Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN KASUS
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Bayi Ny.N
Jenis Kelamin
: Laki-laki
No RM
: 063576-2014
BBL
: 1450 gram
Tanggal Lahir
: 14 Agustus 2014
Alamat
: Bawen
Bangsal
: Seruni
IDENTITAS IBU
Nama Ibu
: Ny N
Umur
: 16 th
Pekerjaan
2. DATA DASAR
a.
Riwayat Ibu
d.
i.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum: Gerakan kurang aktif, tangisan lemah
B. Vital Sign
:
- Nadi :150x/menit reguler, isi dan tegangan cukup
- RR : 45x/menit, reguler
- Suhu : 37,3 C , Axiller
BBL : 1450 gr
PB
: 39 cm
LK
: 26 cm
LL : 8,5 cm
LD
: 28 cm
C. Kulit
D.
Kepala
F. Hidung
G. Telinga : Lentur, secret (-/-), septum deviasi (-) , terdapat tulang rawan
pada pinggir pinna, cepat rekoil.
H. Mulut
I. Leher
J. Thorak
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cor
Inspeksi
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi
K. Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
L. Ekstremitas
Superior
-/-/-/< 2 detik
Inferior
-/-/-/< 2 detik
Deformitas
Akral dingin
cyanosis
Capilary refil
Tonus otot lemah
Kedua lengan dan tungkai dalam posisi semi fleksi, Garis lipatan telapak
kaki jelas pada 2/3 anterior
Moro -/-
Rooting (+)
Menggenggam +/+
C. RESUME
By. NY. N, laki-laki, G1P0A0, UK 30 minggu, lahir spontan, Apgar Score:
5/6/7, usia 0 hari, BBL 1450 gr, PB 39 cm, LK 26 cm, LD 28 cm, LL 8,5 cm.
Keadaan umum gerakan kurang aktif, tangisan lemah, tanda vital: HR 150
x/menit,RR 45 x/menit, Suhu 37,3 C, kulit licin, tipis,lanugo banyak, Kepala:
Caput succedaneum (+), lanugo (+) di pipi,kening. Mata dan hidung dalam batas
normal, telinga lentur, terdapat tulang rawan pada pinggir pinna, mudah rekoil.
Thorak: aerola datar, diameter < 0,75 cm dan pinggir rata, pulmo dan cor dalam
batas normal. Abdomen: vena membayang, dalam batas normal. Genitalia anus
(+), testis belum turun, rugae scrotum sedikit. Ekstremitas: garis lipatan telapak
kaki jelas pada 2/3 anterior. Ballard score 15.
D. DIAGNOSA DIFFERENSIAL:
BBLSR (prematuritas murni), Neonatus Preterm, Asfiksia Sedang
E. PEMERIKSAAN LAB :
Hb
Eritrosit
: 4,12 juta
Ht
: 41,8 %
MCV
: 101,5 mikro m3
MCH
: 35 pg
MCHC
: 34,2 %
RDW-CV : 14,9 %
Trombosit : 222.000/mm3
: 14,3 g/dL
F. ASSESMENT :
BBLSR (prematuritas murni), Neonatus Preterm, Asfiksia Sedang
G. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi:
Rawat incubator
Pijat bayi
ASI
Pijat bayi
Jika ada keluarga yang sedang flu atau batuk agar menggunakan
masker, bayi jangan di cium
Jika terdapat tanda bahaya pada bayi atau bayi malas minum susu
segera bawa ke dokter
Farmakologi:
O2 1 tpm
NGT: 8x2,5 cc
Cefotaxim 2x75 mg
Gentamisin 2 x 8 mg
Aminofilin 3x6 mg
Monitoring
Monitoring keadaan umum,nutrisi, tanda vital, tanda hipoglikemik, hipotermi,
masalah pernapasan, infeksi neonatus, masalah nutrisi, komplikasi oftalmologi
tanggal
15
Termoregulasi
Preterm,
Pijat bayi
Riwayat
O2 1 lpm
Asfiksia
hari ke2:
Sedang
kemerahan
kebutuhan cairan 90
ml/kg/hari +10% = 140
Vital sign :
PB: 39,1 CM
N : 144 x/menit
LK: 26 CM
RR : 40 x/menit
LD: 28 CM
T : 37,1 (Axiller)
LL: 8,5 CM
BBLSR,
Ku : lemah, warna
ml
Intake (NGT)
8x2,5 cc
retraksi (-)
Aminofilin 3x6
mg
Tangisan lemah
Termoregulasi
Preterm,,
Pijat bayi
Riwayat
Kebutuhan cairan
Menyusu, muntah
(-)
Bak dan
mekonium (+)
Vital sign :
BB: 1250 GR
N : 160 x/menit
PB: 39,1 CM
RR : 50 x/menit
LK: 26 CM
T : 36,8 (Axiller)
LD: 28 CM
Thorak : vesikuler
Sedang
10%= 140 ml
Intake 8x3,5 cc
Infus D10%
140cc/24 jam
O2 1 lpm
Aminofilin 3x6
mg
LL: 8,5 CM
(+)
mg
Cefotaxim 2x75
Gentamisin 2x8
mg
tanggal
Ku : lemah, warna
kemerahan
Mesocephal, Mata
cekung (-), cuping
hidung (-)
Vital sign :
N : 160 x/menit
RR : 50 x/menit
T : 36,8 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (+)
Kelamin : testis
belum turun, mekonium
(+)
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
BBLSR,
Preterm,,
Riwayat
Asfiksia
Sedang
18/ 8 /14
Ku : lemah, warna
kemerahan
Mesocephal, Mata
cekung (-), cuping
hidung (+)
Vital sign :
N : 154 x/menit
RR : 36 x/menit
T : 38,6 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (+)
Kelamin : testis
belum turun, mekonium
(+)
Ekstremitas :
BBLSR,
Preterm,,
Riwayat
Asfiksia
Sedang
Neonatus
infeksi
Termoregulasi
Pijat bayi
hari ke 5 :
120 ml/kg/hari 165 ml
I ntake 8x12,5 cc
Infus D10%
165cc/24 jam
O2 1 lpm
Aminofilin 3x6
mg
Cfotaxim 2x75
mg
Gentamisin 2x8
mg
Tangisan lemah
Gerak tidak aktif,
demam
Menyusu kurang ,
muntah (-)
tanggal
Termoregulasi
Pijat bayi
Hari k 4 : 110
ml/kg/bb +10% =150
ml/hari
Intake 8x3,5 cc
Infus D10%
150cc/24 jam
O2 1 lpm
Aminofilin 3x6
mg
Cfotaxim 2x75
mg
Gentamisin 2x8
mg
19/ 8 /14
Tangisan kurang
kuat
Menyusu (+)
LD: 28 CM
LL: 8,5 CM
20/ 8 /14
Tangisan kurang
Gerak kurang
kuat
aktif
Menyusu (+)
tanggal
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 8x15
Infus D10%
170cc/24 jam
O2 1 lpm
Aminofilin 3x6
mg
Cfotaxim 2x75
mg
Gentamisin 2x6
mg
PO: Apialis syr
1x0,5 cc
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 12x12,5
cc
21/ 8 /14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT
22/ 8 /14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT
tanggal
Ku : lemah, warna
kemerahan
Vital sign :
N : 144 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 37,1 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (+)
Ekstremitas :akral
hanga t (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Preterm,
Riwayat
Asfiksia
Sedang
Post Neonatus
infeksi
Ku : lemah, warna
kemerahan
Vital sign :
N : 144 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 37,1 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (+)
Ekstremitas :akral
hangat (+),cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Preterm,
Riwayat
Asfiksia
Sedang
Post Neonatus
infeksi
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 12x15
cc NGT
Aminofilin 3x6
mg
PO: Apialis syr
1x0,5 cc
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 12x20
cc NGT
Aminofilin 3x6
mg
PO: Apialis syr
1x0,5 cc
10
23/ 8 /14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT
24/ 8 /14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT 155 cc sejak
kemarin
tanggal
Ku : lemah, warna
kemerahan
Vital sign :
N : 154 x/menit
RR : 52 x/menit
T : 37,1 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (+)
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Preterm,
Riwayat
Asfiksia
Sedang
Neonatus
preterm
Ku : lemah, warna
kemerahan
Vital sign :
N : 144 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 37,1 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (+)
Ekstremitas :akral
hangat (+),cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Termoregulasi
Preterm,,
Pijat bayi
Riwayat
Intake 12x20
Asfiksia
cc NGT
Sedang
Aminofilin 3x6
Post Neonatus mg
infeksi
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 12x20
cc NGT
Aminofilin 3x6
mg
11
25/ 8 /14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT 205 cc sejak
kemarin
26/ 8 /14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT
tanggal
Termoregulasi
Preterm,
Pijat bayi
kemerahan
Intake 12x20
Mata cekung (-), Riwayat
Asfiksia
cc
NGT
cuping hidung (-)
Sedang
Aminofilin 3x6
Vital sign :
Post Neonatus mg
N : 102x/menit
infeksi
Termoregulasi
Preterm,,
Pijat bayi
kemerahan
Riwayat
Intake 12x20
Mata cekung (-),
Asfiksia
cc
NGT
cuping hidung (-)
Sedang
Aminofilin 3x6
Vital sign :
Post
Neonatus
mg
N : 102x/menit
infeksi
12
27/ 8 /14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT 220 cc sejak
kemarin
28/ 8 /14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT 145 cc sejak
kemarin
tanggal
Ku : lemah, warna
BBLSR,
Preterm,,
kemerahan
Mata cekung (-), cuping Riwayat
Asfiksia
hidung (-)
Sedang
Vital sign :
Post Neonatus
N : 102x/menit
infeksi
RR : 44 x/menit
T : 36,7 (Axiller)
Thorak : vesikuler
(+/+), retraksi
suprasternal (-)
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
Ku : lemah, warna
kemerahan
Vital sign :
N : 102x/menit
RR : 44 x/menit
T : 37,3 (Axiller)
Thorak : vesikuler
(+/+), retraksi
suprasternal (-)
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Preterm,,
Riwayat
Asfiksia
Sedang
Post Neonatus
infeksi
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 12x20
cc NGT
Aminofilin 3x6
mg
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 12x15
cc NGT
Infus D10%
160cc/24 jam
Aminofilin 3x6
mg
PO: Apialis syr
1x0,5 cc
Konsul
fisioterapi
Cek lab darah
13
29/ 8 /14
Tangisan kuat
Trombost:
Gerak aktif
583
Menyusu (+)
Albumin
NGT 205 cc sejak
4,28
kemarin
Ku : lemah, warna
kemerahan
Vital sign :
N : 102x/menit
RR : 44 x/menit
T : 36,7 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (-)
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Termoregulasi
Preterm,,
Pijat bayi
Riwayat
Intake 12x20
Asfiksia
cc NGT
Sedang
Aminofilin 3x6
Post Neonatus mg
infeksi
Hasil konsul
fisioterapi:
Gentle massage
Stimulasi oral refleks
Konsul Sp.Mata
evaluasi ROP
30/ 8 /14
Bb mulai
naik
Ku : lemah, warna
kemerahan
Vital sign :
N : 102x/menit
RR : 44 x/menit
T : 37,1 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (-)
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
Perdarahan retina
Kemungkinan ROP
belum dapat
disingkirkan-evaluasi
funduskopi 2 minggu
BBLSR,
Termoregulasi
Preterm,,
Pijat bayi
Riwayat
Intake 12x20
Asfiksia
cc NGT
Sedang
Aminofilin 3x6
Post Neonatus mg
infeksi
Sulfaferosus 2x6
mg
Tangisan kuat
Gerak aktif
Menyusu (+)
NGT 205 cc sejak
kemarin
tanggal
14
31/ 8
/14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT 205 cc sejak
kemarin
PB: 40 CM
LK: 26 CM
LD: 28 CM
LL: 8,5 CM
1/ 9/14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT 205 cc sejak
kemarin
PB: 40 CM
LK: 26 CM
LD: 28 CM
LL: 8,5 CM
tanggal
Ku : lemah, warna
kemerahan
Mata cekung (-),
cuping hidung (-)
Vital sign :
N : 142x/menit
RR : 34 x/menit
T : 36,7 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (-)
Abd : turgor baik,
tali pusat (+) mengering
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Preterm,,
Riwayat
Asfiksia
Sedang
Post Neonatus
infeksi
Ku : lemah, warna
kemerahan
Mata cekung (-),
cuping hidung (-)
Vital sign :
N : 102x/menit
RR : 44 x/menit
T : 37 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal (-)
Abd : turgor baik,
tali pusat (+) mengering
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Preterm,,
Riwayat
Asfiksia
Sedang
Post Neonatus
infeksi
ODS
perdarahan
retina
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 12x20 cc
NGT
Aminofilin 3x6
mg
PO: Apialis syr
1x0,5 cc
Sulfaferosus 3x6
mg
Interlac 1x2 tetes
Termoregulasi
Pijat bayi
Intake 12x20 cc
NGT off
Aminofilin 3x6
mg
Sulfaferosus 3x6
mg
15
2/ 9/14
Tangisan kuat
Gerak kurang
aktif
Menyusu (+)
NGT 205 cc sejak
kemarin
PB: 40 CM
LK: 26 CM
LD: 28 CM
LL: 8,5 CM
Ku : lemah, warna
kemerahan
Mata cekung (-),
cuping hidung (-)
Vital sign :
N : 102x/menit
RR : 44 x/menit
T : 37 (Axiller)
Thorak :
vesikuler (+/+), retraksi
suprasternal(-)
Abd : turgor baik,
tali pusat (+) mengering
Ekstremitas :akral
hangat (+), cyanosis (-)
sklerem (-)
BBLSR,
Termoregulasi
Preterm,,
Pijat bayi
Riwayat
Intake 12x20 cc
Asfiksia
Aminofilin 3x6
Sedang
mg
Post Neonatus
Sulfaferosus 3x6
infeksi
mg
ODS
Usul pulang
perdarahan
retina
BAB II
16
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
II.1.1 Definisi
Bayi Berat Lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2499 gram). Berkaitan
dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan:1
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1.500 gram.
Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1.000 gram.
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan), mungkin juga cukup
bulan (dismatur).
Untuk mendapat keseragaman, pada kongres European Perinatal Medicine
ke 2 di London (1970) telah diusulkan definisi sebagai berikut :
II.1.2 Epidemiologi
Angka kejadian BBLR di RSCM pada tahun 1986 adalah 24%. Angka kematian
perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70% dan 73% dari seluruh kematian
yang disebabkan oleh BBLR.
mempunyai insidens rawat inap di rumah sakit lebih tinggi selama satu tahun pertama
hidupnya, yang disebabkan premturitas, infeksi, neurologis, dan gangguan psikoilogis. 7
II.1.3 Klasifikasi
17
II.1.3.1 Dismaturitas
II.1.3.1 Definisi
Dismaturitas adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya kurang
dibandingkan dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi bayi itu (kecil
masa kehamilan = KMK). Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah
setiap bayi yang berat lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari 10th
percentile untuk masa kehamilan pada Denver intrauterine growth curves atau di
bawah 2SD menurut kurva pertumbuhan intrauterine Usher dan Mc lean. Ada 2
bentuk menurut renfield (1975), yaitu : 7
1.
2.
perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya. 7
II.1.3.1.2. Etiologi
1.
Faktor ibu, seperti hipertensi dan penyakit ginjal kronik, diabetes melitus
berat,
toksemia,
hipoksia
ibu
(tinggal
di
daerah
pegunungan,
3.
Faktor janin, seperti ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan (TORCH, sifilis).
18
4.
Stadium pertama. Bayi tampak kurus dan lebih panjang, kulitnya longgar,
kering seperti perkamen tetapi belum terdapat noda mekonium.
2.
3.
Stadium ketiga. Tanda stadium kedua ditambah dengan kulit, kuku, dan
tali pusat yang berwarna kuning serta anoksia intrauterin yang lama.
II.1.3.2
Prematuritas murni
II.1.3.2.1 Definisi
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk
masa kehamilan (NKB-SMK). 9
Usher (1975) menggolongkan bayi tersebut dalam tiga kelompok :
1.
2.
3.
19
hiperbilirubinemia, daya isap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi ini
harus diawasi dengan seksama.
II.1.3.2.2 Etiologi
1.
Faktor ibu
Usia. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Jarak dua kehamilan terlalu dekat.
2.
4.
5.
Tidak diketahui.
posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya masih
kurang dan lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun.
7,9
Tangisnya lemah dan jarang, pernapasan belum teratur dan sering terdapat
serangan apnea. Bila hal ini sering terjadi dan tiap serangan lebih dari 20 detik
maka kemungkinan timbulnya kerusakan otak yang permanen lebih besar. Otot-otot
masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai dalam
abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi atau lurus dan kepala mengarah ke
satu sisi. 7,9
Refleks tonik-leher biasanya lemah dan refleks moro dapat positif. Refleks
mengisap dan menelan belum sempurna, demikian pula refleks batuk. Bayi yang
lapar akan menangis, gelisah dan mengerak-gerakkan tangannya. Bila dalam waktu
3 hari tanda-tanda lapar ini tidak terlihat, maka harus dicurigai adanya perdarahan
intraventrikuler atau infeksi. 7
Edema biasanya sudah terlihat segera setelah lahir dan makin bertambah jelas
dalam 2448 jam berikutnya. Kulit tampak mengkilat, licin, serta terdapat pitting
edema. Edema ini dapat berubah sesuai dengan perubahan posisi. Edema yang
hebat merupakan tanda bahaya bagi bayi tersebut. Edema ini seringkali
berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes mellitus dan toksemia
gravidarum. 7
Frekuensi nadi berkisar antara 100140 kali/menit. Frekuensi pernapasan
bervariasi, terutama pada hari-hari pertama. Pada hari pertama frekuensi
pernapasan 4050 kali/menit. Pada hari berikutnya 3545 kali/menit. Bila frekuensi
pernapasan terus meningkat atau selalu di atas 60 kali/menit, harus waspada akan
kemungkinan terjadinya sindrom gangguan pernapasan, seperti membran hialin,
pneumonia, gangguan metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. 9
II.1.3.2.4 Permasalahan
1.
Suhu tubuh tidak stabil. Karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang
disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibatnya kurangnya jaringan
lemak bawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan
dengan berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh
21
karena lemak coklat yang sedikit, serta pusat pengaturan suhu yang belum
sempurna fungsinya. 11
2.
3.
Gangguan pencernaan dan nutrisi. Terjadi distensi abdomen akibat dari motilitas
usus kurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung
bertambah, daya untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak, laktosa, vitamin
yang larut lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter
kardio-esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi
lambung ke esofagus dan mudah terjadi aspirasi.
4.
5.
Ginjal imatur. Baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urin yang
sedikit, urea clearance yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air
tubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudah terkadi edema dan asidosis
metabolik.
6.
7.
8.
22
3, 5
II.1.3.2.5 Penatalaksanaan
23
ibunya. Bayi dengan berat kurang dari 1.500 gr kurang mampu mengisap ASI atau
susu botol, terutama pada hari-hari pertama. Dalam hal ini bayi diberi minum
melalui sonde lambung. Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada ibunya. Bila
daya isap cukup baik maka pemberian ASI diteruskan. Pemberian melalui susu
botol adalah dengan frekuensi pemberian yang lebih sering dalam jumlah susu
yang sedikit. Frekuensi pemberian minum makin berkurang dengan bertambahnya
24
berat bayi. Jumlah cairan yang diberikan pertama kali adalah 15 ml/jam dan
jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan
yang diberikan adalah 80 mL/kgBB/hari dan setiap hari dinaikkan sampai 180
mL/kgBB/hari pada akhir minggu kedua. Bila tidak ada ASI dapat diberikan susu
buatan yang mengandung lemak yang mudah dicerna bayi (middle chain
triglyserides) dan mengandung 20 kal/30 mL air atau sekurang-kurangnya 110
kal/kgBB/hari.
3. Pencegahan infeksi.
Bayi prematur mudah sekali diserang infeksi, hal ini disebabkan karena daya
tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup membentuk
antibodi dan daya tahan fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.
II.1.4 Prognosis
Angka kematian bayi dianggap disebabkan oleh infeksi, kematian ini dapat
dicegah. Ada juga kenaikan insidens kegagalan untuk tumbuh, sindrom kematian
bayi mendadak, penyiksaan anak, dan tidak adequatnya ikatan antara ibu-bayi
prematur.
Pada umunya, semakin hebat tingkat prematuritasnya dan semakin
rendahnya berat badan lahir bayi, semakin besar pula kemungkinan timbulnya deficit
intelektual dan neurologis.
II.1.5 Pemulangan Pasien
Sebelum pemulangan, bayi premature harus dapat minum smua nutrisi melalui
putting atau botol. Pertumbuhan harus terjadi dengan penambahan yang stabil 10-30
g/hari. Suhu harus stabil dalam tempat tidur yang terbuka. Tidak terdapat apnea atau
bradikari dan pemberian obat parenteral harus sudah dihentikan. Bayi premature
dapat dipulangkan bila berat badan mendekati 1.800-2.000 gr. Vaksinasi standart
dengan dosis penuh harus dimulai sesudah bayi dipulangkan atau jika di rumah sakit,
dengan vaksin yang tidak mengandung virus hidup
BAB III
25
ANALISA KASUS
1. S: Pada pasien, berat lahir asien adalah 1450 termasuk dalam berat badan lahir sangat
rendah. Jika di lihat dari masa gestasi yaitu 30 minggu, maka pasien termasuk
prematuritas murni, di mana pada prematuritas murni masa gestasinya adalah kurang
dari 37 minggu atau 259 hari. Dan jika digolongkan berdasarkan Usher, termasuk
kelompok bayi yang sangat premature dengan masa gestasi 24 30 minggu. Apgar
skor bayi adalah5/6/7 merupakan asfiksia sedang.
2.
O: Keadaan umum gerakan kurang aktif, tangisan lemah, tanda vital: HR 150
x/menit,RR 45 x/menit, Suhu 37,3 C, kulit licin, tipis,lanugo banyak, Kepala: Caput
succedaneum (+), lanugo (+) di pipi,kening. Mata dan hidung dalam batas normal,
telinga lentur, terdapat tulang rawan pada pinggir pinna, mudah rekoil. Thorak:
aerola datar, diameter < 0,75 cm dan pinggir rata, pulmo dan cor dalam batas normal.
Abdomen: vena membayang, dalam batas normal. Genitalia anus (+), testis belum
turun, rugae scrotum sedikit. Ekstremitas: garis lipatan telapak kaki jelas pada 2/3
anterior. Berdasarkan pemeriksan fisik dan neurologis pada pasien maka didapatkan
Ballard score 15 yang sesuai dengan usia kehamilan. Hal tersebut sesuai dengan ciriciri bayi prematuritas murni yang semua organ nya belum matang perkembangannya
3.
4. P:
Non Farmakologi:
Jaga kehangatan : pertahankan suhu
karena
memilik
efek
merangsang
pusat
napas
dengan
Jaga kehangatan bayi dengan nest, metode kanguru, jika bayi buang air agar
popok segera diganti dan melakukan pijat bayi
Cara pemberian ASI jangan sampai bayi tersedak, diberikan ASI setiap 2 jam
sekali atau ketika bayi lapar, selesai di beri susu bayi di tepuk bagian
punggung sampai sendawa dan posisi bayi dimiringkan
Jika ada keluarga yang sedang flu atau batuk agar menggunakan masker, bayi
jangan di cium
Jika terdapat tanda bahaya pada bayi atau bayi malas minum susu segera
bawa ke dokter
27
NEST
METODE KANGURU
PIJAT BAYI
DAFTAR PUSTAKA
28
1. Hasan R, Alatas H. 1985. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke4. Jakarta : FKUI
2. Gomella, TL, Cunningham MD. 2009. Management of the Extremely Low Birth
Infant During the First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. New York :
Medical Publishing Division
3. Saifuddin, AB, Adrianz, G. 2000. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta :
yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
4. Behrman, RE, Kliegman RM. 2004. The Fetus and the Neonatal Infant, In :
Nelson Textbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders.
5. Manley , J. Owen, L, dkk. 2013. High Flow Nasal Cannulae in Very Preterm
Infants
After
Extubation.
Di
unduh
tanggal
Oktober
2014.
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1300071
6. The boost II United Kingdom. 2013. Oxygen Saturation and Outcomes in
Preterm
Infants.
Di
unduh
tanggal
Oktober
2014.
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1302298
7. Markum, A.H. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I Cetak Ulang. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta.
8. Saifuddin AB, dkk.2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Edisi Ke 1. Cetakan Ke 3. Penerbit : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
9. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Volume 3. Cetakan ke 7. Penerbit : Percetakan
Infomedika K : Jakarta
10. Wiknjosastro H. 2002.Ilmu Kebidanan. Edisi Ke 3. Cetakan Ke 6. Penerbit :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
11. http://www.tempointerkatif.com/medika/arsip/022001/hor-1.com.
Horison.
Hipotermia Pada Neonatus. Bangun Lubis. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUSU/RSUP H. Adam Malik, Medan.
29