Stabilitas emosional
1.
2.
3.
4.

Labil
Stabil
Iritabel
Datar

Ny A mengatakan emosinya kadang-kadang labil karena sering


kesal dengan teman sewismanya yang kadang sering membuang ludah
sembarangan dan buang sampah sembarangan.
Motivasi penghuni panti
1. Kemauan sendiri
2. Terpaksa
Ny mengatakan masuk ke panti karena klien tidak punya rumah.
Rumah klien dikontrakkan dengan orang lain, anak klien pergi
meninggalkan klien sebelum klien masuk panti.
Frekuensi kunjungan keluarga
1. 1 kali/bulan
2. 2 kali/ bulan
3. Tidak pernah
Ny A mengatakan anaknya jarang mengunjunginya di panti. Ny A
mengatakan merasa sedih karena jarang dikunjungi anakny.
a. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1 :
1. Apakah klien mengalami susah tidur : tidak ada
2. Ada masalah atau banyak pikiran
: tidak ada
3. Apakah klien murung atau menangis sendiri : tidak
4. Apakah klien sering was-was atau kwatir : tidak
lanjutkan pertanyaan tahap ke 2

14

Jika jawabannya ya 1 atau lebih


Pertanyaan tahap 2
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan?
Ya, lebih dari 1 bulan.
2. Ada masalah atau banyak pikiran ?
Tidak
3. Ada gangguan atau masalah dengan orang lain ?
Tidak
4. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
Tidak ada.

b. Pengukuran tingkat depresi


Skala depresi geriatric ( GDS) , yesavage dkk, 1983
Apakah bapak/ibu dalam stu minggu
No terakhir :

YA

TIDAK

1
2

Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani?


Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas

anda?

Merasa bahwa kehidupan anda hampa?

Sering merasa bosan?

Penuh harapan akan masa depan?

6
7
8

Mempunyai semangat yang baik setiap waktu?


Diganggu oleh fikiran yang tidak dapat diungkapkan?
Merasa bahagia disebagian waktu?

15

Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda?

10

Sering kali merasa tidak berdaya?

11

Sering merasa gelisa dan gugup?


Memilih tinggal dirumah dari pada pergi melakukan
sesuatu

12

yang bermanfaat?

13

Sering kali merasa khawatir akan masa depan?


Merasa lebih banyak mempunyai masalah dengan daya
ingat

14
15

Dibandingkan orang lain?


Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan

sekarang?

16

Sering kali merasa merana?

17
18
19
20
21
22

Merasa kurang bahagia?


Sangat khawatir terhadap masa lalu?
Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan?
Merasa berat untuk memulai sesuatu yang baru?
Merasa dalam keadaan penuh semangat?
Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan?

23
24

Berfikir bahwa banyak orang yang lebih dari pada anda?


Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepeleh?

25

Sering kali merasa ingin menangis?

26

Merasa sulit untuk berkonsentrasi?

16

27
28
29

Menikmati tidur?
Memilih menghindari dari perkumpulan social?
Mudah mengambil keputusan?

30

Mempunyai pikiran yang jernih?


JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU

Sumber : Burns, 1991. Assasment Scales in old Age Psychiatry Martin Duintz Ltd.
London,P 2-3
Scor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal ( setiap jawaban yang bercetak
tebal

mempuyai nilai 1)

0 1 = Not depressed
11 20 = Mild depressed
21 30 = Severe depressed
Nilai 11 : Mild depressed

c. Pengukuran tingkat kerusakan intelektual


Short portable mental status questioner ( SPMSQ) :
NO
1
2
3

ITEM PERTANYAAN

BENAR SALAH

Tanggal berapa hari ini?


Jawab : tidak tahu
Hari apa sekarang ?

Jawab: rabu
Apa nama tempat ini ?

Jawab : panti jompo

17

4
5
6
7
8
9
10

Berapa umur anda sekarang ?


Jawab :70 tahun
Dimana alamat anda sekarang ?

Jawab : tidak tahu


Kapan anda lahir ?

Jawab : lupa
Siapa presiden Indonesia sekarang ?

Jawab : SBY
Siapa presiden anda sebelumnya ?

Jawab : lupa
Siapa nama ibu anda ?

Jawab : marfuah
Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1

Jawab : tidak tahu

JUMLAH BENAR

Sumber : burn, 1999. Assessment scales in old age psychiatry. Martin dunitz,ltd.
London p. 55- 57.
Interpretasi
Salah 0-2 : fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 5-7 : fungsi intelektuaal kerusakan sedang
Salah 8-10 ; fungsi intelektual kerusakan berat
Hasilnya : Salah 5-7 : fungsi intelektuaal kerusakan sedang

d. Identitas aspek kognitif


Mini mental state examination ( MMSE) ; folstein MF , 1995
Skor

Skor

minimum

manual

Orientasi

18

Sekarang (hari),(tanggal), ( bulan), (tahun), berapa

dan musim apa? 5


Sekarang kita berada dimana? (jalan),9no,rumah),

(kota),(kabupaten),(provinsi).
Registrasi
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda,1
detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah pasien
mengulangi ke3 nama tersebut berikan satu angka
untuk setiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulang penyebutan k 3 nama tersebut sampai ia dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah
percobaan dan catatlah ( kertas,pena,jam)

(jumlah percobaan : 3) 3
Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100
kebawah 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.
Berhenti setelah 5 hitungan (93,86,72,65).
Kemungkinan lain : ejalah katadunia dari akhir
keawal ( a-i-n-u-a) 0
Mengingat kembali ( RECALL).

Tanyakan kembali nama ke3 benda yang telah


disebutkan diatas berikan 1 angka untuk setiap

jawaban yang benar. 3


a. Apakah nama benda-benda ini ? ( perlihatkan
pena dan buku) 2
b. Ulanglah kalimat berikut : jika tidak dan atau
tapi (1).
c. Laksanakan 3 buah perintah ini : peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu,
lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkan di lantai (3).

19

d. Bacalah dan laksanakan perintah berikt :


pejamkan mata anda. (1).
e. Tulislah sebuah kalimat (1).
f. Tirukan gambar ini (0)
Skor total

Sumber : burn,1999. Assessment scales in old age psychiatry. Marthin dunitz ltd.
London. P.35.

Skor
Nilai 24-30 : normal
Nilai 17-23 : probable gangguan kognitif
Nilai 0-16 : definitive gangguan kognitif
Hasilnya 9 : Definitive gangguan kognitif
H. Pengkajian perilaku terhadap kesehatan
Kebiasaan merokok : Ny A tidak merokok
a. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi :
Ny A mengatakan makan 3x sehari.
Pola pemenuhan cairan:
Ny A mengatakan tidak sering minum air putih hanya minum 4-5 gelas. Ny A
juga mengatakan jika banyak minum malas bolak balik ke kamar mandi.
Pola kebiasaan tidur
Ny A mengatakan tidak ada masalah pada pola tidur nya.
Pola eliminasi bab/bak

20

Ny A mengatakan bab 1x/sehari , tidak ada keluhan dengan proses bab. Kk. J
mengatakan ia sering kencing dalam sehari bisa 4-6 kali sehari bila banyak
minum, tidak ada keluhan dalam proses bak.
Pola aktivitas
Ny A mengatakan tidak mampu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga,
untuk melakukan kegiatan keterampilan Ny A tidak bisa lagi. Ny A
mengatakan mandi 3x/sehari dengan menggunakan sabun mandi, untuk gosok
gigi tidak menggosok gigi karna gigi nya ompong.
b. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari
Pengkajian fungsional berdasarkan barthel indeks ; Mahoney & barthel, 1965
NO

AKTIVITAS

MANDIRI
(Nilai )

Makan

10

Minum
Berpindah dari kursi roda ketempat

10

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

tidur,sebaliknya.
Personal toilet(cuci muka,menyisir

DENGAN
BANTUAN
(Nilai )

rambut,gogok gigi)

Keluar masuk toilet


Mandi

15

Jalan dipermukaan datar


Naik turun tangga

0
5

Mengenakan pakaian

10

Control BAB

Control BAK

Olahraga

21

13

Rekreasi

Sumber : Burns,1999.Assesment Scales m old Age psychiatry.Martin Dunitz


Ltd.London,P.133
Penilaian
0-2

: Ketergantungan

21-61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung


62-90 : Ketergantungan berat
91-99 : Ketergantungan ringan
100

: Mandiri
Hasil : Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari berada pada
tingkat ketergantungan ringan dengan score 95

A. Pengkajian lingkungan
Pemukiman
Luas bangunan 20 x15m berbentuk rumah dengan 10 buah kamar, 1 ruang TV,
4 kamar mandi, teras depan dan teras samping. Bangunan sudah permanen ,
atap seng, dinding tembok dan lantai keramik. Lantai dalam wisma dalam
keadaan bersih, ventilasi dan jendela ada ditiap kamar dan ruangan,
pencahayaan baik.
Sanitasi
Penyediaan air bersih menggunakan sumur yang di alirkan melalui pipa, kalau
untuk air minum kakek mengambil air yang disediakan dari dapur umum atau
dari air galon yang ada di ruangan. Untuk toileting menggunakan jamban leher
angsa secara bersama dimana jarak septic tank > 10 meter. Untuk pembuangan
sampah, sampah ditimbun dan dibakar di belakan wisma oleh petugas panti atau
nenek yang membersihkan lingkungan sekitar rumah.

22

Fasilitas
Ny A mengatakan di panti biasanya ada kegiatan lansia kadang Ny A ikutan
kegiatan senam lansia tersebut. Untuk taman di wisma cempaka tidak ada,
hanya ada halaman samping yang ditanami pepohonan. Ny A mengatakan jika
ada acara pertemuan atau TAK biasanya ruangan yang dipakai adalah ruang
aula untuk sarana hiburan yang dimanfaatkan adalah TV, sarana ibadah di panti
ada yaitu mushola
Keamanan dan transportasi
Ny A mengatakan jalan mau ke panti rata, banyak turunan dan licin karena jenis
lantainya keramik, tidak ada alat transportasi yang kakek miliki, tidak ada juga
sarana komunikasi yang bisa digunakan. Cara penyebaran informasi hanya
secara langsung dari mulut ke mulut.
B. Pengkajian spritual/ kultural
1. Pelaksanaan ibadah
Ny A mengatakan beragama islam,Ny A mengatakan ia sholat 5 waktu
setiap hari.
2. Keyakinan tentang kesehatan
Ny A mengatakan ia sakit karena sudah tua dan juga karena kehendak
Allah, klien juga sering melaksanakan sholat 5 waktu.

3.2 Analisa Data


No
1 DS :

Data

Etiologi
proses inflamasi; dengan

23

Masalah
Nyeri (Kronis)

i. Klien

mengatakan

nyeri

pada distensi jaringan :

kakinya.

penurunan fungsi tulang;

ii. Klien mengatakan bahwa kakinya destruksi sendi.


bengkak dan merah
iii. Klien mengatakan nyerinya datang
secara tiba-tiba.
DO :
iv. Klien tampak gelisah
v. Klien

tampak

meringis

ketika

dilakukan pemeriksaan Palpasi pada


kaki
vi. Kaki klien nampak bengkak dan
merah
vii. Skala Nyeri (6-7)
viii. TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x / menit
RR : 22 x / menit
S : 36,8oC
TB : 160 cm
BB : 50 kg
2 DS :

deformitas skeletal;

ix. Klien mengatakan kalau banyak nyeri, ketidaknyamanan;


beraktivitas kakinya terasa nyeri.

intoleransi aktivitas;

x. Klien mengatakan kakinya sulit untuk penurunan kekuatan otot.


digerakkan
xi. Klien mengatakan kakinya terasa
kaku

24

Gangguan
mobilitas fisik

DO :
xii. Klien tampak sering tidak bergerak
xiii. Klien tampak diam
xiv. Klien tampak banyak istirahat
xv. TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x / menit
RR : 22 x / menit
S : 36,8oC
TB : 160 cm
BB : 50 kg
Klien nampak dibantu oleh perawat
panti ketika ingin BAB dan BAK
3 DS :
- Klien mengatakan badannya
lemas
- Klien mengatakan tidur
malamnya terganggu
- Klien mengatakan tidak dapat
beraktivitas dengan tenang/sulit
beraktivitas
- Klien mengatakan ia susah

Peningkatan aktivitas
penyakit, rasa nyeri, tidur/
istirahat yang tidak
memadai, dekonsioning,
nutrisi yang tidak
memadai dan
depresi/stress emosional

beristirahat
DO :
- Klien tampak sering diam
- Klien tampak lesu
- Klien terlihat tidak bersemangat
- Klien terlihat pucat
- Klien terlihat sulit berjalan
xvi. TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x / menit

25

Keletihan

RR : 22 x / menit
S : 36,8oC
TB : 160 cm
BB : 50 kg
3.3 Prioritas Masalah
1. Nyeri (kronis) berhubungan dengan proses inflamasi; dengan distensi jaringan:
penurunan fungsi tulang; destruksi sendi.
2. Gangguan

mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal; nyeri,

ketidaknyamanan; intoleransi aktivitas; penurunan kekuatan otot.


3. Keletihan yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa
nyeri, tidur/ istirahat yang tidak memadai, dekonsioning, nutrisi yang tidak
memadai dan depresi/stress emosional.

26

3.2. Rencana Asuhan Keperawatan Arthritis Rheumatoid


No
1

Diagnosa

Tujuan
Keperawatan
Nyeri (kronis) Setelah dilakukan
berhubungan

intervensi selama 3 x

dengan proses 24 jam diharapkan


inflamasi;

nyeri kronis pada

dengan

pasien dapat hilang/

distensi
jaringan

berkurang
:

penurunan
fungsi tulang;
destruksi
sendi.

Kriteria Hasil
- Klien mengatakan
bahwa nyeri
berkurang/ hilang
(skala 0-3)
- Klien tampak rileks
dapat tidur atau
istirahat dengan tenang
- TTV DBN
TD : 110-140/70-90
mmHg
ND : 80-100 x/i
RR : 16-24 x/i
S : 36,5o-37oC

Tindakan/Intervensi

Rasional

Mandiri
- Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas - Membantu
(skala 0-10).

kebutuhan

dalam
manajemen

menentukan
nyeri

dan

keefektifan program.
- Anjurkan

pasien mengambil posisi - Pada penyakit berat/eksaserbasi tirah

yang nyaman pada waktu tidur atau

baring mungkin diperlukan (sampai

duduk di kursi.

perbaikan objek dan subjektif didapat)


untuk membatasi nyeri/cidera sendi.

- Anjurkan /pantau penggunaan bantal

- Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit


dan mempertahankan posisi netral.
Catat

penggunaan

brace

dapat

menurunkan nyeri dan mungkin dapat


mengurangi kerusakan pada sendi.
Meskipun demikian, ketidakaktifkan
lama dapat mengakibatkan hilangnya
mobilitas/fungsi sendi.
- Anjurkan
posisi.

untuk sering mengubah - Mencegah terjadinya kelelahan umum


dan kekakuan sendi. Menstabilkan
sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit
pada sendi.

27

- Anjurkan pasien untuk mandi air hangat - Panas meningkatkan relaksasi otot dan
pada waktu bangun dan/atau pada

mobilitas, menurunkan rasa sakit dan

waktu tidur.

melepaskan kekakuan pada pagi hari.


Sensitivitas

pada

ponasi

dapat

dihilangkan dan luka dermal dapat


disembuhkan.
- Berikan masage yang lembut

- Meningkatkan

relaksasi/

mengurangi

tegangan otot.
- Ajarkan dan anjurkan penggunaan - Meningkatkan relaksasi, memberikan
teknik manajemen stress

rasa kontrol dan mungkin meningkatkan


kemampuan koping.

- Libatkan dalam aktivitas hiburan yang - Memfokuskan


sesuai untuk situasi individu.

kembali

memberikan

stimulasi

perhatian,
dan

meningkatkan rasa percaya diri dan


perasaan sehat.
Kolaborasi :
- Berikan obat-obatan sesuai petunjuk
-

Asetilsalisilat (aspirin)

- ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan


efek

analgesik

mengurangi

ringan

dalam

kekakuan

dan

meningkatkan mobilitas.
- NSAID lainnya
28

- Dapat digunakan bila pasien tidak


memberikan respon pada aspirin atau
- Antasida

untuk meningkatkan efek dari aspirin.


- Diberikan dengan agen NSAID untuk
meminimalkan iritasi/ketidak nyamanan

- Produk kodein

lambung
- Meskipun narkotik umumnya adalah
kontraindikasi, karena sifat kronis dan
kondisi, penggunaan jangka pendek
mungkin diperlukan selama periode
eksaserbasi akut untuk mengontrol nyeri
parah.

Gangguan

Setelah dilakukan

- Klien

dapat Mandiri :

mobilitas fisik intervensi selama 3

melekukan

berhubungan

x 24 jam diharapkan

sendiri tanpa bantuan

dengan

kerusakan mobilitas - Kekuatan otot 4-5

deformitas

dapat teratasi

skeletal; nyeri,
ketidaknyama

aktifitas - Lanjutkan

pemantauan

inflamasi/rasa sakit pada sendi.

tingkat - Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari


perkembangan/resolusi

dari

proses

inflamasi.

- ROM/rentang gerak : - Pertahankan istirahat tirah baring/duduk - Istirahat sistemik dianjurkan selama
baik

jika diperlukan

- TTV DBN

nan;

TD : 110-140/70-90

intoleransi

mmHg

eksaserbasi akut dan seluruh fase


penyakit yang penting untuk mencegah
kelelahan, mempertahankan kekuatan

29

aktivitas;

N : 80-100 x/menit

- Bantu

dengan

gerak

aktif/

pasif, - Mempertahankan/ meningkatkan fungsi

penurunan

RR : 16-24 x/menit

demikian juga latihan resistif dan

sendi, kekuatan otot dan stamina umum.

kekuatan otot.

S : 36,5-37oC

isometric jika memungkinkan

Catatan : latihan tidak adekuat,


menimbulkan kekakuan sendi, karena
aktivitas yang berlebihan dapat
merusak sendi

- Anjurkan

untuk

mengubah

posisi - Menghilangkan tekanan pada jaringan

dengan sering dengan jumlah personal

dan

meningkatkan

cukup

mempermudah

sirkulasi

perawatan

diri

dan

kemandirian pasien. Teknik pemindahan


yang tepat dapat mencegah robekan
obrasi kulit.
- Meningkatkan
- Anjurkan untuk menggunakan bantal
pada posisi yang diperlukan.

(mengurangi

stabilitas
risiko

jaringan

cidera)

dan

mempertahankan posisi sendi yang


diperlukan

dan

kesejajaran

tubuh,

mengurangi kontraktor.
- Anjurkan
mempertahankan

pasien

untuk - Memaksimalkan

postur tegak dan

fungsi

sendi

mempertahankan mobilitas.

duduk tinggi, berdiri dan berjalan.


- Ciptakan lingkungan yang aman dan - Menghindari cidera akibat kecelakaan/
nyaman
30

jatuh

Kolaborasi
- Berguna

- Konsul dengan ahli terapi fisik.

program

dalam

memformulasikan

latihan/aktivitas

yang

berdasarkan pada kebutuhan individual


dan dalam mengidentifiasi alat/bantuan
mobilitas.
- Berikan matras busa/pengubah tekanan

- Menurunkan tekanan pada jaringan


yang mudah pecah untuk mengurangi
resiko imobilitas/terjadi dekubitus.

- Berikan obat-obatan sesuai indikasi :

- Diberikan untuk Mengurangi rasa nyeri

anti reumatik, analgesik


- Mungkin dibutuhkan untuk menekan
- Steroid

3 Keletihan yang Setelah dilakukan

Klien tampak 1. Berikan penjelasan tentang keletihan 1. Pemahaman pasien tentang keletihan

berhubungan

intervensi selama 3

rileks dan semangat.

dengan

x 24 keperawatan

peningkatan

diharapkan

tidur

aktivitas

keletihan dapat

nyenyak.

penyakit, rasa

hilang/berkurang

inflamasi sistemik akut.

Klien

dapat
dengan

Klien

a. Hubungan antara aktivitas penyakit


dan keletihan
b. Menjelaskan
memberikan

dapat

tindakan

kenyamanan

sementara melaksanakannya.
31

untuk

akan mempengaruhi tindakannya.


a. Tingkat keletihan berhubungan
langsung dengan aktivitas penyakit.
b. Penurunan gangguan rasa nyaman
dapat mengurangi keletihan

nyeri, tidur/

dapat

istirahat yang

aktifitas sehari-hari.

tidak memadai,
dekonsioning,

melakukan

c. Menjelaskan pentingnya istirahat


artikuler, dan emosional.

keletihan yang didasarkan pada

yang

dapat

menyebabkan kelelahan.

kebutuhan serta respons pasien.


d. Kesadaran
tentang
berbagai
penyebab
untuk

2. Fasilitasi

emosional

pengembangan

jadwal

aktivitas/istirahat yang tepat.


3. Pantau kepatuhan terhadap program
terapinya.
Kolaborasi
Dorong nutrisi adekuat termasuk
sumber zat besi dari makanan dan
suplemen.

mengurangi

keletihan
memodifikasi

akan menghemat tenaga.


3. Pengendalian
yang
menyeluruh
terhadap

aktivitas

penyakit

Keperawatan

Implementasi

32

dapat

mengurangi tingkat keletihan.


Diet yang bergizi dapat membantu
Mengatasi kelitihan dan mempercepat

3.4 CATATAN PERKEMBANGAN


Diagnosa

keadaan

tersebut.
2. Istirahat dan aktivitas yang bergantian

penyembuhan.

No Hari/Tanggal

akan

memberikan landasan bagi tindakan

dan
depresi/stress

untuk

macam

istirahat

emosional

tidak memadai

berbagai

untuk mengurangi stress sistemik,

d. mengenal faktor-faktor fisik dan

nutrisi yang

c. Diperlukan

Evaluasi

Minggu
8-3-2013

Nyeri

(kronis) Jam 08.00Wib


Jam : 14.00 Wib
1. Mengkaji nyeri, mencatat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0- S : - Klien menyatakan bahwa nyeri di
berhubungan
10)
lututnya sudah agak berkurang
dengan
proses
Lokasi nyeri berada pada lutut kiri dan kanan klien.
(skala : 3)
inflamasi; distensi
Intensitas nyeri berada pada skala : 6 (sedang)
- Klien menyatakan bengkak dan
Nyeri pada kedua lutut datang berulang-ulang (hilang
jaringan
:
merah di kaki kirinya sudah
timbul)
penurunan fungsi
Nyeri bertambah berat ketika berjalan lama
berkurang
tulang; destruksi
Kaki kiri terlihat bengkak dan merah.
- Klien menyatakan pahanya sudah
Nyeri pada lutut klien menyebar ke paha.
sendi.
tidak terasa sakit
2. Menganjurkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada
- Klien menyatakan nyeri pada
waktu istirahat/tidur.
kakinya masih datang berulang-ulang
3. Menempatkan/memantau
penggunaan
bantal.
Bantal
(hilang timbul)
ditempatkan di bawah kedua lutut.
- Klien menyatakan ia mulai merasa
4. Membantu pasien untuk bergerak di tempat tidur.
Menganjurkan pasien untuk selalu mengubah posisi
sedikit relaks.
Klien berbaring telungkup beberapa kali sehari.
O : - Klien masih tampak berhati-hati dan
5. Menganjurkan pasien untuk mandi air hangat pada waktu
perlahan-lahan ketika berjalan.
bangun. Menyediakan waslap hangat untuk mengompres
- Klien tampak sedikit relaks
- Klien masih memijat-mijat kakinya
sendi-sendi yang sakit.
- Bengkak dan merah di kaki kiri klien
Pasien mandi air hangat pada waktu bangun.
Pasien mengompres kedua lututnya yang sakit dengan
mulai berkurang
- Skala nyeri : 3
waslap hangat.
- TTV :
6. Memberikan masase yang lembut.
TD : 140/90 mmHg
7. Mendorong penggunaan teknik manajemen stress
RR : 22 x /menit
Klien menggunakan pengendalian napas yaitu teknik
N : 88 x /i
napas dalam ketika merasakan nyeri.
S : 36,8oC
8. Memantau TTV
- Rentang gerak masih terbatas
TD : 140/90 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
33

RR : 22 x / i
N : 88 x / i
S : 36,8oC
Kolaborasi :
9. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
Aspirin : 500 mg/kali tiap 3-4 jam
Ibuprofen : 3 x 400 mg/hari
Antasida : 3 x 400 mg.
Antibiotic : 3x500 mg/hari

(Klien tampak sedikit relaks, bengkak


dan merah di kaki kiri klien mulai
berkurang, skala nyeri : 5, klien
menyatakan
terasa sakit)
P : Intervensi

pahanya

sudah

dilanjutkan

tidak
dan

dipertahankan
- Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas
nyeri
- Biarkan pasien mengambil posisi
yang nyaman waktu tidur
- Tempatkan penggunaan bantal
- Anjurkan pasien mandi air hangat
dan mengompres lututnya dengan

waslap hangat
Berikan masase lembut
Anjurkan teknik napas dalam
Pantau TTV
Berikan obat-obat sesuai indikasi
Aspirin : 500 mg/kali tiap 3-4 jam
Ibuprofen : 3 x 400 mg/hari
Antasida : 3 x 400 mg.
Antibiotic : 3x500 mg/hari
Jam 08.30 Wib
Jam : 08.00 Wib (9 maret 2010)
1. Melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi rasa sakit pada S : - Klien masih tidak sanggup berjalan
-

Minggu
8-3-2009

Kerusakan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan

sendi.
Tanda inflamasi mulai berkurang.
Klien mengalami gangguan gerak/rentang gerak terbatas
34

jauh
- Klien mengatakan kaku di kakinya
telah berkurang dan sudah mudah

deformitas
skeletal; nyeri,
ketidaknyamanan;
intoleransi
aktivitas;
penurunan
kekuatan otot.

Kekuatan otot pada nilai : 3


2. Menganjurkan istirahat tirah baring/duduk. Menjadwalkan

digerakkan
- Klien mengatakan tubuhnya sedikit

aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus

lemah.
- Klien mengatakan ia mulai berlatih

menerus dan tidur malam yang tidak terganggu.


Klien melakukan istirahat tirah baring.
3. Membantu klien melakukan rentang gerak aktif/pasif
Klien melakukan latihan dengan rentang gerak aktif.
4. Menganjurkan untuk mengubah posisi dengan sering, dengan
jumlah personal yang cukup
5. Menganjurkan pasien untuk mempertahankan postur tegak,
duduk tinggi, berdiri dan berjalan
Klien tanpak berdiri dengan menggunakan tongkat.
Klien duduk dengan meletakkan kakinya rata pada lantai
Klien berjalan dengan perlahan dan berhati-hati
6. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
Memposisikan tempat tidur rendah
Menggunakan penyangga tempat tidur.
7. Pantau TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x /i
RR : 22 x /i
S : 36,8oC
Kolaborasi :
8. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
- Myochrysine
- Prednison : 7,5 mg/hari

berjalan dengan alat bantu tongkat.


- Klien mengatakan tidur malamnya
masih terganggu akibat nyeri.
- Klien mengatakan ia belum sanggup
berdiri lama.
O : - Klien tampak cukup bersemangat
untuk

mempertahankan

mobilitasnya.
- Kekuatan otot pada nilai : 3
- Bengkak dan merah pada lutut klien
mulai berkurang.
- Klien tampak latihan berjalan dan
berdiri

tanpa

keluarganya.
- Rentang gerak

bantuan

anggota

mulai

terlihat

membaik
- TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88x/i
RR : 22 x /i
S: 36,8oC
A : Masalah teratasi sebagian
(Klien mengatakan kaku di kakinya
telah

35

berlatih

berkurang

dan

mudah

digerakkan, klien cukup bersemangat


untuk melakukan mobilisasi, rentang
gerak mulai terlihat membaik)
P : Intervensi
dilanjutkan

dan

dipertahankan.
- Evaluasi dan lanjutkan pemantauan
tingkat inflamasi rasa sakit pada
sendi.
- Mempertahankan

istirahat

tirah

baring/duduk.
- Membantu klien melakukan rentang
gerak aktif
- menganjurkan
mengubah

posisi

sering.
- Menganjurkan
mempertahankan

pasien
klien
pasien
postur

untuk
dengan
untuk
tegak,

duduk tinggi, berdiri dan berjalan


- Menciptakan lingkungan yang aman

Minggu
8-3-2009

Keletihan yang
berhubungan
dengan

Jam : 08.00 Wib


1. Berikan penjelasan tentang keletihan
a. Hubungan antara aktivitas penyakit dan keletihan
- Rasa nyeri akan menambah keluhan mudah lelah karena
36

dan nyaman.
- Berikan obat sesuai indikasi
Myochrysine
Prednison : 7,5 mg/hari
Jam : 10.00 Wib, 9 maret 2010
S : - Klien mengatakan masih

lemah

untuk melakukan aktivitas seperti

peningkatan
aktivitas penyakit,
rasa nyeri, tidur/
istirahat yang tidak
memadai,
dekonsioning,
nutrisi yang tidak
memadai dan
depresi/stress
emosional

memerlukan energi dan emosional ekstra untuk mengatasi


nyeri tersebut.
b. Mengembangkan dan mempertahankan tindakan rutin untuk

berdiri atau berjalan


- Klien menyatakan tidur malamnya
masih terganggu

tidur
O : - Klien Masih Terlihat Lemah
- Klien mandi air hangat sebelum tidur
- Klien
tampak
enggan
- Klien melakukan teknik relaksasi
c. Menjelaskan pentingnya istirahat untuk mengurangi stress
melakukan aktifitas
9.
- Pantau TTV
sistemik, artikuler, dan emosional.
TD : 140/90 mmHg
- Klien istirahat tirah baring
N : 88 x /i
d. Menganjurkan teknik-teknik untuk menghemat tenaga
RR : 22 x /i
- Menggunakan tongkat ketika berjalan
S : 36,8o
e. Mengenalkan faktor-faktor fisik dan emosional yang dapat
A : Masalah belum teratasi
menyebabkan kelelahan.
P : Intervensi
dilanjutkan
- Nyeri pada kaki menyebabkan energi yang diperlukan saat
dipertahankan
berjalan akan bertambah besar, sehingga menyebabkan
lelah.
2. Memfasilitasi pengembangan jadwal aktivitas/istirahat yang
tepat
Klien melakukan mobilisasi berjalan, duduk, kemudian
istirahat tirah baring.
3. Memantau kepatuhan terhadap program terapinya.
Klien mematuhi program terapi dengan antusias untuk
sembuh dari penyakitnya
4. Kolaborasi dalam pemberian

makanan yang bergizi dan

suplemen termasuk zat besi


Klien mengkonsumsi tablet zat besi / suplemen makanan.
Klien makan dengan menu yang bergizi sesuai diet yang
dianjurkan.
37

untuk

dan

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Arthritis rheumatoid adalah penyakit yang mengenai otot skelet, tulang,
ligamentum, tendon dan persendian baik pada laki-laki maupun wanita dengan
segala usia. Hal ini bisa disebabkan oleh stress mekanis, perubahan pelumasan
dan immobilitas (Brunner dan Suddarth, 2001).
Arthritis rheumatoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. terlibatnya sendi pada pasien arthritis rheumatoid terjadi setelah penyakit
ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan progresifitasnya. Pasien juga dapat
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
Penyebab pasti arthritis rheumatoid tidak diketahui. Faktor genetik seperti
produk kompleks histokompatibility utama kelas II dan beberapa faktor
lingkungan telah lama diduga berperanan dalam timbulnya penyakit ini.
Asuhan keperawatan pada pasien arthritis rheumatoid ini meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
4.2. Saran
1. Klien arthritis rheumatoid sebaiknya diberikan penyuluhan dan pembelajaran
tentang penanganan dan pencegahan penyakitnya agar dapat melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri
2. Perawatan pada klien arthritis rheumatoid perlu dilakukan secara
berkesinambungan dan teratur.
3. Keluarga diharapkan dapat berperan serta dalam pengaturan aktivitasnya
klien agar dapat membatasi kegiatan sehari-hari sehingga kekambuhan
penyakit dapat dicegah.
4. Keluarga diharapkan dapat mengontrol nutrisi yang dikonsumsi klien dengan
arthritis rheumatoid yang dapat mencetuskan kekambuhan penyakit.

38

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi Ketiga. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Corwin J. Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Brunner and Suddarth (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Doenges, M.E (2005). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Mansjoer Arif (2004). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Parakrama dan Clive (2005). Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta : EGC
TIM FKUI (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.

39

Вам также может понравиться