Вы находитесь на странице: 1из 9

INFEKSI NOSOKOMIAL (INOS)

Dosen: Christantie Effendy, SKp

Tujuan pembelajaran:
Mahasiswa mengetahui dan memahami:
1. Pengertian Infeksi nosokomial
2. Berbagai faktor penyebab terjadinya infeksi nosokomial
3. Sumber -sumber infeksi nosokomial
4. Berbagai organ dan sistem tubuh yang dapat mengalami Infeksi
nosokomial
5. Jenis infeksi nosokomial yang banyak dijumpai di RS
6. Pencegahan infeksi nosokomial yang dapat dilakukan selama klien dirawat
di RS
7. Tindakan Invasif dan Non Invasif yang dilakukan di RS
8. Penanggulangan infeksi nosokomial
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan anugerah yang paling berharga bagi manusia. Klien yang
mengaiami penyakit tertentu pergi berobat ke RS dengan harapan penyakitnya
dapat disembuhkan. Perawat sebagai bagian integral dalam peiayanan kesehatan
memegang peranan yang sangat penting dalam upaya mewujudkan dan
nieningkatkan derajat kesehatan niasyarakat yang optimal.
Infeksi nosokomial sangat merugikan masyarakat pengguna fasilites peiayanan
kesehatan di RS. Kejadian Inos juga dapat digunakan sebagai indikator mutu
peiayanan kesehatan yang ada di RS. Angka Infeksi Nosokomial yang rendah
secara akurat merupakan bukti konkrit dari kualitas peiayanan kesehatan dan
keperawatan di RS.
WHO 1986, melaporkan infeksi nosokomial sebagai masalah global dan
menjangkau paling sedikit sekitar 9 % dari 1,4 juta pasien rawat inap di RS di
seluruh dunia, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat yang memiliki dana
yang besar untuk menanggulangi infeksi nosokomial mempunyai angka infeksi
nosokomial sekitar 5-10%.
Berbagai RS di Indonesia baik RS pemerintah maupun swasta betum dapat
dipastikan

angka

infeksi

nosokomialnya

karena

belum

adanya

sistem

pemanfauan / survailens yang memadai, sehingga banyak kasus kejadian infeksi


nosokomial belum terpanteu/belum dilaporkan pada masing-masing komite Tim
Pengendalian Infeksi nosokomial RS.
PENGERTIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi nosokomial yaitu:


Infeksi yang didapat penderita selama

perawatan di rumah sakit, dimana

sebelumnya penderita tidak menderita infeksi dan tidak dalam masa inkubasi
penyakit.


Infeksi dimana belum dialami pasien pada saat pasien diperiksa/datang ke


rumah sakit tetapi terjadi setelah 48-72jamdirawatinap. (Patricia C. Paren)

Hingga saat ini masih sering / banyak kejadian infeksi nosokomial di Indonesia
umumnya dan di RSUP Dr Sardjito khususnya , hal ini dapat dilihat dari tingginya
angka infeksi nosokomial yang ada. Tingginya infeksi nosokomial dapat
merupakan masalah yang utama bagi pasien dan tidak jarang memerlukan biaya
yang jauh lebih mahal dibanding dengan biaya perawatan penyakit penderita
sebelumnya.
Infeksi nosokomial dapat terjadi karena disebabkan berbagai faktor baik faktor
internal ( seperti: usia, penggunaan obat, penyakit penyerta, malnutrisi, kolonisasi
flora normal tubuh, personal hygiene yang rendah, perilaku personal dll) maupun
eksternal dari pasien (seperti: lingkungan yang buruk/kotor, instrument yang tidak
steril/disposble, tindakan invasif, kesehatan petugas, kelalaian petugas dll). Infeksi
nosokomial yang dialami penderita dapat berupa infeksi yang menular dan infeksi
yang tidak menular.
Infeksi nosokomial dapat terjadi pada berbagai sistem /organ tubuh seperti:


Sistem pernafasan

Sistem perkemihan

Sistem pencernaan

Pembuluh darah /aliran darah

Luka pembedahan

Dll

BERBAGAI MACAM INFEKSI NOSOKOMIAL YANG DAPAT DIALAMIKLIEN


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa infeksi nosokomial dapat mengenai
berbagai organ/sistem tubuh dan dipengaruhi oleh berbagai fektor penyebah,
maka sangat beralasan jika infeksi nosokomial dapat berupa berbagai macain
infeksi seperti:
 Infeksi saluran kemih ( UTI)
 Phlebitis
 Bronchopnemnonia
 Decubitus
 Dehiscensi luka operasi
 Influenza
 Selulitis
 Sepsis
 Dll
Berbagai hal yang dapat memperburuk kondisi Mien yang mengalami infeksi
nosokomial antara lain:
-

usia klien

penyakit penyerta

perilaku personal klien

penggunaan obat-obatan

malnutrisi

FAKTOR - FAKTOR PENYEBABINFEKSINOSOKOM1AL


Rumah Sakit selain bertujuan untuk menyembuhkan dan metawat pasien dengan
penyakit tertentu, tetapi juga dapat memberikan dampak yang merugikan bagi
pasien apabila pasien mengaJami infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial dapat diakmi oleh klien/pasien karena berbagai faktor baik
internal maupun eksternal. Berbagai kondisi di RS yang dapat mengakibatkan
klien mengalami infeksi nosokomial antara lain:


Banyaknya pasien yang dirawat di RS yang dapat menjadi sumber infeksi


bagi pasien lain.

Kontak langsung antara pasien dengan pasien yang menjadi sitmber


infeksi

Kontak langsung antara pasien dengan petugas kesehatan yang

terkontaminasi kuman


Kontak langsung pasien dengan alat/equipment yang kesehatan yang


telah terkontaminasi dengan kuman

Kondisi klien yang lemah dan daya tahan tubuh klien yang lendah

Prosedur tindakan medis/keperawatan yang tidak aseptik

Secara lebih spesifik, sumber-sumber infeksi nosokomial dapat dibedakan dalain


3 kegiatan / tindakan yaitu:
1. Tindakan Invasif dan tindakan operatif
Sumber infeksi pada tindakan invasif adalah:
Petugas kesehatan (medis/keperawatan)


Tidak memahami teknik yang baik utk mencegah penularan/penyebaran


kuman pathogen

Tidak

menyadari

tindakan

yg

dilakukan

berpotensi

untuk

mengkontaminasi kuman


Tidak memperhatikan personal hygiene

Menderita/menularkan penyakitnya pada klien

Tidak melaksanakan teknik aseptik dengan baik

Tidak mengusai PROTAP tindakan dengan baik

Bekerja ceroboh/kurang hati-hati

Tidak mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien

Melakukan cuci tangan dengan teknik yang tidak benar

Alat-alat kesehatan/equipment
 Alat -alat yg digunakan dalam keadaan kotor, tidak steril atau korosif
 Cara penyimpanan tidak baik
 Digunakan berulang kali tanpa didisinfeksi lagi
 Kadaluarsa
Kondisi Pasien
 Hygiene personal burak
 Status gizi buruk /malnutrisi
 Menderita penyakit kronis; penyakit infeksi; penyakit menukr
 Mengkonsumsi obat-obatan Imunosupresif (menekan sistem imun tabufe)

Lingkungan
 Ventilasi yang tidak adekuat
 Penerangan /sinar matahari yang kurang
 Ruangan yang lembab dan kotor
 Ada air tergenang
 Banyak serangga
2. Tindakan Non Invasif
Tindakan

non

invasif

merupakan

tindakan

medis/keperawatan

tanpa

memasukkan alat kesehatan kedalam tubuh klien. Conlohnya: tindakan


pemeriksaan EKG, USG, Tredmill, pengukuran tekanan darah, nadi, suhu tubuh,
refleks tonus dll.
Sumber infeksi pada tindakan non invasif antata lain:


Pasien dengan pasien lain

Pasien yang menderita penyakit memilar dapat tnenularkan penyakttnya pada


pasien lain


Pasien dengan petngas kesehatan

Petugas kesehatan yang menderita penyakit menular/infeksi dapat menularkan


penyakitnya pada pasien yg sedang dirawat.


Pasien dengan pengunjung

Pengunjung yang menderita penyakit infeksi/merailar dapat menularkan


penyakitnya pada pasien yang sedang dirawat di nimah sakit


Pasien dengan alat-alat kesehatan

Alat-lat kesehatan yang digunakan untuk merawat pasien dapat mengakibatkan


infeksi jika kondisi alat tidak steril /terkontaminasi kuman


Pasien dengan lingkungan

Lingkungan yang kurang baik (lembaM)erdebu dan kurang sirkulasi) dapat


mengakibatkan pasien mengalami kondisi yang lebih buruk dan meningkatkan
pertumbuhan kuman


Pasien dengan air

Air yang tercemar kuman patogen dapat mengakibatkan penyakit pada pasien


Pasien dengan makanan

Makanan yang tercemar kuman patogen/makanan yang tidak segar dapat


menyebabkan penyakit pada pasien.

TINDAKAN INVASIF

PENGERTIAN
Tindakan invasif adalah:


suatu tindakan memasukkan alat kesehatan kedalam tubuh pasien, sehingga


memungkinkan mikroorganisme ikut serta masuk kedalam tubuh dan
menyebar ke jaringan

suatu tindakan yang dapat/memungkinkan masuknya mikroorganisme


kedalam tubuh dan menyebarkannya ke jaringan, antara lain dengan membuat
tusukan, atau incisi pada kulit atau memasukkan /insersi instrument (benda
asing) kedalam tubuh.
(Nurses' Dictionary, Billiere's , 1990)

Berbagai tindakan invasif (operatif dan non operatif) yang seringkali

dilakukan

terhadap penderita yaitu:


1. pemasangan infus/IV line, CVC, Dower Catheter, kateterjantung
2. pemasangan endotracheal tube, nasogastrik tube, dll
3. punksi pleura, punksi lumbal
4. pemasangan alat kontasepsi
5. tindakan bronkoskopi, cystoscopy dll
6. pemasangan plate/screw, protese tulangdll.
7. pemasangan alat pacu jantung
8. tindakan hemodialisa
9. dan lain-lain.
Berbagai faktor yang mempengaruhi dan memungkinkan menyebabkan terjadi
infeksi nosokomial pada tindakan invasif antara lain:


prosedur tindakan yang tidak adekuat

lingkungan yang tidak mendukung

perilaku petugas

instrument /peralatan yang digunakan tidak memenuhi syarat

kondisi pasien

kondisi petugas dll

TANDA-TANDA INFEKSI NOSOKOMIAL


Berbagai tanda - tanda terjadinya infeksi nosokomial dapat diamati sesuai dengan
jenis infeksi dan daerah terjadinya infeksi serta penyebab terjadinya infeksi.
Hal yang paling membuktikan terjadinya infeksi adalah hasil biakan atau angka
kuman .dari berbagai bahan yang dapat diperiksa antara lain: sputum, pus,
jaringan , cairan drain, darah, urin dll
TINDAKAN

PENCEGAHAN

INFEKSI

NOSOKOMIAL

Pencegahan secara umum


Berbagai hal dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan infeksi nosokomial
antara lain dengan cara:
 mencuci tangan sebelum memulai setiap tindakan terhadap pasien
 gunakan masker jika perlu
 gunakan sarung tangan steril
 gunakan teknik aseptik/antiseptic
 ciptakan lingkungan yang adekuat untuk tindakan
 pertahankan kesterilan alat dll
Pencegahan infeksi nosokomial pada tindakan invasive
Dalam melakukan tindakan invasif , baik yang secara operatif maupun non operatif
mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya infeksi nosokomial, oleh karena itu
tindakan pencegahan terjadinya infeksi tersebut merupakan hal yang paling
penting dilakukan .
Tindakan pencegahan infeksi nosokomial pada tindakan invasif ini dapat berupa:


upaya pencegahan pada tahap persiapan tindakan

upaya pencegahan selama tindakan invasif dilakukan

upaya pencegahan selama masa perawatan (post tindakan)

Berbagai upaya pencegahan tersebut sangat terkait erat dengan prosedur


tindakan dan perilaku petugas kesehatan serta alat dan lingkungan yang ada.
Masing-masing tindakan invasif mempunyai prosedur teknis yang berbeda sesuai
dengan tujuan tindakan, sehingga upaya pencegahannyapun tidak sama. Namun
demikian setiap tindakan invasif memerlukan prinsip tindakan pencegahan yang
sama .

(lihat buku petunjuk penyusunan pedoman pengendalian infeksi nosokomial


Rumah sakit , direktorat jendral pelayanan medik, Depkes RI)
PENANGGULANGAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Identifikasi kejadian infeksi nosokomial sesegera mungkin sangat penting
dilakukan oleh tim kesehatan. Dan untuk mengatasi infeksi nosokomial yang
dialami klien selama masa perawatan di RS, diperlukan penanganan secara tepat.
Hal ini penting karena kejadian infeksi nosokomial yg dialami klien akan merugikan
klien dalam berbagai hal seperti :
 Length Of Stay (LOS) yang makin panjang
 Biaya perawatan yang meningkat
 Komplikasi penyakit lain
Berbagai penanggulangan Infeksi nosokomial yang dapat dilakukan
terhadap Mien adalah:
1. pemberian obat antibiotika
2. isolasikan klien (jika mengalami infeksi menular)
3. lakukan pemeriksaan feultur spesimen (darah;urin;sputuni;piis dtl) daa
lakukan pemantauan terhadap jenis dan pola kepekaan fcuman penyebab
infeksi nosokomial
4. membatasi penggunaan antibiotika tertentu yang dapat dicadangkan utk
menghadapi resistensi obat yg pemah digunakan
5. mengawasi

secara

ketat

pemakaian

obat-obatan

imunosopresif,

kortikosteroid dan sitostatika


6. batasi pengunjung
7. tingkatkan status giad klien
8. ganti alat medis sesuai program ( cameter folley;IV line; NGT dll)
9. pisahkan alat tenun kotor pada kantong khusus (jika perlu)
10. gunakan alat kesehaten secara khusus seperti termometer, jika perlu

DAFTARPUSTAKA

Departemen

Kesehatan

RI.

(1993).

Petunjuk

Penyusunan

Pedoman

Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral


Pelayanan Medik, Depkes RI.
Gardner, P.E. (1990). Critical Care Nursing. New York: W.B. Saunders Company.
Harmony, B.H .(1987). Nosocomial Bloodstream and intravascular device-related
infection. In. Wenzl, R.P. Prevention and Control of Nosocomial Infection. P.
283-319.
Hudak, M.C.,Gallo, M.B., Benz, II (1990). Critical Care Nursing a holistic approach.
(5th. Ed). Philadelphia: IB. Lippincott Company.
King, M.W., Boggs, R.L. (1993). AACN Procedure Manual for Critical Care .
(3rd.Ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial RSUP DR Sardjito. (1993). Petunjuk
Teknis Pengendalian Infeksi Nosokomial di RSUP DR Sardjito Yogyakarta.
Parrillo, Joseph. E. (1991). Current Therapy in Critical Care Medicine . (2nd.Ed).
Philadelphia: B.C.Decker.

Вам также может понравиться